Pemberdayaan Perempuan Konsep Pemberdayaan Perempuan
23 yang sistematis dan terorganisir untuk tujuan tertentu. Pendidikan dalam bentuk
pelatihan, relevan diberikan kepada masyarakat lapisan bawah seperti perempuan di pedesaan untuk mempelajari keterampilan hidup life-skills. Pelatihan
dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas peserta atau mengembangkan kemandirian.
Menurut Anwar 2007: 191, kegiatan pembelajaran vocational-skills keterampilan kejuruan sebagai proses pemberdayaan perempuan dilakukan
melalui berbagai tahapan dimulai dari proses penyadaran dalam bentuk dialog dengan anggota masyarakat terutama anggota kelompok sasaran, perencanaan,
pembelajaran, pengorganisasian pelaksanaan, penilaian, dan pengembangan pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan ini sejalan dengan langkah
pemberdayaan yang dinyatakan oleh Adimiharja dan Hikmat dalam Anwar 2007: 191 yaitu:
Perumusan konsep, penyusunan model, proses perencanaan, pelaksanaan gerakan pemberdayaan, pemantauan dan penilaian hasil pelaksanaan, serta
pengembangan pelestarian gerakan pemberdayaan. Setiap langkah tersebut melibatkan semua anggota kelompok sasaran, sehingga terjadi proses dari,
oleh dan untuk anggota kelompok belajar. Menurut Moose, dalam Anwar 2007: 191 pendekatan pemberdayaan dalam
konteks gender adalah pembangunan perempuan dalam pengertian kemandirian dan kekuatan internal, serta menekankan kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan. Dalam arti ada pengakuan makna produktif terhadap aktivitas perempuan meskipun dilakukan dalam rumah tangga sepanjang dapat menambah
pendapatan rumah tangga, pembangunan organisasi perempuan, peningkatan
24 kesadaran, dan pendidikan masyarakat sebagai syarat penting perubahan sosial
berkelanjutan bagi perempuan. Proses empowering dalam bentuk pembelajaran vocational-skills adalah suatu
pendekata pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan penyadaran dan pengendalian warga belajar terhadap kehidupan sosial, ekonomi sehingga mereka
mampu untuk meningkatkan taraf hidupnya dan dapat sejajar dengan kelompok masyarakat maju lainnya Anwar, 2007: 195
Pada hakikatnya pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia baik individu maupun
sosial. Proses pemberdayaan dibidang pendidikan pada merupakan sebuah pendekatan yang meliputi pemberdayaan sumber daya manusia, sistem belajar
mengajar, institusi atau lembaga pendidikan dengan segala sarana dan prasarana pendukungnya. Sehingga pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses belajar
mengajar yang merupakan usaha terencana dan sistematis dilaksanakan secara berkesinambungan baik bagi individu maupun kolektif. Pemberdayaan digunakan
untuk mengembangkan daya yang terdapat pada diri perempuan maupun kelompok masyarakat sehingga mampu melakukan transformasi sosial.
Pemberdayaan ini berlangsung sebagai proses yang berkesinambungan sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup.
Kehidupan perempuan di pedesaan perlu dikondisikan sebagai sebuah wadah yang mana setiap anggotanya melakukan aktivitas sehari-hari dan saling belajar.
Sehingga diharapkan akan terjadi proses interaksi dalam wujud dialog dan komunikasi informasi dengan sesama anggota masyarakat. Selain itu, dapat saling
25 mendorong untuk mencapai pemenuhan kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan
fisik sampai kebutuhan aktualisasi diri. Agar pemberdayaan perempuan dapat berlangsung efektif, perlu memperhatikan kesesuaian program dengan
perkembangan sosial-ekonomi, sosial-politik dan sosial-budaya yang merupakan komponen kehidupan manusia yang ada di masyarakat.