kolesterol. Kandungan hidrat arang kolesterol lebih rendah dibandingkan susu matur akibat dari aktivitas bayi pada 3 hari pertama masih sedikit dan
tidak memerlukan banyak kalori. Total kalori kolostrum hanya 58 kal100 ml kolostrum Roesli,2009.
2. ASI Stadium II
ASI stadium II adalah ASI peralihan.ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. Komposisi protein makin rendah sedangkan lemak dan
hidrat arang makin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena
bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara
sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu Roesli,2009.
3. ASI Stadium III
ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah
disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI
Roesli,2009.
2.3.5 Kandungan Gizi ASI
Pemberian ASI secara penuh dianjurkan oleh para ahli gizi di seluruh dunia. Tidak satu pun susu buatan manusia formula dapat menggantikan
perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi. ASI merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi karena mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan
bayi. Komposisi zat gizi yang terkandung dalam ASI Krisnatuti, 2003 adalah:
1. Lemak
Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang omega-3, omega-6, DHA, arachidonic acid suatu asam lemak esensial yang merupakan
komponen penting untuk myelinisasi. Myelinisasi adalah pembentukan
selaput isolasi yang mengelilingi serabut syaraf yang akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat. Lemak berikutnya adalah kolesterol.
Kolesterol juga meningkatkan pertumbuhan otak bayi. Kandungan kolesterol ASI tergolong tinggi. ASI maupun susu sapi mengandung lemak
yang cukup tinggi, yaitu sekitar 3,5. Namun keduanya memiliki susunan asam lemak yang berbeda. ASI lebih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung asam lemak rantai pendek dan asam lemak jenuh. Selain itu ASI mengandung asam lemak
omega-3 yang dibutuhkan untuk perkembangan otak. Alat pencernaan bayi akan lebih cepat menyerap asam lemak tak jenuh dibandingkan menyerap
asam lemak jenuh. Oleh karena itu, lemak ASI lebih cepat diserap oleh usus bayi dibandingkan lemak susu sapi.
2. Protein
Kualitas protein dalam makanan tergantung pada susunan asam amino dan mutu cernanya. Berdasarkan hasil penelitian, protein susu, telur, daging,
dan ikan memiliki nilai gizi yang paling tinggi. Protein susu dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu kasein casein dan whey laktalbumin,
laktogobulin, dll. Kebutuhan protein ASI pada bayi sekitar 1,8 gram per Kg berat badan. Susu sapi mengandung 3,3 protein sehingga dengan
pemberian susu sapi sebanyak 150-175 ml per Kg berat badan, paling sedikit bayi akan memperoleh 5 gram protein per Kg berat badan. Jumlah
ini jauh melampaui kebutuhan standar sehingga akan merugikan bayi. Sekitar 80 susu sapi terdiri atas kasein, dimana sifat kasein sangat mudah
menggumpal di dalam lambung sehingga sulit untuk dicerna oleh enzim proteinase.
3. Karbohidrat
Peranan karbohidrat terutama diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Laktosa merupakan salah satu sumber karbohidrat yang terdapat
dalam ASI maupun susu sapi. ASI mengandung laktosa sekitar 7, sedangkan kandungan laktosa dalam susu sapi hanya sekitar 4,4. Kadar
laktosa yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan Lactobacillus dalam usus yang dapat mencegah terjadinya infeksi.
4. Mineral