2. Matriks SWOT
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Matriks ini menghasilkan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu startegi SO,
strategi WO, strategi ST, strategi WT. Ada 8 tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu :
1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan. 2. Menentukan faktor-faktor ancaman perusahaan.
3. Menentukan faktor-faktor kekuatan perusahaan. 4. Menentukan faktor-faktor kelemahan perusahaan.
5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi SO.
6. Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan WO.
7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi ST.
8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi WT.
Tabel 3 Matriks SWOT
STRENGTH-S
Menentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan
WEAKNESS-W
Menentukan 5 -10 faktor-faktor kelemahan
OPPORTUNITIES-0
Menentukan 5-10 faktor faktor peluang
STRATEGI S-O
Menciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI W-O
Menciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang
THREAT-T
Menentukan 5-10 faktor faktor ancaman
STRATEGI S-T
Menciptakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI W-T
Menciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuty 2000
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
Keadaan Biofisik Letak dan luas wilayah
Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH Kabuaran merupakan salah satu dari dua Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan di wilayah Kesatuan
Pemangkuan Hutan KPH Probolinggo Perum Perhutani Unit II Jawa Timur yang mengelola budidaya Kutu Lak. Secara administratif, BKPH Kabuaran termasuk
dalam wilayah Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Luas kawasan hutan BKPH Kabuaran secara keseluruhan adalah 1649
hektar, terbagi menjadi dua Resort Pemangkuan Hutan RPH : RPH Banyuanget dengan kawasan hutan seluas 926.4 hektar dan RPH Kabuaran dengan kawasan
hutan seluas 722.6 hektar. Perincian luas wilayah hutan di BKPH Kabuaran dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Luas dan kondisi kawasan hutan pada BKPH Kabuaran tahun 2005 No.
RPH Produktif
Hutan Lindung
LDTI T.K
Kurang Produktif
Jumlah 1.
Kabuaran 674.3
15.3 33.0
- -
722.6 2.
Banyuanget 756.0
23.9 5.5
- 141.0
926.4 3.
BKPH 1430.3
39.2 38.5
- 141.0
1.649.0 Sumber : RPKH KPH Probolinggo 2005
Batas-batas wilayah BKPH Kabuaran adalah sebagai berikut : Batas Utara
: Laut Madura Batas Selatan : Desa Selobanteng dan Desa Telempong
Batas Timur : BKPH Taman Barat Batas Barat
: RPH Matikan
Iklim
Tipe iklim di daerah Kabuaran menurut klasifikasi dari Schmid dan Ferguson mempunyai tipe iklim E agak kering dengan curah hujan rata-rata
tahunan bekisar antara 951.3 mm sampai 1233 mm. Curah hujan bulanan terendah terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi pada bulan Januari, dengan
jumlah hari hujan 32 sampai 83 hari per tahun. Kelembaban nisbi rata-rata per bulan antara 58 - 86 dan suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 26.1
C
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
– 30.7 C. Suhu udara maksimum 40.2
C terjadi pada bulan Desember dan minimum 18
C dan terjadi pada bulan Januari.
Topografi dan Jenis tanah
Jenis tanah di BKPH Kabuaran adalah laterit kuning yang terbentuk karena penambahan relatif unsur besi karena tercucinya senyawa-senyawa lain. Tanah
Laterit mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : -
Solum tanah dangkal, kurang dari satu meter. -
Susunan horison A, B, C dengan horison B Spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan tekstur paling halus lempung.
- Mengandung konkresi FeMn dan lapisan kwarsa yang menyebabkan adanya
air -
Tinggi tempat kurang dari 100 meter di atas permukaan laut -
Tanah terdiri atas batuan yang berlapis-lapis berwarna coklat muda Topografi sedikit landai, tidak rata bahkan bergunung-gunung, dengan
kelerengan 0 - 5. Disela-sela antara pegunungan yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh jurang. Ketinggian tempat 60 meter dari permukaan laut RPKH
KPH Probolinggo, 2001.
Keadaan Sosial Ekonomi
Budidaya lak di BKPH Kabuaran menyediakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar hutan, karena mempunyai
beberapa elemen kegiatan sesuai dengan spesifikasi dari kegiatan budidaya kutu lak, baik pada saat pengelolaan pohon inang maupun pengelolaan kutu lak itu
sendiri. Masyarakat sekitar hutan bekerja sebagai kerja borongan, petani, nelayan
maupun pencari kayu sisa cabang unduhan lak. Penghasilan masyarakat sekitar hutan, baik yang bekerja sebagai tenaga borongan maupun sebagai pencari
kayu sisa cabang unduhan mempunyai pendapatan yang cukup layak yaitu lebih besar dari pada ketentuan UMR Pemerintah rata-rata HOK nya yaitu sebesar
Rp 7 212.08 sedang UMR Pemerintah hanya sebesar Rp 6 700.00 data diambil pada tahun 2000 – 2005 di BKPH Kabuaran.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik Tanaman Inang Dan Budidaya Kutu Lak
Teknik kultur lak terdiri dari budidaya tanaman inang dan budidaya kutu lak.
Gambar 10 Tanaman kesambi di kawasan hutan BKPH Kabuaran Koleksi Pribadi 2005
Budidaya Tanaman Inang.
Persiapan tanaman inang atau tanaman yang menjadi media sebagai tempat pembudidayaan kutu lak L. lacca Kerr didahului dengan persiapan lahan untuk
tanaman inang. Areal dibagi kedalam petak-petak yang disesuaikan dengan rotasi pemungutan hasilnya. Tiap petak memiliki luas 25 hektar, petak ini dibagi lagi ke
dalam blok-blok dengan luas 1 hektar. Batas antara petak dan blok dibuat dengan jelas, agar memudahkan dalam pemanenan dan pemungutan hasil.
Dalam usaha menstabilkan produksi lak cabang setiap tahunnya, maka dilakukan pengaturan hasil. Untuk pengaturan hasil lak maka RPH dengan luasan
1000 hektar perlu dibagi menjadi 4 bagian yang terdiri dari umur pangkasan 0 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 18 bulan. Pengaturan produksi seperti ditunjukkan
pada Tabel 5. Tiap RPH dibagi menjadi empat bagian yang sama jumlah tanaman
inangnya. Pembagian bagian ini juga disesuaikan dengan musim, topografi dan kemiringan lahan intensitas penerimaan sinar matahari. Bulan tularan
berdasarkan topografi wilayah ditunjukkan pada Tabel 6.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Tabel 5 Skema pengaturan hasil produksi lak UMUR TUNAS
BAGIAN 0 Bulan
6 Bulan 12 Bulan
18 Bulan I = 250 Ha
II = 250 Ha III = 250 Ha
IV = 250 Ha : Keadaan Bulan 0 bulan Januari tahun I
: Bulan 0 = 6 bulan bulan Juli tahun I : Bulan 0 + 12 bulan bulan Januari tahun II
: Bulan 0 + 18 bulan bulan Juli tahun II Tabel 6 Bulan tularan berdasarkan topografi wilayah
No. Topografi
Bulan tularan 1. Punggungpuncak bukit
Desember, Januari, Februari 2. Miring Timur
Oktober, November, Desember 3. Miring Utara
November, Desember, Januari 4. Miring Barat
Maret, April 5. Miring Selatan
Mei, Juni, September 6. Datar bawah
Mei, Juni, Juli, Agustus Sumber : KPH Probolonggo, 2005
Dengan demikian tiap blok, tiap saat mempunyai kondisi yang cocok dengan kehidupan kutu Lak.
Tiap blok tularan ditetapkan untuk satu semester enam bulan sehingga setiap tahun, masing-masing RPH hanya menulari dua blok saja.
Tabel 7 Pembagian blok-blok tularan Blok Tularan Ha
RPH Luas baku
Ha A
B C
D Jumlah
Ha Keterangan
Kabuaran 840.9
103 84.4
93.5 94.2
375.1
PLTU : 366.1
HL 99.7 Banyuanget
851.8 186.8
188.9 166
173.4 715.1 HL 136.7
Taman Barat 843.1
133.5 275
126.5 277.2
812.2 HL 30.8 Taman Timur
909.1 198.7
196.8 188.7
189 773.2 HL 135.9
3 444.9 622
745.1 574.7
733.8 2 675.6
PLTU : 366.1
HL 403.2 Sumber : KPH Probolonggo, 2005
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Perputaran giliran tularan dan pemanenan dilakukan dengan cara : misalnya tularan blok A, setelah dipanen bibitnya ditularkan di blok B, bibit dari blok B
ditularkan ke blok C, demikian seterusnya sehingga saat blok A siap ditulari lagi maka umur ranting tepat 1.5 tahun. Pada umur ranting muda tersebut sangat
cocok untuk kehidupan kutu lak. Adanya pembagian blok ternyata di bidang perencanaan produksi sangat menguntungkan karena prasarana dan lain-lain lebih
mudah dihitung. Tanaman inang yang dapat digunakan sebagai inang kutu lak adalah
kesambi, kaliandra, A. arabica, A. villosa, ploso dan trembesi. Tanaman inang harus bisa bertahan dalam iklim kering, sehingga tetap dapat menunjang
kehidupan kutu lak. Tanaman kaliandra merupakan tanaman inang yang baik selain kesambi. Pada tanaman A. arabica, sekresi yang dihasilkan oleh kutu lak
cukup baik tetapi akan dihadapi kendala pada saat pengunduhan. Hal ini disebabkan karena duri yang terdapat pada batang A. arabica yang menyebabkan
kesulitan untuk dipanjat pada saat pengunduhan. Untuk A. vilosa, tanaman ini hanya baik pertumbuhannya pada musim penghujan, sehingga tanaman ini
nantinya hanya akan digunakan sebagai tanaman sela. Pada tanaman Ploso, sekresi yang dihasilkan oleh kutu lak banyak terdapat pada ranting daun, selain itu
hasil sekresi mengalami kerontokan sebelum masa unduh. Tanaman trambesi yang ditulari kutu lak menghasilkan sekresi yang tipis, sehingga tidak dapat
diunduh. Tanaman durian juga dapat dijadikan sebagai inang alternatif untuk kutu lak, namun sampai saat ini tanaman durian masih belum dibudidayakan sebagai
inang kutu lak. Hasil sekresi kutu lak yang dihasilkan pada tanaman durian berwarna hitam. Kutu lak yang dikembangkan di Indonesia adalah L. lacca yang
sangat cocok pada tanaman inang kesambi, ploso dan A. villosa Mulyana dan Intari, 1995.
Di KPH Probolinggo Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, kesambi merupakan tanaman inang yang digunakan untuk budidaya kutu lak. Ada dua
macam kesambi yang digunakan sebagai tanaman inang kutu lak yaitu kesambi krikil dan kesambi kebo. Perbedaan antara kesambi krikil dan kesambi kebo
dapat dilihat pada Tabel 8.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Tabel 8 Perbedaan antara kesambi krikil dan kesambi kebo
Kesambi Krikil Kesambi Kebo
1. Daunnya lebih kecil 2. Dapat hidup pada tanah kritis, tahan
panas dan tidak menggugurkan daun 3. Mempunyai kulit yang tipis dan
keras serta sedikit mengandung kadar air
4. Perkembangan kutu lak tidak begitu pesat
5. Cocok pada daerah yang sangat kritis, berbatu dengan kondisi tanah
yang miskin hara 1. Daunnya lebih besar daripada
kesambi krikil 2. Mempunyai kulit tebal, kadar air
banyak 3. Sangat cocok bagi perkembangan
kutu lak 4. Jika
terlalu panas
akan menggugurkan daun sehingga
mengakibatkan gagal panen 5. Memerlukan persyaratan hidup
yang lebih sulit dan komplek
Sumber : Pedoman pengusahann klas perusahaan lak, Perum Perhutani. 1997.
Gambar 11 Tanaman Ploso Koleksi Pribadi 2005
Gambar 12 Persemaian tanaman Kesambi di BKPH Kabuaran, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur : A. Biji kesambi yang akan dikecambahkan, B.
Bibit kesambi umur 6 bulan Koleksi Pribadi 2005
A B
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Menurut Heyne 1987 klasifikasi tanaman kesambi adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Angiosprema
Sub Divisi : Dicotyledoneae
Klas : Archilamydeae
Bangsa : Sapindaseae
Marga : Schleichera
Jenis : Schleichera oleosa Merr
Pola tanam merupakan suatu sistem penanaman dalam suatu areal yang diharapkan dapat memberikan produksi secara maksimal dengan memilih jenis-
jenis tanaman meskipun mempunyai fungsi yang berbeda tetapi mempunyai manfaat yang sama dalam menghasilkan kualitas lak cabang. Pola tanam yang
diterapkan oleh KPH Probolinggo Perum Perhutani Unit II Jawa Timur untuk Klas Perusahaan Rimba Tanaman KesambiBudidaya Kutu Lak dapat dilihat
pada Gambar 13.
Gambar 13 Pola tanam untuk klas perusahaan rimba Tanaman pokok berupa tanaman kesambi, baik kesambi krikil ataupun
kesambi kebo dengan jarak tanam 2 x 3 meter, tujuannya adalah agar tanaman inang pokok setelah dewasa 10 tahun dapat mencapai perkembangan
semaksimal mungkin dengan jumlah pohon ±400 pohon jarak tanam 6 x 4 meter
Tanaman Pagar Tanaman Sela
Tanaman Pokok
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
sehingga areal tanaman menjadi lebih potensial untuk produksi lak cabang maupun bagi para pesanggem pada sistem tumpangsari.
Untuk tanaman sela dipilih jenis A. vilosa. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan tanaman sela, antara lain :
• Tanaman sela yang dipilih dapat berfungsi sebagai pengendali erosi dan
meningkatkan kesuburan tanah. •
Dapat ditulari kutu lak sebagai usaha peningkatan produksi lak. A. vilosa
dipilih untuk dijadikan tanaman sela karena memenuhi ketentuan yang disebutkan diatas. Tanaman pagar digunakan pada pola tanam ini sebagai
upaya untuk menghindari pengembalaan dan kebakaran hutan serta dapat dipergunakan sebagai sekat bakar. Persyaratan tanaman pagar antara lain : tahan
api, mudah dan cepat bertunas, tidak menggugurkan daun, murah dan mudah dalam penanaman. Tanaman pagar ditanam pada batas blok atau petak. Jenis A.
arabica, A. tomentosa Klampis, dan A. cetechu dapat digunakan sebagai
tanaman pagar. Bagan Tanaman
Keterangan x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
ooooooooooooooooooooo ooooooooooooooooooooo
o o o o o o o o o o o o o
o o o o o o o o o o o o o
o o o x o o o o o o o o o
o o o o o o o o o o o o o
x o o o o o x x x : Tanaman pagar tiga baris
x secara untu walang
o o : Tanaman sela o o
o : Tanaman pokok x : Tanaman pengisi, ditanam
secara untu walang
Gambar 14 Bagan pola tanaman untuk klas perusahaan kesambi Pengaruh dari klas umur KU terutama jumlah percabangan dan ranting
yang merupakan tempat penularan kutu lak L. lacca Kerr dapat menentukan jumlah produksi lak yang dihasilkan. Kerapatan pohon dan penutupan tajuk pada
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
tiap klas umur berpengaruh suhu dan kelembaban yang sesuai untuk perkembangan kutu lak dan hal ini dapat mempengaruhi produksi lak cabang yang
dihasilkan Mulyana Intari 1995. Tanaman kesambi baru bisa ditulari kutu lak L. lacca Kerr pada umur 15
tahun atau pada klas umur KU III, pada umur ini tanaman sudah cukup tua dengan diameter yang sudah besar serta percabangan ranting sudah banyak. Kutu
lak L. lacca Kerr mengisap cairan tanaman yang berupa getah, getah yang baik yang dapat mendukung pertumbuhan kutu lak yaitu getah yang memiliki pH 5.8
sampai 6.2 dimana pada keadaan ini kandungan air pada getah cukup banyak sehingga kutu lak L. lacca Kerr mendapatkan makanan yang cukup.
Komposisi sebaran klas umur KU kesambi : berdasarkan RPKH Induk Jangka 2004 sampai 2008
§ KU II = 22.6 hektar 0.8
§ KU III = 34.2 hektar 1.1
§ KU IV = 18.8 hektar 0.6
§ KU V = 267.2 hektar 9.0
§ KU VI = 609.8 hektar 20.5
§ KU VII = 273.4 hektar 9.2
§ KU VIII = 65.3 hektar 2.2
§ HAKSB = 1 688.8 hektar 56.6 - batang tanaman luka atau cacat, sebagai
tempatrumah predator. Pemeliharaan tanaman inang juga perlu dilakukan. Pemeliharaan tanaman
kesambi sebagi tanaman inang terdiri dari kegiatan Suwarno 2004a : 1. Pendangiran
Pendangiran dilakukan 3 sampai 4 kali per tahun. Pendangiran diperlukan pada tahun pertama dan kedua agar tanah menjadi gembur dan
pertumbuhan tanaman pokok dapat lebih cepat.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
2. Pemupukan Pupuk yang digunakan berupa pupuk kimiawi, nabati dan pupuk
kandang. Pemupukan sistem tumpang sari dibawah tegakan tanaman pokok dilakukan pada saat pemangkasan sampai dengan tanaman inang siap ditulari.
3. Wiwilan Wiwilan adalah kegiatan pembersihan wiwil ranting-ranting kecil dan
tumbuhan liar yang merambat pada tanaman inang dengan tujuan agar ranting-ranting dan trubus liar yang tidak sesuai bagi persyaratan hidup kutu
lak menjadi hilang. Cabang-cabang yang mati, terkena penyakit dan mengandung parasit harus dipotong dan dibuang. Tunas yang kurang sehat,
kecil dan bergerombol harus diwiwil dengan cara memelihara dalam masing- masing tunas baru sekitar 3 sampai 5 tunas yang sehat saja. Seleksi terhadap
ranting yang baik untuk memperoleh pertumbuhan yang baik pula. 4. Pemangkasan
Untuk memberikan pertumbuhan yang baik pada tegakan kesambi S. oleosa
Merr maka dilakukan pembuangan cabang-cabang yang mati dan pengurangan ranting-ranting yang padat sehingga mendapat cahaya matahari
yang cukup Perum Perhutani Unit II Jawa Timur 2004. Pemangkasan bertujuan untuk memperbanyak cabang-cabang yang baik
dan segar serta membentuk tajuk yang lebih tebal dan lebat juga untuk menyediakan trubusan muda untuk tempat nympa-nympa kutu lak.
Tanaman sela : A. villosa
Pada umur 6 bulan dipangkas setinggi 0.5 meter, kecuali tanaman A. villosa
setiap 1 meter tidak di pangkas tetapi dipelihara agar dapat berfungsi sebagai tanaman inang. Setelah berumur 3 sampai 4 tahun, A. villosa yang
ditinggal dilakukan pemangkasan setinggi dada untuk ditulari kutu lak sebelum kesambi dapat ditulari. Pemangkasan A. villosa setinggi 0.5 meter
dilaksanakan secara periodik.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Tanaman pokok :
Kesambi a. Waktu pemangkasan
Untuk memperoleh bentuk pohon yang bercabang banyak dan rendah, pemangkasan pertama dilakukan setinggi dada pada umur 6 tahun.
Pemangkasan kedua dilakukan pada umur 9 tahun, dimana trubusan pangkasan pertama sudah cukup besar. Pemangkasan ketiga dilakukan pada
umur 11 tahun, setelah trubusan berumur paling lama 1.5 tahun maka dilakukan tularan.
b. Teknik Pemangkasan Cabang yang bergaris tengah 2 sampai 2.5 cm dipangkas, sedangkan
cabang yang bergaris tengah ¾ sampai 2 cm dipangkas dekat pangkal dahan. Bekas pangkasan tidak boleh pecah agar cabang dapat bertunas dengan baik,
apabila pecah harus dipangkas bagian bawahnya. Cabang yang mati dan sakit juga harus dibuang pada saat pemangkasan. Pemangkasan dilakukan pada
permulaan musim hujan dengan tujuan agar trubusan atau tunas dapat tumbuh lebih cepat. Dalam rangka peningkatan produksi, dapat dikembangkan sistem
pangkas setinggi dada pada tegakan kesambi dengan tinggi pohon 6 sampai 10 meter. Manfaat sistem pangkas setinggi dada adalah :
• Pada waktu penularan dan pengunduhan, pekerja tidak perlu memanjat
sehingga menghemat tenaga •
Mempersingkat dan mempermudah waktu penularan, pemungutan dan pengunduhan
• Percabangan bertambah banyak, akibatnya media penularan bertambah
dan berarti dapat meningkatkan hasil lak.
Gambar 15 Tanaman kesambi yang habis dipangkas dan sudah ditumbuhi oleh trubusan muda Koleksi Pribadi 2005
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
5. Babat tanaman bawah Babat tumbuhan bawah dan tumbuhan liar bertujuan agar lapanganareal
tularan mudah dilalui oleh pekerja, menghilangkan sarang-sarang parasit, dan menciptakan sirkulasi udara yang baik bagi pertumbuhanperkembangan kutu lak.
Budidaya Kutu Lak
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam budidaya kutu lak adalah persyaratan tumbuh kuta lak itu sendiri. Persyaratan tumbuh kutu lak Perum
Perhutani 1987 :
1. Iklim. Iklim optimum yang baik untuk perkembangan kutu lak adalah type D