1059 pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan.
18. Izin  Tinggal  Terbatas  adalah  izin  tinggal  yang  diberikan  kepada  Orang  Asing  untuk tinggal  di  wilayah  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia  dalam  jangka  waktu  yang
terbatas sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan. 19. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing untuk tinggal
rnenetap  di  wilayah  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia  sesuai  dengan  ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
20. Petugas Registrasi adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting serta
pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan di desakelurahan. 21. Sistem  Informasi  Administrasi  Kependudukan,  selanjutnya  disingkat  SIAK,  adalah
sistem  informasi  yang  memanfaatkan  teknologl  informasi  dan  komunikasi  untuk memfasilitasi
pengelolaan informasi
administrasi kependudukan
di tingkat
Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan. 22. Data  Pribadi  adalah  data  perseorangan  tertentu  yang  disimpan,  dirawat,  dan  dijaga
kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya. 23. Kantor Urusan Agama Kecamatan, selanjutnya  disingkat KUAKec, adalah satuan kerja
yang  melaksanakan  pencatatan  nikah,  talak,  cerai,  dan  rujuk  pada  tingkat  kecamatan bagi Penduduk yang beragama Islam.
24. Unit  Pelaksana  Teknis  Dinas  Instansi  Pelaksana, selanjutnya  disingkat  UPTD  Instansi Pelaksana,  adalah  satuan  kerja  di  tingkat  kecamatan  yang  melaksanakan  pelayanan
Pencatatan Sipil dengan kewenangan menerbitkan akta.
BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK
Pasal 2
Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh: a.  Dokumen Kependudukan;
b.  pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; c.  perlindungan atas Data Pribadi;
d.  kepastian hukum atas kepemilikan dokumen; e.  informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil atas dirinya
danatau keluarganya; dan f.  ganti  rugi  dan  pemulihan  nama  baik  sebagai  akibat  kesalahan  dalam  Pendaftaran
Penduduk  dan  Pencatatan  Sipil  serta  penyalahgunaan  Data  Pribadi  oleh  Instansi
1060 Pelaksana.
Pasal 3
Setiap  Penduduk  wajib  melaporkan  Peristiwa  Kependudukan  dan  Peristiwa  Penting  yang dialaminya  kepada  Instansi  Pelaksana  dengan  memenuhi  persyaratan  yang  diperlukan
dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
Pasal 4
Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialaminya kepada
Instansi  Pelaksana  Pencatatan  Sipil  negara  setempat  danatau  kepada  Perwakilan Republik  Indonesia  dengan  memenuhi  persyaratan  yang  diperlukan  dalam  Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil.
BAB III KEWENANGAN PENYELENGGARA DAN INSTANSI PELAKSANA
Bagian Kesatu Penyelenggara
Paragraf 1 Pemerintah
Pasal 5
Pemerintah  berkewajiban  dan  bertanggung  jawab  menyelenggarakan  Administrasi Kependudukan secara nasional, yang dilakukan oleh Menteri dengan kewenangan meliputi:
a.  koordinasi antarinstansi dalam urusan Administrasi Kependudukan; b.  penetapan sistem, pedoman, dan standar pelaksanaan Administrasi Kependudukan;
c.  sosialisasi Administrasi Kependudukan; d.  pemberian bimbingan,  supervisi,  dan  konsultasi  pelaksanaan  urusan  Administrasi
Kependudukan; e.  pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional: dan
f.  pencetakan, penerbitan, dan distribusi blangko Dokumen Kependudukan.
Paragraf 2 Pemerintah Provinsi
Pasal 6
Pemerintah  provinsi  berkewajiban  dan  bertanggung  jawab  menyelenggarakan  urusan Administrasi Kependudukan, yang dilakukan oleh gubernur dengan kewenangan rneliputi:
1061 a.  koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
b.  pemberian  bimbingan,  supervisi,  dan  konsultasi  pelaksanaan  Pendaftaran  Penduduk dan Pencatatan Sipil;
c.  pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; d.  pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala provinsi: dan
e.  koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
Paragraf 3 Pemerintah KabupatenKota
Pasal 7
1  Pemerintah  kabupatenkota  berkewajiban  dan  bertanggung  jawab  menyelenggarakan urusan  Administrasi  Kependudukan,  yang  dilakukan  oleh  bupatiwalikota  dengan
kewenangan meliputi: a.  koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
b.  pembentukan  Instansi Pelaksana  yang tugas dan fungsinya di bidang Administrasi Kependudukan;
c.  pengaturan  teknis  penyelenggaraan  Administrasi  Kependudukan  sesuai  dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
d.  pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; e.  pelaksanaan
kegiatan pelayanan
rnasyarakat di
bidang Administrasi
Kependudukan: f.  penugasan  kepada  desa  untuk  menyelenggarakan  sebagian  urusan  Administrasi
Kependudukan berdasarkan asas tugas pembantuan; g.  pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala kabupatenkota; dan
h.  koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. 2  Ketentuan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  di  Provinsi  Daerah  Khusus  Ibukota
Jakarta dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Bagian Kedua Instansi Pelaksana
Pasal 8
1  Instansi  Pelaksana  melaksanakan  urusan  Administrasi  Kependudukan  dengan kewajiban yang meliputi:
a.  mendaftar Peristiwa Kependudukan dan mencatat Peristiwa Penting; b.  memberikan  pelayanan  yang  sama  dan  profesional  kepada  setiap  Penduduk  atas
1062 pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c.  menerbitkan Dokumen Kependudukan; d.  mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;
e.  rnenjamin  kerahasiaan  dan  keamanan  data  atas  Peristiwa  Kependudukan  dan Peristiwa Penting; dan
f.  melakukan  verifikasi  dan  validasi  data  dan  informasi  yang  disampaikan  oleh Penduduk dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
2 Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a untuk pencatatan nikah, talak, cerai,  dan  rujuk  bagi  Penduduk  yang  beragama  Islam  pada  tingkat  kecamatan
dilakukan oleh pegawai pencatat pada KUAKec. 3  Pelayanan  Pencatatan  Sipil  pada  tingkat  kecamatan  dilakukan  oleh  UPTD  Instansi
Pelaksana dengan kewenangan menerbitkan Akta Pencatatan Sipil. 4  Kewajiban  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  untuk  persyaratan  dan  tata  cara
Pencatatan  Peristiwa  Penting  bagi  Penduduk  yang  agamanya  belum  diakui  sebagai agama  berdasarkan  ketentuan  Peraturan  Perundang-undangan  atau  bagi  penghayat
kepercayaan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan. 5  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  UPTD  Instansi  Pelaksana  sebagaimana  dimaksud
pada ayat 3 dan prioritas pembentukannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 9
1  Instansi  Pelaksana  melaksanakan  urusan  Administrasi  Kependudukan  dengan kewenangan yang meliputi:
a.   memperoleh keterangan dan data yang benar tentang Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dilaporkan Penduduk;
b.   memperoleh  data  mengenai  Peristiwa  Penting  yang  dialami  Penduduk  atas  dasar putusan atau penetapan pengadilan:
c.  memberikan  keterangan  atas  laporan  Peristiwa  Kependudukan  dan  Peristiwa Penting  untuk  kepentingan  penyelidikan,  penyidikan,  dan  pembuktian  kepada
lembaga peradilan: dan d.  mengelola  data  dan  mendayagunakan  informasi  hasil  Pendaftaran  Penduduk  dan
Pencatatan Sipil untuk kepentingan pembangunan. 2  Kewenangan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  huruf  a  dan  huruf  b  berlaku  juga
bagi KUAKec, khususnya untuk pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam.
1063 3  Selain  kewenangan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1,  Instansi  Pelaksana
mempunyai  kewenangan  untuk  mendapatkan  data  hasil  pencatatan  peristiwa perkawinan, perceraian, dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam dari KUAKec.
Pasal 10
Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  penyelenggaraan  kewenangan  sebagaimana  dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 11
1  Pejabat  Pencatatan  Sipil  mempunyai  kewenangan  melakukan  verifikasi  kebenaran data,  melakukan  pembuktian  pencatatan  atas  nama  jabatannya,  mencatat  data  dalam
register akta Pencatatan Sipil, menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil, dan membuat catatan pinggir pada akta-akta Pencatatan Sipil.
2  Ketentuan  lebih  lanjut  rnengenai  pedoman  pengangkatan  dan  pemberhentian  serta tugas  pokok  Pejabat  Pencatatan  Sipil  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  diatur
dalam Peraturan Menteri.
Pasal 12
1  Petugas  Registrasi  membantu  kepala  desa  atau  lurah  dan  Instansi  Pelaksana  dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
2  Petugas  Registrasi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  diangkat  dan  diberhentikan oleh bupatiwalikota dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.
3  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  pedoman  pengangkatan  dan  pemberhentian  serta tugas  pokok  Petugas  Registrasi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  diatur  dalam
Peraturan Menteri.
BAB IV PENDAFTARAN PENDUDUK