19
2.7.4 Massumi dan Tasnimi 2008
Penelitian tentang pengaruh perbedaan detail koneksi bresing X paada struktur beton bertulang yang diperkuat dengan sistem bresing telah dilakukan oleh
Massumi dan Tasnimi 2008. Penelitian dilakukan untuk menemukan keefektifan detail koneksi bresing pada rangka beton dengan membuat 8 benda uji untuk
koneksi bresing yang berbeda yang telah diskala 1:2:5. Dalam penelitian ini dibuat dua rangka tanpa bresing dengan kode UBF11
dan UBF12 sebagai control specimen dan lima pendetailan koneksi antara rangka dan bresing yang berbeda dengan kode BF11, BF12, BF21, BF22, BF23, dan BF31.
Untuk BF11 dan BF12 menggunakan baut dan nuts sebagai koneksi bresing pada rangka batang. Pada BF11 koneksi baut tertancap pada kolom dan balok, sedangkan
pada BF21 hanya tertancap pada kolom. Pada BF21, BF22 dan BF23 koneksi bresing pada rangka batang menggunakan jaket baja. Pada BF21 tidak ada
hubungan antara jaket baja dengan permukaan beton, sedangkan pada BF22 dan BF23 digunakan perekat epoxy untuk menyatukan jaket baja kepermukaan kolom
beton dan bagian dari balok. Pada BF31 bresing telah ditetapkan pada pojok kolom dan balok dengan pengelasan sebelum pengecoran.
Pada penelitian ini, kolom dibangun kaku di atas pondasi beton bertulang dengan dimensi 800 x 300 mm. Skema tes seperti gambar di bawah.
Gambar 2.11 Skema tes dan pembebanan
Sumber: Massumi dan Tasnimi 2008
Sampel diuji di bawah beban lateral yang berulang dan beban vertical sebesar 18 kN. Dari lima tipe detail koneksi bresing X, dengan koneksi baut yang
20 terhubung dengan balok dan kolom BF11 mampu meningkatkan kekakuan
rangka, sehingga dapat digunakan untuk bangunan rendah sampai sedang. Koneksi baut hanya pada kolom BF12 tidak cukup kuat dan mengalami kerusakan yang
sangat signifikan, meskipun dapat digunakan untuk langkah awal. BF21 tidak direkomendasikan untuk diterapkan akrena detail dengan bentuk jaket baja tanpa
perekat epoxy menyebabkan slip pada sistem bresing. Untuk tipe BF22 dan BF23 yang direkatkan dengan perekat epoxy serta BF31 yang diletakkan pada beton
memiliki performance yang lebih baik dari rangka batang lainnya. Beban siklik menyebabkan kekuatan dan kekakuan berkurang dan
perpindahan meningkat pada perilaku inelastik. Sebagai faktanya, tarik pada bresing X pada beton bertulang dengan bresing mendukung sebagian besar gaya
lateral, tetapi keruntuhan rangka disebabkan oleh leleh dari tarik bresing dan terjadi kegagalan tekuk dari tekanan bresing.
2.7.5 Ghaffarzedeh dan Maheri 2009