Analisis Rentra Kementrian dan Renstra Dinas Provinsi DIY
II- 19 Yogyakarta. Hal ini dikarenakan adanya dukungan kegiatan yang menintik beratkan
pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang pola pangan B2SA Beragam, Bergizi, Serimbang dan Aman.
Perikanan
Berdasarkan Renstra Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia periode 2015-2019, dalam upaya pencapaian pembangunan perikanan budidaya
yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan. Indikator kinerja utama Kementrian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019 yang tercantum pada Renstra Kementrian
Kelautan dan Perikanan diantaranya adalah : 1 Pertumbuhan produksi perikanan tangkap sebesar 3,75 tahun, 2 pertumbuhan produksi perikanan budidaya
sebesar 15,07 tahun, 3 pertumbuhan produksi ikan hias sebesar 10,13 tahun dan pertumbuhan nilai tukar nelayan sebesar 0,24 tahun.
Adapun tolok ukur kinerja pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DI. Yogyakarta tahun 2013-2017 adalah : 1 peningkatan konsumsi per
kapita sebesar 6,98 tahun, 2 peningkatan ketersediaan ikan sebesar 4,99 tahun, 3 produksi perikanan tangkap sebesar 9,24 tahun, 4 produksi perikanan
budidaya sebesar 12,02 tahun, 4 peningkatan luas kawasan budidaya air laut, payau dan tawar sebesar 7,46 tahun dan 5 peningkatan nilai tukar petani
nelayan sebesar 1,55 tahun. Apabila melihat sasaran renstra Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia dan sasaran renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DI. Yogyakarta maka telah tercapai keserasian dan keselarasan dengan sasaran
Renstra Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman. Berdasarkan komparasi sasaran Renstra Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten
Sleman terhadap sasaran Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Daerah DI. Yogyakarta dan Renstra Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
dapat dilihat bahwa tingkat sasaran Renstra peningkatan produksi perikanan budidaya Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman sebesar 17
thn telah melampaui Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah DI. Yogyakarta 12,02thn dan Renstra Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia 15,07thn. Dengan melihat sumber daya resource yang ada, target sasaran peningkatan produksi perikanan budidaya Dinas Pertanian, Pangan dan
Perikanan Kabupaten Sleman lebih tinggi dibanding Target sasaran peningkatan produksi perikanan budidaya di SKPD Provinsi DI Yogyakarta dan nasional.
II- 20 Sasaran produksi perikanan tangkap sebesar 2,60thn masih lebih rendah
dibanding Kementrian Kelautan dan Perikanan RI 9,24thn dan Dinas Kelautan dan Perikanan DI. Yogyakarta 3,75thn. Rendahnya sasaran produksi tangkap di
Kabupaten Sleman didasarkan pada tidak dimilikinya sumber daya laut dan hanya didukung dari perairan umum sehingga produksinya relatif kecil.
Peningkatan produksi benih ikan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman masih dibawah target dari Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Hal ini disebabkan karena Kabupaten Sleman benih ikan hanya dihasilkan dari induk jenis ikan air tawar sedangkan di tingkat Kementrian jenis induk lebih banyak, tidak
hanya air tawar tetapi juga dari jenis ikan air laut. Namun apabila dibandingkan dengan target produksi benih ikan di Dinas Kelautan dan Perikanan DI. Yogyakarta,
target Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman masih lebih tinggi. Sasaran peningkatan produksi ikan hias di Kabupaten Sleman sebesar 5thn
lebih rendah dari pada sasaran renstra Kementrian Kelautan dan Perikanan. Rendahnya sasaran dikarenakan beberapa hal diantaranya masih sedikitnya
pembudidaya ikan hias. Selain jumlah itu, sumberdaya manusia yang kurang, sumber daya alam di Kabupaten Sleman lebih berpotensi untuk usaha pembesaran ikan
konsumsi. Pemerintah Kabupaten Sleman berupaya meningkatan produksi ikan hias melalui peningkatan kemampuan pembenih ikan hias melalui pelatihan dan
peningkatan teknologi dan sarana prasarana pembenihan ikan hias serta untuk senantiasa mendapatkan dukungan dari Kementrian provinsi Lembaga lainnya
dalam pengembangan komoditas ikan hias. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Privinsi DI. Yogyakarta tidak
memasukkan produksi ikan hias sebagai sasaran renstra. Sasaran pada indikator kinerja nilai tukar, angka konsumsi ikan dan nilai ekspor
komoditas perikanan tidak dimasukan dalam Renstra SKPD Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman. Penghitungan NTP, Angka Konsumsi dan nilai
eskpor sangat membutuhkan kajian dan selama ini belum pernah dilakukan. Angka tingkat konsumsi ikan yang digunakan adalah angka yang dikeluarkan oleh Badan
Pusat Statistik BPS Provinsi DI. Yogyakarta, sedangkan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman hanya menghitung tingkat ketersediaan ikan,
meskipun angka tingkat ketersediaan ini juga sebagai pembanding angka tingkat konsumsi ikan yang dikeluarkan oleh BPS. Nilai tukar nelayan dihitung oleh BPS
bekerja sama dengan BAPPEDA Kabupaten Sleman. Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman tidak menghitung nilai ekspor komoditas perikanan
karena sampai saat ini belum ada pelaku perikanan di Kabupaten Sleman yang melakukan kegiatan ekspor produk perikanan. Kabupaten Sleman karena secara
II- 21 topografi tidak memiliki laut, tidak ada kawasan konservasi yang pada umumnya
terletak di daerah pantai dan muara, sehingga luas kawasan konservasi perairan tidak termasuk dalam sasaran Renstra Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan.