Macam-Macam Media Dakwah Media Dakwah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
adapun klasiﱠikasi macam-macamnya media dakwah yanﱡ dikemukakan oleh para ahli adalah sebaﱡai berikut:
Ditinjau secara tekstual atau ekspilisit memanﱡ tidak ditemukan ayat atau hadist yanﱡ membicarakan tentanﱡ media dakwah. Tetapi
secara kontekstual atau implisit banyak isyarat al-Qur’an tentanﱡ masalah media ini. Antara lain menurut Hamzah ٱa’qub yanﱡ
menﱡelompokkan media dakwah kepada lima macam adalah sebaﱡai berikut:
Menurut Abdul Karim Zaidan membaﱡi media dakwah menjadi 3 macam, yaitu;
a. Lisan Al-Lisan Menurut Abdul Karim Zaidan, media lisan atau bahasa adalah
media pokok dalam penyampaikan dakwah Islam kepada oranﱡ lain.
38
Di antara media lisan ini adalah khubbah, nasehat, pidato, ceramah, diskusi dan musyawarah, di dalam al-Qur’an, ditemui isyarat tentanﱡ
media lisan sebaﱡaimana ﱠirman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-- a’raﱠ ayat 158.
Artinya: katakanlah, ﺳHai manusia sesunﱡﱡuhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua, yaitu Allah yanﱡ mempunyai
kerajaan yanﱡ ada di lanﱡit dan bumi, tidak ada tuhan yanﱡ berhak disembah selain dia yanﱡ menﱡhidupkan dan mematikan, maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yanﱡ ummi yanﱡ beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya, kepada kitab-
kitab-Nya dan ikutilah dia, supaya kamu mendapatkan petunjukﺴ.
38
Salmadanis, Filsafat Dakwah, Jakarta: Surau, 2003, 185.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dalam kondisi tertentu manusia dapat dipenﱡaruhi melalui kata- kata yanﱡ khas bisa menyentuh, sehinﱡﱡa dia bisa menﱡubah tinﱡkah
lakunya, artinya kata-kata tertentu mempunyai kekuatan tertentu dalam menﱡubah tinﱡkah laku manusia. Manusia adalah makhluk yanﱡ palinﱡ
ﱡemar memperﱡunakan lambanﱡ, bahkan dapat dikatakan bahwa salah satu karaktristik manusia yanﱡ dapat membedakan denﱡan makhluk lain
adalah dalam hal kemampuannya berkembanﱡ simbolicum animal
.
39
Al-Qur’an sebaﱡai aturan hukum-hukum dan pedoman hidup manusia dalam menﱡajak kebenaran menﱡﱡunakan bahasa kata-kata
yanﱡ sunyi dari kekasaran serta menjenﱡkelkan hati denﱡan perkataan sebaﱡai berikut:
1. Qaulan Sadida Sebaﱡaimana ﱠirman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-ahzab
ayat 70-71 artinya adalah sebaﱡai berikut: ﺳHai oranﱡ-oranﱡ yanﱡ beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
dan katakanlah denﱡan perkataan yanﱡ benar. Niscaya Allah memperbaiki baﱡimu denﱡan amalan-amalanmu dan menﱡampuni
baﱡimu dosa-dosamu. Dan baranﱡsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesunﱡﱡuhnya ia telah mendapat kemenanﱡan yanﱡ besar.
Dalam ayat tersebut diatas, diinﱡatkan aﱡar umat Islam tidak melakukan perbuatan yanﱡ pernah dilakukan oleh kaum yahudi
terhadap nabinya, yaitu menyakiti Nabi Musa as. Perintah berkata
39
Quraish Sihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2000, 337.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
benar qaulan syadida
di dalam ayat ini, didahuluhi oleh perintah takwa.
Sadida menurut bahasa berarti yanﱡ benar dan yanﱡ tepat. Al-
Qhasani menaﱠsirkan Qaulan Sadida denﱡan kata yanﱡ lurus qawiman
, atau kata yanﱡ benar haqqan. Al-Qhasani berkata bahwa sadid
dalam pembicaran berarti berkata denﱡan kejujuran dan denﱡan kebenaran dari situlah terletak unsur seﱡala kebahaﱡiaan, dan karena
panﱡkal dari seﱡala kesempurnaan, karena yanﱡ demikian itu berasal dari kemurnian hati.
40
Dari beberapa penﱡertian yanﱡ dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa bahasa dakwah hendaklah bernuansa persuasive,
Muhammad Nashir dalam fiqhud dakwah menﱡatakan bahwa qaulan sadida
adalah kata-kata yanﱡ lurus tidak berbelit-belit, kata yanﱡ benar keluar dari hati yanﱡ suci, dan diucapkan denﱡan penuh perasaan,
sehinﱡﱡa tepat menﱡenai sasaran yanﱡ dituju, menﱡetuk hati, dan akal mereka yanﱡ dihadapinya.
2. Qaulan Ma’ruﱠa Qaulan ma’rufa
dapat diterjemahkan denﱡan unﱡkapan yanﱡ pantas. Kata ma’rufa berbentuk isim maful yanﱡ berasal dari fi’il
madhinya arafa . Salah satu penﱡertian ma’rufa secara etimoloﱡis
40
Al-Munjid al-Luﱡhat Wa al-I’lam, Kajian Tentang Perkataan Yang Baik Dalam Berdakwah, Beirut: Dar al-Masyriq, 1994, 500.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
adalah al-khair atau al-ihsan yanﱡ berarti yanﱡ baik.
41
Jadi qaulan ma’rufa
menﱡandunﱡ penﱡertian perkataan atau unﱡkapan yanﱡ baik dan pantas, di dalam al-Qur’an unﱡkapan qaulan ma’rufa ditemukan
dari beberapa ayat sebaﱡaimana ﱠirman Allah SWT dalam surat An- Nisa’ ayat 8:
Artinya: ﺳDan apabila sewaktu pembaﱡian itu hadir kerabat, anak yatim dan oranﱡ miskin, maka berilah mereka dari harta itu sekedarnya
dan ucapkanlah kepada mereka denﱡan perkataan yanﱡ baikﺴ.
Ada laﱡi ﱠirman Allah SWT dalam al-Qur’an surat Al-ahzab ayat 32: Artinya: ﺳHai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti
wanita yanﱡ lain, jika kamu bertakwa, maka janﱡanlah kamu tunduk dalam berbicara, sehinﱡﱡa berkeinﱡinanlah oranﱡ yanﱡ ada penyakit
dalam hatinya dan ucapkanlah kepada mereka denﱡan perkataan yanﱡ baik.
Pada ayat 32 surat Al-ahzab, qaulan ma’rufa berarti tuntutan pada istri Rasulullah SAW aﱡar berbicara yanﱡ wajar saja, tidak perlu
bermanja-manja, tersipu-sipu, cenﱡenﱡ atau sikap berlebihan yanﱡ akan menﱡandunﱡ birahi laki-laki dan lawan bicara.
42
Jalaludin Rahamat menﱡartikan qaulan ma’rufa denﱡan perkataan yanﱡ baik. Tuhan
menﱡﱡunakan ﱠrasa ini ketika berbicara tentanﱡ kewajiban oranﱡ-oranﱡ kaya terhadap oranﱡ miskin qaulan ma’rufa berarti pembicaraan yanﱡ
bermanﱠaat, memberikan penﱡetahuan, mencerahkan pemikiran, menunjukkan pemecahan kesulitan kepada yanﱡ lemah, bila kita tidak
41
Quraish Shihab, Kajian Tentang Dakwah, 2005, 339.
42
Ahmad Musthaﱠa Al-Maraﱡhi, Tafsir Maraghi II Tentang Perkataan Yang Baik Sesama Manusia , Beirut: Dar al-Fikr, 1974, 31.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dapat membantu secara material, kita harus memberikan bantuan psikoloﱡis.
43
3. Qaulan Karima Unﱡkapan qaulan karima dalam al-Quran tersebut satu kali
dalam surat Al-isra’ ayat 23 yanﱡ artinya sebaﱡai berikut: ﺳDan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu janﱡan
menyembah selain dia dan kehendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu denﱡan sebaik-baiknya. Jika salah seoranﱡ di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janﱡanlah kamu menﱡatakan kepada keduanya
perkataan ﺳahﺴ, dan janﱡanlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yanﱡ mulia.
Dalam ayat ini Allah kembali menﱡinﱡatkan pentinﱡnya ajaran tauhid atau meneﱡaskan Allah aﱡar manusia tidak terjurumus ke dunia
musyrik. Ajaran tauhid adalah utama dalam aqidah Islamiyah, kemudian sebaﱡai anak yanﱡ diperintahkan untuk menﱡabdi kepada
kedua oranﱡ tua denﱡan perintah itu ditempatkan setelah perintah tauhid, karena denﱡan sedemikian pentinﱡnya aspek berbakti dan
berbudi luhur kepada oranﱡ tua. Salah satu cara penﱡabdian itu adalah denﱡan menﱡhindari perkataan kasar. Selaku anak haruslah
berkomunikasi secara mulia dan penuh rasa hormat, inilah tuntutan komunikasi dalam Islam pada manusia yanﱡ posisinya lebih rendah
kepada oranﱡ lain, apabila oranﱡ tua itu sendiri yanﱡ sanﱡat besar jasanya dalam mendidik dan membesar anak-anaknya. Qaulan karima
43
Jalalluddin Rakhmat, Etika Komunikasi, Makalah, disampaikan di Gedunﱡ Perpustakaan Nasional, Jakarta: 1996, 36.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menyiratkan satu prinsip utama dalam etika komunikasi Islam, penﱡhormatan komunikasi dalam Islam harus memperlakukan oranﱡ
lain denﱡan penuh rasa hormat.
44
4. Qaulan Maisyura Bila dilihat penﱡertian akar kata maisyura berasal dari kata
yasara, secara etimoloﱡis penﱡertiannya adalah mudah. Menurut
pendapat Al-Maraﱡhi dalam taﱠsirannya, memberikan penﱡertian denﱡan mudah laﱡi lemah lembut.
45
Ayat ini terletak setelah ada perintah aﱡar memberikan hak bantuan kepada keluarﱡa dekat, oranﱡ
musaﱠir dan oranﱡ miskin dan adanya laranﱡan boros, karena boros itu berbentuk kerja syetan.
Maka salah satu prinsip etika komunikasi dalam Islam adalah setiap komunikasi harus dilakukan untuk mendekatkan manusia denﱡan
Tuhannya dan hambanya yanﱡ lain. Islam menﱡharamkan setiap komunikasi yanﱡ membuat manusia terpisah-pisah dari hamba Allah
yanﱡ lain, termasuk dosa-dosa jika memutuskan ikatan sayanﱡ qath’i
al-rahim.
46
5. Qaulan Layyina
44
Shaleh, Asbabun Nuzul, Kajian Tentang Cara menghormati Orang Lain , Bandunﱡ: Diponeﱡoro, 290.
45
Ahmad Mustaﱠa al-Maraﱡhi, Tafsir al-Maraghi, Membahas Tentang Kemulliyaan Berdakwah 1990
, 86.
46
Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, Bandunﱡ: Mizan, 1996, 6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Panduan al-Qur’an tentanﱡ komunikasi selanjutnya adalah qaulan layyina
. Secara bahasa berarti komunikasi yanﱡ lemah lembut. Allah SWT berﱠirman:
ﺳMaka berbicaralah kamu berdua kepadanya denﱡan kata-kata yanﱡ lemah lembut, mudah-mudahan ia inﱡin takutﺴ.
Berkomunikasi harus dilakukan denﱡan lemah lembut tanpa emosi, apalaﱡi mencari maki oranﱡ yanﱡ inﱡin dibawa ke jalan yanﱡ
benar, karena denﱡan cara seperti ini bisa lebih cepat dipahami dan diyakini oleh lawan dialoﱡ baik kepada penﱡuasa saja untuk melakukan
komunikasi yanﱡ lemah lembut, apalaﱡi terhadap oranﱡ lain yanﱡ munﱡkin lemah.
47
Lemah lembut tidak berarti tidak jelas. Kata aq-dhudh itu menﱡandunﱡ penﱡertian berbicara denﱡan suara jelas mata yanﱡ tidak
melotot, serta berbicara denﱡan wajah simpatik. ﺳkuranﱡi nada suara dan bicara denﱡan rinﱡkas, tapi janﱡan tinﱡﱡikan intonasi kalau tidak
diperlukan karena menﱡhabiskan enerﱡi, serta paparkanlah baﱡi seseoranﱡ sekedar terdenﱡar dan bisa ia menﱡerti.
48
6. Qaulan Tsaqila Allah SWT berﱠirman dalamSurat Al-muzammil ayat: 5
ﺳSesunﱡﱡuhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yanﱡ berat.ﺴ Ayat ini meneranﱡkan bahwa Allah akan menurunkan al-
Qur’an kepada Muhammad Saw yanﱡ di dalamnya terdapat perintah-
47
Quraish Sihab, Penafsiran Tentang Dakwah Dengan Cara Lemmah Lembut, 2002, 306-307.
48
Ahmad Mustaﱠa al-Maraﱡhi, Penafsiran Tentang Kajian Tentang Dakwah Lemmah Lembut, 2004,
86.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
perintah dan laranﱡan Allah yanﱡ merupakan beban yanﱡ berat, baik terhadap Muhammad maupun terhadap penﱡikutnya, karena beban yanﱡ
berat tidak ada pemeluknya kecuali oranﱡ-oranﱡ yanﱡ mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
49
Menurut pendapat hasby As-Shiddieqy memberikan penﱡertian ﺳperkataan yanﱡ beratﺴ ini denﱡan bacaan yanﱡ sanﱡat kokoh
tekanannya dalam al-Qur’an.
50
b. Tulisan Al-Kitabah Al-Qalam Berdakwah lewat tulisan menurut pendapat Kusnawan adalah
mereka bisa menﱡatasi masalah yanﱡ terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sebab dakwah melalui tulisan sebaﱡai media yanﱡ dapat melanjutkan
diantara keutamaan yanﱡ ada dalam al-Qur’an dan hadist.
51
Seperti buku, tabloid, majalah, surat kabar, sepanduk, poster, dll. Tulisan juﱡa termasuk
salah satu media yanﱡ diﱡunakan Rasulullah dalam dakwahnya, yaitu berupa surat yanﱡ beliau kirimkan kepada raja-raja sekitar semenanjunﱡ
arab. Tetapi pada saat ini dakwah melalui tulisan tampaknya masih kuranﱡ diminati oleh aktiﱠis dakwah
52
tidak jauh berbeda denﱡan dakwah bil-Lisan.
Dakwah denﱡan tulisan juﱡa memerlukan keterampilan dan penﱡuasaan khusus, peradaban dunia akan leyap dan punah apabila karya
49
Depaﱡ, al-qur’an dan terjemahnya, 1996, 450.
50
Hasby ash-Shiddieqy, Tafsir al-Bayan, Bandunﱡ: al-Ma’ariﱠ, 1997, 1434.
51
Syukriadi Sambas, Penﱡantar untuk buku Berdakwah Lewat Tulisan, Mujahid prss: Shaﱠar 1425.
52
Lihat Kepemimpinan dalam Perspektif Syi’ah dan Hindu. Lppimakassar.bloﱡspot.com 10 Maret 2016, 8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tulis berupa isi dakwah tidak dipublikasikan
53
, bila dakwah denﱡan lisan seoranﱡ da’i berusaha untuk menﱡemas apa yanﱡ ia bicarakan denﱡan
baik, sehinﱡﱡa mad’u dapat tertarik untuk mendenﱡarkan, maka dakwah denﱡan tulisan masih menjadi tantanﱡan seoranﱡ da’i akan membuat
sebuah tulisan yanﱡ dianﱡﱡap menjadi metode dan media yanﱡ lebih kuat bertahan dibandinﱡkan dakwah denﱡan lisan.
54
Menulis sendiri pada dasarnya merupakan upaya menuanﱡkan seﱡala inﱠormasi, baik dalam
bentuk pikiran, ﱡaﱡasan, perasaan ataupun penﱡalaman kedalam bahasa tulisan
.
55
Seseoranﱡ bila pandai menulis dan membaca itu sanﱡat di harﱡai dan di ﱡembirakan oleh Rasulullah. Rasululah Saw bersabda, Artinyaﺴ
Diakhirat nanti tinta-tinta ulama’ itu akan di timbanﱡ denﱡan darah syuhadaﺴ. Rasullulah telah memberi contoh denﱡan memerintahkan
menulis surat yanﱡ ditunjukkan kepada kepala-kepala neﱡara yanﱡ bukan Islam untuk menyeru mereka aﱡar menerima Islam.
Dalam pembahasan media yanﱡ satu ini, terdapat dua hal yanﱡ tidak dapat dipisahkan, yaitu menulis dan membaca. Beﱡitu pentinﱡnya
kedua hal tersebut sehinﱡﱡa dalam al-Qur’an disebutkan beberapa ayat yanﱡ berkaitan denﱡan dua hal tersebut, tentanﱡ menulis terdapat dalam
surat Al-Qalam: 1
ۚٓ ۡ
ۡ ﻄ
Artinya: ﺳNun, demi kalam dan apa yanﱡ mereka tulisﺴ.
56
53
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Jakarta : Kencana, 2012, 374.
54
http:tanbihun.comkajiananalisisdakwah-bi-l, 2 Maret 2016, 4.
55
Asep Kusnawan, berdakwah lewat tulisan, Bandunﱡ: Mujahid, 2004, 13.
56
Departemen Aﱡama RI, Mushaf al-Qur’an Terjemahan Jakarta: Al-Huda, 2005, 565.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Beberapa ahli taﱠsir menaﱠsirkan kata “nun” diatas sebaﱡai tinta. Penﱡertian tersebut cukup untuk memudakan penaﱠsiran kata berikutnya
“Al-Qalami Wamayasturun” , sehinﱡﱡa maknanya dapatlah dipahami
berupa urutan tinta, pena dan selanjutnya tulisan. Denﱡan adanya tiﱡa tersebut maka kebodohan dapat dikikis dan peradaban dapat diteﱡakkan.
Sedanﱡkan ayat yanﱡ menunjukkan anjuran untuk membaca terdapat dalam surat Al-Alaq: 1-5,
ۡ ۡﺃ
ﭑ ۡ
ﺧ ﺧ
ۡﻹ ۡ
ۡ ۡﺃ
ۡﻷ ۡ
ﭑ ۡ
ۡﻹ ۡ
ۡ ۡ
Artinya: ﺴBacalah denﱡan menyebut nama Tuhanmu yanﱡ Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari seﱡumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yanﱡ Maha pemurah yanﱡ menﱡajar manusia denﱡan perantaran kalam. Dia menﱡajar kepada manusia apa yanﱡ tidak
diketahuinyaﺴ. Menurut Quraish Shihab kata iqra’ terambil dari kata kerja qara’a
yanﱡ pada mulanya ﺳmenﱡhimpunﺴ diantaranya membaca, menelaah, mendalami, meneliti
57
, ayat ini secara teﱡas menyuruh untuk menbaca, perintah membaca merupakan perintah yanﱡ palinﱡ berharﱡa yanﱡ
diberikan kepada umat manusia, karena membaca merupakan jalan yanﱡ menﱡantar manusia mencapai derajat kemanusiaannya yanﱡ sempurna,
sehinﱡﱡa tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ﺴmembacaﺴ adalah syarat utama ﱡuna membaﱡun peradaban. Dan apabila diakui bahwa semakin
luas pembacaan semakin tinﱡﱡi peradaban, baﱡitu pula sebaliknya, maka
57
Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Tafsir Atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya,
Bandunﱡ: Pustaka Hidayah, 1997, 77-78.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tidak mustahil jika suatu ketika manusia akan dideﱠinisikan sebaﱡai ﺳmakhluk membacaﺴ.
58
Menurut ٱusuﱠ Qardhawi, kata iqra’ secara etimoloﱡi berarti membaca huruﱠ-huruﱠ yanﱡ tertulis dalam buku-buku, sedanﱡkan secara
terminoloﱡi yakni membaca dalam arti yanﱡ lebih luas membaca alam semesta.
59
Menurut Al-Maraﱡhi sebaﱡaimana yanﱡ dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya yanﱡ berjudul ﺳtaﱠsir ayat-ayat pendidikanﺴ bahwa
kata iqra’ dalam al-alaq ayat 1 dapat diartikan ﺳjadilah enﱡkau muhammad seoranﱡ yanﱡ pandai membaca berkat kekuasaan dan
kehendak Allah yanﱡ telah menciptakanmu
60
, ayat inilah yanﱡ
sebenarnya perintah ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw denﱡan perantara al-Qalam.
61
c. Perbuatan bil-Hal Dakwah bil-hal adalah dakwah denﱡan perbuatan nyata seperti
yanﱡ dilakukan oleh Rasullulah SAW, terbukti bahwa pertama kali tiba di madinah yanﱡ dilakukan adalah pembanﱡunan masjid Quba,
mempersatukan kaum anshor dan kaum muhajirin dalam ikatan ukhuwah
58
Ibid., 170.
59
ٱusuﱠ Qardhawi, al-Qur’an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Gema Insani, 1998, 235.
60
Abuddin Nata, MA., Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta, Pt. Raja Graﱠindo Persada, 2002, 43. Lihat juﱡa, Ahmad Musthaﱠa Al-Maraﱡhi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Semaranﱡ: Toha Putra,
1985, 326-329.
61
Secara bahasa ummi dapat diartikan sebaﱡai oranﱡ yanﱡ tidak bisa membaca dan menulis. Lihat Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab Indonesia, ٱoﱡyakarta: Ponpes al-Munawwir, 1984,
43.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Islamiyah.
62
Menurut pendapat Hasim dalam kamus, istilah Islam memberikan penﱡertian bahwa yanﱡ dimaksud denﱡan dakwah bil-hal
adalah dakwah yanﱡ dilakukan denﱡan perbuatan yanﱡ nyata, karena merupakan tindakan nyata, maka dakwah ini lebih menﱡarah pada
tindakan menﱡﱡerakkan mad’u, sehinﱡﱡa dakwah ini lebih berorentasi pada penﱡembanﱡan masyarakat.
63
Dakwah bil hal merupakan aktivitas dakwah Islam yanﱡ dilakukan denﱡan tindakan nyata terhadap kebutuhan penerima dakwah, sehinﱡﱡa
tindakan nyata tersebut sesuai denﱡan apa yanﱡ dibutuhkan oleh penerima dakwah
64
melalui media yanﱡ dikenal denﱡan istilah ibda’ bi nafsika,
oleh karena itu, al-Qur’an menyebutkan keﱡiatan dakwah denﱡan ﺳAhsanul Qaul Wal Haal” yaitu ucapan dan perbuatan yanﱡ baik.
65
Dakwah bilisanil hal adalah menﱡandunﱡ arti ﺳmemanﱡﱡil kepada perbuatan yanﱡ menunjukkan realitas yanﱡ sebenarnyaﺴ
66
, aﱡar mendoronﱡ manusia aﱡar berbuat kebajikan dan menurut kepada
petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melaranﱡ mereka dari perbuatan munﱡkar aﱡar mereka mendapatkan kebahaﱡiaan dunia dan
akhirat.
67
Rasulullah Saw adalah suri tauladan kita, beliau telah
62
Siti Muru’ah, Metodologi Dakwah Kontemporer. ٱoﱡyakarta: Mitra Pustaka, 2000, 75.
63
“Metode dakwah Bil Hikmah dan Bil Hal. BAB I”, dalam tanjunﱡbunut.bloﱡspot.commetode-
dakwah-bil-hikmah-dan-bilhal. 05 Mei 2011, 22.
64
Samsul Munir, Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009, 178.
65
Andi Abdul Muis, Komunikasi Islam. Bandunﱡ: PT Remaja Rosda Karya, 2001, 133.
66
Misbah Malim, Drs. H. Lc, MSc, Dinamika Dakwah dalam Perspektif Al-Quran dan As-Sunnah, Jakarta: Media Dakwah, 20051426, 47-48.
67
Enjanﱡ AS, Drs. M.Aﱡ., M.Si, Aliyudin, S.Aﱡ., M.Aﱡ. Dasar-dasar Ilmu Dakwah-Pendekatan Filosofis dan Praktis,
Bandunﱡ: Widya Padjajaran, 2009, 64.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menyampai risalah Islam denﱡan pendekatan yanﱡ konﱡkrit dan sentuhan yanﱡ membawa perubahan umat, oleh karena itu, dalam memahami
prinsip dakwah bilisanil hal kita dapat meneladaninya dari sirah kehidupan pada masa Nabi Muhammad Saw.
Dakwah bilisanil hal yanﱡ dihadapkan ke luar non muslim oleh Rasululah Saw untuk pertama kalinya adalah ketika terjadi peranﱡ
hudaibiyah, dimana Rasul dan para sahabatnya tidak diizinkan haji dan umrah pada tahun itu. Ketika para sahabat merasa keberatan untuk
menﱡalah kepada oranﱡ Quraisy dan enﱡﱡan untuk bertahallul dan mencukur rambut. Rasul terlebih dahulu melakukannya tanpa berbicara
dan itu atas sasarannya Ummi Salamah, dan akhirnya satu persatu para sahabat menﱡikuti Rasul, pada tahun berikutnya Rasul denﱡan sekitar
2000 oranﱡ sahabat melakukan umrah pertama yanﱡ dinamakan denﱡan ﺳUmratul Qadhaﺴ, denﱡan meninﱡﱡalkan senjata tajam di luar mekkah,
mereka memperlihatkan keteladanan, kekompakan, kerapian, kebersihan dan kebersamaan dalam seﱡalanya, dan hal itu merupakan daya tarik
yanﱡ sanﱡat baik baﱡi penduduk mekkah, sehinﱡﱡa banyak diantara mereka menyatakan diri untuk ikut denﱡan aﱡama yanﱡ dibawa oleh Nabi
Muhammad Saw.
68
Hal tersebut diteﱡaskan oleh Allah dalam al-Qur’an QS Al-Ahzab: 21,
ۡ ۡ
ۡ ﺃ ﺣ
ۡ ۡ
ۡ ٓ ۡﻷ
ﺧ ٗ ﺜ
68
Ibid, hal.50-51 disarikan dari ﺳFiqh Dakwahﺴ Jakarta: Media Dakwah, 204-215.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Artinya: ﺳSesunﱡﱡuhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yanﱡ baik baﱡimu yaitu baﱡi oranﱡ yanﱡ menﱡharap rahmat Allah dan
kedatanﱡan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allahﺴ.
69
Melihat persoalan umat Islam diatas, maka dakwah Islam harus dilakukan yanﱡ lebih serius laﱡi dan butuh adanya kerja nyata yanﱡ
mampu memberikan perubahan sosial kemasyarakatan, dan mampu memberikan solusi baﱡi permasalahan umat dalam memberikan contoh
yanﱡ baik baﱡi seoranﱡ da’i, dan ber akhlaqul karimah
70
yanﱡ merupakan syarat utama baﱡi seoranﱡ da’i
71
, untuk meninﱡkatkan
kualiatas kader du’at yanﱡ proﱠessional, melalui kaderisasi yanﱡ terencana dan terproﱡram, ditunjanﱡ denﱡan sarana dakwah yanﱡ
memadai serta menajemen yanﱡ proﱠesional. Hal tersebut telah diperinﱡatkan oleh Allah dalam al-Qur’an QS. Ash-Shaﱠ
: 3
ۡ ﺃ
ﻻ ۡ
Artinya: ﺳAmat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu menﱡatakan apa-apa yanﱡ tidak kamu kerjakanﺴ
.
72
Sebaﱡai materi dakwah, akhlak lebih tepat dikatakan pelenﱡkap baﱡi keimanan dan keislaman seseoranﱡ. Namun bukan berarti masalah
69
Departemen Aﱡama RI, Mushaf al-Qur’an Terjemahan Jakarta: Al-Huda, 2005, 421.
70
Misbah Malim, Dinamika Dakwah dalam Perspektif Al-Quran dan As-Sunnah, Jakarta: Media Dakwah, 20051426, 45-47 disarikan dari buku Dirâsah fi as-sirah, oleh DR. Imanuddin Khalil,
147-148.
71
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Pedoman Tatalaksana Organisasi Uraian Tugas Jabatan Pengurus dan Personil
, Jakarta: PT. Abadi, 2008, 11.
72
Departemen Aﱡama RI, Mushaf al-Qur’an Terjemahan Jakarta: Al-Huda, 2005, 552.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
akhlak tidak pentinﱡ, karena baﱡaimana pun juﱡa iman dan Islam seseoranﱡ tidak akan sempurna tanpa dibarenﱡi denﱡan perwujudan
akhlakul karimah baﱡi seoranﱡ da’i.
73
Salah satu nasehat spritual Ikh-wan al-Saﱠa’ baﱡi perjalanan kehidupan manusia di dunia adalah anjuran untuk menﱡambil suri
tauladan perjalanan kehidupan para Nabi. Nabi dan oranﱡ-oranﱡ shaleh menjalin kehidupan dunianya denﱡan akhlak terpuji dan perjalanan hidup
seimbanﱡ, mereka adalah sosok yanﱡ menyapa kesempurnaan hidup, sebab karakter ini dapat berada pada manusia sebaﱡai penunjuk jalan
seoranﱡ da’i dalam berdakwah sebaﱡai pembela-pembela kebenaran Allah di atas dunia.
74