Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Penelitian
6
BAB II ANALISIS LINGKUNGAN
2.1. Latar Belakang
Undang Undang RI nomor 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan mutlak harus dilaksanakan pada tahun 2014. Hal ini perlu menjadi kajian bersama seluruh organ yang terlibat
dalam pengelolaan UPN “Veteran” Jakarta, baik organ representasi pemangku kepentingan,
organ pengelola pendidikan, organ audit bidang non akademik maupun organ representasi pendidik.
Mencermati kemandirian tata kelola pendidikan tinggi yang digariskan oleh UU tersebut, yang terberat bermuara pada ketentuan pendanaan standar nasional yang bersumber dari peserta
didik maksimal sebesar 13 dari biaya operasional. Dengan demikian perguruan tinggi harus menanggung sebesar 23 dari biaya operasional pendidikan tersebut melalui sumber lain dalam
bentuk hibah baik yang berasal dari pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan subsidi serta ketidakterbatasan jumlah perguruan
tinggi merupakan faktor yang sangat mendasar yang perlu menjadi perhatian. Artinya untuk mendapatkan subsidi tersebut diperlukan daya saing serta jiwa kompetitor yang kuat dari setiap
perguruan tinggi. Daya saing dapat terwujud apabila perguruan tinggi tersebut memilki nilai jual dari para
lulusannya. Hal ini akan terdukung oleh komitmen yang kuat antara organ representasi pemangku kepentingan pendiri, wakil pendidik, rektor, wakil tenaga kependidikan, wakil unsur
masyarakat, organ pengelola pendidikan, organ audit bidang non akademik, serta organ representasi pendidik wakil profesor dan wakil pendidik. Keseriusan serta kepekaan seluruh
organ yang terlibat terhadap perkembangan kebutuhan masyarakat lokal di lingkungan perguruan tingginya merupakan karakter dasar yang mutlak harus dimiliki dalam menyiapkan diri menuju
keunggulan daya saing yang lebih baik. Sebagai salah satu perguruan tinggi swasta, UPN “Veteran” Jakarta cukup memiliki
kekuatan untuk mampu meningkatkan daya saingnya, namun juga terdapat beberapa titik yang mengindikasikan kelemahan selaku perguruan tinggi. Hal ini sangat terkait dengan program
pelaksanaan tridharmanya, terutama maksimalisasi dharma ke 2 dan 3 yang sebenarnya dapat menjadi aset yang memilki nilai jual. Oleh karena itu, LPPM selaku bagian dari organ pengelola
yang berfungsi sebagai fasilitator dan mediator penyelenggara tridharma mencoba mengevaluasi
Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Penelitian
7 pelaksanaan program LPPM selama 2 tahun terakhir dengan analisis lingkungan internal dan
eksternal sebagai bahan perumusan kebijakan, strategi serta upaya UPNVJ di masa yang akan datang.
2.2. Evaluasi Diri