Volume ASI Kebaikan ASI Sebagai Makanan Bayi Imunologi pada ASI

b. Laktosa Merupakan hidrat arang utama dalam ASI yang hanya sedikit sekali terdapat dalam susu sapi. c. Asam Lemak Ikatan Panjang DHA, AA, Omega-3, Omega-6 Merupakan asam lemak utama dari ASI yang hranya terdapat sedikit dalam susu sapi.

2.3.6 Volume ASI

Beberapa bulan terakhir dari masa kehamilan, kelenjar susu mulai memproduksi air susu. Air susu yang keluar pertama kali disebut kolostrum. Kolostrum berwarna kekuning-kuningan, sangat baik dikosumsi oleh bayi karena mengandung zat-zat yang berfungsi untuk kekebalan tubuh bayi. Apabila seorang bayi mengisap putting susu ibunya, segera setelah melahirkan, maka suplai air susu akan meningkat dengan cepat. Pada keadaan normal, sekitar 100 ml air susu akan tersedia pada hari kedua setelah bayi dilahirkan. Selanjutnya akan terus meningkat menjadi 500 ml pada minggu kedua setelah melahirkan. Produksi ASI yang paling optimal akan tercapai pada hari ke 10-14 setelah bayi dilahirkan. Jumlah ASI yang dikonsumsi oleh setiap bayi bervariasi. Artinya kebutuhan ASI antara individu bayi yang satu dengan yang lain berbeda. Selama 6 bulan pertama, volume ASI pada ibu sekurang-kurangnya sekitar 500-700 ml per hari, 6 bulan kedua sekitar 400-600 ml per hari dan 300-500 ml per hari setelah bayi berusia satu tahun Krisnatuti, 2003.

2.3.7 Kebaikan ASI Sebagai Makanan Bayi

Kebaikan-kebaikan dari ASI sebagai makanan bayi adalah Haryati,2009: 1 ASI cukup mengandung zat-zat makanan yang diperlukan bayi selama ASI keluar secara normal dalam jumlah yang cukup. 2 ASI mengandung antibodi yang berasal dari ibunya sehingga bayi dapat mempertahankan tubuhnya dari gangguan beberapa jenis penyakit. 3 ASI sedikit sekali berhubungan dengan udara luar, maka kemungkinan masuknya bakteri sedikit sekali. 4 Temperatur ASI sesuai dengan temperature tubuh bayi. 5 Karena bayi sendiri yang mengatur jumlah susu yang akan diminum, maka bayi tidak mudah tersedak. 6 Dengan menyusu, maka rahang bayi terlatih menjadi kuat. 7 Menyusui bayi berarti memperat rasa kasih antara ibu dan anak. 8 ASI tidak usah dimasak atau diolah terlebih dulu, sehingga sangat memudahkan bagi ibu.

2.3.8 Imunologi pada ASI

Pengaruh imunologis berhubungan dengan kenyataan bahwa ASI kaya dengan berbagai faktor aktif khususnya antibodi. Sekretori IgA sIgA melindungi membran mukosa saluran pencernaan dan pernafasan, antibodi IgG dan IgM, hormon, antioksidan, vitamin, sitokin, faktor pertumbuhan, komponen, prostaglandin, granulosit, makrofag, serta limfosit B dan T Aldy,2009. Di dalam ASI terdapat 2 macam pertahanan, yaitu : 1. Pertahanan nonspesifik ASI a. Sel Makrofag Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat multiplikasi bakteri pada infeksi usus. Selain sifat fagositik, sel makrofag juga memproduksi lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1 serta enzim lainnya. Makrofag ASI dapat mencegah enterokolitis nekrotikans pada bayi Aldy,2009. b. Laktoferin Merupakan protein yang terikat dengan zat besi, diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara bersifat bakteriostatik dan bakterisid. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan dengan zat besi sehingga tidak tersedia untuk bakteri patogen. Kadar dalam ASI 1–6 mgml dan tertinggi pada kolostrum 600 mgdL. Laktoferin juga terbukti menghambat pertumbuhan kandida Aldy,2009. c. Lisozim Suatu enzim yang diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara, dapat memecah dinding sel bakteri Gram positif yang ada pada mukosa usus dan menambah aktifitas bakterisid sIgA terhadap E.coli dan beberapa Salmonella. Kadar dalam ASI 0,1 mgml yang bertahan sampai tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan. Dibandingkan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume Aldy,2009. d. Komplemen Berupa komplemen C3 yang dapat diaktifkan oleh bakteri melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. Juga mempunyai sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mengeliminasi mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4 dalam kolostrum sekitar 50–70 kadar serum dewasa. Pada masa laktasi dua minggu, kadar komplemen menurun dan kemudian menetap, yaitu kadar C3 dan C4 masing-masing 15 mgdL dan 10 mgdL Aldy,2009. e. Granulocyte Colony – Stimulating Factor G-CSF Merupakan sitokin spesifik yang dapat menambah pertahanan anti bakteri melalui efek proliferasi, diferensiasi dan ketahanan neutrofil. Mengeluarkan reseptornya dalam vili usus bayi dan kadar meningkat pada dua hari post partum Aldy,2009. f. Oligosakarida Oligosakarida menghadang bakteri dengan cara bekerja sebagai reseptor dan mengalihkan bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring dan usus bayi Aldy,2009. g. Musin Melapisi membran lemak susu dan mempunyai sifat antimikroba, dengan cara mengikat bakteri dan virus serta segera mengeliminasi dari tubuh. Musin dapat menghambat adhesi E.coli dan rotavirus. Disamping itu ASI mengandung enzim PAF-hidrolase yang dapat memecah PAF yang berperan pada enterokolitis nekrotikans. Lactadherin protein globule fat pada ASI dapat merusak membran pembungkus virus. Kvistgaard dkk mendapatkan bahwa PAF-hidrolase dapat melindungi bayi dari infeksi Rotavirus Aldy,2009. h. Lipase Membentuk asam lemak dan monogliserida yang menginaktivasi organisme, sangat efektif terhadap Giardia lamblia dan Entamoeba histolytica Aldy,2009. i. Interferon dan Fibronektin Mempunyai aktifitas antiviral dan menambah sifat lisis dari leukosit susu Aldy,2009. j. Protein Pengikat Vitamin B12 dan Asam Folat Menjadi antibakteri dengan menghalangi bakteri seperti E.coli dan bacteroides untuk mengikat vitamin bebas sebagai faktor pertumbuhan Aldy,2009. k. Probiotik Bayi yang mendapat ASI mempunyai kandungan Lactobacilli yang tinggi, terutama Lactobacillus bifidus Bifidobacterium bifidum. Glikan merupakan komponen ASI yang menstimulasi pertumbuhan dan kolonisasi L. bifidus. Kuman ini akan mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, situasi asam dalam cairan usus akan menghambat pertumbuhan E. Coli Aldy,2009. l. Faktor Protektif Lainnya Antioksidan dalam ASI, seperti tokoferol- α, karotin-β juga merupakan faktor anti inflamasi. Air susu ibu mengandung faktor pertumbuhan epitel yang merangsang maturasi hambatan barrier gastrointestinal sehingga dapat menghambat penetrasi mikroorganisme maupun makromolekul. Fraksi asam ASI mempunyai aktifitas antiviral. Monogliserida dan asam lemak tak jenuh yang ada pada fraksi ini dapat merusak sampul virus. Dalam ASI terdapat faktor ketahanan terhadap infeksi stafilokokus yang dinamakan faktor antistafilokokus dan komponen yang menyerupai gangliosid yang dapat menghambat E.coli dan mengikat toksin kolera dan endotoksin yang menyebabkan diare Matondang, 2010. 2. Pertahanan Spesifik ASI a. Limfosit T Sel limfosit T merupakan 80 dari sel limfosit yang terdapat pada ASI dan mempunyai fenotip CD4 dan CD8 dalam jumlah yang sama. Sel limfosit T ASI responsif terhadap antigen K1 yang ada pada kapsul E.coli. Sel limfosit T ASI, merupakan subpopulasi T unik yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sistem imun lokal juga dapat mentransfer imunitas selular tuberkulin dari ibu ke bayi yang disusuinya. b. Limfosit B Sel limfosit B akan memproduksi IgA1. Sekretori IgA pada ASI merupakan sumber utama imunitas didapat secara pasif selama beberapa minggu sebelum produksi endogen sIgA, konsentrasi paling tinggi pada beberapa hari pertama post partum. Selama masa pasca lahir, bayi rentan terhadap infeksi patogen yang masuk, oleh sebab itu sIgA adalah faktor protektif penting terhadap infeksi. Fungsi utama sIgA adalah mencegah melekatnya kuman patogen pada dinding mukosa usus halus dan menghambat proliferasi kuman di dalam usus Matondang,2010.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 ASI eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. 3.2.2 Pengetahuan Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif. Cara ukur : wawancara Alat ukur : Kuesioner sebanyak 15 pertanyaan. Pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban - jawaban yang benar diberi skor 1 - jawaban yang salah diberi skor 0 Hasil ukur : Baik, Cukup, Kurang Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan : - Pendidikan Ibu - Usia Ibu Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Wonosari 1, Desa Wadungetas Kabupaten Klaten

2 36 76

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian Asi, MP-ASI Dan Pola Penyakit Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Dusun III Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

1 36 58

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0- 12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

3 10 60

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN Hubungan Status Ekonomi Orangtua Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Baki Sukoharjo.

2 12 15

Optimalisasi pemberian ASI eksklusif bada bayi usia 0-6 bulan di Kabupaten Probolinggo.

1 2 6

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kejadian ISPA pada Bayi Usia 0-12 Bulan

0 0 21

KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS MANGGIS I KARANGASEM

0 1 6

View of HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

0 2 15

HUBUNGAN PERSEPSI IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA MULO WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN 2009

0 0 10

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011 NASKAH PUBLIKASI - Efektifitas Peran Kelompok Pendukung Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 bulan di

0 0 6