Telaahan Rencana tata Ruang Wilayah RTRW

II- 24 Tabel.2.11. Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Sleman No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh pola ruang terhadap perubahan pelayanan SKPD Arahan Lokasi pengembangan Pelayanan SKPD Kawasan budidaya 1. Kawasan peruntukan pertanian Kawasan pertanian tanaman pangan 21.113 hektar Program peningkatan produksi pertanian perkebunan Kenaikan produksi padi,jagung dan kedelai 0,5 komoditas padi tersebar di 17 Kecamatan. Komoditas jagung di kecamatan Godean, seyegan, Mlati, Berbah, Prambanan, Ngemplak, Kalasan, Ngaglik dan Sleman. Komoditaas Kedelai di kecamatan Prambanan dan Berbah Program peningkatan penerapan teknologi pertanian perkebunan Peningkatan kelompok yang menerapkan SOP GAP 15 Kawasan hortikultura 7.643 hektar Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian perkebunan Kenaikan produksi salak pondok, jambu dalhari, krisan dan cabai 0,5 Komoditas Salak pondok di Kecamatan Turi, Pakem, dan Tempel. Komoditas Jambu dalhari di kecamatan Berbah, dan Prambanan. Komoditas Krisan di kecamatan Pakem, Komoditas Cabai di Kecamatan Prambanan, Sleman, Mlati,Ngemplak Program peningkatan produksi pertanian perkebunan Peningkatan produksi hortikultura Program peningkatan penerapan teknologi pertanian perkebunan Peningkatan kelompok yang menerapkan SOP GAP 15 Kawasan perkebunan 9.117 hektar Program peningkatan produksi pertanian perkebunan Kenaikan produksi kelapa, kopi, tembakau dan tebu 0,5 Komoditas kelapa tersebar di 17 kecamatan. Komoditas Kopi di Kecamatan Cangkringan, Turi dan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian perkebunan Peningkatan kelompok yang menerapkan SOP GAP 15 II- 25 No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh pola ruang terhadap perubahan pelayanan SKPD Arahan Lokasi pengembangan Pelayanan SKPD Pakem, komoditas tembakau di Kecamatan Godean, Seyegan, Kalasan, Prambanan, Ngemplak, Ngaglik, Sleman dan Tempel. Komoditas tebu di Kecamatan Gamping, Godean, Moyudan , Minggir, Mlati, Berbah, Kalasan, Prambanan, Ngemplak, Tempel dan Pakem Kawasan peternakan Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian perkebunan Peningkatan produksi peternakan Sapi potong tersebar di 17 Kecamatan. Sapi perah di Kecamatan Ngemplak, Ngaglik, Sleman, Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan. Program peningkatan produksi pertanian perkebunan Peningkatan produksi peternakan Program peningkatan penerapan teknologi peternakan Peningkatan kelompok yang menerapkan teknologi yang dirokemendasi-kan 2. Kawasan peruntukan perikanan Kawasan budidaya perikanan tersebar di 17 Kecamatan Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan Peningkatan produksi perikanan 17 Kecamatan Pengembangan konsep mina politan di 2 kecamatan Peningkatan kelompok yang menerapkan teknologi yang dirokemendasi-kan Mina politan di Kecamatan Berbah dan Ngemplak II- 26 No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh pola ruang terhadap perubahan pelayanan SKPD Arahan Lokasi pengembangan Pelayanan SKPD 3. Kawasan peruntukan hutan rakyat Kawasan hutan rakyat 3.171 hektar Peningkatan konservasi sumber daya alam Kecamatan Gamping, moyudan, Godean, Minggir, Seyegan, Prambanan, Berbah, Ngemplak, Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan I I I - 1 BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Identifikasi permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi pelayanan Dinas Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman dalam pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan selama 6 enam tahun kedepan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan dapat diidentifikasi sebagai berikut : Tabel 3.1. Identifikasi perlasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Aspek kajian Capaiankondisi saat ini 2014 Standar yang digunakan Faktor yang mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kab. Sleman Internal kewenangan DP2K Sleman Eksternal Diluar DP2K Sleman Gambaran Pelayanan OPD urusan Pertanian TPH, Perkebunan, peternakan Peningkatan produksi : - Padi sawah : 312.891 ton - Jagung : 33.431 ton - Kedelai : 530 ton - Salak pondoh 696.995 kw - Jambu dalhari : 15.587,75 kw - Krisan 4.713.551 tangkai - Daging : 20.382.345 kg - Telur : 16.886.830 kg - Susu sapi : 3.585.485 liter - Kelapa ; 77.995,55 kw - Mendong : 23.560 kw - Tembakau rakyat ; 7.575 kw - Tebu : 35.816,73 kw Sasaran produksi - Ketersediaan dukungan anggaran - Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam pencapaian peningkatan produksi dan produktifitas - Ketersediaan jumlah petugas pelaksana kegiatan yang kompeten menangani - Penguatan kelembagaan pertanian - Tingginya alih fungsi lahan - Menurunnya kesuburan lahan - Keterbatasan sarana dan prasarana yang mendukung pencapaian produksi dan produktifitas - Menurunnya minat generasi muda - Belum optimalnya penerapan teknologi - Anomali iklim - Serangan OPT - Belum optimalnya kualitas SDM pelaku pertanian - Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian masih cukup tinggi; - Kurangnya sarana dan prasarana produksi pertanian; - Kualitas sumber daya manusia pelaku agribisnis belum memadai; - Serangan hama dan penyakit pertanian masih cukup tinggi; - Harga hasil produksi pertanian tidak stabil; - Kemampuan dalam pengolahan pasca panen dan pemasaran hasil produk pertanian masih rendah; - Pengelolaan manajemen agribisnis belum optimal; - Sistem informasi pertanian belum optimal; - Belum optimalnya kelembagaan kelompok tani; - Tata guna dan tata kelola lahan dan air belum optimal; - Akses permodalan I I I - 2 - Keterbatasan akses permodalan petani bagi petani belum merata; - Rendahnya kandungan Bahan organik lahan pertanian; Gambaran pelayanan OPD urusan Ketahanan Pangan SPM ketahanan pangan : - Ketersediaan energy : 195,91 - Ketersediaan protein : 158,70 - Cadangan pangan pemerintah : 56,50 - Ketersediaan informasi, pasokan harga, dan akses pengan di daerah : 116,165 - Stabilitas harga dan pasokan pangan : 114,56 - Pola pangan harapan : 93,6 - Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan : 91,99 - Penanggulangan daerah rawan pangan : 91,99 Pencapaian SPM ketahanan pangan - Ketersediaan dukungan anggaran - Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam pencapaian SPM ketahanan pangan - Ketersediaan jumlah petugas pelaksana kegiatan yang kompeten menangani - Penguatan kelembagaan ketahanan pangan dan penyuluhan - Tingginya alih fungsi lahan - Menurunnya kesuburan lahan - Keterbatasan sarana dan prasarana yang mendukung pencapaian produksi dan produktifitas - Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diversifikasi dan keamanan pangan - Belum optimalnya kualitas SDM pelaku usaha pertanian dan perikanan - Keterbatasan akses permodalan - Diversifikasi produk pangan lokal belum optimal; - Masih adanya penggunaan bahan kimia berbahaya untuk bahan tambahan pangan; - Pengawasan distribusi dan keamanan pangan masih belum optimal; - Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan lokal masih rendah; - Kurangnya jumlah penyuluh pertanian dalam mendampingi petani; - Pengelolaan lumbung pangan belum optimal. - belum terpenuhinya pola konsumsi masyarakat yang beragam, bergizi, sehat dan aman - masih terbatasnya sertifikasi produk untuk mendukung pengolahan dan pemasaran - belum tercapainya cadangan pangan pemerintah Gambaran pelayanan OPD urusan perikanan Peningkatan produksi : - ikan konsumsi : 31.120,50 ton - ikan hias : 16.127.000 ekor - benih ikan : 997.881.404.000 ekor Sasaran produksi - Ketersediaan dukungan anggaran - Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam pencapaian target urusan perikanan - Ketersediaan jumlah petugas pelaksana kegiatan yang kompeten menangani - Penguatan kelembagaan perikanan - Terbatasnya lahan budidaya ikan - Keterbatasan sarana dan prasarana yang mendukung pencapaian produksi dan produktifitas - Belum optimalnya kualitas SDM pelaku usaha perikanan - Keterbatasan akses permodalan - Belum optimalnya penerapan teknologi - Serangan - Tata guna dan tata kelola air belum optimal; - Belum optimalnya kelembagaan petani pembudidaya perikanan; - Produksi ikan konsumsi belum mampu mencukupi kebutuhan konsumen; - Akses permodalan petani perikanan masih kurang; - Kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan ekosistem perairan umum masih kurang; - Pemilikan atau penggarapan lahan yang relatif sempit; - Masih rendahnya penerapan teknologi perikanan oleh pembudidaya ikan. I I I - 3 penyakit pada ikan - Kemampuan dalam pengolahan pasca panen dan pemasaran hasil produk pertanian masih rendah

3.2. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Berdasarkan RPJMD Kabupaten Sleman tahun 2016 – 2021, telah ditetapkan visi dan misi Kepala daerah dan Wakil kepala Daerah terpilih sebagai berikut : Visi : Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya dan terintegrasikannya sistem e- goverment menuju smart regency Kabupaten Pintar pada tahun 2021 Penjabaran dari visi tersebut adalah : Sejahtera : Suatu keadaan di mana masyarakat terpenuhi kebutuhan dasarnya, baik kebutuha lahir maupun batin, secara merata. Beberapa indikator untuk mengukur pencapaian sejahtera I I I - 4 adalah Indeks Pembangunan manusia, menurunya ketimpangan ekonomi, menurunnya angka kemiskinan, meningkatnya kualitas lingkungan hidup, dan pertumbuhan ekonomi. Mandiri : Suatu keadaan dimana pemerintah Kabupaten Sleman memiliki kemampuan mendayagunakan potensi lokal dan sumberdaya yang ada, memiliki ketahanan terhadap dinamika yang berlangsung serta kemampuan untuk mengindentifikasi kebutuhan dan masalah yang ada disekitarnya sehingga mampu mencari solusi dan mengoptimalkan sumberdaya dan potensi yang dimilikinya. Beberapa indikator untuk mengukur pencapaian kemandirian adalah meningkatnya daya saing daerah, meningkatnya kontribusi sektor lokal ekonomi daerah. Daya saing dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, kontribusi PAD terhadap pendapatan terbuka, kondisi infrastruktur dan peluang investasi.. Kontribusi sektor lokal dicapai dengan meningkatkan jumlah desa wisata mandirri, nilai tukar petani, persentase peningkatan produksi pertanian dan perikanan dan meningkatkan nilai produksi industri. Berbudaya : Suatu keadaan di manan di dalam masyarakat tertanam dan terbina nilai-nilai tatanan dan norma yang luhur tanpa meninggalkan warisan budaya dan seni. Beberapa indikator yang dapat mencerminkan sikap berbudaya masyarakat adalah meningkatnya kenyamanan dan ketertiban, kemampuan mitigasi masyarakat terhadap bencana, penanaman nilai-nilai karakter, meningkatnya kerukunan masyarakat, meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap budaya, serta perempuan dan anak yang semakin terlindungi. Terintegrasinya Sisten e- goverrnment : Terintegrasinya sistem e-Govt bahwa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat diperlukan sistem pelayanan yang lebih baik yang merupakan paduan sistem regulasi, kebijakan, sikap dan perilaku, yang didukung dengan teknologi informasi yang modern yang mampu memberikan respon dan I I I - 5 efektivitas yang tinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam rangka menuju Smart Regency. Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai visi. Misi yang digariskan untuk pengembangan Kabupaten Sleman 2016-2021 adalah sebagi berikut: Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt yang terintegrasi dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat . Dalam mendukung pencapaian misi ini, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan mendukung pencapaian sasaran: - Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan melalui Program perencanaan pembangunan daerah, Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH, Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah. - Meningkatnya kualitas pelayanan publik oleh SKPD, melalui Program peningkatan kualitas pelayanan publik, Program I I I - 6 pelayanan administrasi perkantoran, Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, program pengembangan datainformasistatistik daerah, Program penyelamatan dan pelestarian dokumenarsip, program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa, Program pembinaan dan Pengembangan Aparatur Misi 2 : Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan menjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Misi ini dimaksudkan untuk peningkatan pelayanan pendidikan baik dari sisi tenaga pendidik maupun prasarana, sarana penunjang pendidikan dan peningkatan manajemen pendidikan sesuai standar. Di bidang kesehatan, dengan layanan kesehatan yang sudah terakreditasi diharapkan kualitas layanan kesehatan masyarakat dapat lebih baik. Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan tidak memiliki program kegiatan yang secara langsung mendukung pencapaian misi ini. Misi 3 : Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat serta penanggulangan kemiskinan. Dalam mendukung pencapaian misi ini, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan mendukung pencapaian sasaran : - Meningkatnya daya saing sektor pariwisata, perindustrian dan pertanian melalui Program peningkatan kesejahteraan petani, program peningkatan teknologi pertanianperkebunan, Program pemberdayaan penyuluh pertanianperkebunan lapangan, Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, Program peningkatan produksi pertanianperkebunan, Program peningkatan penerapan teknologi peternakan, Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanianperkebunan, Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan,