Meningkatnya Kualitas Air Meningkatnya Kualitas Udara

tiga indikator kinerja sebagai berikut:

1. Cakupan Layanan Kebersihan

Pada tahun 2011, di Surabaya telah terdapat 174 TPS sementara kebutuhan TPS adalah 175 TPS sehingga cakupan layanan kebersihan adalah 0,99. Apabila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 0,94 maka capaian kinerjanya adalah 105,77.

2. Jumlah Sampah Yang Dikelola di TPA

Pada tahun 2011, jumlah sampah yang dikelola di Tempat Pembuangan Akhir TPA adalah sebanyak 1.150,02 tonhari. Apabila dibandingkan dengan target sebesar 1.229,39 tonhari maka capaian kinerjanya adalah 106,46.

3. Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS

Pada tahun 2011, rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari Tempat Penampungan Sementara TPS adalah sebanyak 3.554,55 m3hari. Apabila dibandingkan dengan target sebesar 3.588,82m3hari maka capaian kinerjanya adalah 100,95. Pencapaian target program pengelolaan kebersihan kota didukung alokasi dana sebesar Rp. 113.332.094.538,- yang terealisasi sebesar Rp. 95.829.923.820,- atau 84,56

b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Program ini dimaksud untuk menjaga, menata, sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan kekayaan lingkungan hidup kota demi terciptanya kota hunian yang sehat serta mampu berdampak nyata dalam mencerdaskan kehidupan warga kota. Sasaran dari program ini adalah meningkatnya kualitas lingkungan.

1. Meningkatnya Kualitas Air

Indikator meningkatnya kualitas air ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase penurunan beban pencemaran yang ditimbulkan oleh aktifitas kegiatanusaha yang berpotensi menghasilkan air limbah. Cara pengukurannya adalah dengan menjumlahkan prosentase penurunan beban tahun lalu dengan perbandingan selisih beban pencemar tahun lalu dan beban pencemar tahun ini terhadap beban pencemar tahun lalu. Beban pencemaran air limbah dari suatu 21 kegiatanusaha industri, rumah sakit, domestik dan hotel dapat diukur dari konsentrasi kadar BOD, COD dan TSS dalam air limbah. BOD Biological Oxygen Demand adalah analisis empiris untuk mengukur proses-proses biologis khususnya aktivitas mikroorganisme yang berlangsung di dalam air. BOD menunjukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat organik terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi di dalam air. COD Chemical Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen total yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan secara biokimia, baik yang dapat didegradasi secara biologis biodegradable maupun yang sukar didegradasi secara biologis non- biodegradable. TSS Total Suspended Solid adalah padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan anorganik.

2. Meningkatnya Kualitas Udara

Indikator meningkatnya kualitas udara diukur berdasarkan meningkatnya prosentase penurunan kadar polutan dari emisi sumber tidak bergerakindustri pada parameter Sulfur dioksida SO2 dan Nitrogen dioksida NO2 yang merupakan kontributor utama hujan asam. Cara pengukurannya adalah dengan menjumlahkan prosentase penurunan kadar polutan tahun lalu dengan perbandingan selisih kadar polutan tahun lalu dan kadar polutan tahun ini terhadap kadar polutan tahun lalu. Dari hasil pengujian yang dilaksanakan pada tahun 2011 terhadap 8 sampel udara emisi industri, didapat prosentase penurunan SO2 sebesar 65,25 dan NO2 sebesar 46,06 Apabila dibandingkan dengan target penurunan kadar SO2 sebesar 65, dan NO2 sebesar 45 maka capaian kinerjanya adalah 100,38 dan 102,36 . Atas upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada bidang lingkungan hidup, pada tahun 2011 Pemerintah Kota Surabaya mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain: • Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia • Adiwiyata Mandiri untuk SDN Kandangan III dari Presiden Republik Indonesia • Adiwiyata Tahun Pertama SDN Kandangan I, SDN Perak Barat, SDK Santa Maria serta SMPN 16 dari Presiden Republik Indonesia • ASEAN Environment Sustainable City ESC dari Menteri Lingkungan Hidup 22 • Penghargaan Kota Berkualitas Udara Baik Kategori Kota Metropolitan dari Menteri Lingkungan Hidup Pencapaian target program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup tidak terlepas dari dukungan alokasi dana sebesar Rp. 11.232.914.272,- yang terealisasi sebesar Rp. 9.435.495.698,- atau 84.

c. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau RTH