Ruang Lingkup Ergonomi Tujuan Dan Manfaat Ergonomi Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ergonomi

keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik Tarwaka, Bakri, Sudiajeng, 2004. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2010, mendefinisikan ergonomi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan dan dapat dikatakan sebagai ergonomik yaitu penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan dan sesuai dengan kebutuhan manusia. Ergonomi merupakan praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan kemampuan pekerja yang bertujuan untuk mencegah cidera pada pekerja OSHA, 2004. Dapat disimpulkan ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan kerja sehingga manusia tersebut dapat merasa nyaman saat bekerja.

2.2.2 Ruang Lingkup Ergonomi

Ergonomi mempunyai ruang lingkup yang memberi batasan area sehingga dalam penerapannya ergonomi dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, seperti: ergonomi fisik yang berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, ergonomi kognitif yang berkaitan dengan proses mental manusia, ergonomi organisasi yang berkaitan dengan kebijakan, struktur organisasi dan proses organisasi, ergonomi lingkungan yang berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan dan getaran OSHA, 2004.

2.2.3 Tujuan Dan Manfaat Ergonomi

Ilmu ergonomi belum banyak dipahami dan diterapkan oleh pekerja. Hal tersebut terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan informasi yang diberikan oleh para pengelola tempat kerja. Secara umum tujuan dan manfaat dari penerapan ergonomi adalah upaya untuk mencegah cidera akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengurangi kelelahan setelah bekerja, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja sehingga tercipta kualitas kerja yang tinggi OSHA, 2004.

2.2.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ergonomi

Penampilan kerja membutuhkan keseimbangan yang dinamis antara tuntutan tugas dengan kemampuan yang dimiliki sehingga tercapai kondisi lingkungan yang sehat, aman, nyaman. Apabila tuntutan tugas lebih besar daripada kemampuan atau kapasitas kerjanya, maka akan terjadi ketidaknyamanan, kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit, penyakit dan tidak produktif Elyas, 2012. a. Kapasitas atau kemampuan kerja Kemampuan seorang pekerja sangat mempengaruhi hubungannya dengan lingkungan kerja. Kemampuan kerja ditentukan oleh: karakteristik pribadi seperti faktor usia, jenis kelamin, antropometri, pendidikan pengalaman, status sosial, status kesehatan. Kapasitas kerja juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan kerja fisik. Kemampuan kerja fisik merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mampu melakukan suatu pekerjaan dengan menggunakan aktivitas otot pada periode waktu tertentu. kemampuan kerja fisik seseorang ditentukan oleh kekuatan otot dan ketahanan otot. b. Tuntutan tugas Pekerja melakukan pekerjaannya untuk memenuhi tuntutan tugas yang diberikan. Tuntutan tugas pekerjaan tergantung pada task and material characteristics yang ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan, dan irama kerja. Organization characteristics, yang berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat, kerja malam dan bergilir, cuti, dan libur, manajemen. Environment characteristics, yang berkaitan dengan manusia yaitu teman setugas, suhu dan kelembaban, bising, dan getaran, penerangan, sosio budaya, norma, adat dan kebiasaan, bahan-bahan pencemar Elyas, 2012.

2.2.5 Aplikasi Pelaksanaan Ergonomi Kerja

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN RISIKO PATIENT HANDLING DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA Hubungan Risiko Patient Handling Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Bagian IGD RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 5 15

HUBUNGAN RISIKO PATIENT HANDLING DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA Hubungan Risiko Patient Handling Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Bagian IGD RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 5 16

PENDAHULUAN Hubungan Risiko Patient Handling Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Bagian IGD RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta.

1 6 7

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Risiko Patient Handling Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Bagian IGD RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 8 4

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Pengepakan Di PT. Djitoe Indonesia Tobako.

0 4 16

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Pengepakan Di PT. Djitoe Indonesia Tobako.

2 10 17

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT DI Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Moewardi.

0 2 18

PENDAHULUAN Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Moewardi.

0 3 6

DAFTAR PUSTAKA Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Moewardi.

0 3 4

143448 ID hubungan posisi kerja dengan keluhan mus

0 1 10