Perspektif yayasan Refleksi CPD

Edward Ismail Suroyudo, 2012 Manajemen Cpd Continuing Professional Development Dalam Upaya Peningkatan Profesionalitas GuruDi Smp Darul Hikam Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu “Kemudian Benar. Kalau ada lomba-lomba yang diselenggarakan oleh perguruan kita keteteran ” KS10:2. Selanjutnya, “Tiap tahun ada, tapi SMP selalu masuk. Pak Heri, trus kemarin bu Poppy sempat masuk. Kalau saya seringnya menulis artikel- artikel bebas di blog, tapi karya ilmiah tidak” KS10:4. Banyak pak banyak waktunya. Cuma tadi aspek yg tadi saya cermati pak. Jadi anak itu lebih cenderung, mungkin lebih suka bertemu dengan tatap muka gurunya berbeda pak. Jadi kalau guru matematika si A nanti ketemu di kelompok pengembangan si A lagi pak, itu kurang baik tingkat ketercapaiannya. Boleh diukur, saya udh punya format untuk itu … tapi ketika diganti guru, maka ada sinergi lain GS04:7.

e. Perspektif yayasan

Pihak yayasan dalam merefleksi kompetensi SDM guru yang dimilikinya melakukan dengan berbagai cara, diantaranya; membaca laporan bulanan kepala sekolah, melakukan supervisi klinis atau dialog dengan guru bersangkutan, seperti ungkapan bidang Monitoring Evaluasi berikut ini; Lihat saja dari profesinya. Kepala sekolah tidak bisa mengamati tiap hari. Dari laporan bulanan juga. Supervisi juga saya lakukan, tapi tidak semua guru. Misalkan gini, tolong dari kurikulum atau kepala sekolah mana guru-guru yang memerlukan in service atau upgrade, liat dari nilainya. Ternyata misalkan dari sekian guru ada 3tiga orang, si A lemah di materi, si B lemah di metode, si C lemah di media, saya upgrade, dipanggil atau saya datang kesana untuk dialog menanyakan apa kesulitannya MP09:2. Kreatifitas guru menjadi topik utama dalam refleksi pihak perguruan. Kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif merupakan isu SDM di lingkungan perguruan yang perlu diperhatikan. Berikut pernyataan dari pihak perguruan; Edward Ismail Suroyudo, 2012 Manajemen Cpd Continuing Professional Development Dalam Upaya Peningkatan Profesionalitas GuruDi Smp Darul Hikam Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Yang paling banyak itu pada inovasinya. Guru lebih sulit menemukan inovasi memang ada beberapa faktor, tidak terlepas juga dari faktor perlengkapan, sarana. Memang tidak semua daya dukung mengajar harus disediakan yayasan, tapi juga kewajiban sekolah. Yayasan tidak sampai ke tingkat pengajaran, daya dukung yang disediakan yayasan di sarana dan prasarana, katakanlah kelas yang bagus, kursi dan meja yang representatif. Tidak semua masuk ke yayasan.Ketika waktu mengajar, itu sudah kewajiban sekolah dan guru untuk menyediakan, fasilitator kan. Tapi untuk menyediakan lab, oke itu yayasan. Tapi apakah guru bisa menggunakan lab dalam pembelajaran, itu urusan sekolahguru. Jangan sampai punya lab, punya buku sumber, tapi tidak pernah menggunakan lab. Itu kan sudah penyimpangan MP09:3. Meskipun begitu, diakui pula kalau pembelajaran guru sudah efektif. “Iya, sama, saya juga begitu. Pada dasarnya di sekolah itu anak-anak termasuk guru-guru itu sudah menunjukkan proses pembelajaran efektif ” MP09:3.

f. Hasil yang telah ditindak lanjuti dan belumtidak ditindaklanjuti