Antena Dipole- 2 Parameter Antena Dipole - 2

22 pola radiasi antena omnidirectional digambarkan seperti bentuk kue donat doughnut dengan pusat berimpit. Kebanyakan antena ini mempunyai polarisasi vertikal, meskipun tersedia juga polarisasi horisontal. Antena omnidirectional dalam pengukuran sering digunakan sebagai pembanding terhadap antena yang lebih kompleks contoh antena omnidirectional antara lain antena dipole, antena Brown, antena coaxial, antena super-turnstile, antena ground plane, antena collinear, antena slot wave guide, dan lain-lain [1]. Gambar 2.11 memperlihatkan beberapa contoh antena omnidirectional. Gambar 2.11 Contoh Antena Omnidirectional

2.7. Antena Dipole- 2

Antena Dipole adalah bentuk yang sangat penting dari antena RF yang sangat banyak digunakan untuk transmisi radio dan menerima aplikasi. Dipol sering digunakan sendiri sebagai antena RF, tetapi juga membentuk elemen 23 penting dalam banyak penting dari RF antena Dipole - 2 a gelombang pada freku paling sering diperguna yang sangat dekat de transmisi, sehingga transmisi ke antena, struktur Antena Dipol

2.8 Komponen Pad

Dalam pembua komponen penunjang antena yang akan diguna dalam pembuatan Ant 23 yak jenis antena RF. Karena itu adalah mungki ntena. adalah dipole dengan panjang setengah rekuensi kerjanya, dipole ini adalah salah sa rgunakan. Hal ini dikarenakan resistansi masuka dengan impedansi karakteristik 75 Ω dari be gga memudahkannya untuk me-match sambung na, terutama pada saat resonansi. Gambar 2.12 pole- 2. Gambar 2.12 Struktur Antena Dipole - 2 Pada Antena Dipole - 2 buatan atau perancangan suatu antena di ng yang digunakan untuk menguji atau menguk digunakan. Berikut penjelasan dari komponen y ntena Dipole. 23 ungkin bentuk paling ngah dari panjang satu dipole yang asukannya 73 Ω , beberapa saluran mbungan saluran 2.12 menunjukkan 2 diperlukan suatu engukur performa n yang diperlukan 24

2.8.1 Panjang Antena Dipole - 2

Dalam menentukan panjang dari Antena Dipole - 2 , terdapat beberapa hal yang mempengaruhinya yaitu panjang gelombang dari elemen Antena Dipole - 2 , panjang gelombang dalam ruang bebas dan frekuensi kerja dari antena. Berikut rumus dalam menentukan panjang dari Antena Dipole - 2 . = λ = kλ = k 2.17 Dimana: l = panjang Antena Dipole - 2 d = panjang gelombang elemen dipole - 2 = panjang gelombang pada ruang bebas c = cepat rambat cahaya f = frekuensi kerja antena

2.8.2 Bahan Antena Dipole - 2

Untuk analisis yang dilakukan dalam pengujian Antena Dipole - 2 , dipakai beberapa bahan pembuat sebagai perbandingannnya. Bahan logam yang dipakai dalam perbandingan yaitu perak, tembaga, emas, aluminium, kuningan dan besi. Salah satu parameter yang diperlukan yaitu nilai konduktivitas dan luas penampang dari bahan tersebut. Bahan antena yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 2.1 [11]. 25 Tabel 2.1 Bahan Antena No. Bahan Konduktivitas σ 1 Perak 6,17 x 10 7 Ω m 2 Tembaga 5,80 x 10 7 Ω m 3 Emas 4,10 x 10 7 Ω m 4 Aluminium 3,82 x 10 7 Ω m 5 Kuningan 1,50 x 10 7 Ω m 6 Besi 1,03 x 10 7 Ω m Adapun pemilihan bahan-bahan untuk pembuatan suatu antena didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: - Ketahanan bahan terhadap korosi - Kekuatan mekanisnya - Harganya relatif murah - Ketersediaan bahan dipasaran Diantara bahan-bahan diatas dipilih bahan aluminium dan tembaga sebagai bahan dasar antena. Aluminium dan tembaga dipilih karena memiliki konduktivitas yang bagus.

2.9 Parameter Antena Dipole - 2

Parameter yang bisa mempengaruhi kualitas Antena Dipole - 2 , antara lain impedansi, beamwidth, direktivitas, gain, daya radiasi antena, dan pola radiasi.: 26 a. Impedansi antena diketahui dari Persamaan 2.18. = 2.18 b. Beamwidth lebar berkas pada suatu pola radiasi antena merupakan besar sudut antena antara 2 buah titik pada pola radiasi, yang mempunyai rapat daya ½ -3dB dari nilai rapat daya maximum. Secara teoritis diketahui bahwa beamwidth HPBW dari antena dipole- 2 adalah 78 o .[10] Gambar 2.13 Beamwidth -3 dB Gambar 2.13 menunjukkan cara penentuan beamwidth. Dari Gambar 2.13, dapat dihitung nilai beamwidth melalui Persamaan 2.19. θ = θ2 – θ1 2.19 θ1 : sudut pada saat E di kuadran 1 atau 3 sama dengan 0,707 θ2 : sudut pada saat E di kuadran 2 atau 4 sama dengan 0,707 27 c. Direktivitas keterarahan ialah perbandingan intensitas radiasi maksimum Uθ,φmax dengan intensitas radiasi rata-rata Uav, sesuai Persamaan 2.20 Berikut direktivitas dari Dipole - 2 : D = = , = 1,64 2.20 Atau sama dengan 2,15 dB.[10] d. Gain G, dengan nilai k faktor efisiensi ditentukan, misalnya 0,9. Nilai Gain atau penguatan antena dihasilkan dari persamaan 2.21. G = k.D 2.21 k adalah faktor efisiensi Antena 0 ≤ k ≤ 1. Secara teoritis, Gain Antena Dipole- 2 adalah 2.15 dBi yang dijelaskan pada persamaan 2.22[10]. = = = = 1.64 2.15 2.22 e. Panjang fisik antena L adalah fungsi panjang gelombang λ yang tergantung pada frekuensi. Panjang fisik - 2 pada Persamaan 2.17 dan untuk panjang gelombang sesuai dengan Persamaan 2.1 dapat dihitung untuk panjang antena dipole yang beroperasi pada frekuensi : 1. 3 MHz pada siaran AM dapat dihitung yaitu : Untuk f = 3MHz, maka : = = 100 meter , maka l = = 50 meter. 28 2. 300 MHz pada siaran FM dapat dihitung yaitu : Untuk f = 300 MHz, maka : = = 1 meter , maka l = = 0,5meter = 50 cm 3. 10 GHz pada band microwave dapat dihitung yaitu : Untuk f = 10 GHz, maka : = = 0,03 meter , maka l = , = 0,015 meter = 1,5 cm

2.10 Pola Radiasi Pada Antena Dipole