Viswanath et.al 2010 Penelitian Terkait Penggunaan Breising Sebagai Perkuatan Struktur

17 menyebabkan keretakan yang terjadi pada model uji tidak berada tepat di hubungan tersebut. Interaksi antara rangka beton bertulang dan sistem breising memiliki dampak positif terhadap perilaku struktur yang dimana meningkatkan kekuatan ultimit struktur. Hasil pengujian software ANSYS juga menghasilkan peningkat kekuatan yang signifikan untuk rangka dengan penambahan breising. Dan ternyata plat buhul juga memberi kekuatan pada kepada rangka momen. Hasil interaksi keselurahan komponen tersebut menghasilkan perkuatan yang ditinjau dari penambahan masing masing komponen sampai 100. Peningkatan yang signifikan bisa dilihat gambar 2.6 untuk beban lateral yang mampu diterima oleh rangka breising BF1 mencapai 60 kN dan rangka momen hanya mampu menahan 13 kN. Sedangkan untuk rangka dengan plat buhul mampu menahan sekitar 24 kN yang membuktikan adanya perkuatan yang dihasilkan plat buhul. Gambar 2.10 Hubungan Antara Lateral Load dan Lateral Displacement a Rangka tanpa breising UBF1 dan Rangka Breising BF1 b rangka tanpa breising UBF1 dan rangka dengan plat buhul UBF2 Sumber: Massumi dan Absalan 2013

2.7.3 Viswanath et.al 2010

Penelitian tentang tipe bresing terbaik sebagai perkuatan rangka beton dalam menahan beban gempa telah dilakukan oleh Viswanath et.al 2010. Bresing baja merupakan salah satu sistem struktur yang umum digunakan untuk menahan 18 beban gempa pada gedung tingkat tinggi. Bresing baja lebih ekonomis, mudah dikerjakan dan fleksibel dalam desain kekuatan dan kekakuan. Ada banyak tipe bresing yang bisa digunakan sebagai perkuatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang tipe bresing yang paling efektif untuk digunakan. Dalam pemodelan struktur gedung digunakan software STAAD Pro V8i untuk membuat model 3D. Beban lateral yang diaplikasikan pada gedung berdasarkan Indian Standards. Gedung diasumsikan berada pada zona gempa IV sesuai dengan IS 1893:2002. Perletakan struktur tersebut diasumsikan sebagai jepit dan interaksi antara struktur dengan tanah diabaikan. Terdapat empat tipe bresing yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu bresing diagonal, bresing X berpotongan, bresing K dan bresing X. Selain keempat tipe bresing tersebut, analisis juga dilakukan terhadap struktur yang tidak diperkuat dengan menggunakan bresing. Jadi dibuat lima model struktur bangunan bertingkat 4. Untuk bangunan bertingkat 8, 12 dan 16 dianalisis dalam zona gempa IV dan diperkuat dengan bresing tipe X. Hasil analisis gedung bertingkat 4 tersebut dibagi dalam 2 parameter yaitu perpindahan lateral dan gaya-gaya maksimum dan momen pada kolom. Dari segi gaya-gaya dalam maksimum dan momen pada kolom, didapatkan kesimpulan bahwa terjadi peningkatan gaya aksial yang dapat diterima pada struktur yang diperkuat dengan bresing dibandingkan dengan struktur yang tidak diperkuat bresing, dan menyebabkan penurunan momen dan gaya geser pada kolom yang terhubungan dengan bresing. Dari kedua parameter tersebut, bresing tipe X terbukti lebih efektif dalam memperkuat struktur gedung bertingkat 4. Berdasarkan hasil analisis gedung bertingkat 4, pada analisis gedung bertingkat 8, 12 dan 16 digunakan bresing tipe X sebagai perkuatan struktur gedung tersebut. Setelah dilakukan analisis, didapatkan hasil bahwa pada gedung yang diperkuat bresing terjadi reduksi perpindahan maksimum sebesar 62-74 jika dibandingkan dengan gedung tanpa perkuatan bresing. Jadi, tipe bresing X merupakan tipe yang paling efektif dalam perkuatan struktur gedung bertingkat. 19

2.7.4 Massumi dan Tasnimi 2008