dihimpun dari PDAM Surya Sembada, pada tahun 2011 persentase kebocoran air bersih Kota Surabaya adalah sebesar 35,75 sehingga capaian kinerjanya adalah
93,12 dibandingkan target yang telah ditetapkan sebesar 33,45. Guna menunjang kesuksesan pemberian layanan air bersih kepada
masyarakat Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan Pembangunan Jaringan Air BersihAir Minum di 7 lokasi.
Pencapaian dari sejumlah target indikator sasaran dalam mendukung pencapaian Program Pembangunan Jaringan Air Bersih Perkotaan didukung oleh
alokasi dana sebesar Rp. 1.319.699.286,- yang terealisasi sebesar Rp. 521.494.946,- atau 39,52.
b. Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan
Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan dimaksudkan untuk mendukung pencapaian indikator lama jam sibuk selama 6 jam 37 menit.
Sampai dengan tahun 2011 Surabaya telah memiliki jalan Kota sepanjang 1.426,647 Kilometer dimana 1.381,995 Kilometer diantaranya dalam kondisi baik dan 44,652
kilometer dalam kondisi rusak. Berdasarkan data yang dihimpun, rata-rata jam sibuk di Kota Surabaya selama tahun 2011 adalah 6 jam 36 menit. Apabila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan maka capaian kinerjanya adalah 100,25. Capaian kinerja program pengelolaan dan pembangunan jalan dan jembatan
dapat terlaksana berkat adanya dukungan alokasi dana sebesar Rp. 368.425.385.282,- yang terealisasi sebesar Rp. 152.550.801.866,- atau 41,41.
c. Program Pengendalian Banjir
Pencapaian keberhasilan Program Pengendalian Banjir diukur melalui 3 tiga indikator yaitu:
1. Luas Wilayah Genangan
Luas area genangan antara lain tergantung pada tingkat curah hujan, kapasitas saluran drainase dan kemampuan pompa banjir yang dimiliki oleh Pemerintah Kota
Surabaya. Luas area genangan di Kota Surabaya pada tahun 2011 sebesar 2213 Ha. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 2.387 Ha, maka capaian
kinerjanya mencapai 107,29. Luas area genangan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 273 Ha dari 2.486 Ha luas genangan yang terjadi pada tahun
2010. 15
2. Lama Terjadinya Genangan
Lama terjadinya genangan air diukur berdasarkan waktu yang dibutuhkan genangan air untuk surut. Lama terjadinya genangan di Kota Surabaya pada tahun
2011 mencapai 54,00 menit atau 0.90 jam, sehingga capaian kinerjanya mencapai 110 dari target yang telah ditetapkan selama 60 menit atau 1 jam. Namun jika
dibandingkan dengan tahun 2010, rata-rata waktu genangan pada tahun 2011 lebih kecil dari rata-rata waktu genangan 90 menit 1,5 jam pada tahun 2010.
Beberapa kawasan di Surabaya yang memiliki waktu genangan air yang cukup lama untuk surut dengan waktu lebih dari 1 jam antara lain Sumberejo,
Tambakdono, Babat Jerawat, Sememi, Kandangan, Tambak Mayor, Jemursari dan Ngagel Tirto.
3. Tinggi Genangan Yang Terjadi
Pada tahun 2011, rata-rata tinggi genangan yang terjadi di wilayah Kota Surabaya adalah 18,64 cm, sehingga capaian kinerjanya mencapai 106.80 dari
target yang telah ditetapkan sebesar 20 cm. Apabila dibandingkan dengan tahun 2010, rata-rata tinggi genangan pada tahun 2011 lebih kecil dari rata-rata tinggi
genangan 25 cm pada tahun 2010. Pencapaian indikator kinerja pada program pengendalian banjir tidak terlepas
dari adanya alokasi anggaran sebesar Rp. 241.763.252.366,- yang terealisasi sebesar Rp. 94.370.742.454,- atau 39,03
4. URUSAN WAJIB PERUMAHAN
Urusan Wajib Perumahan diimplementasikan melalui 3 tiga program yaitu Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran, Program Utilitas Perkotaan
serta Program Perumahan dan Permukiman. Program tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Pencapaian kinerja program pencegahan dan penanggulanan kebakaran diukur melalui 3 tiga indikator kinerja yaitu:
1. Frekuensi Kejadian Kebakaran Per Satu Juta Penduduk
16
Indikator ini menunjukkan besarnya jumlah kejadian kebakaran di Surabaya dibandingkan dengan setiap satu juta penduduk. Pada tahun 2011 jumlah penduduk
Surabaya adalah 3.024.321 jiwa, sedangkan jumlah kejadian kebakaran yang terjadi adalah 366 kejadian sehingga frekuensi kejadian kebakaran per satu juta penduduk
adalah 121 kejadian. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 103 kejadian maka capaian kinerjanya adalah 85,52. Tidak tercapainya target ini
dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk sehingga luas kawasan permukiman juga meningkat dan semakin meningkat pula potensi kejadian kebakaran.
2. Jangkauan Pelayanan Wilayah Manajemen Kebakaran
Pada tahun 2011, wilayah Surabaya yang telah terjangkau oleh manajemen kebakaran adalah 251,36 km
2
dari 305,57 km
2
luas wilayah Surabaya tanpa termasuk wilayah mangrove
sehingga jangkauannya adalah 82,26. Dibandingkan dengan target yang telah di tetapkan sebesar 79 maka capaian kinerjanya adalah
104,13.
3. Pencapaian Waktu Tanggap Kurang Dari 15 Menit
Sepanjang tahun 2011 tercatat telah terjadi 366 kejadian kebakaran yang telah ditanggapi oleh Dinas Kebakaran Kota Surabaya. Dari seluruh kejadian tersebut 305
atau 83,33 diantaranya dapat ditanggapi kurang dari 15 menit. Apabila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 73, maka capaian
kinerjanya adalah 114,15. Pencapaian kinerja pada program pencegahan dan penanggulangan kebakaran
didukung adanya alokasi anggaran sebesar Rp. 26.652.007.456,- yang terealisasi sebesar Rp. 16.759.833.027,- atau 62,88
b. Program Utilitas Perkotaan
Program ini dimaksudkan untuk mendukung pencapaian sasaran meningkatnya cakupan layanan penerangan jalan. Sedangkan indikator yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan program ini adalah rasio panjang jalan yang sudah mendapat penerangan terhadap seluruh panjang jalan di Kota Surabaya. Pada tahun 2011
ditetapkan target sebesar 73,15. Capaian di tahun 2011 yaitu panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan jalan adalah 1.772.520 kilometer dimana panjang
jalan kota Surabaya termasuk jalan jalan lingkungan adalah 2.379.530,9 kilometer atau 74,49 sudah mendapat penerangan jalan. Apabila dibandingkan dengan target
17
yang telah ditetapkan sebesar 73,15 maka capaian kinerjanya adalah 101,83. Capaian kinerja program utilitas perkotaan tidak terlepas dari adanya alokasi
dana sebesar Rp. 92.831.550.075,- yang terealisasi sebesar Rp. 82.161.081.765,- atau 88,51.
c. Program Perumahan dan Permukiman
Pencapaian kinerja pada program perumahan dan pemukiman diukur melalui 3 tiga indikator kinerja yaitu:
1. Luas Kawasan Tidak Layak Huni Yang Mendapat Peningkatan Layanan
Prasarana Permukiman
Pada tahun 2011 penambahan luas kawasan tidak layak huni yang mendapat peningkatan layanan prasarana permukiman adalah seluas 40,5 Ha. Dengan
demikian capaian kinerjanya adalah sebesar 42,19 dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 96 Ha. Hal ini antara lain disebabkan karena pengesahan RAPBD 2011
yang dilaksanakan pada bulan Maret 2011, sedangkan penyelesaian pekerjaan paling lambat dilaksanakan sampai dengan pertengahan bulan Desember 2011,
sehingga banyak pekerjaan pendukung peningkatan layanan prasarana permukiman yang membutuhkan waktu lebih dari 8 bulan tidak dapat dilaksanakan.
2. Rasio Kebutuhan Makam Selama Lima Tahun Ke Depan Terhadap Angka
Ketersediaan Makam
Pada tahun 2011, luas lahan makam yang tersedia dan belum dimanfaatkan adalah sebesar 32,06 Ha sedangkan lahan makam yang dibutuhkan selama lima
tahun kedepan adalah sebesar 6,76 Ha, sehingga capaian kinerjanya mencapai 100 dari target rasio yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0.21.
3. Jumlah MBR Yang Mendapatkan Manfaat Rumah Layak Huni
Pada Tahun 2011, MBR yang mendapatkan manfat rumah layak huni adalah sebesar 2.545 KK atau meningkat sebanyak 96 KK 384 orang dari 2.449 KK pada
tahun 2010 sehingga capaian kinerjanya mencapai 101,92 dari target yang telah ditetapkan sebesar 2.497 KK.
Capaian kinerja program perumahan dan permukiman tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar Rp. 111.708.217.510,- yang terealisasi sebesar Rp.
18
49.354.401.333,- atau 44,18.
5. URUSAN WAJIB PENATAAN RUANG
Urusan wajib Penataan Ruang diimplementasikan melalui Program Penataan Ruang. Pada tahun 2011 program ini dimaksudkan untuk mendukung pencapaian
indikator proporsi luas area yang telah terlayani oleh rencana tata ruang sebesar 17,38. Dari target yang telah ditetapkan tersebut, luas area yang telah terlayani
oleh rencana tata ruang pada tahun 2011 adalah 18,26 sehingga capaian kinerjanya adalah 105,07 .
Capaian kinerja pada program penataan ruang didukung adanya alokasi dana sebesar Rp.18.193.689.671,- yang terealisasi sebesar Rp. 12.584.113.329,- atau
69,17
6. URUSAN WAJIB PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan diimplementasikan melalui Program Perencanaan Pembangunan Daerah. Program Perencanaan Pembangunan
Daerah dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas perencanaan dan pengendalian pembangunan. Pencapaian dari program ini diukur dengan indikator kinerja
persentase ketepatan waktu penyusunan dokumen perencanaan sebesar 100.
Pada tahun 2011, dari 4 Dokumen perencanaan yang disusun, yang telah diselesaikan tepat waktu waktu keterlambatan dibawah 15 adalah 3 dokumen
atau 75. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan maka capaian kinerjanya adalah 75. Keterlambatan penyelesaian dokumen ini antara lain
disebabkan karena waktu yang diperlukan untuk melakukan pengamatan lapangan atas usulan masyarakat yang masuk sebagai bahan perencanaan cukup lama.
Pelaksanaan program perencanaan pembangunan daerah didukung dengan adanya alokasi anggaran sebesar Rp. 23.711.512.709,- yang terealisasi sebesar Rp.
15.745.003.997 atau 66,40.
7. URUSAN WAJIB PERHUBUNGAN
Urusan Wajib Perhubungan diimplementasikan melalui Program Pengembangan Sistem Transportasi. Program Pengembangan Sistem Transportasi
19
dimaksudkan untuk meningkatkan pengelolaan sistem transportasi termasuk lalu lintas, pengaturan terminal, parkir dan angkutan umum. Pencapaian program ini
diukur dengan menggunakan 2 dua indikator kinerja, yaitu:
1. Kecepatan Rata-Rata Kendaraan
Pada tahun 2011, kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas di ruas jalan arteri primer adalah sebesar 26.22 Kmjam dan ruas jalan arteri sekunder sebesar
30.56 Kmjam. Apabila dibandingkan dengan target sebesar 23,73 Kmjam untuk ruas jalan arteri primer dan 21,47 Kmjam untuk ruas jalan arteri sekunder maka
capaian kinerjanya adalah 110.49 untuk ruas jalan arteri primer dan 142.36 untuk ruas jalan arteri sekunder.
2. Headway Angkutan Umum
Sampai dengan tahun 2011, jumlah trayek angkutan umum di Surabaya adalah sebanyak 78 trayek yang terdiri dari 58 trayek angkutan kota dengan 4.139
unit armada dan 20 trayek bus kota dengan 167 unit armada. Dengan armada yang telah ada, headway angkutan umum rata-rata adalah 17,21 menit untuk
mikroletangkutan kota dan 35,12 menit untuk bus kota. Apabila dibandingkan dengan target sebesar 14,72 menit untuk mikroletangkutan kota dan 32,41 menit
untuk bus kota maka capaian kinerjanya adalah sebesar 83,08 untuk mikroletangkutan kota dan 91,64 untuk bus kota.
Pencapaian target program pengembangan sistem transportasi tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi dana sebesar Rp. 77.836.750.350,- yang terealisasi
sebesar Rp. 59.124.554.948,- atau 75,96.
8. URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP
Urusan Wajib Lingkungan Hidup diimplementasikan melalui 3 tiga program, yaitu Program Pengelolaan kebersihan kota, Program Pengendalian Pencemaran
dan Perusakan Lingkungan Hidup dan Program pengelolaan ruang terbuka hijau RTH. Program tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Program Pengelolaan Kebersihan Kota
Pencapaian sasaran program pengelolaan kebersihan kota diuukur melalui 3 20
tiga indikator kinerja sebagai berikut:
1. Cakupan Layanan Kebersihan
Pada tahun 2011, di Surabaya telah terdapat 174 TPS sementara kebutuhan TPS adalah 175 TPS sehingga cakupan layanan kebersihan adalah 0,99. Apabila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 0,94 maka capaian kinerjanya adalah 105,77.
2. Jumlah Sampah Yang Dikelola di TPA
Pada tahun 2011, jumlah sampah yang dikelola di Tempat Pembuangan Akhir TPA adalah sebanyak 1.150,02 tonhari. Apabila dibandingkan dengan target
sebesar 1.229,39 tonhari maka capaian kinerjanya adalah 106,46.
3. Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS
Pada tahun 2011, rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari Tempat Penampungan Sementara TPS adalah sebanyak 3.554,55 m3hari. Apabila
dibandingkan dengan target sebesar 3.588,82m3hari maka capaian kinerjanya adalah 100,95.
Pencapaian target program pengelolaan kebersihan kota didukung alokasi dana sebesar Rp. 113.332.094.538,- yang terealisasi sebesar Rp. 95.829.923.820,-
atau 84,56
b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Program ini dimaksud untuk menjaga, menata, sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan kekayaan lingkungan hidup kota demi terciptanya kota hunian yang
sehat serta mampu berdampak nyata dalam mencerdaskan kehidupan warga kota. Sasaran dari program ini adalah meningkatnya kualitas lingkungan.
1. Meningkatnya Kualitas Air
Indikator meningkatnya kualitas air ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase penurunan beban pencemaran yang ditimbulkan oleh aktifitas
kegiatanusaha yang berpotensi menghasilkan air limbah. Cara pengukurannya adalah dengan menjumlahkan prosentase penurunan beban tahun lalu dengan
perbandingan selisih beban pencemar tahun lalu dan beban pencemar tahun ini terhadap beban pencemar tahun lalu. Beban pencemaran air limbah dari suatu
21
kegiatanusaha industri, rumah sakit, domestik dan hotel dapat diukur dari konsentrasi kadar BOD, COD dan TSS dalam air limbah.
BOD Biological Oxygen Demand adalah analisis empiris untuk mengukur proses-proses biologis khususnya aktivitas mikroorganisme yang berlangsung di
dalam air. BOD menunjukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat organik terlarut dan sebagian zat-zat organik yang
tersuspensi di dalam air. COD Chemical Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen total yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan secara biokimia, baik yang
dapat didegradasi secara biologis biodegradable maupun yang sukar didegradasi secara biologis non- biodegradable. TSS Total Suspended Solid adalah padatan
yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan anorganik.
2. Meningkatnya Kualitas Udara
Indikator meningkatnya kualitas udara diukur berdasarkan meningkatnya prosentase penurunan kadar polutan dari emisi sumber tidak bergerakindustri pada
parameter Sulfur dioksida SO2 dan Nitrogen dioksida NO2 yang merupakan kontributor utama hujan asam. Cara pengukurannya adalah dengan menjumlahkan
prosentase penurunan kadar polutan tahun lalu dengan perbandingan selisih kadar polutan tahun lalu dan kadar polutan tahun ini terhadap kadar polutan tahun lalu.
Dari hasil pengujian yang dilaksanakan pada tahun 2011 terhadap 8 sampel udara emisi industri, didapat prosentase penurunan SO2 sebesar 65,25 dan NO2
sebesar 46,06 Apabila dibandingkan dengan target penurunan kadar SO2 sebesar 65, dan
NO2 sebesar 45 maka capaian kinerjanya adalah 100,38 dan 102,36 . Atas upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada bidang lingkungan hidup,
pada tahun 2011 Pemerintah Kota Surabaya mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain:
• Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia
• Adiwiyata Mandiri untuk SDN Kandangan III dari Presiden Republik
Indonesia •
Adiwiyata Tahun Pertama SDN Kandangan I, SDN Perak Barat, SDK Santa Maria serta SMPN 16 dari Presiden Republik Indonesia
• ASEAN Environment Sustainable City ESC dari Menteri Lingkungan
Hidup 22
• Penghargaan Kota Berkualitas Udara Baik Kategori Kota Metropolitan
dari Menteri Lingkungan Hidup Pencapaian target program pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup tidak terlepas dari dukungan alokasi dana sebesar Rp. 11.232.914.272,- yang terealisasi sebesar Rp. 9.435.495.698,- atau 84.
c. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau RTH
Program pengelolaan ruang terbuka hijau dilaksanakan untuk mencapai target indikator luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada
sebesar 21,27 . Pada tahun 2011, RTH yang dioptimalkan mencapai 399,44 Ha atau 5,99 dari luas RTH 6.670,42 Ha sehingga sampai dengan tahun 2011
akumulasi RTH yang dioptimalkan mencapai 1.475,16 Ha atau 22,11 dari luas total RTH. Apabila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan maka capaian
kinerjanya adalah 103,95 . Atas upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam pemeliharaan ruang terbuka
hijau, maka pada tahun 2011 Pemerintah Kota Surabaya mendapatkan penghargaan Taman Kota Terbaik untuk Kategori Kota Metropolitan dari Presiden Republik
Indonesia dan Indonesian Green Region Award IGRA.. Pencapaian target program pengendalian pengelolaan ruang terbuka hijau
didukung oleh adanya alokasi dana sebesar Rp. 66.163.489.250,- yang terealisasi sebesar Rp. 33.259.118.114,- atau 50,27
9. URUSAN WAJIB PERTANAHAN
Urusan wajib pertanahan diimplementasikan melalui program Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 yaitu Program Sertifikasi Tanah Milik
Pemerintah Kota. Pada tahun 2011, jumlah aset Pemerintah Kota Surabaya yang telah
bersertifikat adalah sebanyak 539 atau 43,09 dari total aset Pemerintah Kota Surabaya sebesar 1.251 Apabila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 557 maka capaian kinerjanya adalah 96,77. Pencapaian target program sertifikasi tanah milik Pemerintah Kota didukung
oleh adanya alokasi dana sebesar Rp. 6.350.895.301,- yang terealisasi sebesar Rp. 23
2.791.709.360,- atau 43,96
10. URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil serta diimplementasikan melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan. Program tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan kependudukan dengan proses administrasi yang tetap tertata. Pencapaian sasaran program penataan administrasi
kependudukan diukur melalui 2 dua indikator kinerja yaitu:
1. Persentase Penduduk ber-KTP
Pada tahun 2011, berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya jumlah penduduk yang telah memiliki Kartu Tanda Penduduk
KTP adalah sejumlah 2.029.828 jiwa dari total 2.279.532 jiwa wajib KTP atau 89. yang keseluruhan 100 telah berbasis NIK. Apabila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 87 maka capaian kinerjanya adalah 102.
2. Cakupan Penerbitan Akte Kelahiran
Pada tahun 2011, tercatat ada 39.804 kelahiran dimana 37.374 atau 94 diantaranya telah dicatatkan dengan akte kelahiran. Apabila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 76 maka capaian kinerjanya adalah 124. Pencapaian target program penataan administrasi kependudukan didukung
oleh adanya alokasi dana sebesar Rp. 13.953.378.922,- yang terealisasi sebesar Rp. 7.190.712.672,- atau 51,53 .
11.URUSAN WAJIB
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diimplementasikan melalui Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan
Gender dan Anak serta Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan. Program-program tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
24
Pada tahun 2011, Indeks Pembangunan Gender di Surabaya adalah sebesar 64,45 point. Di Surabaya juga terdapat 85 lembaga yang peduli terhadap perempuan
dan anak. Apabila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebanyak 85 lembaga maka capaian kinerjanya adalah 100 .
Atas Komitmen Pemerintah Kota Surabaya dalam peyelenggaraan pengarustamaan gender dalam pembangunan nasional, Kota Surabaya berhasil
meraih penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya dari Presiden Republik Indonesia dan penghargaan tingkat nasional sebagai kota layak anak yang diberikan oleh
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pencapaian target program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender
dan anak didukung oleh adanya alokasi dana sebesar Rp. 4.443.412.775,- yang terealisasi sebesar Rp. 3.858.672.263,- atau 86,84.
b. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan