Tujuan dan Sasaran Pemberdayaan

20 dengan laki-laki dalam hal pembuatan keputusan, akses yang sama untuk mendapat kesempatan bekerja, pendidikan, latihan, kepemilikan tanah, kekayaan dan kredit, upah yang sama dengan laki-laki untuk jenis pekerjaan yang bernilai sama, kebebasan untuk memilih dalam pernikahan dan reproduksi, perlindungan terhadap pelecehan seksual, dan kekerasan yang dilakukan suami di rumah Onny S. Pujono, 1996: 199 Menurut Anwar 2007: 92 bahwa proses pemberdayaan perempuan melalui program pendidikan luar sekolah pada dasarnya harus diawali dengan penyadaran masyarakat sasaran. Langkah penyadaran dimaksudkan untuk memungkinkan masyarakat mampu mengidentifikasi kebutuhan dan merumuskan tujuan belajar atau tujuan hidupnya. Proses pemberdayaan tanpa diawali dengan penyadaran kelompok sasaran, maka kemungkinan akan menghadapi hambatan baik oleh masyarakat maupun oleh sumber belajar atau agen perubahan. Menurut Onny S. Pujono 1996: 200 pemberdayaan perempuan meliputi pemberdayaan psikologis, sosial-budaya, ekonomi, dan politik yang berkaitan erat satu sama yang lain, karena dengan adanya jaringan kerjasama diantara yang saling memberdayakan dapat tercipta transformasi sosial dimana tidak ada penekanan dan pembudakan terhadap kaum perempuan. Strategi pemberdayaan dapat melalui pendekatan individu, kelompok atau organisasi, khususnya organisasi perempuan. Sedangkan strategi pemberdayaan wanita sebagai mitra sejajar pria menggunakan pendekatan dua arah–wanita dan pria–yang saling menghormati respect sebagai manusia human being, saling mendengar dan menghargai keinginan serta pendapat orang lain. Upaya saling memberdayakan 21 ini meliputi usaha menyadarkan, mendukung, mendorong, dan membantu mengembangkan potensi yang terdapat pada diri individu, sehingga menjadi manusia mandiri tetapi tetap berkepribadian. Menurut Aida Vitayala, 2010: 158 hakekat pemberdayaan perempuan adalah peningkatan hak, kewajiban, kedudukan, kemampuan, peran, kesempatan, kemandirian, ketahanan mental, dan spiritual wanita sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas SDM. Sasaran pemberdayaan perempuan adalah meningkatnya kualitas wanita dan terciptanya iklim sosial budaya yang mendukung wanita untuk mengembangkan diri dan meningkatkan peranannya dalam pembangunan, termasuk berbagai dimensi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Aida Vitayala, 2010: 158. Konsep pemberdayaan perempuan dan kesetaraan perempuan dan laki-laki, mengandung makna tidak ada pihak yang menguasai dan dikuasai, tidak ada yang mengeksploitasi dan diekploitasi, tetapi mengandung arti kaum wanita dan pria saling memberdayakan sehingga mengakibatkan adanya dialok dalam komunikasi. Pada hakikatnya perempuan dan laki-laki saling membutuhkan untuk mencapai tujuan yang bersama yang tak dapat dilakukan sendiri Onny S. Pujono, 1996: 201

e. Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan

Pada hakikatnya proses pemberdayaan di bidang pendidikan merupakan pendekatan holistik yang meliputi pemberdayaan sumber daya manusia, sistem belajar mengajar, institusi atau lembaga pendidikan dengan segala sarana dan prasarana pendukungnya Onny S. Pujono, 1996: 72. 22 Pemberdayaan perempuan diartikan sebagai proses belajar mengajar yang merupakan usaha terencana yang sistematis yang dilaksanakan secara berkesinambungan baik bagi individu maupun kolektif, guna mengembangkan daya potensi dan kemampuan yang terdapat pada diri individu dan kelompok masyarakat sehingga mampu melakukan transformasi sosial. Usaha pemberdayaan berlangsusng secara berkesinambungan dan terus menerus sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup. Pendidikan merupakan kunci dalam pemberdayaan masyarakat, baik untuk perempuan dan laki-laki. Oleh karena pendidikan dapat meningkatkan pendapatan, kesehatan dan produktivitas. Proses pemberdayaan merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir adanya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan khususnya di pedesaan. Proses pemberdayaan hendaknya dapat dituangkan dalam bentuk pelaksanaan program yang jelas dan disertai oleh langkah-langkah pemberdayaan. Pemberdayaan perempuan melalui pendidikan juga dapat berupa pelatihan keterampilan. Pelatihan training adalah pembelajaran pengembangan individu yang bersifat mendesak karena adanya kebutuhan sekarang Nadler dalam Anwar, 2007: 103. Selain itu proses pelatihan keterampilan juga merupakan sebagai perbuatan sadar dalam menjanjikan berlangsungnya proses belajar. Menurut Anwar 2007: 107, pelatihan adalah usaha berencana usaha berencana yang diselenggarkan supaya dicapai penguasaan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang relevan dengan kebutuhan peserta pelatihan. Umumnya pelatihan dilakukan untuk pendidikan jangka pendek dengan prosedur