24
Pola dari model penelitian Pre-Post Test adalah sebagai berikut. Tabel 1. Model penelitian Pre-Post Test
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
E K
- Keterangan :
E : kelompok eksperimen
K : kelompok kontrol
X : pembelajaran biologi dengan menerapkan jurnal reflektif
- : pembelajaran biologi tanpa menerapkan jurnal reflektif
: pre test : post test
Arikunto 2006
E. Penjelasan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu, jurnal reflektif dan soal tes hasil belajar. Jurnal reflektif merupakan wadah yang memuat hasil
refleksi dalam bidang pembelajaran yang diperuntukan bagi peserta didik. Jurnal reflektif dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai jumlah skor
pernyataan reflektif siswa mengenai materi yang sudah dipahami, materi yang belum dipahami beserta kendala dan upaya mengatasinya, serta pengalaman siswa
selama mengikuti pembelajaran. Instrumen soal tes hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan soal tes pilihan ganda dengan jumlah 25 butir soal.
25
Tabel 2. Validitas dan reliabilitas instrumen
No. Data yang
dikumpulkan Sumber
data Instrumen
Teknik validasi dan reliabilitas
Hasil
1. Skor jurnal
reflektif selama proses
pembelajaran materi pengelolaan
lingkungan. Siswa
Jurnal reflektif Telah divalidasi
oleh dosen pembimbing
sebagai validator 5 aspek valid
2. Hasil belajar siswa
Siswa Soal tes hasil
belajar Validasi content
dan empiris melalui vailidatas
butir soal rumus Product
Moment, reliabilitas
rumus K-R.21, taraf kesukaran
dan daya beda. Valid: 25 soal valid; reliabel:
paket soal reliabel; daya pembeda: 21 soal jelek, 11
soal cukup, 18 soal baik; taraf kesukaran: 5 soal
sukar, 36 soal sedang dan 9 soal mudah.
Sumber: Data peneliti 2013
Soal-soal tes hasil belajar terlebih dahulu diukur untuk menentukan validitas, reliabilitas, dan pada sol-soal digunakan uji daya pembeda. Karakterisasi
instrumen ini dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen penelitian yang telah disusun memenuhi persyaratan sabagai instrumen yang baik. Soal yang dapat
digunakan sebagai alat ukur yaitu soal-soal yang valid, reliabel, dan mempunyai daya pembeda cukup, baik, atau baik sekali. Soal-soal yang tidak valid dan
mempunyai daya pembeda jelek tidak dapat digunakan Arikunto 2006. Analisis yang digunakan dalam karakterisasi instrumen ini adalah sebagai berikut.
1 Taraf kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks Rudyatmi 2009. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam
bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Makin besar indeks tingkat
kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Menurut Arikunto 2006 tingkat kesukaran soal untuk soal pilihan ganda
ditentukan dengan rumus 2. P =
JS B
........................................................... 2 Keterangan:
26
P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab itu dengan benar
JS = Cacah seluruh peserta tes. Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut.
0,00 P 0,30
Butir soal sukar 0,30 P
0,70 Butir soal sedang
0,70 P 1,00
Butir soal mudah Perhitungan mengenai taraf kesukaran dilakukan dengan bantuan Microsoft Exel
2007. Hasil perhitungan taraf kesukaran soal uji coba menunjukkan bahwa dari 50 soal diperoleh 9 soal dengan taraf kesukaran mudah, 36 soal dengan taraf
kesukaran sedang dan hanya 5 soal dengan taraf kesukaran sukar. Data selengkapnya mengenai perhitungan taraf kesukaran dapat dilihat pada Lampiran
13. 2 Daya pembeda soal
Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Interval daya
pembeda terletak antara -1,00 sampai dengan 1,00. Seluruh perangkat tes diurutkan menurut besarnya skor total yang diperoleh, mulai dari skor yang
tertinggi. Kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas kelompok dengan skor tinggi dan kelompok bawah kelompok dengan skor rendah. Pada
butir tertentu jika kelompok atas dapat menjawab semuanya dengan benar dan kelompok bawah menjawab salah semuanya maka butir soal tersebut mempunyai
daya beda paling besar 1,00. Sebaliknya jika kelompok atas semua menjawab salah dan kelompok bawah semua menjawab benar, maka soal tersebut tidak
mampu membedakan sama sekali sehingga daya pembedanya paling rendah - 1,00. Rumus daya beda Arikunto 2006 seperti pada rumus 3.
PB PA
JB BB
JA BA
D
..................................... 3
Keterangan : BA : Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal benar
BB : Banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab soal benar JA : Banyaknya peserta kelas atas
27
JB : Banyaknya peserta kelas bawah PA : Proporsi peserta kelas atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelas bawah yang menjawab benar Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut.
D ≤ 0.00 : Sangat Jelek
0.00 D ≤ 0.20 : Jelek
0.20 D ≤ 0.40
: Cukup 0.40
D ≤ 0.70 : Baik
0.70 D ≤ 1.00
: Sangat Baik Perhitungan mengenai daya pembeda soal uji coba dilakukan dengan bantuan
Microsoft Excel 2007. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda dari 50 soal uji coba diperoleh bahwa 21 soal termasuk dalam kriteria jelek, 11 soal termasuk
kriteria cukup, dan 18 soal termasuk dalam kriteria baik dengan tidak ada soal yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Data selengkapnya mengenai hasil
perhitungan daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 13. 3 Validitas butir soal
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument Arikunto 2006. Dalam menentukan validitas digunakan rumus
product moment seperti rumus 4.
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
............................. 4 Keterangan:
r
xy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Cacah subyek uji coba
X : Skor item Y : Skor total
Harga r
xy
yang diperoleh dari tiap-tiap item kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment dengan taraf signifikan 5 , jika harga r
hitung
≥ r
tabel
item soal dikatakan valid, dan jika sebaliknya maka soal dikatakan tidak valid Arikunto, 2006. Perhitungan mengenai validitas butir soal dilakukan dengan
bantuan Microsoft Exel 2007. Berdasarkan hasil perhitungan dari 50 soal uji coba yang telah diuji cobakan di kelas VIII.C diperoleh bahwa 25 soal yang terdiri dari
28
soal obyektif dinyatakan valid. Data selengkapnya mengenai hasil perhitungan validitas butir soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 13.
4 Reliabilitas tes Reliabel berarti dapat dipercaya. Sebuah tes dikatakan dapat dipercaya jika
memberikan hasil yang tetap jika diujikan berkali-kali. Dengan kata lain jika kepada peserta tes diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka
setiap peserta tes akan tetap berada dalam urutan yang sama dalam kelompoknya hasilnya tetap. Dalam penelitian ini, alat evaluasi untuk mengukur reliabilitas tes
bentuk soal pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus K – R. 21 seperti
rumus 5. ………………………. 5
Keterangan : r
11
: Reliabilitas soal M : Rata-rata skor awal
k : Cacah butir soal V
t
: Variasi skor total = kuadrat simpangan baku skor total. Arikunto 2006 Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut :
r
11
= 0.8000 – 1.000 = Reliabilitas sangat tinggi
0.6000 – 0.799 = Reliabilitas tinggi
0.4000 – 0.599 = Reliabilitas cukup
0.2000 – 0.399 = Reliabilitas rendah
0.2000 = Reliabilitas sangat jelek Rudyatmi dan Rusilowati 2009 Hasil perhitungan angka r
11
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf kepercayaan 95.Jika r
hitung
r
tabel
maka item soal tersebut reliabel dan jika jika sebaliknya yaitu r
hitung
r
tabel
maka item soal tersebut tidak reliabel. Perhitungan mengenai reliabilitas butir soal dilakukan dengan bantuan Microsoft Exel 2007.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus K-R.21, diperoleh r
hitung
= 0,815,
sedangkan untuk α = 5 diperoleh r
tabel
= 0,360 karena r
hitung
r
tabel
maka soal uji coba tersebut reliabel.
Vt
k M
k M
k k
r .
1 1
11
29
F. Data dan Metode Pengumpulan Data