Penonjolan aspek framing model Entmant dalam siaran

91 Dalam penjabarannya ketika melakukan pengajian kalam Ihya’ulumuddin di radio PERSADA FM, beliau seringkali mengingatkan masyarakat untuk kembali mempelajari dan menerapkan nilai-nilai keislaman disetiap sektor kehidupan. Terlebih lagi dalam masalah politik dan ketatanegaraan, beliau dengan sangat menghimbau kepada masyarakat untuk memilih dan mencalonkan orang-orang yang memiliki kompetensi dan komitmen dibidangnya serta memiliki ahlak dan budi pekerti luhur sebagai sosok pemimpin yang patut menjadi panutan untuk rakyatnya. “Indonesia butuh wong jujur, wong jujur, wong jujur. Seng paling kudu jujur nomer 1 sopo? KPK. Pokoe pengurus KPK wajib jujur. Awas lanang-lanang calon dadi pengurus KPK iku. Nomer 2 seng kudu jujur iku Polisi, temenan polisi kudu jujur, nek gak wani jujur ojo daftar polisi, mundak neroko panggonane gak iso metu-metu. Sebab iku, nek nyalokno pimpinan polisi kudu wong jujur, ojo pisan-pisan terlibat mengenai masalah penggelembungan uang-penggelembungan uang, mundak dadi molo. Indonesia iki butuh wong seng jujur, lan nek iso seng pinter ngaji. Mergo Indonesia iki mayoritas wong islam, yo pimpinane kudu islam ” 64 Dalam ceramahnya beliau sangat menghimbau kepada masyarakat bahwa kondisi negara Indonesia sekarang ini sangatlah kritis. Negeri ini membutuhkan sosok pimpinan yang jujur dan mampu mengayomi masyarakat. Beliau berharap kepada seluruh lapisan pimpinan agar tidak lagi terlibat kasus masalah korupsi dan penggelembungan uang yang saat ini masih banyak membelit 64 Deskripsi rekaman kalam Ihya’ulumuddin Ahad 3 mei 2015 pukul 16.00 wib. 92 seluruh lapisan petinggi negara seperti DPR, MPR, Kepolisian dan bahkan KPK itu sendiri. Selain itu beliau juga menyisipkan pesan-pesan moral disetiap kritikannya. Pesan moral tersebut ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama kalangan kaum santri yang diharapkan oleh beliau kelak akan mampu menjadi kader-kader pimpinan dimasa yang akan datang. Beliau berpesan melalui ceramahnya agar setiap orang memiliki rasa saling peduli kepada sesama, terlebih lagi bagi orang yang menjadi pimpinan harus lebih memiliki rasa peduli kepada rakyatnya dibandingkan kepeduliannya terhadap dirinya sendiri. “Umpamane sampeyan duwe panganan pirang-pirang tapi seng dipangan cumak saitik ae cek engko iso dientekno koncone iku mentingno konco namanya ihtsar, seng gak enak dipangan, seng enak diwenehno koncone yo iki totokromo seng apik, totokromone waline gusti Allah ngunuiku. Ngeneiki nek iso noto sampek tingkat negoro, dadi DPR ndang iso ngunu, siap melarat untuk kepentingan rakyat, yo makmur negoro iki. Kadang dikandani bolak-balik ayo tah milih pimpinan seng apik, ayo golek pimpinan seng toto kromone apik, kelakoane apik, iso noto negoro. Ojo seng ngemahi duik, duik, duik. Dusone guede kanggo seng milih pimpinan perkoro duik, neroko panggonane. Bujat kabeh negoro nek rakyate milih pimpinan perkoro duik ” 65 Pesan moral yang disampaikan oleh KH. Abdul Ghofur dalam setiap ceramahnya adalah penerapan nilai-nilai keislaman yang saat ini mulai pudar dimasyarakat. Sebagaimana agama yang dianut oleh 65 Deskripsi rekaman kalam Ihya’ulumuddin Selasa 5 mei 2015 pukul 07.00 wib. 93 mayoritas penduduk di Indonesia, islam merupakan agama samawi yang mengajarkan tentang kepedulian terhadap sesama dengan melakukan pendekatan-pendekatan tolerir yang merujuk kearah kebijaksanaan dalam bertindak. Islam mengajarkan kepada setiap penganutnya untuk selalu memegang teguh prinsip sosial yang dipadu dengan nilai-nilai ketuhanan, sehingga mampu menjadikan orang tersebut memiliki akhlak yang baik dan budi pekerti luhur serta berguna bagi sesama dimanapun ia berada. Sebagai langkah solutif beliau dalam menghadapi masalah kemerosotan ahlak di tingkat pimpinan yang saat ini sedang melanda birokrasi bangsa Indonesia, beliau seringkali menghimbau kepada santrinya dan kepada masyarakat untuk selalu mawas diri dalam bertindak. Bertingkah jujur dan sabar disetiap pekerjaan adalah modal awal bagi kita untuk membentuk suatu negara yang berdaulat. Terlebih lagi ketika musim politik tiba, seringkali para elit politik menggunakan jalan pintas dengan memberikan uang kepada masyarakat agar mau memilihnya money politic. Untuk itu disetiap ceramahnya beliau seringkali memberikan larangan keras kepada masyarakat agar tidak lagi menerapkan money politik. Karena menurut beliau hal tersebut merupakan penyebab utama kehancuran dari kedaulatan republik Indonesia saat ini. 94 “Sampeyan kudu mbetah-mebtahno nok pondok iki yo, dikuat- kuatno belajar campur praktik, iku latihan kabeh. Sampek sampeyan dadi wong seng sabar, wong seng betah-betahno ugo sampeyan calone pimpinan. Dibetah-betahno ojo korupsi, dikuat-kuatno ojo gak jujur nalikane besok wes dadi pimpinan. Ape jagakno sopo mane nek gak sampeyan, saiki bubrah larah gak karuan. Ape ngersulo? Salahe rakyat dewe diilingno gak dirungokno. Diilingno milih pimpinan iku yoh seng totokromone apik, seng kelakuane apik, ojo seng ngemahi duik ” 66 Dalam wejangan beliau tersebut, selain beliau menghimbau kepada masyarakat untuk selalu bertindak jujur dalam bertindak dan tidak melakukan money politic. Beliau juga menghimbau para santrinya agar selalu melatih diri menjadi orang yang jujur dan sabar. Menurut beliau tidak ada lagi kalangan yang patut untuk dicalonkan sebagai pemimpin bangsa di masa mendatang selain kalangan santri yang setiap hari dilatih untuk memiliki budi pekerti luhur serta jujur dalam bertindak. Membentuk suatu gerakan Politik Negara Pondok yang notabenya adalah upaya untuk mengkader para santri untuk menjadi kader-kader pimpinan yang jujur dan bermartabat, merupakan suatu langkah solitif KH. Abdul Ghofur dalam menangani problem kemasyarakatan yang terjadi di negara republik Indonesia saat ini. Penerapan nilai-nilai keislaman yang sudah dilakukan ketika menjalani masa pendidikan di pondok pesantren merupakan bekal utama bagi para santri untuk terjun ke tengah masyarakat dalam 66 Deskripsi rekaman kalam Ihya’ulumuddin Rabu 6 mei 2015 pukul 07.00 wib. 95 upaya memberikan solusi disetiap problem kehidupan dan memberikan pendampingan serta contoh yang baik untuk masyarakat di sekitarnya. Adapun penjelasan secara ringkas mengenai konsepsi framing model Robert N. Entmant dalam penelitian analisis pesan sisipan politik negara pondok dalam siaran radio PERSADA FM ini adalah sebagaimana tabel berikut. Define Problems Problem menurunnya tingkat kepercayaan Pendefinisian masyarakat terhadap pemerintah terjadi masalah karena menurunnya nilai-nilai moral di tengah elit pemerintahan sehingga banyak yang terjerat kasus korupsi, penggelembungan uang dan sebagainya. Diagnose Causes Ketidak jujuran elit politik dalam Memperkirakan melaksanakan proses pemilihan membuat masalah atau sumber budaya masyarakat menjadi rusak dan masalah cenderung berpihak kepada siapa yang melakukan praktik money politik. Make Moral Kesabaran,ketekunan dan kejujuran adalah Judgement kunci utama bagi masyarakat euntuk Membuat keputusan membentuk suatu negara yang berdaulat. moral Masyarakat Indonesia saat ini sangat 96 membutuhkan sosok pemimpin yang kompeten, jujur dan adil dalam menetapkan kebijakan. Selain itu Indonesia juga membutuhkan sosok pemimpin yang bermoral dan patut untuk dijadikan contoh bagi kehidupan masyarakatnya. Threatment Menghimbau masyarakat untuk bertindak Recommendation jujur dan tidak melakukan money politic menekankan ketika musim pemilu tiba adalah sebuah penyelesaian kewajiban bagi masyarakat yang mendambakan pemerintahan yang bersih dan bermartabat. Selain itu, proses pengkaderan para santri untuk menjadi calon-calon pimpinan negara adalah suatu langkah solutif jitu untuk menggantikan para birokrat korup yang saat ini menguasai kursi pemerintahan. Keempat elemen konsepsi framing tersebut tersusun secara rapi dan disampaikan kepada khalayak dalam bentuk narasi ketika sedang memberikan penjelasan mengenai dalil-dalil sosial yang ada dalam kitab Ihya’ulumudin. Penyampaian pesan tersebut bersifat 97 kontekstual, dimana ketika beliau sedang menjelaskan tentang perkara sosial, pasti pada saat itu juga beliau memberikan berbagai macam komentar, kritikan serta argumen tentang peristiwa politik dan kenegaraan yang terjadi saat ini. Adapun pesan ataupun himbauan disampaikan secara berulang-ulang kepada khalayak pendengar di setiap kesempatan yang berbeda-beda. Sehingga secara tidak langsung, masyarakat yang mendengarkan ceramah KH. Abdul Ghofur tersebut akan menerima apa yang telah disampaikan oleh beliau dalam ceramahnya. Hal ini dimaksudkan agar apa yang menjadi pemikiran beliau bisa dimengerti, diyakini dan diikuti sebagai suatu keniscayaan yang saat ini tengah membelenggu kehidupan perpolitikan bangsa Indonesia.

BAB IV ANALISIS DATA

A. Temuan Penelitian

Temuan penelitian berupa data lapangan yang diperoleh melalui metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Temuan penelitian ini diperoleh dari hasil data lapangan yang disaring menggunakan metode analisis framing model Robert N Entmant. Dalam hal ini peneliti berusaha memehami proses seleksi isu dan penekanan isu dalam pesan sisipan untuk mencari makna ideologis terkait pesan sisipan politik negara pondok yang di siarkan radio PERSADA FM edisi siaran 1 sampai 7 mei 2015. Peneliti berusaha mendalami setiap pesan yang disisipkan dalam siaran kalam Ihya’ulumuddin dengan cara mengkonversikan siaran radio kedalam bentuk teks, sehingga bisa ditemukan sebuah makna yang tersimpan secara tersirat dari pesan sisipan yang dimaksudkan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha membongkar konsepsi framing yang terjadi dalam siaran kalam Ihyaulumuddin tersebut menggunakan model Robert N. Enmant. Dari pengamatan peneliti mengenai analisis pesan sisipan politik negara pondok dalam siaran radio PERSADA FM tersebut, peneliti menemukan temuan sebagai berikut : 98 99

1. Pengulangan pesan dalam konteks framing merupakan bentuk

sugesti dan doktrinasi Penggunaan kalimat dalam sebuah pesan yang dilakukan berulang-ulang memiliki dampak psikologis seperti halnya sebuah iklan. Suatu pesan yang diperdengarkan atau disampaikan secara berulang akan selalu terkenang dalam ingatan komunikan yang sering menerimanya. Sehingga suatu saat pasti mampu mendorong orang yang menerima pesan tersebut untuk melakukan hal yang ada didalam benak dan fikirannya sesuai dengan pesan yang sering diterimanya. Namun dalam komunikasi massa tidak akan terjadi sebuah frame jika tidak melalui proses seleksi isu yang akan menjadi frame utama dalam konteks komunikasi tersebut. Proses seleksi isu dalam framing merupakan tahapan awal dari penggiringan opini publik. Dalam siaran kalam Ihya’ulumuddin ini isu yang disampaikan merupakan contoh dari reflreksi dalil-dalil yang berkaitan dengan tata kelola kehidupan sosial di masyarakat. Dalam proses seleksi isu pada analisis pesan sisipan ini, peneliti menemukan dua tahap antara lain : a. Penekanan isu yang dimunculkan Seleksi isu dalam framing merupakan master frame atau bingkai utama dalam sebuah pesan. Pada siaran kalam Ihya’ulumuddin tersebut, isu yang seringkali dimunculkan berupa 100 isu-isu kemerosotan prestasi dari sebuah program pemerintahan. Isu tersebut sengaja dipilih dan dimunculkan untuk membentuk opini publik bahwasanya proses pemerintahan yang ada didalam negeri ini terkesan amburadul. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya elit politik yang melenggang ke kursi birokrasi dengan cara manipulasi politik menggunakan uang atau yang sering disebut dengan money politic. Berbagaimacam contoh dari isu-isu kemerosotan prestasi tersebut dimunculkan dan ditekankan agar masyarakat sadar mengenai betapa pentingnya kejujuran dalam bertindak. Terutama ketika proses pemilihan pimpinan, seorang pemilih haruslah memilih seorang pemimpin yang benar-benar memiliki kualitas. Adapun pemimpin yang berkualitas menurut pandangan KH. Abdul Ghofur adalah pemimpin yang selalu memikirkan rakyatnya, pemimpin yang kompeten dalam pengelolaan sumber daya baik manusia maupun alam, pemimpin yang jujur dan sabar dalam bertindak dan pemimpin yang siap melarat demi kepentingan rakyat. b. Penghilangan isu yang tidak berkaitan Dalam penelitian mengenai pesan sisipan politik negara pondok ini, peneliti menemukan berbagai macam isu yang sengaja dihilangkan oleh sang komunikator. Proses penghilangan isu tersebut dimaksudkan agar tidak melemahkan konsepsi 101 pemikirankhalayak terhadap isu-isu yang sudah dimunculkan sebelumnya. Adapun isu yang sengaja dihilangkan adalah mengenai hal-hal positif ataupun prestasi yang tengah diraih oleh pemerintah. Akan tetapi proses penghilangan isu tersebut bukanlah suatu hal yang tabu atau dianggap sebagai sebuah penyimpangan. Karena pada kenyataannya prestasi yang mampu diraih oleh pemerintah saat ini tidak sebanding dengan problem yang tengah dihadapi masyarakat. Ketika mengutarakan pendapatnya, beliau sama sekali tidak melebih-lebihkan atau mengurangi berita yang terjadi. Semuanya disampaikan secara gamblang dan jelas dalam bentuk cerita dan menggunakan pola kata yang tersusun, sebagaimana ciri khas gaya komunikasi beliau ketika berdakwah. Setelah proses penekanan isu telah disampaikan dan sudah menjadi suatu keniscayaan bagi khalayak yang menerimanya, beliau selalu memberikan wejangan atau nasihat berupa himbauan untuk melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki nasib bangsa secara perlahan. Adapun wejangan yang selalu disampaikan beliau pada pesan sisipannya adalah sebagai berikut : 1 Dilarang keras memilih pimpinan yang melakukan money politic.Menurut beliau money politiic merupakan suap dan suap dilarang dalam agama, karena dapat merusak moral dan tatanan 102 masyarakat. Pesan tersebut ditujukan kepada seluruh khalayak yang mendengarkan siaran radio PERSADA FM dimanapun dia berada, tanpa membeda-bedakan ras dan golongan. Pesan tersebut sangat ditekankan oleh beliau, karena menurut anggapan beliau yang menjadi sumber malapetaka dan kehancuran negeri ini adalah money politic. Dimana dalam money politic akan menguatkan kedudukan para mafia yang tidak mempunyai kemampuan dalam tata kelola negara dan minus akhlak, budi pekerti untuk naik ke kursi birokrasi. Sedangkan orang-orang yang bersih, memiliki komitmen dan kemampuan akan tergeser posisinya dalam kursi birokrasi. 2 Himbauan untuk seluruh kalangan santri agar selalu mawas diri. Beliau berpendapat saat ini yang patut untuk mengisi kursi birokrasi haruslah dari kalangan santri. Karena menurut beliau, kalangan santri sudah pernah dilatih hidup dengan serba kekurangan ketika menuntut ilmu di pondok pesantren.Pendidikan yang diterima juga lebih mumpuni karena mampu memadukan ilmu-ilmu umum dengan kaidah-kaidah hukum islam yang sudah didalami ketika di pesantren. Oleh karena itu, kalangan santri merupakan sosok yang tepat untuk mengatur dan mengelola negara karena sudah memiliki dasar sosial yang kuat, sebagaimana yang telah diterimanya dalam dunia pesantren.