Deskripsi Umum Obyek Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Deskripsi Konseli Dalam penelitian ini, konselor menjadikan satu keluarga sekaligus menjadi Konseli dengan rincian sebagai berikut: 3 a. Identits Nenek Sebagai Konseli 1 Nama : Sri Rahayu bukan nama asli Tempat, tanggal lahir : Mojokerto, 02 Juni 1945 Alamat : Jl.Gunung Anyar RTRW 003006 Kel. Gunung Gedangan Kec. Magersari Kota Mojokerto Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SDSederajat b. Identitas Ayah Sebagai Konseli 2 Nama : Soni Kurniawan bukan nama asli Tempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 12 Januari 1971 Alamat : Jl. Gunung Anyar RTRW 003006 Kel. Gunung Gedangan Kec. Magersari Kota Mojokerto Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam 3 Dokumen Kartu Keluarga KK konseli digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pendidikan : SLTPSederajat c. Identitas Ibu Sebagai Konseli 3 Nama : Santi Rahmawati bukan nama asli Tempat, tanggal lahir : Mojokerto, 07 Juni1977 Alamat : Jl. Gunung Anyar RTRW 003006 Kel. Gunung Gedangan Kec. Magersari Kota Mojokerto Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SDSederajat d. Identitas Anak I Sebagai Konseli 4 Nama : Ani Ratna Sari bukan nama asli Tempat, tanggal lahir : Mojokerto, 05 Maret 1997 Alamat : Jl. Gunung Anyar RTRW 003006 Kel. Gunung Gedangan Kec. Magersari Kota Mojokerto Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SMASederajat e. Identitas Anak II Sebagai Konseli 5 Nama : Herianto bukan nama asli Tempat, tanggal lahir : Mojokerto, 09 Agustus 2006 Alamat : Jl. Gunung Anyar RTRW 003006 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kel. Gunung Gedangan Kec. Magersari Kota Mojokerto Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SDSederajat Kelima konseli diatas tinggal bersama dalam satu rumah yang tediri dari Nenek, Ayah, Ibu, dan 2 orang Anak. Anak yang pertama berusia 19 Tahun, dan anak yang kedua masih berusia 9 Tahun. Sedangkan Nenek yang tinggal bersama tersebut adalah Orang Tua dari pihak Ibu. f. Kondisi Kepribadian 4 1 Kondisi Kepribadian Nenek Nenek dilahirkan di Mojokerto, beliau adalah orang yang tidak suka berdiam diri dirumah menunggu dikasih uang oleh anak-anaknya. Oleh karena itu warga sekitar mengenal sosok nenek ini sebagai orang yang mandiri dan pekerja keras. Seringkali nenek ini membantu salah seorang tetangga yang memiliki sebuah warung gorengan, seperti mengupas kulit singkong yang akan di masak, ataupun menyiapkan keperluan lainnya. Dari situ si nenek dikasih upah oleh pemilik warung. Tak jarang pula nenek ini menjadi buruh tani 4 Wawancara dengan saudara ke-1 pada tanggal 03 Mei 2016 pukul 20:00 WIB. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ketika ada tetangga yang menawarkan pekerjaan itu kepadanya. Beliau terkenal baik dan rajin, namun si nenek ini juga terkenal suka mengeluh mengenai kehidupan keluarganya. Bahkan suka bercerita pada orang lain dengan raut wajah marah dan kecewa ketika ada permasalahan. Ketika mendengar atau melihat tetangga yang lagi ada masalah, nenek juga suka ikut campur dan ingin tahu permasalah yang terjadi pada orang lain. 2 Kondisi Kepribadian Ayah Sebenarnya ayah adalah orang yang sangat menyayangi anak-anaknya. Ayah tidak mudah percaya dengan ucapan orang, tapi ketika dia sudah tidak bisa menahan emosi maka kemarahannya akan meluap-luap. Ayah lebih suka diam jika ada masalah, karena yang difokuskan adalah memikirkan pekerjaannya saja, yakni yang berhubungan dengan uang. Berbeda dari si nenek tadi yang justru lebih suka mengumbar cerita tentang keluarganya pada orang lain. Akan tetapi sikap ayah pada anak begitu longgar dalam artian si ayah ini tidak menekan memberikan batasan mengenai kehidupan anak serta istrinya. Namun kelonggaran yang diberikan ayah ini terlalu berlebihan sehingga terlihat seperti tidak menghiraukan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Seperti yang pernah peneliti amati bahwa ketika anak- anaknya keluar bermain hingga larut malam, si ayah hanya diam saja tidak merasakan kekhawatiran atau memikirkan bahwa besok anaknya bersekolah dan harus belajar dirumah. Sikap ayah ini begitu acuh dengan keluarganya. Dia suka berkeluh kesah, namun bukan mengeluhkan masalah keluarganya, justru yang paling sering terlihat adalah mengeluh tentang kondisi keuangan. Hal tersebut seperti yang tertulis pada buku versi tafsir al-azhar berikut ini, Tuhan Berfirman: “Sungguh manusia diciptakan dalam keadaan keluh kesah” QS. Al-Ma’rij: 19. Keluh kesah tidak mempunyai ketenangan hati, selalu cemas, selalu ketakutan, dan selalu merasa kekurangan saja. 5 Menurut warga disekitar tempat tinggalnya, ayah adalah orang yang kurang bersyukur jika mendapatkan rizky. Walaupun memiliki uang banyak atau sedikit dia tetap saja merasa kurang. 3 Kondisi Kepribadian Ibu Kondisi Ibu suka marah-marah dan berkata kasar. Selalu cuekacuh pada orang lain. Ibu lebih suka memikirkan kepentingan dirinya sendiri seperti berbelanja pakaian, perhiasan, bahkan tidak mau terlihat tua. Sang Ibu sering 5 Program Studi BKI FDK UIN Sunan Ampel, Tafsir ayat-ayat Bimbingan Konseling Islam Versi Tafsir Al Azhhar, Surabaya: 2016, hlm 81. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pergi ke salon utuk mengikuti trend anak muda jaman sekarang yang meluruskan rambut rebondiing. Akan tetapi untuk keperluan makan atau kebutuhan keluarga, dia sangat enggan dan berat untuk mengeluarkan uang. Ibu kurang memperhatikan anak-anaknya. Pernah peneliti melihat pada saat tetangganya bertanya pada si Ibu, kenapa anaknya tidak disuruh mengaji dan dibiarkan bermain saja? Padahal teman-teman seusianya pergi mengaji ketika sore hari. Dengan nada datar serta acuh Ibu ini menjawab, “biarkan saja, anaknya yang tidak mau mengaji kok ya mau di apakan lagi”. Kondisi tersebut terlihat jelas bahwa Ibu Kurang memberikan perhatian yang intens kepada anak-anaknya. Ibu ini juga merupahan orang yang sangat mudah panikgelisah ketika keinginannya tidak terpenuhi, dan juga merupakan orang yang suka memperhatikan penampilan atau gaya hidup saudara-saudaranya yang lain. Dikalangan warga masyarakat tempat tinggalnya, Ibu ini terkenal sebagai pribadi yang pelit dan begitu rapat dengan uang, jarang bergaul dengan tetangga. 4 Kondisi Kepribadian Anak I Anak pertama ini mempunyai kepribadian seperti anak pada umumnya, ketika mendapatkan perhatian dari keluarga digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id serta kedua orang tuanya, maka akan sangat senang sekali. sebaliknya jika sedang mendapat kesedihan, anak ini akan menangis dan tidak akan keluar kamar. Dia lebih bersikap introvet tertutuppendiam, tidak mudah percaya kepada orang. Namun jika dirasa ada orang yang cocok untuk diajak bicara, maka anak ini akan bersikap terbuka. 5 Kondisi Kepribadian Anak II Anak kedua sangat acuh sekali dengan orang lain. Ketika diajak bicara dia hanya cuwek saja. Bahkan kadang tidak menjawab. Dengan orang yang lebih tua darinya, dia tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa halussopan. Saat peneliti melihat dia sedang bermain dengan teman sebayanya, dia juga berbicara dengan kasar. Anak ini lebih terlihat lemah dan diam ketika berada dirumah, karena dia takut jika Ibunya marah-marah. Namun hal yang baik dari anak ini adalah dia suka memberi. Ketika dia ke toko bersama temannya, dia tidak hanya membeli kue sendirian, akan tetapi teman yang bersamanya juga ia belikan kue dengan uangnya sendiri. Sebenarnya dia adalah anak yang baik, hanya saja dia kurang memahami bagaimana tata krama yang benar ketika harus berhadapan dengan orang yang lebih tua darinya. g. Kondisi Keagamaan Keluarga digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id keluarga ini adalah keluarga yang awam dengan keagamaan. Meskipun seluruh anggota keluarga adalah muslim namun yang tekun menjalankan sholat dalam keluarga tersebut hanya nenek dan cucunya yakni si anak pertama. Meskipun anak pertama juga sesekali menjalankan sholat nya. Ayah dan Ibunya tidak pernah menjalankan sholat sama sekali, hal itulah yang menjadikan anak kedua yang paling kecil sendiri juga tidak pernah sholat, karena orang tuanya tidak meberikan contoh kepada anak-anaknya. Ketika peneliti bertanya kepada salah satu saudaranya tentang keagamaan keluarga tersebut, saudaranya mengatakan bahwa keluarga itu memang jarang sholat, mereka sholat hanya ketika hari raya saja. Yang rajin sholat selama ini hanya si nenek. h. Kondisi Ekonomi Keluarga Kondisi ekonomi dalam keluarga ini bisa dibilang pas- pasan. Hal tersebut dapat terlihat karena si nenek berusaha mencari uang sendiri dengan membantu tentangga yang mempunyai sebuah warung , dan kadangkala juga menjadi buruh tani. Hal tersebut nenek lalukan karena penghasilan si ayah hanya cukup untuk mencukupi anak istrinya, selain itu si ibu juga ikut mencari tambahan penghasilan dengan bekerja di sebuah pabrik karena penghasilan suaminya dirasa yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id masih kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari- hari. Kondisi tersebut tampak bahwa dukungan keluarga dalam segi ekonomi begitu kurang. Oleh karena itu keluarga ini selalu terfokuskan untuk bekerja dan kurang memperhatikan anggota keluarga. 6 i. Deskripsi Masalah Masalah adalah suatu keadaan yang mengakibatkan seseorang menjadi rugi atau sakit dalam melakukan sesuatu, dan mempersulit dalam mencapai tujuan. Di dalam kasus ini masalah yang dihadapi adalah sebuah keluarga yang telah kehilangan kepercayaan Trust kepada anggota keluarganya. 1 Permasalahan Pada Nenek a. Sering menuduh dan curiga pada keluarganya sendiri, Nenek seringkali marah-marah dan langsung mencurigai keluarganya ketika ia mendapati atau menyadari bahwa ada barang yang dimilikinya telah hilang. Nenek juga tidak segan-segan untuk langsung melontarkan tuduhan itu kepada keluarga sambil berteriak marah-marah. Hal tersebut nenek lakukan karena dirasa tidak ada orang lain lagi yang 6 Wawancara ke-1 dengan keluarga konseli pada tanggal 06 Juni 2016 pukul 09:00 WIB. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id melakukannya selain keluarga, karena mereka tinggal bersama dalam satu rumah. b. Suka ikut campur ingin tahu masalah orang lain, selain suka menceritakan masalah pribadinya pada orang lain, nenek ini juga selalu ikut campur dengan masalah orang lain. Ketika tetangganya yang sedang ada konflik rumah tangga ataupun hal yang lain, si nenek akan langsung bertanya dan ingin tahu apa yang terjadi. 2 Permasalahan Pada Ayah a. Kurang percaya pada istri dan keluarga, Ayah sering bertengkar dengan keluarga karena kecurigaan yang terlanjur tertanam dalam diri sang ayah. Meskipun ayah terlihat diam saja ketika istrinya tidak pernah memperhatikan keluarga, namun dibalik itu semua ayah tetap curiga dan mengamati aktivitas yang dilakukan istrinya. Masalah ini terjadi setelah adanya rumor yang beredar tentang istrinya yang berselingkuh dan kurangnya perhatian istri untuk keluarga. b. Kurangnya perhatian dan komunikasi dengan anggota keluarganya, Ayah hanya akan berbicara seperlunya saja dengan keluarga, seperti yang pernah peneliti digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id amati ketika ayah sedang mencari istrinya. Ia bertanya pada anaknya kemana ibunya pergi, dan ketika anak sudah menjawab maka ayah akan langsung beranjak pergi. Begitupun anaknya yang memberikan jawaban sambil berlalu pergi. 3 Permasalahan Pada Ibu a. Kurang perhatian pada keluarga, Ibu kurang memperhatikan keluarga khususnya dalam hal memberikan kasih sayang dan dorongan untuk keluarganya. Dia membiarkan jika anak-anaknya tidak mau mengaji atau bersekolah, hal ini pernah peneliti lihat ketika anak yang paling kecil berada dirumah ketika hari aktif untuk sekolah. Dan ibu hanya diam saja seolah-olah tidak ada yang terjadi. Seringkali ibu juga berkata kasar pada anak-anaknya jika tidak mau mendengarkan apa yang ibu katakan kepada mereka. Kemudian pernah juga peneliti lihat ketika ayah sedang menyuruh ibu untuk pergi ke acara tetangga yang sedang menempati rumah baru, ibu hanya diam saja dan tidak menghiraukan suaminya. b. Merasa mampu mendapatkan penghasilan sendiri, Kepercayaan ibu pada suaminya mulai memudar digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id karena ia merasa lebih bisa menghasilkan uang dengan jerih payahnya sendiri. Dan ibu merasa lebih mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ia inginkan dengan gaji yang diperolehnya. 4 Permasalahan Pada Anak I Permasalahan yang peneliti liat dari anak pertama ini dimulai dari satu hal yaitu, tidak menghiraukan jika di nasehati. Anak ini menjadi sulit untuk dinasehati karena adanya ketidak percayaan pada keluarga yang melatarbelakanginya. Dia tidak menghiraukan apa yang dikatakan orang tua kepadanya. Dari situlah peneliti juga ingin memberikan pemahaman kepada sang anak untuk bisa percaya kepada keluarga dan mendengarkan nasehat yang diberikan orang tua. Peneliti juga mengharapkan agar anak tidak melawan orang tuanya. Karena bagaimanapun baik atau buruknya sifat orang tua, kita harus tetap mendengarkan nasehat yang diberikan kepada kita selagi nasehat itu bersifat baik. 5 Permasalahan Pada Anak II Karena anak kedua ini yang paling sering berada diluar rumah untuk bermain, dan tidak seperti kakaknya yang lebih sering terlibat aktivitas keluarga di dalam digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id rumah, maka peneliti melihat permasalahan pada anak terakhir ini adalah mengenai tingkahlakunya. Yang mana anak tersebut selalu menggunakan bahasa yang kasar ketika diajak berbicara orang yang lebih tua. Pada saat peneliti mengamati kegiatan anak tersebut didalam rumah, peneliti juga melihat hal yang sama ketika orang tua sedang mengajak anaknya tersebut berbicara. Si anak menjawab pertanyaan orang tuanya dengan bahasa yang kasar.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Family

Therapy untuk Membangun Trust Dalam Keluarga di Lingkungan Gunung Anyar Kelurahan Gunung Gedangan Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. Bermula dari kebingungan penulis mengenai judul skripsi apa yang akan diteliti oleh penulis, kemudian ada seorang anak yang bercerita mengenai keluarganya yang selalu bertengkar. Dia merasa keluarga yang kini bersamanya itu semakin hari semakin tidak bisa saling percaya. Ada saja masalah dan pertengkaran yang hadir, hingga anak tersebut memberanikan diri untuk bercerita kepada penulis. Lalu di waktu yang lain pula, peneliti mendapati hal yang sama dari nenek si anak tersebut yang sedang curhat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tentang kehidupan keluarganya di tengah-tengah perbincangan santai dengan peneliti. Dalam proses Bimbingan Konseling Islam ini konselor berusaha lebih mendekatkan diri lagi dengan keluarga konseli dan berusaha sebisa mungkin menciptakan hubungan yang lebih akrab. Hal tersebut bertujuan agar pada saat proses konseling berlangsung konseli bisa merasa nyaman dengan keberadaan konselor. Adapun pendekatan yang dilakukan konselor dalam proses pelaksaan Bimbingan dan Konseling diantaranya yakni: a. Konselor memberikan pesan singkat melalui sms kepada konseli anak. b. Konselor berkunjung ke rumah konseli serta menjelaskan kepada keluarga konseli bahwasanya konselor akan membantu keluarga konseli mengatasi permasalahan yang dihadapi. c. Konselor berkunjung ke rumah saudara konseli terdekat untuk observasi kepada konseli ketika sedang berada diluar rumah. Tahapan konselor selanjutnya setelah melakukan pendekatan adalah mulai melakukan proses Bimbingan Konseling Islam dengan beberapa langkah konseling sebagai berikut: 1. Identifikasi Masalah digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Langakah Identifikasi Masalah dimaksudkan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli serta gejala-gejala yang tampak secara langsung maupun tidak tampak yang memerlukan pengkuran lebih dalam lagi untuk mengetahuinya. Dari hasil observasi serta wawancara kepada saudara, tetangga serta teman-teman terdekat konseli, bahwasanya keluarga tersebut memang sangat rentan dengan permasalahan, mereka seringkali bertengkar hingga terdengar sangat keras dari rumah para tetangga. Suara teriakan sudah menjadi hal yang biasa ketika sedang bertengkar. Hal demikian itu dikarenakan keluarga tersebut selalu saling menuduh dan mencurigai satu sama lain. Kehidupan keluarga mereka jalani tanpa adanya rasa percaya dan dukungan diantara anggota keluarga. Mereka hanya akan berkomunikasi satu sama lainnya ketika ada perlunya saja. Namun hal yang menjadi poin utama permasalahan ini adalah ketiadaannya rasa percaya trust yang ditanamkan di dalam keluarga. Semua bermula ketika nenek dalam keluarga tersebut kehilangan uang dan berteriak marah-marah kepada keluarganya. Nenek mencurigai keluarganya sendiri sebagai orang yang mengambilnya, karena yang paling sering berada digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id didalam rumah adalah anggota keluarganya sendiri. Dari situlah kemuadian secara tidak sadar para orang tua ini telah memberikan contoh yang kurang baik kepada anak-anak mereka. Sehingga anak-anak mereka tidak mau mendengarkan jika dinasehati karena merasa orang tua mereka juga tidak bisa percaya kepada anak dan hanya bisa marah-marah saja. Menurut penuturan para tetangga, nenek tersebut memang seringkali kehilangan uangnya. Setiap itu terjadi maka keluarga tersebut akan bertengkar dan kembali saling tuding. “nek tukaran niku mbak sampek totok griyo kulo suarane. Mesti bengok-bengok sak karepe dewe. Sampek tonggo-tonggo nikilo semerap masalahe eggeh gara-gara suarane banter niku”. kalau bertengkar itu mbak suaranya sampai terdengar dari rumah saya. Selalu berterik-teriak semaunya sendiri. Sampai tetangga-tetangga mengetahui masalahnya itu dikarenakan suaranya yang keras tadi. 7 “sing tak ngerteni keluarga ne niku ra tau akur kok mbak ancene”. dari yang saya tahu keluarga tersebut memang tidak pernah rukun mbak. 8 2. Diagnosis 7 Wawancara ke-1 dengan tetangga konseli, pada tanggal 5 Mei 2016 pukul 15:00 WIB. 8 Wawancara ke-2 dengan tetangga konseli, pada tanggal 6 Mei 2016 pukul 08:00 WIB. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Langkah ini dilakukan untuk menetapkan masalah yang dihadapi konseli beserta latar belakangnya. Dari hasil identifikasi tersebut, permasalahan yang dialami konseli adalah sebagai berikut: a. Nenek sering mengumbar permasalahannya kepada orang lain. Tanpa ditanya beliau akan langsung bercerita sendiri seperti apa permasalahan yang dialami keluarganya. Seperti mengatakan hal demikian kepada orang lain. “ealah yo... duwit di eman-eman yo ilang. Ancene sopo maneh nek gak santi Ibu seng njopok. Bolak-balek yo arek iku ae.” ya ampun... uang dihemat-hemat ya hilang. Kalau bukan santi yang mengambil ya siapa lagi. Berkali- kali ya selalu dia. Ucapan yang demikian inilah yang membuat orang lain menjadi tahu dengan sendirinya permasalahan yang ada pada keluarga tersebut yang terkadang membuat tetangga berfikiran negatif. “tiang kate sa’aken kaleh mbahe niku enggeh paleh mboten sios lo mbak. Lah nopo wong keluargane mawon senengane di umbar nek ngarepe wong niku.” orang lain mau kasihan sama nenek itu ya tidak jadi mbak. Ya karena nenek tersebut suka membicarakan keluarganya sendiri di depan orang lain.