d. Cara Kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan sehari – hari, banyak sekali kebiasaan – kebiasaan dan tradisi – tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan – kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun – temurun dari generasi ke
generasi berikutnya. Kebiasaan – kebiasaan ini diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat
berupa pemimpin – pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan pemegang pemeritahan. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan.
2. Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi penelitian yaitu :
a. Metode berpikir induktif
Mula – mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala – gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan atau
diklasifikasikan, akhirnya diambil kesimpulan umum.
b. Metode berpikir deduktif
Metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
2.1.5 Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
1 Faktor Internal menurut Notoatmodjo 2003 :
a Pendidikan Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh
Notoatmojo 2003 mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada
anak yang tertuju kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan lain, bahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk
menjadi kepribadian dan kemampuan didalam serta diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
b Minat Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu. Dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang cukup dari seseorang, sangatlah mungkin
seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan. c Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang Middle Brook, 1974 yang dikutip oleh Azwar 2009, mengatakan bahwa tidak
adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut. Untuk
menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan, dan pengalaman, sehingga akan lebih
mendalam dan lama membekas. d Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua
seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi Azwar, 2009.
2 Faktor Eksternal menurut Notoatmodjo 2003, antara lain :
a Ekonomi Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder, keluarga
dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan
keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai termasuk kebutuhan sekunder. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.
b Informasi Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal serta memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pendekatan ini biasanya dilakukan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
berpengaruh terhadap perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media masa.
c KebudayaanLingkungan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan maka
sangat mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
2.2 Menyusui
2.2.1 Pengertian Menyusui
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang
ASI, bahkan ibu yang buta pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini,
melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. Menyusui adalah suatu seni yang harus dipelajari kembali. Untuk keberhasilan menyusui
tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan biaya yang mahal karena yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui,
dan dukungan dari lingkungan terutama suami. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupan dengan cara yang paling sehat.
Dengan menyusui tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas,
mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik Hidajati,2012
Menyusui secara eksklusif adalah hanya memberikan ASI saja exclusive breastfeeding selama 4-6 bulan, atau paling tidak 4 bulan.
Sejak lahir sampai bayi berusia 4 bulan bahkan 6 bulan, hanya ASI yang seharusnya diberikan. Bayi sebelum usia sampai dengan 6 bulan tidak
dibenarkan memperoleh jenis makanan lain seperti buah, bubur susu, nasi lumat, gula merah, air gula, madu dan sebagainya. Sedangkan Ibu
menyusui adalah seseorang wanita yang terkait penikahan dan telah melahirkan serta menyusui dengan proses alamiah Roesli, 2009.
2.2.2 Persiapan Menyusui
Sebagai persiapan menyongsong kelahiran sang bayi, perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke 7-8 memegang peranan
penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Begitu pula dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang
menarik. Juga dengan perawatan payudara yang baik puting tidak akan
lecet sewaktu dihisap bayi Suraatmaja, 1997. 2.2.3
Langkah-langkah Menyusui yang Benar 1.
Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat
sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. 2.
Bayi diletakkan menghadap perut ibupayudara, ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada lengkung siku ibu dan lengan bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara tidak hanya membelokkan kepala bayi. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan
kasih sayang. 3.
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan putting susu atau areolanya
saja. 4.
Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut rooting refleks dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau, menyentuh sisi
mulut bayi. 5.
Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut
bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah
bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak
perlu dipegang atau disangga lagi Roesli, 2009.
Gambar 2.1 Posisi mulut bayi saat menyusui Roesli, 2009
2.2.4 Posisi Menyusui
Posisi menyusui menurut Roesli 2009 ditinjau dari posisi badan ibu dan bayi :
1. Posisi cradlemadona
2. Posisi footballbawah lengan
3. Posisi double footballbawah lengan kanan dan kiri
4. Posisi cross cradletransisi
5. Posisi Tidur miring
6. Posisi crisscross
Gambar 2.2 Posisi Badan Ibu dan Bayi Roesli,2009
2.2.5 Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan
10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi
PASI Pendamping Air Susu Ibu. 2.
Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya.
3. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah
keberhasilan menyusui.
4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir 30-60 menit
setelah lahir. 5.
Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara.
6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman tambahan Iain sejak lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi.
8. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng.
10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan
kesehatan Carlo,2011
2.2.6 Manfaat Menyusui
1. Manfaat Menyusui bagi bayi a.
Bayi ASI lebih cerdas karena menyusui memberikan banyak stimulasi secara bersamaan pada bayi.
b. Menyusui meningkatkan kedekatan ibu dan bayi.
c. Setiap kali menyusui, bagian payudara yang masuk ke mulut bayi
cukup besar sehingga pertumbuhan rahang cenderung bulat dan melebar untuk menyediakan tempat yang cukup bagi pertumbuhan
gigi tetap dan mencegah pertumbuhan gigi yang tidak teratur. d.
Bagi Bayi asi berperan sebagai nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan Handy,2010 ; Roesli,2010
2. Manfaat Menyusui bagi Ibu
a. Menyusui dapat membantu wanita mengurangi berat badan tambahan yang diperoleh sewaktu hamil.
b. Membantu rahim kembali ke ukuran normal dengan lebih cepat. c. Melindungi wanita dari kanker payudara kelak.
d. Menyusui juga dapat mengurangi risiko patah tulang pinggul dan kanker ovarium kelak.
e. Melindungi kesehatan ibu mengurangi pendarahan pasca persalinan, mengurangi risiko kanker payudara dan indung telur, mengurangi
anemia. f. Memperpanjang kehamilan berikutnya.
g. Menghemat waktu Handy,2010 ; Roesli,2010.
3. Manfaat Menyusui bagi Keluarga
a. Peningkatan status kesehatan, gizi ibu dan bayinya. b. Penghematan biaya Handy,2010.
4. Manfaat Menyusui bagi Masyarakat
a. Berkontribusi untuk mengembangkan ekonomi. b. Melindungi lingkungan botol-botol bekas, dot, kemasan susu, dan
lain-lain c. Menghemat sumber dana yang terbatas dan kelangkaan pangan.
d. Berkontribusi dalam penghematan devisa negara Handy,2010.
2.3 ASI Eksklusif