Analisis program siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta

(1)

ANALISIS PROGRAM SIARAN BALADA CERITA

RAMADHAN (BCR) DI RADIO PRAMBORS 102.2 FM

JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memproleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S Sos I)

Oleh:

INTAN LELIANA

NIM : 105051001971

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H./2009 M.


(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) Di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 08 Juni 2009. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I ) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 08 Juni 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekertaris Merangkap Anggota,

Dr. Murodi, MA Umi Musyarofah, MA

NIP: 150254102 NIP: 150281980

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. H. Tarmi, M.M Drs. Wahidin Saputra, M.A

NIP: 150062569 NIP: 150276299

Pembimbing

Dra. Armawati Arbi. M.Si NIP: 150246288


(3)

ABSTRAK

INTAN LELIANA

Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta

Radio merupakan media elektronik yang tertua dan luwes, karena berada dimana saja: ditempat tidur, di dapur, di dalam kantor, di mobil, di jalanan, dan berbagai tempat lainnya. Radio juga memiliki kemampuan menjual bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk khalayak tertentu dan mempunyai kecanggihan teknologi komunikasi, yang turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya kegiatan dakwah, yang dikemas dalam suatu program. Program ini dapat berupa drama radio seperti yang disiarkan di salah satu radio swasta Indonesia, yakni Radio Prambors, program tersebut ialah Balada Cerita Ramadhan (BCR).

Mengingat bahwa Balada Cerita Ramadhan ini disiarkan serentak di 8 kota Radio Prambors lainnya seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, Medan, Makasar, dan telah berjalan selama 5 tahun terakhir, apalagi BCR ini juga merupakan program yang populer di kota-kota besar tersebut serta mendapat tanggapan yang positif dari kawula muda prambors khususnya yang beragama Islam, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan melaporkannya dalam skripsi ini sebagai bahasan yang sesuai dengan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis yang bersifat deskriptif. Sebagai teknik pengumpulan data peneliti melakukan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi serta kepustakaan. Setelah data-data diperoleh, barulah di analisis secara deskriptif dengan menggunakan teori-teori yang ada.

Dalam Program Balada Cerita Ramadhan (BCR), pada tahap pra produksi atau perencanaanya, yang dilakukan yaitu pengembangan dari desain program menjadi desain produksi, atau semua kegiatan mulai dari pembahasan ide. Seperti mengadakan meeting, menentukan karakter tokoh, plot maupun subplot, pembuatan naskah atau skrip, rekaman, lalu sampai pada keluarnya kebijakan dalam program yang akan mulai diproduksi yaitu program BCR 2008. Kemudian dalam proses produksi, yang dilakukan para pelaku tidaklah rumit, yakni pelaksanaan rekamanan (recorded), yang diisi dengan pengisian suara oleh para tokoh-tokoh yang berperan di BCR 2008. Untuk proses pasca produksi BCR 2008, ada beberapa yang dilakukan, yaitu para pelaku melakukan evaluasi di kalangan pelaku saja, dengan mengadakan meeting pada setiap 10 episode yang telah disiarkan, lalu melakukan evaluasi pada hasil rekaman yang telah dikemas. Lalu melakukan evaluasi dari pihak para kawula muda pendengar, dengan mengadakan kuis yang ada disetiap episode yang telah disiarkan. Adapun pengaruh yang dapat kawula muda peroleh dari adanya program BCR 2008 ini, ada beberapa diantaranya, yakni kawula muda prambors dapat mengisi waktu "ngabuburitnya" tanpa pergi ke suatu tempat, dan tanpa mengeluarkan uang, serta memperoleh cerita persahabatan yang dapat dijadikan pelajaran yang baik dalam pergaulan.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan diawali ucapan "Alhamdulillahi Robbil a'lamin" sebagai suatu syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia, hidayah, kekuatan, dan kesabaran, serta ketabahan yang dilimpahkan oleh-Nya sehingga penulis dapat menempuh jenjang perkuliahan hingga terselesainya skripsi ini sebagai tugas akhir dalam studi.

Shalawat dan salam tak putus tercurahkan kepada Nabi yang agung, Rosul yang sangat mencintai hambanya melebihi kasihnya kepada makhluk lain, serta syafaatnya yang selalu dirindukan di hari akhir, Rasulullah yang senantiasa menjadi idola bagi setiap muslim sampai akhir zaman, Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul "Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) 102.2 FM Jakarta" diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar S.Sos.I. Pada Jurusan Komunikasi dan Penyiraan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Karya yang tentunya masih jauh dari kata sempurna, namun melalui karya ini peneliti kiranya dapat memberikan sesuatu yang berarti bagi orang lain.

Tentunya dalam penulisan ini penulis tidak dapat melakukannya seorang diri. Banyak bantuan dari pihak lain, baik berupa doa, motivasi, materiil, maupun keikhlasan hati untuk membantu sesama. Oleh karena itu, rasanya tidak berlebihan jika penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibunda tercinta, Tri Pamili, serta alm Ayahanda, H. Sugito, dan kepada kedua kakak tersayang, Ghatut Sasongko dan Lia Widya Ningrum, terima kasih yang teramat sangat ananda ucapkan atas seluruh kasih sayang yang kalian berikan


(5)

berupa kasih sayang, doa, pengajaran, pendidikan, dan materi yang tidak dapat dibayar walau dengan jiwa dan raga sekalipun.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. bapak. Dr. Murodi M.A. dan Pembantu Dekan I, bapak Drs. H. Arief Subhan. M.A, Pembantu Dekan II, bapak Drs. H. Mahmud Jalal M.A., Pembantu Dekan III, Bapak Drs. Study Rizal LK. M.A dan para staff yang berada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, bapak. Drs. Wahidin Saputra. M.A dan Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, ibu Umi Musyarofah. M.A.

4. Dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini, ibu Dra. Armawati Arbi. M.Si. yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam memberikan bimbingan, pengarahan, pengorbanan dan waktu serta pemikirannya untuk memberikan masukan dan arahan yang bermanfaat agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. National Promotion Radio Prambors 102.2 FM Jakarta, Ananda Adityasanti, yang telah meluangkan waktunya dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dengan tangan terbuka di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta. Tanpa bantuan dan motivasi beliau penulis tak akan sampai pada penyelesaian skripsi ini.

6. Produser, dan Program Director Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) 2008 di Radio Prambors, Robby Syafputra, yang telah memberikan data-data dan meluangkan waktunya untuk diwawancari sebagai nara sumber dalam penyusunan skripsi ini sehingga selesai dengan baik.


(6)

7. Pimpinan dan staff Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta pimpinan serta staff dari Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan bantuan dalam mencari referensi yang penulis butuhkan.

8. Pimpinan di TKA-TPA-TQA Nuurul Hidayah, Ir. H Abdul Kadir, dan para staff guru-guru pengajar.

9. Keluarga baru penulis, di Jurusan KPI D, di Jurusan Fisika angkatan 2005 dan beberapa di Fakultas Dirasah Islamiah serta sahabat-sahabat tercinta, Sa’ada Pueri Natasari, yang tergabung di Jum's Club (Lia Kholisha, Badrotulaila, Arry Susanty dan Ida Farida) dan teman-teman yang tak disebutkan satu persatu. Karena kalian semua, penulis memperoleh pendewasaan emosi, merasakan cinta, tawa dan tangis, bahkan mengasah intelektual selama kurang lebih 3.5 tahun.

Akhirnya dengan mengharap ridho dari Allah SWT, penulis mendoakan semoga segala doa restu, bantuan, dukungan, dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam penulisan skripsi ini, yang tak akan dapat disebutkan semuanya namun tanpa mengurangi rasa hormat, semoga Allah SWT membalas amalan pahala disertai limpahan rahmat serta hidayah-Nya. Amin ya Robbal a'lamin.

Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pembacanya, menambah wawasan keilmuan serta literature perpustakaan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari semua pihak yang membaca.

Jakarta, 08 Juni 2009 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ……….

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR TABEL ……….. vi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……… 4

1. Pembatasan Masalah ……… 4

2. Perumusan Masalah ……… 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 5

1. Tujuan Penelitian ……….. 5

2. Manfaat Penelitian ………. 6

D. Metodologi Penelitian ……… 6

1. Metode Penelitian ……… 6

2. Subjek dan Objek Penelitian ……… 7

3. Lokasi dan Tempat Penelitian ……….. 7

4. Teknik Pengumpulan Data ……… 7

5. Teknik Pengolahan Data ………. 8

6. Teknik Analisis Data ……… 9

E. Tinjauan Pustaka ……….. 9

F. Sistematika Penulisan ……… 11

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sejarah Perkembangan Radio ……… 13

B. Sejarah Radio di Indonesia ……….. 15

1. Zaman Belanda ………. 15


(8)

3. Zaman Kemerdekaan ………. 16

4. Zaman Orde Baru ………. 16

5. Zaman Reformasi ……….. 17

C. Radio Siaran Sebagai The Fifth Estate ………... 18

D. Program Radio Siaran ……… 19

BAB III PROFIL RADIO PRAMBORS 102.2 FM JAKARTA A. Sekilas Perkembangan Radio Prambors ………. 36

B. Visi dan Misi Radio Prambors ……… 39

C. Struktur Organisasi Radio Prambors ……… 40

D. Program Siaran Radio Prambors ……… 41

Bab IV ANALISIS PROGRAM BALADA CERITA RAMADHAN (BCR) DI RADIO PRAMBORS 102.2 FM JAKARTA A. Pra Produksi Program siaran BCR 2008 di Radio Prambors …. 46 B. Produksi Program siaran BCR 2008 di Radio Prambors ……… 64

C. Pasca Produksi Program siaran BCR 2008 di Radio Prambors .. 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………. 78

B. Saran ………. 80

DAFTAR PUSTAKA ………. 82


(9)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Jadwal Kegiatan Siaran Harian radio Prambors 102.2 FM ……… 47 2. Tabel 2 Pelaku-Pelaku dari Pra Produksi Program Balada Cerita Ramadhan

(BCR) di Radio Prambors 102.2 FM………. 60 3. Tabel 3 Format program Balada Cerita Ramadhan 2008. ……… 64 4. Tabel 4 Pelaku-Pelaku dari Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di

Radio Prambors 102.2 FM……… 69 5. Tabel 5 Pelaku-Pelaku dari Pasca Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM……… 75


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pelaku-Pelaku dari Pra Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM………... Tabel 2 Format program Balada Cerita Ramadhan 2008. ……… Tabel 3 Pelaku-Pelaku dari Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM……….

Tabel 4 Pelaku-Pelaku dari Pasca Produksi Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM………


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa

pun semakin canggih dan kompleks, serta kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya, terutama dalam hal menjangkau komunikan. Begitupun dengan media massa elektronik yang semakin berkembang dengan berbagai informasi yang disajikan dari berbagai sudut penjuru dunia. Sebagai mana dikemukakan oleh Marshall McLuhan, kita sekarang hidup dalam desa dunia (Global Village) karena media massa modern memungkinkan berjuta-juta di seluruh dunia untuk berkomunikasi ke hampir setiap pelosok dunia. Berbicara mengenai media elektronik sebagai alat komunikasi massa yang pada

hakikatnya merupakan suatu proses, sudah pasti memerlukan berbagai sistem atau komponen (elemen). Everett M. Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komunikasi ada empat elemen yang harus diperhatikan, yaitu source, message, channel dan receiver. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu syarat yang harus ada dalam suatu proses komunikasi, baik pada komunikasi antarpesona, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa.1 Dalam membahas komponen-komponen komunikasi massa, merujuk kembali

definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh George Gerbner, yang intinya berbunyi “komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi

1

Ardianto, Elvinaro. Dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007.


(12)

dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri”.2 Dari definisi Gerbner tersebut, terungkap ada faktor produksi, distribusi, pesan yang kontinyu, juga sejumlah individu. Hal ini menunjukkan bahwa proses komunikasi massa melibatkan lebih banyak komponen dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya. Pada media elektronik khususnya radio, elemen-elemen ini juga berada dalam

penegakan pengaturan frekuensi yang penting agar dalam memberikan informasi atau komunikator tidak memiliki gangguan. Penggunaan frekuensi radio didasarkan pada ruang jumlah getaran dan lebar pita yang hanya dapat dipergunakan oleh jumlah getaran dan lebar pita yang sama atau berhimpitan yang saling mengganggu.3 Frekuensi sangat penting agar source, message, channel, receive (SMCR) tidak terjadi sia-sia yang disebabkan adanya gangguan. Dalam studi komunikasi, frekuensi dikategorikan sebagai milik publik (public domain) atau termasuk dari kekuasaan dan kewenangan.4 Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu

abad lebih keberadaan radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, elektronik games, dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Kelebihan dari media massa elektronik radio siaran ini adalah berada dimana saja. Kemampuan yang

2

Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1996. hlm. 188.

3

Maskudi. Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara. 2007. hlm. 14

4

John. M. Echols-Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992. hlm.84


(13)

tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan yang lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya.5 Kecanggihan teknologi komunikasi radio, juga turut serta mempengaruhi seluruh

aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah. Dengan mengetahui kelebihan radio, maka alat tersebut dapat digunakan sebagai media dakwah, sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan melalui siaran-siaran di radio dapat berjalan dengan efektif dan efisien sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan.6 Begitupun Radio Prambors yang berdiri sejak tahun 1971, hadir dengan berbagai

macam program siaran yang menyenangkan bagi kawula muda di Indonesia yang kreatif. Melakukan proses sistem sosial dari komunikator dalam hal ini penyiar dan tim yang berada di dalam Radio Prambors sampai ke pendengar. Seperti halnya program bernuansa religius, yang disiarkan sebagai siaran menunggu saatnya berbuka puasa di bulan Ramadhan, dipersembahkan untuk kawula muda di Indonesia, yakni Program Siaran Balada Cerita Ramadhan atau yang lebih akrabnya di sebut BCR. Pada awal berdirinya, Radio Prambors menjadi radio kegemaran kawula muda di Indonesia. Sesuai dengan misinya radio Prambors, yakni Prambors hadir menjadi bagian dari kawula muda Indonesia, untuk menjadi bagian dari aktifitas kreatif remaja global. Program siaran Balada Cerita Ramadhan adalah bentuk sandiwara radio yang

sudah ada sejak 2002 silam yang telah menjadi salah satu program yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya oleh kawula muda di Indonesia. Program yang hadir setiap hari selama bulan Ramadhan ini serentak di 8 kota Prambors yaitu Prambors Jakarta 102.2 FM,

5

Joseph R. Dominick. The Dynamics of mass communication. New York: Random House.

6

M. Bakhti. Ghazali. Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikatif Dakwah. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya. 1997. hlm. 33.


(14)

Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makasar 105.1 FM diputar sekitar satu jam sebelum jam berbuka puasa.7 Dalam produksi program siaran ini pernah melakukan audisi bagi para pendengar untuk menjadi bagian dari salah satu tokoh di BCR, sebagaimana BCR telah menyuguhkan sandiwara radio yang menarik dan penting diketahui bagi para remaja di Indonesia.8 Mengingat radio Prambors telah menyiarkan program BCR ini 5 tahun terakhir dan program ini disiarkan di 8 kota Prambors, apalagi BCR ini juga merupakan program yang populer di kota-kota besar tersebut serta mendapat tanggapan yang positif dari kawula muda prambors khususnya yang beragama Islam. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan melaporkannya

dalam skripsi ini mengenai produksi Program Siaran Balada Cerita Ramadhan ini, sebagai bahasan yang sesuai dengan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penelitian ilmiah berjudul "Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM."

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Batasan dan perumusan masalah dalam penelitian ilmiah ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah

7

info@pramborsfm.com

8


(15)

Pada penelitian ini, batasan masalahnya agar tidak terlalu meluas yakni

penelitian hanya pada analisis pra produksi program, produksi program, dan pasca produksi program siaran Balada Cerita Ramadhan Tahun 2008 di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah berdasarkan batasan diatas, yaitu:

a. Bagaimana pelaku pra produksi mengemas program siaran BCR di radio Prambors?

b. Bagaimana pelaku produksi mengemas program siaran BCR di Radio Prambors?

c. Bagaimana pelaku pasca produksi mengemas dari siaran BCR di Radio Prambors?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat akan dijelaskan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus serta manfaat akademis dan manfaat praktisnya, yakni :

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ilmiah ini dijabarkan kedalam tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umumnya yakni untuk mengetahui proses produksi dari program siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM.


(16)

Tujuan khususnya yaitu :

a. untuk mengetahui pelaku pra produksi dari program BCR di Radio Prambors.

b. untuk mengungkapkan pelaksanaan dan faktor-faktor pendukung serta hambatan dalam produksi dari program siaran BCR di Radio Prambors.

c. untuk mengetahui pelaku-pelaku yang terlibat dalam pasca produksi dari program siaran BCR di Radio Prambors.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat akademis dan manfaat praktis. Adapun

manfaat akademisnya yakni: untuk memperdalam pemahaman tentang teori, metodologi, dan referensi bagi pengembang pengetahuan ilmiah di bidang dakwah islamiyah, khusunya pada program Siaran Radio. Adapun manfaat praktisnya yaitu :

a. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk menambah wawasan khususnya dibidang produksi program siaran radio bagi kalangan teoritis, praktis, atau aktivis dakwah Islam pada umumnya terutama bagi para mahasiswa dan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Sebagai dasar bagi studi-studi selanjutnya dan akan menambah jumlah studi mengenai penggunaan media massa (radio) untuk kepentingan dakwah.


(17)

D. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif.

1. Metode Penelitian

Penelitian ilmiah ini mempergunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yakni metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya dari penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ilmiah ini adalah program siaran di Radio Prambors 102.2 FM, Jakarta. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini yakni Program Siaran Balada Cerita Ramadhan di radio Prambors 102.2 FM.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta, Gedung Ratu Plaza Office Tower kav. 9Lantai 19 dan 20 Jakarta Pusat. Waktu Penelitian yaitu selama bulan November sampai bulan Mei.

4. Teknik Pengumpulan data

Pada penelitian ilmiah ini data-data dikumpulan dari berbagai sumber yang dapat menjadi suatu rujukan yang dipercaya yaitu:


(18)

a. Wawancara

Wawancara atau Interview adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian.9 Sehingga data diperoleh dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka secara langsung antara pewawancara, dalam hal ini peneliti dan sebagai yang diwawancarai, dalam penelitian ilmiah ini, yaitu pihak wadyabala atau kru dari Program Siaran BCR di Radio Prambors Jakarta, Robby Syafputra sebagai Program Director di Balada Cerita Ramadhan 2008. Untuk memperoleh data dari pengelola atau produser mengenai pra produksi, proses pelaksanaan produksi, pola siaran, motivasi radio terhadap siaran ini, evaluasi program serta mengenai faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam siaran ini.

b. Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah studi dokumen berupa data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual.10 Bahan informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian sebagai bahan penunjukan penelitian. Dalam penelitian ini penulis juga mengambil data-data dalam kebutuhan analisis program BCR 2008 di Radio Prambors ini. Data-data diperoleh dari artikel di internet.

5. Teknik Pengolahan Data

9

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, Cet. 1, hlm 72.

10

Nurul Hidayati. Metodologi Penelitian dakwah, dengan Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.


(19)

Dari data yang telah diproses secara deskriptif yang menggambarkan

keadaan yang sebenarnya dan dianggap akurat serta meluangkannya kedalam konteks penulisan karya ilmiah atau skripsi dengan cara menjabarkan, menerangkan, memberikan gambaran serta mengklasifikasikan data-data tersebut kedalam bentuk tabel-tabel. Adapun tabel-tabel itu akan dijabarkan berikut ini.

Tabel 1 menjabarkan tentang para pelaku dari pra produksi program siaran

Balada Cerita Ramadhan 2008 di Radio Prambors dan apa-apa saja yang dilakukan para pelaku tersebut. Tabel 2 Format program Balada Cerita Ramadhan 2008

Tabel 3 menjabarkan tentang para pelaku dan pekerjaannya dalam

melakukan proses produksi program siaran BCR 2008 yang disiarkan di radio Prambors.

Tabel 4 menjelaskan tentang para pelaku-pelaku dan pekerjaannya dalam melakukan proses pacsa produksi dari program siaran BCR 2008.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data-data temuan telah terkumpul, diolah dan kemudian

diinterpretasikan data-data yang terkumpul secara apa adanya terlebih dahulu, kemudian menarik kesimpulan atas permasalahan yang berkaitan dengan teori yang telah dikupas.


(20)

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan

diperpustakaan yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi maupun di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut pengamatan penulis dari observasi yang dilakukan, penulis hanya menemukan penelitian ilmiah tentang: 1. "Analisis Program Kajian Silaturahmi di Trans 7" yang disusun oleh Fitri

Nurjanah dengan NIM 103051028454, penelitiannya berisi tentang proses pra produksi, produksi dan pasca produksi yang dilihat dari sisi dakwahnya dari program Kajian Silaturahmi di Trans 7.

2. "Analisis Program Embun Pagi Radio Persada 12.78 AM Tangerang". Disusun oleh Awaluddin dengan NIM 150281980. Pada skripsi ini yang menjadi penelitiannya yakni kredibiltas seorang penyiar dalam menghasilkan suatu program yang bermutu, karena pada dasarnya radio memiliki banyak kelemahan. Kredibilitas seorang penyiar inilah yang agar dapat apa yang disampaikan dapat diingat. Ustad Djawahir menjembatani kelemahan tersebut dengan kitab sehingga dapat ditelaah kembali oleh pendengar. Hasil temuannya bahwa kekuatan metode yang ditetapkan oleh Ust Djawahir dengan kitabnya, bahwa ternyata hasilnya cukup fantastis dimana kini banyak pendengar yang mulai menerapkan apa yang mereka dapatkan dari program Embun Pagi. Hal yang disiarkan secara langsung oleh radio adalah dengan tingginya respon pendengar dengan acara embun pagi. 3. "Pesan-Pesan Dakwah pada Program Ramadhan 30 di Radio Prambors 102.2

FM" oleh Nurmala Sari dengan NIM 103051028507. Pada penelitian ini ingin mengetahui bagaimana tentang isi pesan dengan kecenderungan isi, bagaimana


(21)

bentuk penyajian isi pesan, serta faktor pendukung dan penghambat. Penelitian ini melalui wawancara dan observasi, maka dapat dikatakan bahwa objek yang diteliti melakukan dengan dua cara yaitu pertama, mendengarkan suara langsung rekaman cerita Ramadhan 30. Kedua, dengan cara mengkategorikan pesan yang ada pada cerita tersebut. mengkategorikan dari segi aqidah, akhlak, dan syariah.

Namun belum menemukan adanya judul yang serupa dengan judul yang diajukan

penulis, yaitu "Analisis Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta". Penelitian penulis ini membahas tentang proses para pelaku atau komunikator dalam melakukan proses program Balada Cerita Ramadhan 2008 di Radio Prambors yang sudah menjadi radio kebanggaan kawula muda di Tanah Air, proses tersebut di bagi dalam pra produksi program, produksi program dan pasca produksi program. Perbedaan dari skripsi-skripsi sebelumnya yakni terletak pada program yang disiarkannya serta waktu dalam penelitiannya. Dikarenakan belum ada yang menggunakan judul untuk penelitian ilmiah atau skripsi ini dan setelah diketahui penelitian yang telah ada sebagai sebagaimana judul penelitian yang kebanyakan menggunakan format produksi program di televisi, dan mengangkat beberapa evaluasi dari program siaran di beberapa radio yang tidak terlalu popular di Indonesia. Apalagi BCR ini juga merupakan program yang populer di kota-kota besar tersebut serta mendapat tanggapan yang positif dari kawula muda prambors khususnya yang beragama Islam, maka penulis tertarik untuk mengajukan judul di atas yang membahas tentang sandiwara radio. melaporkannya dalam skripsi ini sebagai bahasan yang sesuai dengan jurusan komunikasi dan penyiaran Islam


(22)

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah proses penelitian, penulis menguraikan beberapa hal tentang sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Landasan Teoritis terdiri dari Sejarah Perkembangan Radio, Sejarah Radio di Indonesia, Radio Siaran Sebagai The Fifth Estate, Program Radio Siaran.

Bab III : Profil Radio Prambors 102.2 FM terdiri dari Sekilas Perkembangan Radio Prambors, Visi dan Misi Radio Prambors, Struktur Organisasi Radio Prambors, Program Siaran Radio Prambors.

Bab IV : Analisis Program Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta terdiri dari Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta.

Bab V : Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Sejarah Perkembangan Radio

Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyebut banyak perhatian khalayak

radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran berada diambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, elektronik games dan personal casset player. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya.11 Agar dapat memahami organisasi industri radio siaran, kita perlu memahami

keterlibatan stasiun lokal dan jaringan. Di Amerika sedikitnya terdapat 10 ribu stasiun radio siaran. Stasiun tersebut beroperasi di kota-kota besar, kota-kota kecil, desa-desa yang melintasi negara.12 Jaringan radio siaran dirancang oleh dua atau lebih stasiun radio siaran yang membuat program secara simultan. Anggota stasiun radio siaran disebut affiliates

(himpunan) yang dapat menata hubungan secara teknik dan bergabung atau berafiliasi dalam meramu program mereka. Jaringan adalah sumber program penting, setelah kemunculan radio siaran.

11

Joseph R. Dominick. 2000. The Dynamics of Mass Communication. New York: Random House. hlm. 242

12

Agee, Warren K. Philip H. Ault dan Edwin Emery. Introduction to mass communications. New York: Longman.


(24)

Pertengahan tahun 1980-an jaringan radio siaran bangkit kembali. Sejumlah

jaringan berkembang sampai 21 stasiun. Setiap jaringan menawarkan program spesial. Radio ABC, memiliki tujuh jaringan yang berbeda, mulai dari jaringan informasi ABC (khusus berita dan talk show) sampai ke jarigan ABC FM (khusus cerita dan hiburan). NBC memiliki tiga jaringan: jaringan dengan orientasi anak muda disebut The Source, orientasi orang dewasa NBC Radio Network, dan NBC Talknet. CBS memiliki dua jaringan, seperti United Stasions. Jaringan lain yang terkenal termasuk AP dan UPI News Network, The Satelite Music Network, Mutual Broadcasting dan Transtar. Dalam membicarakan radio siaran, kita perlu mengetahui secara sekilas sejarah

radio siaran di tempat lahirnya, yakni Amerika Serikat dan Inggris. Radio siaran sebagai alat komunikasi ditemukan setelah mesin cetak ditemukan. Donald McNicol dalam bukunya Radio's Conquest of Space menyatakan bahwa "terkalahkannya" ruang angkasa oleh radio siaran dimulai pada tahun 1802 oleh Dane dengan ditemukan suatu pesan (message) dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat beraliran listrik. Penemu kemajuan radio siaran berikutnya adalah tiga orang cendekiawan muda,

diantaranya bernama James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. Ia mendapat julukan scientific father of wireless, karena berhasil menemukan rumus-rumus yang diduga mewujudkan gelombang elektromagnetis, yakni gelombang yang digunakan radio siaran dan televisi. Adanya gelombang elektromagnetik telah dibuktikan oleh Heinrich Hertz dengan melalui eksperimen pada tahun 1884.13

13

Onong Uchjana Effency. Radio Siaran, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990. hlm. 20-22


(25)

Radio siaran (broadcasting) yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa, mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. Lee De Forest

melalui radio siaran eksperimennya pada tahun 1916 telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat antara Wilson dan Hughes pada masyarakat umum, sehingga ia dianggap sebagai pelopor radio siaran, dan mula-mula menyiarkan berita radio siaran, sedang yang melakukan eksperimen menyiarkan music ialah Dr. Frank Conrad pada tahun 1919, mulai tahun 1920 masyarakat Amerika Serikat telah dapat menikmati radio siaran secara teratur dengan berbagai programnya.14

B. Sejarah Radio Di Indonesia

Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman Kemerdekaan dan Zaman Orde Baru.15

1. Zaman Belanda

Radio Siaran yang pertama kali di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands

Indies – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging (BVR) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran lainnya di Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, yang terbesar dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omreop Mij) di Bandung, Jakarta, dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah

14Ibid.

hlm 23

15

Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hlm. 125-128


(26)

Hindia Belanda. Sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha bangsa Indonesia ialah

Solosche Radio Vereningning (SRV) yang didirikan di kota Solo pada tanggal 1 April 1933 oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo.

2. Zaman Jepang

Ketika Belanda menyerah pada Jepang 8 Maret 1942, sebagai konsekuensinya, radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, di Bandung, Yogyakarta, Purwakarta, Surakarta, Surabaya dan Malang. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh sembunyi-sembunyi mendengarkan siaran luar negeri.

3. Zaman Kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan oleh Bung Karno dan Bung Hatta tidak dapat disiarkan

langsung melalui radio siaran karena radio siaran masih dikuasai oleh Jepang. Teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia baru dapat disiarkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris pada pukul 19.00 WIB, dan hanya dapat didengar oleh penduduk di sekitar Jakarta. Baru pada tanggal 18 Agustus 1945, naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan ke luar batas tanah air dengan risiko petugasnya diberondong senjata serdadu Jepang. Tak lama kemudian dibuat pemancar gelap, radio siaran dengan stasiun

call "Radio Indonesia Merdeka". Di sinilah Wakil Presiden Mohammad Hatta dan pemimpin lainnya menyampaikan pidato melalui radio siaran yang ditujukan kepada rakyat Indonesia. Pada 11 September 1945 diperoleh kesepakatan untuk mendirikan


(27)

sebuah organisasi radio siaran. Tanggal 11 September itu menjadi hari ulang tahun Radio Republik Indonesia.16

4. Zaman Orde Baru

Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang

dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi Radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan pada masa Orde Baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi. Lalu sejalan dengan perkembangan sosial dan teknologi, maka bermunculan radio siaran-radio siaran amatir yang diusahakan oleh perorangan. Keadaan ini tidak dapat dihindari, namun perlu ditertibkan. Maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah. Karena jumlah radio siaran swasta niaga semakin lama semakin banyak, serta fungsi dan kedudukannya penting bagi masyarakat, maka pada tahun 1974 stasiun-stasiun radio siaran swasta niaga berhimpun dalam wadah yang dinamakan Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI).

5. Zaman Reformasi

Pada Zaman ini, semakin banyak radio-radio siaran swasta. Menurut catatan

PRSSNI, hingga tahun 2005, terdapat sekira 900 radio siaran swasta yang menjadi anggota. Namun banyak pula radio siaran swasta yang tidak terdaftar di PRSSNI karena sejak reformasi, radio-radio siaran tidak lagi diwajibkan menjadi anggota PRSSNI.

16


(28)

Radio-radio tersebut mempunyai kewenangan untuk menyiarkan warta berita secara mandiri dengan nama program yang berbeda-beda. Catatan penting untuk media elektronik saat ini, regulasi terhadap media tersebut

tidak bertumpu pada pemerintah saja, melainkan kepada masyarakat melalui dibentuknya Komite Penyiaran Indonesia (KPI).

Tugas KPI adalah:17 a. Menata infrastruktur penyiaran dengan mengeluarkan izin penyelenggaraan

penyiaran.

b. Melayani perpaduan masyarakat dalam bidang penyiaran dengan mengacu pada pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran (P3SPS). Lembaga-lembaga siaran yang dilayani oleh KPI adalah Lembaga-lembaga siaran swasta, Lembaga-lembaga siaran publik, lembaga siaran berlangganan dan lembaga siararan komunitas.

C. Radio Siaran Sebagai The Fifth Estate

Apabila surat kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio

siaran mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal ini disebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni member informasi, menghibur, membidik, dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai negara. Salah satu contoh pada peristiwa pertempuran Surabaya tanggal 10 november 1945. Bung Tomo dengan gayanya yang khas melalui mikrofon "Radio

17

Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hlm. 127


(29)

Pemberontak" berhasil membangkitkan semangat pertempuran, bukan saja di kalangan pemuda-pemuda Jawa Timur, tetapi juga di daerah lainnya untuk melawan Belanda.18 Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran tersebut adalah daya

langsung, daya tembus, dan daya tarik.19 1. Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan

penyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat. Dapat dikatakan radio siaran seharusnya lebih aktual ketimbang surat kabar, sekalipun surat kabar saat ini sudah mengalami kemajuan dengan ditemukannya teknik CJJ (Cetak Jarak Jauh), yakni suatu surat kabar yang sama dapat terbit dan tercetak sekaligus di beberapa kota, dengan isi pesan yang sama pula.

2. Daya tembus. Melalui benda kecil yang namanya radio siaran, kita dapat mendengar siaran berita di BBC di London, atau ABC di Australia. Dengan mudahnya kita memindahkan channel dari stasiun radio siaran satu kepada stasiun radio lainnya, padahal jarak Indonesia dengan Inggris dan Australia sangat jauh dan dipisahkan oleh luasnya laut dan tingginya gunung. Dengan demikian radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan.

3. Daya tarik disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni musik, kata-kata dan efek suara (sound effect).

D. Program Radio Siaran

18

Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990. hlm. 63

19

Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hlm. 129


(30)

Pada umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini

menyebabkan stasiun radio hampir-hampir tidak pernah melibatkan pihak luar dalam proses produksinya. Memproduksi program radio memerlukan kemampuan dan keterampilan sehingga menghasilkan produksi program yang menarik didengar.20 Sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata 'program' lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata 'siaran' untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia

mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (1998) bahwa : Program adalah acara, maksudnya, program adalah seperti pertunjukan siaran,

pagelaran dan sebagainya.21 Adapun program menurut As Homby adalah acara, atau rancangan yang akan disiarkan di radio.22

Program merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penyiaran, itu karena

program merupakan acuan selama proses penyiaran berlangsung. Suatu program dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari bagaimana mengemasnya sedemikian rupa sehingga ketika menyajikan sebuah program acara target maksimal dapat diperoleh.

20

Morissan, M.A. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996, hlm. 5

21

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cet 1. hlm. 702.

22


(31)

Untuk memulai suatu program baik dan tidak, sebuah program yang baik

memiliki kualitas membuatnya berbeda dari program yang lain. Perbedaan itu terdapat dalam keaslian tema perlakuan atau akibat dari penyelenggaraan penyiaran di sekitar suatu personalitas yaitu suatu gambaran yang bersifat baru.23 Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring

makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Ruang lingkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaimana memasarkan program siaran itu (marketing).24 Proses perencanaan program yang paling penting adalah pertimbangan mengenai tingkatan yang ingin kita capai dan cara mengelola program tersebut. Hanya dengan melalui kesuksesan program inilah pengembangan citra dan reputasi brand terhadap pendengar akan diraih sebanyak-banyaknya. Tujuan program stasiun penyiaran radio adalah untuk menyiarkan atau

mengundarakan sesuatu yang bisa "dijual" kepada para pengiklan. Jika program tidak menarik, tentu saja akan sedikit pengiklan yang berminat, akibatnya semakin sedikit pemasukan yang diterima oleh stasiun penyiaran radio tersebut. Pengelola stasiun penyiaran radio perlu berhati-hati dalam menentukan program penyiaran radio. Pastikan terlebih dahulu positioning yang hendak dicapai. Positioning

itu sendiri adalah upaya agar pendengar yang akan kita raih sesuai dengan citra yang kita kehendaki.25

23

Muryanto, Ginting. Media komunikasi radio. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta: 1996. h. 97

24

Morissan. Media Penyiaran, strategi mengelola radio dan televis, Tangerang : Ramdina Prakarsa, 2005, h. 109.

25

Harley Prayudha. Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana Dan Praktek Penyiaran, Malang: Bayumedia, 2004, hlm 47


(32)

Dalam penataan program siaran acara, kita akan berhadapan dengan elemen

pendukung acara seperti, musik, kata-kata, identitas stasiun, iklan, gaya siaran, dan penjadwalan acara sesuai dengan segmen-segmen waktu yang direncanakan. Oleh karena itu, setiap jamnya kita harus mengatur elemen-elemen acara yang sudah direncanakan agar tersusun dengan baik, dan perlu menggunakan unsur-unsur dasar dan bagian yang lebih kecil untuk membuat suatu program.26

1. Merencanakan program

Perencanaan program radio difokuskan pada pemilihan format siaran dan program

siaran yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan demografi pendengar tertentu. Dalam merencanakan dan memilih program maka bagian program biasanya akan berkonsultasi lebih dulu dengan bagian pemasaran (sales marketing). Hal ini mutlak dilakukan karena bagian pemasaranlah yang akan memasarkan program bersangkutan kepada para pemasang iklan. Kerjasama antar kedua bagian itu akan menciptakan hasil kerja yang efektif dan menguntungkan perusahaan. Pertentangan dan kurangnya kerjasama tim dapat menciptakan kesemrawutan dan bencana bagi media penyiaran bersangkutan. Merencanakan dan memilih program merupakan keputusan bersama antara

departemen program dan departemen pemasaran. Kedua bagian ini harus bahu membahu menyusun strategi program terbaik, sekaligus bisa memasarkan iklan sebanyak-banyaknya. Jika tidak terdapat kesepakatan antara kedua bagian ini pimpinan tertinggi

stasiun penyiaran harus menengahi dan bertugas mencari jalan keluar.

26


(33)

2. Menata program

Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program

pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik penempatan acara yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Pengelola program juga harus memperhatikan berbagai ketentuan yang berlaku ketika menata programnya. Bagian program harus menganalisa dan memilah-milah setiap bagian waktu

siaran untuk mendapatkan berbagai pendengar yang berbeda pula. Program radio pada dasarnya merupakan rangkaian acara sepanjang hari yang

disiarkan melalui radio berupa informasi, sandiwara, kesenian, musik, dan sebagainya menjadi beberapa bagian berdasarkan pembagian. Adapun acara program siaran radio dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: a. Siaran kata, yakni segala bahasa siaran yang pokok isinya melalui kata-kata.

b. Siaran seni, yakni, segala bentuk kesenian pokok yang isinya dilukiskan dalam musik. Dalam memprogram siaran radio, terdapat proses produksi yang tidak mudah, ada beberapa tahap yang harus dilalui, antara lain:

1) Pra Produksi (perencanaan)

2) Semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan liputan.


(34)

4) Pasca Produksi antara lain penyutingan, pengisian suara, subtiltle, title, ilustrasi, efek dll.

3. Program Acara Siaran Radio

Menurut Harley Prayudha, di Indonesia ada beberapa bentuk program siaran yang

sangat popular, antara lain sebagai berikut:27

a. Siaran hiburan

Aspek siaran hiburan ini dalam program radio misalnya siaran drama, program musik, macam-macam program humor, kuis dan format siaran sejenis lainnya :

1) Drama

Kata drama berasal dari bahasa Yunani; tegasnya dari kata kerja dran yang berarti

"berbuat, to act atau to do". Demikian dari segi etimologinya, drama mengutamakan perbuatan, gerak, yang merupakan initi hakekat setiap karangan yang bersifat drama. Moulton mengataan bahwa "drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak (life presented in action)" ataupun Bathazar Verhagen yang mengemukakan bahwa "drama adalah kesenian melukis sifat dan sikap manusia dengan gerak". Drama juga sebuah komposisi yang diciptakan untuk menceritakan kisah melalui aksi dan dialog. Pada umumnya, komposisi tersebut meliputi konflik orang dengan orang atau orang dengan masyarakat.28 Sebuah drama dalam bentuk siaran memiliki sebuah alur cerita awal, tengah dan akhir. Sebuah drama mencakup teknik drama kegelisahan menunggu sesuatu, ketegangan, dan cerita yang memberikan informasi serta fakta-fakta.

27

Harley Prayudha. Radio Penyiar, its not just to talk. Jawa Timur : Bayumedia Publishing. 2006. hlm. 34-56

28

Harley Prayudha. Radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktek Penyiaran, Bayumedia. Malang : 2004.


(35)

Drama adalah suatu format program yang kompleks (rumit).29 Tiga elemen

program yang terpenting bisa dipadukan dalam format yang rumit ini yakni: secara runtut, berurutan, dan dengan cara melapisi, maka dengan penerapan teknik penyajian yang beragam, jenis program yang rumit dapat dikendalikan. Teknik-teknik drama bisa digunakan dalam beberapa program termasuk

dokumentaria, yakni:30 a) untuk meningkatkan perhatian

b) untuk memanusiakan cerita

c) untuk menirukan situasi kehidupan yang nyata d) untuk mengkaitkannya dengan pendengar e) untuk melibatkan emosi pendengar

Kita tahu bahwa dramatisasi program lebih digemari pendengar daripada format

yang kaku dan oleh karena itu, dapat dieksploitasi untuk program informasi dan pendidikan. Kita menerka bahwa kadang-kadang informasi lebih mudah ditransfer melalui teknik-teknik drama, dimana seorang khalayak mungkin dibuat sadar dari kejadian-kejadian, isu-isu dan masalah-masalah dan dalam beberapa peristiwa mereka mungkin didorong untuk mengubah tingkah laku melalui penggunaan dramatisasi cerita.

Teknik-teknik drama yang ada yaitu:31 a) Karakterisasi, yakni suara digunakan dalam satu pesan

b) Efek Suara, yakni untuk menciptakan keadaan suasana hati (mood), mendeskripsikan suatu keadaan.

29

Howard Gough. Progama Radio, Perencanaan – Penyajian – Produksi.. AIDB : ASIA – PACIFIC INSTITUTE FOR BROADCASTHING DEVELOPMENT. Hlm. 299.

30Ibid

hlm. 302

31Ibid.


(36)

c) Musik, yakni untuk menciptakan suasana hati (mood) mendeskripsikan waktu dan lokasi.

d) Efek teknik, yakni akustik, perspektif, reverberasi, ekualisasi – untuk menirukan suara kehidupan yang nyata.

Drama atau sandiwara radio yang bagus dapat memikat banyak pendengar. berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui dalam produksi drama di radio.32 a) Tindakan (Action)

Mengingat bahwa radio bukan media gambar, maka action harus digambarkan

dengan kata-kata melalui suara. Contohnya, gemuruh suara tepuk tangan, teriakan atau riuhnya penonton saat pertandingan bola basket. b) Dialog (Dialogue)

Berkata-kata adalah sangat penting dalam drama radio agar alasan mudah

dimengerti. Kata-kata menentukan informasi dan simbol dalam sebuah adegan dan menjelaskan tindakan. Contohnya, darah yang keluar dari pelipis dilontarkan oleh penyiar atau percakapan dalam sebuah sudut perkelahian. c) Alur Cerita (Plot)

Alur cerita adalah bentuk kisah. Seluruh tindakan dan dialog harus

dikembangkan, misalnya beberapa adegan dalam tindakan atau dialog harus sesuai sepanjang alur cerita dan harus menguatkan pesan. d) Awal, Tengah, dan Akhir (Beginning, Middle, and End)

Biasanya, drama mempunyai urutan kejadian dan kesimpulan. Walaupun

32

Drs. Harley Prayudha, M. Si. Radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktek Penyiaran, Bayumedia. Malang: 2004


(37)

elemen dramatik dalam produksi drama radio tidak selalu harus komplit dan urut dari awal, tengah, hingga akhir, namun paling tidak harus ada pemyelesaian dan pemecahan masalahnya. Di dalam bentuk dramatik, pad akhir dari sebuah cerita terdapat penyelesaian konflik. e) Konflik (Conflic)

Konflik dalam sebuah drama tidak harus selalu terjadi pada dua orang saja.

Konflik dapat terjadi atas perjuangan seseorang untuk mengatasi pusingnya permasalahan.

Siaran drama di radio merupakan suatu upaya untuk menyampaikan pesan-pesan

kepada pendengar. Siaran drama bersambung akan sangat berhasil memikat pendengar untuk mengikutinya dan seakan menjadi seperti tradisi sebagai bagian dari kehidupan pendengar. Bentuk penyajian acara drama biasanya meliputi pemaparan hal-hal penting dalam pendukung konflik antara maslah dan tokoh yang dihadapkan pada risiko-risiko. Bagian ini merupakan bagian yang paling panjang dari suatu naskah sandiwara radio, selain itu segmen ini juga menjelaskan perkembangan karakter para pelaku yang semakin matang. selanjutnya, konflik mencapai puncak (klimaks) dan terjadi keseimbangan dalam suatu penyelesaian yang dramatis. Sedangkan, antiklimaksnya berupa penyelesaian artistik yang memberikan aksentuasi pada pesan yang menjadi dasar naskah sandiwara tersebut. Bahasa yang dipergunakan dalam sandiwara radio ini sebaiknya menggunakan bahasa yang digunakan dalam komunikasi masyarakat sehari-hari. Mengkaji perkembangan sandiwara radio di Indonesia, bentuk siaran drama ini


(38)

menjadi pionir popularitas drama radio bisa menghipnotis pendengar menjadi penasaran secara terus menerus untuk mengikuti alur cerita serial tersebut. Setelah itu, bermunculan "Misteri Gunung Merapi", "Tutur Tinular" dan sebagainya. Di segmen pendengar anak muda khususnya kota Jakarta, Radio Prambors sempat mempopulerkan serial drama radio "Catatan Si Boy" yang kesuksesannya terbawa hingga ke layar lebar. Akan tetapi, pada akhirnya secara perlahan dan pasti drama radio berakhir keemasannya. Satu per satu serial drama radio berakhir secara perlahan dan pasti drama radio mulai ditinggalkan pendengar, salah satu penyebabnya adalah era TV swasta yang muncul di awal tahun 90-an hingga kini d90-an terjadilah pergeser90-an tren, radio tidak menjadi satu-satunya media hiburan bagi masyarakat Indonesia. Kini Radio Prambors membuat drama serial lagi yang disiarkan selama 30 hari di bulan Ramadhan yakni yang dipopulerkan dengan nama Balada Cinta Ramadhan yang kini menjadi Balada Cerita Ramadhan atau disingkat BCR.

2) Musik

Musik merupakan bagian terbesar dalam tatanan program radio. Pada umumnya,

stasiun radio menyajikan musik dalam siarannya dari berbagai sumber rekaman musik, seperti CD, tape, turntable, maupun komputer. Stasiun penyajian radio sangat mengandalkan musik dalam tatanan program siarannya.

a) Kategori Musik Musik merupakan bahan baku penyajian radio. Rekaman-rekaman musik

dalam catridge, tape, dan disc dengan mudah didapat dan tidak mahal. Memerhatikan pemutaran musik yang diudarakan di stasiun radio meliputi berbagai spesifikasi, misalnya Pop, Modern, Rock, Hadrock, Classic Rock, Adult Alternative, R & B, Rap,


(39)

Country, Electronica, Jazz, Blues, Latin dan lain-lain. Dari kajiam musik yang berkembang di stasiun penyiaran radio dapat diketahui bahwa kategori musik yang banyak dimainkan yakni Urban, Country, Rock, Alternative, Indie/Folk, Pop/Dance, Christian, Jazz/Blues, 1990's, 1980's, 1970's, dan 1960's. Perlu diketahui bahwa citra sebuah stasiun radio ditentukan pula oleh sajian

musiknya. Hal itu merupakan konsep agar musik yang diudarakan dapat disukai pendengar.

b) Format Musik Seperti yang kita ketahui bahwa pendengar yang merespon stasiun radio akan

berbeda-beda, karena munculnya bermacam-macam format musik, secara umum musik mempunyai daya tarik tersendiri. Format yang berubah-ubah bertujuan untuk menjadi lebih atraktif terhadap segmentasi target pendengar. Beberapa format musik yang perlu diketahui penyiar radio sebagai wacana, misalnya sebagai berikut: (1) Adult Contemporery (AC), Format ini pada umumnya format lagu-lagu popular

yang diputar kembali dari koleksi lagu-lagu lama, seperti lagu-lagu oldies. Sasaran kelompok pendengarnya adalah usia antara 22-44 tahun, walaupun memungkinkan juga usia 25-54 tahun mendengarkan format musik ini.

(2) Country, Amerika Serikat stasiun radio yang berformat country berada di peringkat teratas perolehan jumlah pendengar. Jika di Indonesia boleh jadi format ini disejajarkan dengan "format dangdut".

(3) Contemporery Hit Radio (CHR), CHR berkembang pada tahun 1981, versi sekarang dikenal dengan "TOP-40". Format tersebut merupakan sebuah usaha yang direfleksikan untuk menarik perhatian dari lagu yang dikuasai oleh


(40)

pendengar. Intinya, karakteristik TOP 40 ini diantaranya pemutaran musik/lagu harus baru, tidak melebih enam bulan dengan menggunakan frekuensi pengulangan, Hot Performer lebih dominan, on-air personalitas memancarkan tingkatan energetic. Contemporery Hit Radio ini menarik kelompok pendengar usia 12-24 tahun.

(4) Album - Oriented (AOR), Untuk menarik pendengar laki-laki muda, albun rock banyak memiliki variasi tema. Ciri khas AOR yang paling penting adalah lagu-lagu rock lama dengan durasi yang panjang.

(5) Urban

(6) Format yang berisi khas Rap, R & B, Reggae, Hip-Hop, Hadrock, Soul, dan desain musik khusus lainnya berguna untuk menarik anak muda. Format ini biasanya sangat popular di kota-kota besar.

(7) Oldies, Konsep Oldies memang bisa diperdebatkan. Secara konsep, oldies berarti lagu-lagu yang diputar sekarang, namun sudah dirilis dua atau tiga tahun yang lalu. Kemudian, konsep oldies lain yang menggunakan konsep rotasi dari semua era rekaman musik oldies.

Format musik lain yang sering juga dipergunakan oleh stasiun radio adalah

Golden Oldies, Soft Contemporary, Urban Contemporary/Black, New Age Music, Easy Listening and Beautiful Music, Country, Middle of the Road/Big Band/Nostalgia, jazz, Classical, Religion, dan lain-lain. Sedangkan format musik lainnya yang banyak diputar distasiun radio

Indonesia adalah Dangdut (pop, klasik, modern), India (Bollywood), Mandarin, Etnis (Lagu daerah, misalnya campursari, dll.) Musik Indonesia popular (pop kreatif),


(41)

maupun oldies Indonesia. Setelah memahami spesifikasi musik, dalam pelaksanaannya penyiar yang

membawakan acara musik bertanggungjawab untuk mengembangkan acara tesebut dan biasanya disupervisi oleh program director, yakni seseorang di stasiun radio yang memiliki kapasitas sebagai penyeleksi musik. Stasiun radio yang memainkan musik sehari-hari secara khas akan berdampak pada penciptaan personality siaran. Musik sehari-hari akan disajikan beberapa orang penyiar yang bertugas secara bergantian, misalnya pagi, siang, sore malam dan tengah malam.

3) Program Humor

Bentuk siaran lain yang sering dibuat dan termasuk dalam program hiburan

adalah program humor. Tidak semua radio di Indonesia menyiarkan siaran humor, kalaupun ada hanya sedikit stasiun yang serius menggarap program humor ini. Sebut saja "Suara Kejayaan" di Jakarta yang menghasilkan kelompok humor papan atas, seperti

"Bagito", "Empat Sekawan", dan "Diamor" atau "Prambors" dengan "Warkop DKI"-nya. Mereka populer berawal dari siaran radio, walaupun akhirnya sukses juga dilayar lebar atau layar kaca. Memang dalam menyajikan siaran humor segala materi yang disampaikan dapat diterima dengan ringan, mudah dicerna, dan tidak memaksa ditelinga pendengar. Selain itu, siaran humor tidak mengenal segmen sehingga semua program humor akan diterima oleh semua kalangan pendengar, baik muda maupun dewasa.


(42)

Siaran hiburan lain misalnya program kuis yang kadang-kadang digelar oleh stasiun penyiaran radio untuk menarik pendengar sebanyak-banyaknya. Bentuk siaran ini memiliki elemen-elemen, seperti penyiar, pendengar, hadiah, dan permainan-permainan di udara. Program ini bisa diselenggarakan interaktif langsung dengan pendengar pada saat pelaksanaan program siaran, atau pendengar mengirimkan jawaban-jawaban pertanyaan kuis melalui kupon, surat, email, atau SMS. Pemenang kuis bisa mendapatkan hadiah-hadiah menarik yang disediakan oleh stasiun radio, mulai dari bingkisan hingga hadiah spektakuler, seperti rumah, mobil, perjalanan wisata ke luar negeri, dan lain-lain.

b. Siaran Kata

Tidak hanya hiburan, radio juga menyajikan berbagai informasi yang disampaikan

secara lisan melalui siaran kata. Siaran tersebut dapat berupa acara-acara seperti di bawah ini:

1) Ulasan (Tajuk)

Di radio, bentuk siaran seperti ini lebih sederhana, langsung, atau berupa rekaman tanpa musik dan ditujukan kepada pendengar yang memiliki minat pada suatu objek, bisa pengetahuan, politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Bentuk monolog dan harus sependek mungkin, jadi penulisan naskahnya sederhana. Durasi monolog ini dibatasi antara 5-7 menit. Materi yang diuraikan akan lebih baik jika hanya menyampaikan satu masalah. Dimulai dengan kalimat yang langsung menyentuh perhatian pendengar. Dalam pola siarannya sering dikatakan program sisipan (insert program).


(43)

2) Wawancara

Di radio, bentuk siaran wawancara didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban dari seorang pewawancara (interviewer) dan diwawancarai (interviewee). Siaran ini bisa dalam bentuk rekaman atau wawancara langsung. Selain itu, pendengar juga bisa dilibatkan menjadi penanya. Pada awal acara, pewawancara harus memperkenalkan yang diwawancarai. Wawancara di radio bisa dikemas dalam berbagai cara, salah satunya adalah wawancara udara, penyiar dengan narasumber yang diwawancarai bisa di dengar oleh pendengar. Sedangkan, jenis wawancaranya bisa berupa wawancara informasi, opini, maupun biografi. Seorang pewawancara harus bisa memisahkan antara fakta dan opini agar pendengar mendapatkan informasi yang jelas tentang persoalan yang dibahas.

3) Berita

Berita yang menarik adalah berita yang dapat menarik perhatian pendengar. Untuk itu, sebaiknya sajikan berita yang dapat mendukung dan membangkitkan minat pendengar untuk ikut menyukseskan acara tersebut. Banyak definisi berita dibuat oleh pakar-pakar jurnalistik, secara umum definisi berita adalah sesuatu yang hangat, tepat waktu, dan menarik perhatian sejumlah orang, dalam hal ini pendengar radio. Berita yang baik harus disajikan sesuai dengan kaidah 5 W dan 1 H, yakni Who (siapa), What (apa),

When (kapan), Where (di mana), Why (mengapa), dan How (bagaimana).


(44)

Secara teknik diskusi bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan panel yaitu setiap orang dapat berbicara setiap saat, kemudian dalam bentuk symposium yaitu memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk melakukan tanya jawab. Topik-topik yang dibahas biasanya berupa hal-hal yang menarik sekaligus menjadi isu menarik di lingkungan masyarakat yang nota bene termasuk pendengar radio. Jadi sebenarnya bentuk acara ini adalah suatu pertukaran ide hingga pada pemecahan masalah dari topik yang didiskusikannya.

5) Majalah udara

Dari kajian perkembangan format ini, bentuk siaran 'majalah udara' berkembang sekitar awal tahun 70-an. Pada dekade tersebut, format majalah cukup popular jika dibandingkan dengan acara khusus bertema musik, komedi, atau berita. Bentuk siaran majalah udara berisi variasi program berbeda yang dipadukan secara sederhana dan terintegrasi dengan segmen waktu yang sudah direncanakan dengan baik. Dalam hal ini "program rundown" dijadikan acuan pelaksanaan siaran secara optimal. Paket ini biasanya berdurasi 60 menit, mengalir berkesinambungan dan terdiri atas beberapa materi siaran yang berbeda, seperti berita ringan, wawancara human interest, diskusi, feature, peristiwa menarik yang dilengkapi musik-musik pilihan termasuk spot iklan, public service announcement, station ID's dan lain-lain.

6) Features

Features berusaha mengkaji subjek informasi secara mendalam. Banyak cara atau medote yang bisa dilakukan untuk program ini, misalnya dengan wawancara, diskusi, dan dokumentasi. Program ini diminati pendengar secara umum atau ditujukan kepada


(45)

pendengar khusus, misalnya wanita, petani, anak-anak atau kelompok-kelompok lain. Pada umumnya disajikan dalam bentuk pembicaraan terfokus pada hal-hal yang dipercayai atau pendapat narasumber, sebagaimana seorang politikus mengeluarkan pernyataan atau seperti seorang guru ketika mengajar. Features di radio berupa kalangan khas yang kreatif dan faktual, cenderung menyentuh human interest, ringan, menggugah emosi dan imajinasi, tidak harus objektif, menambah informasi atau memperkaya visi atas suatu peristiwa, dan masalahnya termasuk hal-hal yang menjadi prolog maupun epilog. Di radio features bisa berdiri sendiri menjadi sebuah acara, tetapi dapat juga menjadi bagian dari acara lain, misalnya majalah udara, acara wanita, acara remaja dan lain-lain.

c. Siaran Iklan

Kehidupan perlu menyadari bahwa kelangsungan iklan yang disiarkannya, karena iklan merupakan sumber dana yang membiayai semua aktifitas. Adapun jenis iklan yang biasa disiarkan di radio sebagai berikut :

1) Iklan Komersil

Penyiar perlu menyadari bahwa kelangsungan hidup sebuah stasiun radio (khusus radio swasta) adalah dari siaran iklan. Banyak stasiun radio yang hidupnya kembang kempis karena tidak memperoleh iklan, karena bisnis stasiun radio adalah dari pengiklan yang ingin berpromosi di media radio, jadi radio merupakan salah satu media promosi bagi pemasang iklan. Bentuk penyiaran yang dilakukan adalah spot, adlibs, dan sponsor program. Setiap orang yang berusaha menyampaikan iklan-iklan komersial secara efektif


(46)

akan memanfaatkan atribut tersebut. Ada beberapa pedoman yang biasa dilakukan dalam pembuatan spot radio, yaitu mengacu kepada ungkapan yang menyebutkan, "tulis untuk telinga, bangkitkan imajinasi pendengar, memiliki gagasan yang kuat, target sasaran pendengar dengan kata khas, mendapatkan perhatian secara cepat, menciptakan nama produk, pesan tidak terlalu banyak, dibuat dengan jelas serta menarik, buatlah terkesan penting namun ramah, berikan sesuatu yang dapat dilakukan pendengar, pastikan humor memang lucu, dan penyampaian pesan tidak cukup sekali."

2) Iklan Layanan Masyarakat

Iklan adalah komunikasi yang paling modern, jelas, cepat serta bentuk informasi persuasive yang ditemukan oleh manusia. Iklan memiliki dampak yang luas, dan sering digunakan secara luas oleh pemerintah, partai politik, organisasi, asosiasi, dan lembaga-lembaga penelitian, serta perguruan tinggi. Iklan layanan masyarakat ini dibuat untuk memberikan ide-ide, bukan hanya untuk membuat sesuatu yang dibutuhkan, namun benar-benar dikerjakan untuk mendukung keutuhan dan aspirasi masyarakat.

Produk-produk iklan layanan masyarakat ini bisa mencakup empat hal besar, diantaranya :

a) mengembangkan SDM untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.

b) mengenalkan kewaspadaan masyarakat terhadap kesehatan dan berita lainnya,

c) melestarikan sumber daya alam, dan d) memperkuat ekonomi


(47)

Iklan layanan masyarakat tidak perduli format yang digunakan, tetapi tujuannya memengaruhi emosi. Berikut adalah beberapa contoh iklan layanan masyarakat: waspada AIDS, bantuan peningkatan pendidikan, Palang Merah Indonesia, memerangi narkoba, bantuan untuk panti asuhan yang memelihara anak yatim, dan lainnya.


(48)

BAB III

PROFIL RADIO PRAMBORS 102.2 FM JAKARTA

A. Sekilas Perkembangan Radio Prambors

Bicara mengenai Prambors, sama saja kita bicara tentang anak muda Jakarta yang

penuh gaya dan trend. Prambors selalu punya semangat untuk bikin sesuatu yang baru,

seger, kreatif dan pastinya khas anak muda. Pada saat didirikan, alat-alat yang digunakan Prambors masih sangat sederhana yaitu komunikasi Qso atau sejenis radio yang diubah menjadi alat siaran broadcasting dengan kekuatan 15 watt dan radius jangkauan hanya 1 km dari kamar siaran Jl. Borobudur No. 30. Setelah mencari-cari, akhirnya pilihan untuk dijadikan studio dijatuhkan pada

kamar tidurnya Bambang Wahyudi, yang sekarang menjadi Komisaris Utama Radio Prambors. Transmitter yang sekedarnya dan segala macam pendukungnya diusung dan dirakit di kamar itu. Karena dulu belum ada kaset, belum ada tape player portable, maka dipakailah turn table untuk memutar lagu dari piringan hitam. Diperluas dengan menjulurkan bambu penyangga antena yang di ikat ke pohon, yang berlokasi di depan rumah tersebut. Jangkauannya kemudian melejit menjadi beberapa kilometer sehingga dapat ditangkap seputar daerah menteng.33 Prambors itu sendiri memang anak-anak di daerah sini. Rumah tinggalnya di sini,

semua rumah punya anak remaja. Sebenarnya meskipun Prambors, tapi ada pengelompokkan. "Kita anak daerah sini, terus ada anak daerah tengah, ada yang daerah pojok. Saking banyaknya anak muda, bisa dibayangkan waktu kita bikin radio," tutur Direktur Utama Radio Prambors, Imran Amir.

33

http://www.prambors fm.com


(49)

Maksud Imran, untuk satu kawasan kecil akhirnya muncul 3 sampai 4 radio.

Mereka yang hobi bikin pemancar sendiri, dia bisa on air dan memutar lagu. "tetapi yang agak lebih serius memikirkan radio itu, mungkin hanya kami barangkali" tambah Imran.34 Prambors lahir dari sebuah pemancar radio yang mengudara berdasarkan trend

yang ada pada saat itu. Pada tahun 1967 sekelompok anak muda menteng dengan bekal semangat hura-hura mencoba membuat pemancar. Nama Prambors saat ini diambil karena dari misinya saat itu. Pengen beken!. Ceritanya, beberapa anggota geng Prambors, Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta satu orang yang punya hobi elektronik, yang biasa dipanggil Itung, nama lengkapnya Tri Tunggal – merasa perlu memberi identitas buat geng. Identitasnya adalah pemancar radio. Nama Prambors diambil dari akronim beberapa jalan tempat para pendiri radio prambors bertempat tinggal, yaitu di jalan Prambanan, Mendut, dan Borobudur. Penambahan huruf "s", semula terdengar agak kebarat-baratan tetapi perkembangannya huruf "s" berarti sekitarnya. Pemerintah kemudian menetapkan peraturan untuk menertibkan radio-radio yang

belakangan banyak muncul. Aturannya antara lain, radio harus berbentuk badan hukum, ada standar kondisi peralatan dan standar ruangan siaran studionya. Tahun 1970, pemerintah mengeluarkan kembali aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya menjadi PT. Radio Prambors Broadcasting Service. Dengan demikian PT. Radio Prambors Broadcasting Service resmi berdiri pada

tanggal 18 Maret 1971 dan berdiri berdasarkan akta notaries M.S. Tadjoedin No. 164 dengan gelombang 805 KHz.

34


(50)

Pelan-pelan ternyata Prambors telah memiliki komunitas pendengar, yang

mayoritasnya anak muda. Lagu-Lagu dengan materi siaran disesuaikan dengan segmentasinya anak muda. Mulai 1971 hingga 1978, Prambors pun mantap di jalur anak muda yang kala itu tidak ada saingannya. Produk prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses. Setelah berdiri secara resmi tahun 1971, Prambors pindah lokasi di Jl. Borobudur

No. 4 karena tempat ini termasuk memiliki ruangan yang lebih besar dibandingkan dengan yang lama. Pada tahun 1978 studio Prambors dipindahkan kembali ke Jl. Borobudur No.9

selain studio siaran, dilokasi ini juga didirikan studio rakaman, beberapa ruang siaran, ruang persentasi, periklanan, juga "Lannin Cafe" yang menjadi sarana istirahat bagi para personil Prambors. Lokasi sebelumnya yakni Jl. Borobudur No. 4 digunakan sebagai ruangan direksi, humas, keuangan, dan administasi. Untuk meningkatkan kualitas suara dijalur AM. Maka Prambors memindahkan

frekuensi dari 805 KHz menjadi 666 KHz. Komposisi angka itu tentunya lebih mudah diingat oleh pendengar saat itu. Pada perkembangan selanjutnya, tertanggal 4 Desember 1987, Prambors memindahkan gelombang radio dari AM ke FM. Prambors jadi full gas

di frekuensinya yang baru yakni 102.3 FM. Di era 80-an, Prambors mulai bebenah karena di era ini mulai terasa adanya

persaingan dengan stasiun radio lain. Salah satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui games. Games yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup sensasional, misalnya mobil. Selain games,


(51)

di era 90-an mulai muncul pula acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite. Setelah mengudara dengan tanpa hambatan yang cukup berarti dari frekuensi

102.3 FM. Tepatnya pada tanggal 24 April 1992. Prambors memindahkan lokasi siaran yaitu di Jl. Mendut No.15 Jakarta Pusat. Di tempat inilah semua kegiatan operasional Prambors dijalankan. Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh

Departemen Perhubungan per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya 102.3 FM menjadi 102.2 FM. Begitu juga dengan bertambahnya waktu, Prambors juga kini dapat didengar selain di Jakarta yaitu di Semarang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makasar, dan Solo. Awal tahun 2007, kantor Radio Prambors dipindahkan kembali di Jl. Sudirman

Gedung Ratu Plaza Office Tower kav. 9 Lantai 19 dan 20. Di lantai 19 adalah ruang kantor yang berisi ruang direksi, humas, keuangan, administrasi dan hal-hal yang lain yang berkenaan dengan aktifitas kantor. Di lantai 20 nya adalah ruang studio Radio Prambors yang setiap harinya mengudara.

B. Visi dan Misi Radio Prambors

Prambors diartikan sebagai pelopor brand/merek yang menyediakan isi media

(musik dan informasi) yang benar-benar menyenangkan bagi kawula muda Indonesia di perkotaan yang menjadi kreatif, gesit atau cepat dalam mengikuti tren dan memiliki wawasan, serta jujur, tidak munafik dan apa adanya. Menggunakan radio sebagai media utama dan didukung oleh internet, event-event dan lainnya.


(52)

Radio Prambors yang telah meluaskan jaringannya di 8 kota di Indonesia, yaitu

Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makasar 105.1 FM. Prambors hadir menjadi bagian dari kawula muda Indonesia, untuk menjadi

bagian dari aktifitas kratif remaja global, mempelajari apa yang dikehendaki remaja-remaja dari waktu ke waktu dan remaja-remaja-remaja-remaja menyesuaikan gaya hidupnya dengan standar yang diciptakan radio Prambors. Sinergi radio dengan industri rekaman dari Prambors yang cukup monumental adalah Desa Tambang Tercantik, Rest and Relax, dan Prambors Hits.35

C. Struktur Organisasi Radio Prambors

Adapun struktur dari Radio Prambors 102.2 FM Jakarta sebagai berikut :

35


(53)

Sumber : Radio Prambors 102.2 FM Jakarta

D. Program Siaran Radio Prambors

Radio Prambors 102.2 FM Jakarta menyiarkan banyak program yang dapat

menemani puasa kawula muda di bulan Ramadhan ini dengan seru. Selain menemani kawula muda Jakarta ngabuburit di bulan Puasa, radio Prambors Jakarta juga membagi-bagikan hadiah yang menambah ketertarikan para pendengar khusunya kawula muda

Prambors. Berikut ini adalah beberapa program bulan Ramadhan, di radio Prambors:36

1. Balada Cerita Ramadhan (BCR)

Radioplay yang satu ini sudah pasti ditunggu-tunggu oleh kawula muda di 8 kota Prambors. Setiap hari di bulan Ramadhan, selama 1 jam sebelum berbuka puasa ini, dapat didengarkan oleh kawula muda dengan cerita pertahunnya yang seru. Kehidupan Dhana, Aldi, Aura dan Vano. Program Siaran BCR ini selain didengarkan di radio Prambors, juga dapat didengarkan audio filenya serta dapat . membaca synopsis tiap episode dengan mengakses website radio Prambors yakni

com . pramborsfm . www .

2. Thursday Quiet

Selama bulan Ramadhan. Program musik Thursday Riot berubah menjadi Thursday Quiet. Walaupun Quiet, tapi masih penuh dengan penampilan band-band yang bagus dan dengan musik-musik yang handal. Program yang disiarkan

setiap Kamis pada pukul 7-9 malam di 8 kota.

3. The Hall

Program siaran the hall disiarkan setiap hari Senin sampai hari Jumat pada pukul 12 - 1 siang. Program ini dikhususkan untuk kawula muda yang merasakan terik-teriknya matahari dan membutuhkan lagu favorit untuk menghilangkan rasa lapar dan haus dengan meminta (request) lagu untuk diputarkan. Selain dapat meminta lagu untuk diputarkan, program musik The Hall ini juga membicarakan tentang apa saja dan dapat mencurahkan hati.

36


(54)

4. Razia Berbuka Puasa

Program dadakan ini dilakukan tiap sore menjelang saat berbuka puasa, Radio Prambors akan memberikan petunjuk tempat mangkal anak muda yang akan didatengin Street Force Crew Prambors (wadyabala yang langsung melaporkan dari tempat mangkal). Jika dalam tempat mangkal kawula muda didapat sedang minum Teh Botol Sosro (sponsor penuh BCR 2008), dari Street Force Crew

Prambors akan memberikan hadiah uang tunai senilai Rp. 300.000.

5. Tiada Lemas Untukmu

"Walaupun lagi puasa tapi gak boleh lemes bos!" kata-kata yang menjadi andalan dalam program siaran di radio Prambors ini disiarkan setiap hari Senin - hati Jumat pada pukul 4-5 sore. Dalam program ini, kawula muda mesti nunjukin semangat kawula muda berpuasa, Street Force Crew Prambors akan mencari kamu yang pake Simpati dan berani menunjukkan kalau kamu masih semangat berpuasa. Buat kamu yang semangat, ada hadiah Rp. 300.000.

6. Fakta Seru Ramadhan

Insert-insert seperti ini banyak tersebar di semua program Radio Prambors Jakarta.

Beberapa program yang disiarkan setiap harinya Radio Prambors 102.2 FM Jakarta, meskipun tidak dibulan ramadhan, yaitu:37

1. Panda Berkokok

Mulai 4 Februari 2008, peran ayam jantan yang berkokok tiap pagi membangunkan kawula muda bakal digantikan oleh Panda. Panda berkokok mulai hadir menemani kawula muda di 8 kota Prambors, setiap harinya yakni hari Senin sampai hari Jumat, jam 5- 7 pagi oleh Cici Panda. Panda berkokok nemenin kawula muda siap-siap berangkat ke sekolah, curhat pagi-pagi bersama Panda, dapet ucapan ulang tahun untuk kawula muda yang lagi ultah, ngejar rejeki di pagi hari dari kuis berhadiah ciamik, ngobrolin idola keren di sekolah kamu, sampe dijemput dan dianterin ke sekolah oleh tim Panda Berkokok. Selain itu pastinya masih banyak segmen seru lainnya yang bikin kawula muda tambah semangat bangun pagi!.

2. Putuss

37


(55)

Pada Tahun 2009 ini. Program Putuss mengudara dengan Mass Darto atau Imam Darto yang siap memberikan info-info seru untuk kawula muda. Program Putuss terdahulu disiarkan oleh Arie Dagienk dan Desta Club 80's. Dengan adanya perubahan agar lebih ciamik, Putuss sekarang bersama dengan Mass Darto, mengudara setiap hari Senin sampai hari Jumat, pukul 7.00 – 11.00 WIB, langsung di Prambors 8 kota, yakni di Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.8 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makassar 105.1 FM. No more lazy wake up and unwelcome smile in the morning for you! Jadi, pastiin kamu mangkal dan dengerin Putuss setiap hari, karena Putuss dijamin bakal ngawalin hari kamu dengan senyum cerah meriah dan semangat!.

3. 2nd wave

Mangkal bareng Daudtobing di 2nd Wave. Obrolan tentang segala hal, mulai dari cinta, masalah keluarga, sampe soal makanan pun dijembrengin selama 3 jam setiap malamnya. Obrolan sebelum tidur yang menyenangkan sekaligus melegakan!. 2nd Wave sejak Senin, 30 Juli 2007, mengudara di Prambors 8 kota.

4. Riot on air

Riot on Air mengudara setiap hari Kamis jam 7 malam. Live band-band indie Indonesia. Selain itu, kawula muda juga bisa ikut ngobrol bareng para pengisi acara Riot on Air. Awal cerita dari Riot on Air yakni, pada Maret 2006, komunitas musik indie Jakarta kehilangan salah satu acara regulernya yang dijamin menghadirkan band-band indie dan non indie keren: Thursday Riot. Thursday Riot adalah acara reguler tiap hari Kamis yang diadakan di sebuah

venue bernama Parc. Tapi ketika venue yang terletak di Jl. Iskandarsyah itu terpaksa bubar jalan karena satu dan lain alasan. Thursday Riot yang menampilkan band-band yang pernah manggung di acara ini. Tapi CD yang dirilis pada saat bersamaan dengan tutupnya Parc ini tampaknya belum cukup. Prambros kini mencoba menghadirkan lagi atmosfer seru yang selalu ada pada tiap acara Thursday Riot. Maka Prambors menghadirkan: Riot On Air. Banyak program yang diproduksi oleh para wadyabala Prambors khususnya

dalam siaran di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta. Program-program tersebut selain memberikan hiburan saat menjalankan puasa dibulan puasa, juga bermanfaat untuk mengisi waktu saat kita berpuasa. Hasil penemuan, bahwa sesungguhnya Radio Prambors tidak hanya sebagai radio kawula muda modern yang sebagian besar diisi dengan


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. dkk. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007

Bachtiar,Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, Cet. 1

Burhan, Bungin. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2007.

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cet 1. 1998. Dominick, Joseph R.. The Dynamics of mass communication. New York: Random

House.

Echols, John. M. -Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992. hlm.84

Gough, Howard, Programa Radio: perencanaan, penyajian, produksi. AIDB: ASIA-PACIFIC INSTITUTE FOR BROADCASTING DEVELOPMENT (Institute Pengembangan Penyiaran Asia-Pasifik). Malaysia. 1999.

Ghazali, M. Bakhti. Dakwah Komunikatif: membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Hamka, Rusjudi. Islam dan Era Informatif. Jakarta: Panji Mas, 1989.

Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian dakwah, dengan Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.

http://www.pramborsfm.com/promo/BCR2008/ http://www.pramborsfm.com/?opt=news&id=2522


(2)

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1996

Majalah Hai Online. "Balada Cerita Ramadhan Prambors: Hasil Keroyokan". Artikel diakses pada Sabtu 27 September 2008 dari http://www.hai-

online.com/article/balada-cerita-ramadhan-prambors-hasil-keroyokan?channel=tongkrongan/lets _play.

Maskudi. Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal. Yogyakarta: LKSI Pelangi Aksara, 2007.

Morrisan, M.A. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.

Muhtadi, Asep Saeful. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik. Jakarta. Logos. Wacana Ilmu, 1999.

Muryanto, Ginting. Media Komunikasi Radio. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1996. Prayudha, Harley. Radio Penyiar, it's not just a talk. Jawa Timur: Bayumedia Publishing,

2006.

--- . Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana Dan Praktek Penyiaran, Malang: Bayumedia, 2004.

Suprapto, Tommy. Berkarier dibidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo, 2006.

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip dasar Sastra. Bandung: Angkasa, 1984.

Uchyana Effendy, Onong. Radio Siaran, Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya. 2007.

LAMPIRAN

82


(3)

Penulis bersama Ananda, selaku Public Relations ( PR ) di Radio Prambors 102.2 FM Jakarta


(4)

Salah seorang Penyiar Radio Prambors yakni Andari

KEGIATAN PRODUKSI BALADA CERITA RAMADHAN 2008

Robby Syafputra sebagai Vano, Imam Darto sebagai Dhana, Pucil yang sedang melakukan pengisian suara dalam program Balada Cerita Ramadhan (BCR) 2008

Para pengisi suara di BCR 2008 yang sedang melakukan perekaman, Denny dan Andari merekam


(5)

Robby Syafputra sedang mengarahkan pengisi suara.

Sumber : www.pramborsfm.com


(6)

Dokumen yang terkait

Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm dan Minat Mendengar di Kalangan Mahasiswa. (Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 48 122

EFEKTIVITAS PROGRAM SIARAN RADIO SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI (Studi Pada Program Siaran "Kata Kota Kita" di Radio Andalus FM Malang)

0 31 3

Strategi dakwah radio wadi 102 FM dalam meningkatkan program siaran radio

7 44 84

Analisis deskriptif produksi program siaran hikmah fajar pada radio Republik Indonesia 105,2 FM Jakarta

8 81 55

Pola Komunikasi Penyiar Terhadap Pendengar Di Dakta Radio 107 Fm

5 135 160

Analisis wacana tentang akhlak pada siaran abi maulana dalam program sound of spirit di radio mustang88 fm

1 12 146

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KAMPANYE PROGRAM HITS WITHOUT VIOLENCE MELALUI RADIO PRAMBORS FM SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat kampanye program Hits Without Violence melalui Radio Prambors Fm Sura

4 15 102

MOTIF PENDENGAR AKTIF RADIO PRAMBORS FM SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pendengar Radio Prambors FM Surabaya Dalam Program Acara “Afternoon Show”).

2 4 78

Siaran Interaktif” di Radio(Studi Deskriptif Siaran Interaktif di Radio Solo_Radio FM di Surakarta)

1 2 291

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KAMPANYE PROGRAM HITS WITHOUT VIOLENCE MELALUI RADIO PRAMBORS FM SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat kampanye program Hits Without Violence melalui Radio Prambors Fm Sura

0 0 20