KAJIAN TEORI Roman sebagai Karya Sastra

10 yang ditemukan dalam roman harus cocok dengan pengalaman pembaca Teeuw, 2013: 176. Dalam kesusatraan Indonesia, istilah roman biasanya disamakan dengan novel. Dalam pengertian modern sastra Indonesia, roman berarti cerita prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan. Pengertian itu mungkin ditambah lagi dengan menceritakan tokoh sejak dari ayunan sampai ke kubur dan lebih banyak melukiskan seluruh kehidupan pelaku, mendalami sifat watak, dan melukiskan sekitar tempat hidup. Novel, di pihak lain dibatasi dengan pengertian suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang ada di sekitar pembaca, tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang, dan lebih mengenai sesuatu episode Jassin via Nurgiyantoro, 2013: 18. Aminuddin 2009: 66, menambahkan jika hasil telaah suatu roman, misalnya pemahaman ataupun keterampilan lewat telaah itu, dapat juga diterapkan baik dalam rangka menelaah novel maupun cerpen karena perbedaan berbagai macam bentuk dalam karya fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjang-pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri, tetapi elemen-elemen yang dikandung oleh setiap bentuk karya fiksi maupun cara pengarang memaparkan isi ceritanya memiliki kesamaan meskipun dalam unsur-unsur tertentu mengandung perbedaan. 11 Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa roman merupakan suatu bentuk karya fiktif yang pengarang ciptakan dan menceritakan tokoh-tokoh maupun peristiwa-peristiwa sesuai dengan gambaran kehidupan yang ditulis dalam bentuk prosa, fiksi, ataupun teks. 2. Jenis-jenis Roman Ada berbagai macam jenis roman. Ditinjau dari segi isi, roman digolongkan menjadi beberapa jenis, diantaranya: a. Roman Pendidikan Bildungs- und Entwicklungsroman Roman jenis ini menceritakan perjalanan kehidupan tokoh utama dari muda hingga dewasa. Contoh: Johann Wolfgang von Goethe: Wilhelm Meisters Lehrjahre 1975, Karl Philipp Moritz: Anton Reiser 1785 ff, Gustav Freytag: soll und Haben 1855, Gottfried Keller: Der grüne Heinrich 1854 ff, Adalbert Stifter: Der Nachsommer 1857, Herman Hesse: Demian 1919. b. Roman Masyarakat Gesellschaftsroman Titik utama penceritaan dalam roman ini terletak pada kejadian atau peristiwa yang terjadi di masyarakat. Contoh: Theodor Fontane: Irrungen Wirrungen 1894, Frau Jenny Treibel 1892, Effi Briest 1894, Thomas Mann: Der Zauberberg 1924. c. Roman Sejarah Historischer Roman Tema sejarah merupakan hal utama yang ditonjolkan dalam roman jenis ini. Contoh: Felix Dahn: Ein Kampf um Rom 1876, Franz Werfel: Die vierzig Tage des Musa Dagh 1933. 12 d. Roman Kriminal Kriminalroman Roman jenis ini menggambarkan kejahatan dan mengungkapkan bagaimana cara tokoh utama menyelesaikan kasus kejahatan tersebut. Contoh: Friedrich Dürrenmatt: Der Richter und sein Henker 1950, Bernhard Schlink: Selbs Justiz 1987. e. Roman Seniman Künstlerroman Tema utama dalam roman jenis ini adalah mengenai kehidupan seorang seniman beserta konflik kehidupan dalam masyarakat. Contoh: Eduard Mörike: Maler Nolten 1832, Thomas Mann: Der Tod in Venedig 1912, Doktor Faustus 1947, Hermann Hesse: Klingsors letzter Sommer 1920. f. Roman Khayalan Utopischer Roman Roman jenis ini bercerita mengenai masa depan atau tempat yang jauh maupun wilayah yang belum pernah dijangkau. Contoh: Thomas Morus: Utopia 1516, Aldous Huxley: Schöne neue Welt 1932, George Orwell: 1984 1948, dan Christa Wolf: Kein Ort. Nirgends 1979 Gigl, 2009: 59.

B. Psikologi Sastra

Psikologi berasal dari kata Yunani psyche, yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia Atkinson via Minderop, 2013: 3. Menurut Wellek dan Warren 1995: 90, istilah psikologi sastra mempunyai empat pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Yang kedua adalah studi proses 13 kreatif. Yang ketiga studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Dan yang keempat mempelajari dampak sastra pada pembaca psikologi pembaca. Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Psikologi sastra mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang menangkap gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi pengalaman sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang, terproyeksi secara imajiner ke dalam teks sastra. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh- tokoh jika kebetulan teks berupa drama maupun prosa. Sedangkan jika berupa puisi, tentu tampil melalui larik-larik dan pilihan kata yang khas Endraswara, 2003: 96. Menurut Ratna 2004: 350, psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, maka dapat dianalisis konflik batin, yang mungkin saja bertentangan dengan teori psikologis. Menurut Wellek dan Warren via Ratna, 2014: 350, dalam sebuah karya sastra yang berhasil, psikologi sudah menyatu menjadi karya seni, oleh karena itu, tugas peneliti adalah menguraikannya kembali sehingga menjadi jelas dan nyata apa yang dilakukan oleh karya tersebut.