Penafsiran hasil pengukuran Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Sikap
Keterangan Tabel 6 : 1.
Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat baik adalah: 0,80 x 40 = 36, dan batas atasnya 40.
2. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah: 0,70 x 40 = 28,
dan skor batas atasnya adalah 35. 3.
Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah: 0,50 x 40 = 20, dan skor batas atasnya adalah 27.
4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang
adalah kurang dari 20.
Tabel 13. Kategorisasi Sikap Atau Minat Kelas
No. Skor Rata – Rata Kelas
Kategori Sikap Minat
1. Lebih besar dari 35
Sangat tinggiSangat baik
2. 28 sampai 35
TinggiBaik 3.
28 sampai 35 RendahKurang
4 Kurang dari 20
Sangat rendahSangat kurang
Keterangan:
1. Rata-rata skor kelas: jumlah skor semua peserta didik dibagi jumlah peserta didik di kelas ybs.
2. Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat baik adalah: 0,80 x 40 = 36, dan batas atasnya 40.
3. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah: 0,70 x 40 = 28, dan skor batas atasnya adalah 35.
4. Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah: 0,50 x 40 = 20, dan skor batas atasnya adalah 27.
5. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah kurang dari 20.
Kegiatan Pembelajaran 1
Pada Tabel 12 dapat diketahui minat atau sikap tiap peserta didik terhadap tiap mata pelajaran. Bila sikap peserta didik tergolong rendah, maka peserta didik
harus berusaha meningkatkan sikap dan minatnya dengan bimbingan pendidik. Sedang bila sikap atau minat peserta didik tergolong tinggi, peserta didik harus
berusaha mempertahankannya. Tabel 13 menujukkan minat atau sikap kelas terhadap suatu mata pelajaran.
Dalam pengukuran sikap atau minat kelas diperlukan informasi tentang minat atau sikap setiap peserta didik terhadap suatu objek, seperti mata pelajaran.
Hasil pengukuran minat kelas untuk semua mata pelajaran berguna untuk membuat profil minat kelas. Jadi satuan pendidikan akan memiliki peta minat
kelas dan selanjutnya dikaitkan dengan profil prestasi belajar. Umumnya peserta didik yang berminat pada mata pelajaran tertentu prestasi belajarnya untuk mata
pelajaran tersebut baik. Penilaian ranah afektif peserta didik selain menggunakan kuesioner juga bisa
dilakukan melalui observasi atau pengamatan. Prosedur pengembangan instrumennya sama seperti mengembangkan kuesioner, yaitu dimulai dengan
penentuan definisi konseptual dan definisi operasional. Definisi konseptual kemudian diturunkan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini menjadi isi
pedoman observasi. Misalnya indikator peserta didik berminat pada mata pelajaran IPA adalah kehadiran di kelas, kerajinan dalam mengerjakan tugas-
tugas, banyaknya bertanya, kerapihan dan kelengkapan catatan. Hasil observasi akan melengkapi informasi dari hasil kuesioner. Dengan demikian informasi yang
diperoleh akan lebih akurat, sehingga kebijakan yang ditempuh akan lebih tepat.