Pengucapan lisan. Keyakinan dengan Hati.

61 Al Quran Hadis Kurikulum 2013 Nilai: a. Skor = 2 X 10 = 20 b. Skor maksimal 20 c. Nilai = skor a + skor b 40 X 100 = 100 SUPLEMEN MATERI UNTUK PARA GURU IMAN DAN IBADAH H¿QLVL,PDQ Iman yaitu apa yang ditetapkan dengn hati dan dibenarkan dengan perbuatan. Suatu golongan yang mengaku beriman tetapi tidak mengamalkannya maka mereka berarti berdusta dan Allah akan mengenyampingkan mereka. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib: õënóT÷Úóú÷nõ= ñŠóeóLóíõën ó—¬dUnõ= ñé÷ŽóSóí õo÷dób÷Unõ=ñpóRõ}÷_óY ôënóe÷xõ ÷üóÐ ³,PDQLWXGL\DNLQLGDODPKDWLGLXFDSNDQGDODPOLVDQGDQGLDPDONDQGHQJDQSHUEXDWDQ´ Jadi keimanan itu haruslah didasari pada ketiga hal yaitu: 1. Keyakinan dengan hati, 2. Pengucapan dengan lisan, 3. Pengamalan dengan anggota tubuh diantara para ulama ada yang menambahkan 2 hal yaitu, bahwa keimanan itu akan bertambah dengan melaksanakan ketaatan dan akan berkurang dengan melaksanakan kemaksiatan. Berikut penjelasan ringkas dari tiga hal di atas:

1. Pengucapan lisan.

Seseorang dikatakan tidak beriman terhadap sesuatu sampai dia mengucapkan dengan lisannya apa yang dia imani tersebut. Karenanya barangsiapa yang mengimani sesuatu dengan hatinya akan tetapi dia tidak mengucapkannya maka dia tidaklah dihukumi beriman kepadanya, selama dia sanggup untuk mengucapkannya dengan lisannya. OODKEHU¿UPDQ“Maka betul-betul demi Rabbmu, mereka tidak beriman sampai PHQMDGLNDQ HQJNDX ZDKDL 0XKDPPDG VHEDJDL SHPXWXV SHUNDUD SDGD VHPXD SHUVHOLVLKDQ\DQJWHUMDGLGLDQWDUDPHUHNDNHPXGLDQPHUHNDWLGDNPHQGDSDWLGLGDODP diri-diri mereka adanya perasaan berat untuk menerima keputusanmu dan mereka berserah dengan sepenuh penyerahan diri.” 46Q1LVDC 62 Buku Guru Kelas VII MTs Sikap Toleranku Mewujudkan Kedamaian Maka dalam ayat ini Allah meniadakan keimanan dari seseorang sampai mereka menerima dengan sepenuh hati keputusan Rasulullah lalu melaksanakan keputusan tersebut dengan lisan atau perbuatan mereka.

2. Keyakinan dengan Hati.

Tidak ada iman tanpa keyakinan hati. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama DNDQND¿UQ\DNDXPPXQD¿NLQ\DQJPHQJDNXEHULPDQGHQJDQOLVDQGDQDPDODQPHUHND akan tetapi mereka tidak meyakininya dengan hati. OODK EHU¿UPDQ WHQWDQJ NDXP PXQD¿NLQ³.DODX RUDQJRUDQJ PXQD¿N GDWDQJ kepadamu wahai Muhammad seraya berkata, “Kami bersaksi bahwa engkau adalah Rasul Allah.” Allah mengetahui bahwa engkau adalah Rasul-Nya dan Allah bersaksi EDKZDRUDQJRUDQJPXQD¿NLWXDGDODKSDUDSHQGXVWD´46O0XQD¿TXQ˺ Maka lihatlah bagaimana mereka mengucapkan kedua syahadat langsung di hadapan 5DVXOXOODKPHUHNDVKDODWGLEHODNDQJ5DVXOXOODKPHUHNDPHQ\HUDKNDQODQJVXQJ]DNDW mereka ke tangan Rasulullah dan seterusnya. Akan tetapi semua amalan besar lagi hebat tersebut tidak berarti di hadapan Allah, bahkan Allah menetapkan hukum-Nya kepada mereka, ³6HVXQJJXKQ\DRUDQJRUDQJPXQD¿NEHUDGDGLODSLVDQWHUEDZDKGDUL neraka.” +DOLWXNDUHQDOODKWHODKPHPERQJNDUNHEXVXNDQKDWLPHUHNDGHQJDQ¿UPDQ Nya, “Di antara manusia yang mengatakan, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal mereka bukanlah orang-orang yang beriman.” 46ODTDUDK

3. Pengamalan dengan Anggota Tubuh.