commit to user
26
B. Penerbitan Surat Keterangan Asal
Penerbitan Surat Keterangan Asal SKA merupakan suatu ketentuan yang terdiri dari beberapa tahapan yang harus ditaati dan wajib dilakukan baik bagi
eksportir yang memerlukan SKA maupun instansi penerbit yang berwenang dalam menerbitkan SKA. Berdasarkan dokumen yang ada di Disperindag, ada beberapa
pihak yang terkait dalam penerbitan SKA, antara lain eksportir, pihak lain berupa badan usaha, surveyor, petugas pelayanan formulir, petugas penerimaan penguruan
SKA, Kepala Seksi Perdagangan Luar Negeri, Kepala Sub Dinas Perdagangan, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta.
1. Eksportir yaitu badan usaha atau perseorangan yang melakukan ekspor. Eksportir dapat terbagi dalam beberapa macam, yang pertama eksportir umum
merupakan eksportir yang telah mempunyai SIUP Surat Ijin Usaha Perdagangan dan melakukan ekspor barang dagangannya, yang kedua
eksportir produsen yaitu eksportir yang mengekspor barang produksinya sendiri yang telah memiliki ijin industri atau ijin teknis dari departemen
perdagangan. Selanjutnya adalah eksportir terdaftar, eksportir ini telah mendapatkan pengakuan dari menterei perdagangan untuk mengekspor
barang-barang yang diatur ekspornya.www.indag-ska.co.id. 2. Pihak-pihak lain yang memerlukan SKA, dapat berupa badan usaha atau
perseorangan bukan eksportir melainkan badan usaha atau perseorangan yang bergerak dibidang jasa penerbitan surat keteranga asal.
3. Surveyor adalah petugas yang mempunyai tugas untuk meneliti mengenai kebenaran dan kelengkapan dokumen yang diserahkan oleh eksportir.
4. Petugas pelayanan formulir yang bertugas dalam memberikan pelayanan kepada eksportir dalam pembelian formulir SKA.
5. Petugas penerimaan pengurusan SKA adalah petugas yang bertugas untuk melayani eksportir dalam penerimaan formulir SKA yang telah diisi dan
pengambilan formulir SKA yang telah diterbitkan.
commit to user
27
6. Kepala Seksi Perdagangan Luar Negeri Kasi Daglu yaitu pejabat di Disperindag yang bertugas menyatakan kebenaran dan kelengkapan atas
formulir SKA yang diajukan oleh eksportir. 7. Kepala Sub Dinas Perdagangan Kasubdin Perdagangan yaitu pejabat di
Disperindag yang bertugas memberikan paraf persetujuan atas kebenaran dan kelengkapan dari formulir SKA yang diajukan oleh eksportir.
8. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kadisperindag yaitu pejabat di Disperindag yang mengesahkan formulir SKA.
Penerbitan SKA telah diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 43M-DAGPER102007 tentang penerbitan surat keterangan asal certificate of
origin untuk barang ekspor Indonesia yang telah ditetapkan pada tanggal 22 Oktober 2007 yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara manual dan dengan
sistem otomasi, hal tersebut seperti yang telah dikemukakan oleh staff Daglu Disperindag. Sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu staff Daglu
Disperindag, penerbitan surat keterangan asal dengan cara manual telah dilaksanakan oleh Disperindag selama bertahun-tahun. Hal tersebut membuat banyak eksportir
yang memerlukan SKA lebih menyukai untuk menggunakan cara manual dibanding dengan sistem otomasi yang baru saja dilaksanakan pada tahun 2007. Cara manual
yang digunakan dalam penerbitan SKA yaitu dengan melakukan proses penyimpanan, dan pengisian SKA serta kegiatan lainnya yang terkait dalam
penerbitan SKA yang dilakukan tanpa menggunakan teknologi informasi. Sesuai dengan dokumen yang ada di Disperindag ada beberapa tahapan dalam penerbitan
SKA dengan cara manual, yaitu : a Memperoleh Formulir SKA
Eksportir yang memerlukan SKA dapat memperoleh formulir SKA dengan membeli pada petugas pelayanan formulir SKA. Eksportir dapat membeli formulir
SKA dengan harga Rp.5000,- dengan menyerahkan dokumen pelengkap berupa fotocopy PEB Pemberitahuan Ekspor Barang dan form permohonan SKA yang
telah diisi. Eksportir yang memerlukan SKA dapat memperoleh formulir SKA sesuai
commit to user
28
dengan jumlah BL Bill of Lading atau AWB Air Way Bill atau Cargo Receipt yang terdapat dalam PEB. Jadi, apabila dalam satu PEB terdapat dua BL, AWB atau
Cargo Receipt, maka formulir yang didapat sebanyak dua lembar. b Pencatatan Nomor
Petugas pelayanan formulir SKA kemudian akan mencatat nomor seri formulir SKA. Pencacatan nomor SKA tersebut terletak pada sudut kiri bawah form
permohonan SKA dan memberikannya kepada eksportir yang memerlukan SKA. c Pengisian SKA
Setelah memperoleh formulir SKA, eksportir yang memerlukan SKA wajib mengisi formulir SKA dengan cara diketik dan menggunakan huruf yang sama dalam
bahasa inggris secara jelas, lengkap dan benar sesuai dengan kolom-kolom yang terdapat dalam formulir tersebut. Pengisian tersebut mempunyai beberapa ketentuan
dalam pengisian formulir SKA. Ketentuannya antara lain tidak boleh terdapat adanya coretan dan apabila terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam pengisian formulir SKA
maka harus diganti dengan formulir SKA yang baru, setiap angka yang menunjukkan jumlah harus diikuti dengan huruf wording dalam tanda kurung, misalnya 200 two
hundred tons. Ketentuan berikutnya apabila pengisian kalimat pada kolom uraian barang
tidak penuh satu baris, maka setelah akhir kalimat harus diberi tanda penutup berupa tanda bintang sampai pada batas akhir baris tersebut, sedangkan kolom uraian
barang yang tidak dipakai atau diisi seluruhnya maka ruangan yang masih tersisa harus diberi garis penutup berbentuk huruf āZā. Apabila pengisian formulir SKA
pada kolom uraian barang tidak cukup maka dapat digunakan formulir SKA tanbahan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan yang pengisiannya hanya kolom uraian
barang, pernyataan eksportir dan pengesahan pejabat instansi penerbit SKA. d Penyerahan Formulir SKA
Eksportir yang memerlukan SKA tersebut kemudian menyerahkan formulir SKA yang telah diisi kepada petugas penerimaan pengurusan SKA. Penyerahan
tersebut harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung. Dokumen-dokumen
commit to user
29
pendukung tersebut harus sesuai dengan ketentuan barang yang akan di ekspor. Untuk barang yang dikenakan ketentuan ekspor harus dilengkapi dengan fotocopy
PEB Pemberitahuan Ekspor Barang yang telah disahkan oleh petugas kantor pelayanan Bea dan Cukai dipelabuhan muat atau lembar cetak PEB yang dibuat
dengan pertukaran data elektronik dengan dilampiri lembar asli persetujuan ekspor, lembar asli BL Bill of Lading atau fotocopi AWB Air Way Bill atau fotocopy
Cargo Receipt, Invoice, Packing List. Barang yang dibebaskan dari ketentuan ekspor harus dilengkapi dengan kuitansi pembelian, fotocopy Kartu Tanda Penduduk KTP
bagi penduduk Indonesia atau paspor bagi warga negara asing atau surat kuasa dari pemilik barang apabila pelaksanaannya menggunakan perusahaan jasa titipan.
Khusus untuk ekspor barang yang menggunakan SKA form A harus dilengkapi dengan fotocopy PEB Pemberitahuan Ekspor Barang yang telah
disahkan oleh petugas Bea dan Cukai di pelabuhan muat atau lembar cetak PEB yang dibuat dengan cara pertukaran data elektronik dengan dilampiri lembar asli
persetujuan ekspor, lembar asli BL Bill of Lading atau fotocopy AWB Air Way Bill atau fotocopy Cargo Receipt, Invoice, Packing List, struktur biaya per Unit
dalam Dollar Amerika Serikat, dan surat penegasan bila jenis barang yang akan di ekspor sama dengan sebelumnya, pernyataan permohonan SKA Form A apabila
permohonan SKA adalah eksportir produsen eksportir yang menangani sendiri ekspor hasil produksinya, pernyataan permohonan SKA Form A dan pernyataan
produsen bila pemohon SKA bukanlah eksportir produsen. Kelengkapan dokumen yang khusus digunakan untuk ekspor barang yang
menggunakan SKA Form D, E, dan GSTP Global System of Trade Preferences harus dilengkapi dengan struktur biaya per unit dalam Dollar Amerika Serikat. Dan
untuk barang tertentu yang tidak disertai SKA preferensi atau SKA yang dipersyaratkan secara khusus berdasarkan kesepakatan internasional wajib disertai
dengan SKA Form B dan harus dilengkapi dengan fotocopy PEB Pemberitahuan ekspor Barang yang telah disahkan oleh petugas kantor pelayanan Bea dan Cukai di
pelabuhan muat atau lembar cetak PEB yang dibuat dengan cara pertukaran data
commit to user
30
elektronik dengan dilampiri lembar asli persetujuan ekspor, lembar asli BL Bill of Lading, atau fotocopy AWB Air Way Bill atau fotocopy Cargo Receipt, surat
pernyataan permohanan SKA, Invoice, Packing List. e Pemeriksaan Formulir SKA
Formulir dan dokumen pendukung tersebut kemudian akan diperiksa oleh petugas penerimaan pengurusan SKA. Pemeriksaan formulir SKA mencakup
kebenaran dan kelengkapan dan mencatatnya di kartu kendali. Pencatatan tersebut dengan maksud agar barang yang diekspor memenuhi ketentuan asal barang,
pelaksaan ekspornya didukung dengan dokumen yang benar, pengisian mengenai uraian barang sesuai dengan dokumen yang diserahkan.
f Penyerahan kepada Kasi Daglu Apabila telah memenuhi persyaratan, maka formulir dan dokumen pendukung
tersebut diberikan kepada Kepala Seksi Perdagangan Luar Negeri kasi Daglu. Formulir yang telah diberikan kepada Kasi Daglu kemudian diberi pernyataan bahwa
data tersebut benar dan lengkap. g Penyerahan Kepada Kasubdin Perdagangan
Setelah formulir diberi pernyataan oleh Kasi Daglu, selanjutnya formulir diserahkan kepada Kasubdin Perdagangan. Formulir SKA yang telah diserahkan
kepada Kepala Sub Dinas Perdagangan Kasubdin Perdagangan akan mendapatkan paraf persetujuan.
h Pengesahan Formulir SKA Formulir SKA yang telah mendapatkan paraf persetujuan tersebut kemudian
disahkan dengan ditandatangani dan diberi cap atau stempel oleh pejabat yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk menandatangi SKA pada masing-masing
instansi. Pejabat yang dimaksud adalah pejabat yang menangani perdagangan luar negeri, yang terdiri dari pejabat penandatanganan SKA yaitu pejabat yang diberi
kekuasaan penuh dalam melakukan penandatanganan SKA, biasanya kepala dari instansi penerbit. Selanjutnya pejabat penandatanganan pengganti I yaitu pejabat
yang diberi kekuasaan untuk menandatangani SKA bila pejabat penandatanganan
commit to user
31
SKA berhalangan dalam menandatangani SKA yaitu Kasubdin. Bila Kasubdin perdagangan juga berhalangan dalam menandatangani formulir SKA tersebut, maka
penandatanganan formulir SKA akan diserahkan kepada kepala Pejabat penandatangan Pengganti II yaitu Kasi Daglu.
i Penerbitan SKA Bagi permohonan SKA yang telah memenuhi persyaratan dan telah
memperoleh pengesahan dari Kadisperindag, maka SKA-nya dapat diterbitkan selambat-lambatnya dalam satu hari kerja. Satu hari kerja disini maksudnya adalah
dimulainya jam kerja mulai pukul 07.30 sampai dengan 15.30, sebagai contoh apabila permohonan diajukan pada pukul 07.30 maka dapat diterbitkan selambat-lambatnya
pukul 15.30. Namun, bila permohonan diajukan pukul 10.00 maka dapat diterbitkan selambat-lambatnya pada pukul 10.00 pada hari kerja berikutnya.
Bagi permohonan yang tidak memenuhi persyaratan, maka Disperindag akan memberikan tanggapan dengan pemberitahuan secara tertulis mengenai penolakan
penerbitan SKA dengan disertai alasan penolakan tersebut, selambat-lambatnya satu hari kerja sejak tanggal diterimanya permohonan dari eksportir yang memerlukan
SKA.
Menurut salah satu staff Daglu Disperindag, penerbitan surat keterangan asal dengan cara manual biasanya digunakan apabila terjadi keadaan yang tidak
diinginkan. Keadaan yang tidak diinginkan tersebut seperti pemadaman listrik, atau kerusakan sarana dan prasarana dalam melakukan proses penerbitan, misalnya
komputer yang digunakan. Untuk lebih jelasnya, penerbitan surat keterangan asal dengan cara manual di Disperindag dapat digambarkan sebagai berikut :
commit to user
32
Gambar 5 Skema Penerbitan SKA dengan Cara Manual
Sumber : Dokumen yang ada di Dipserindag yang telah dikelola oleh penulis Petugas Pelayanan
Formulir SKA
a
Eksportir yang memerlukan
SKA b
c
Mengisi Formulir
d Petugas Penerimaan
Pengurusan SKA
e
Diteliti Kelengkapannya f
KASI DAGLU
g KASUBDIN
PERDAGANGAN h
KADISPERINDAG
i
Diterbitkan i
Ditolak
commit to user
33
Penerbitan surat keterangan asal dengan sistem otomasi telah digunakan oleh Disperindag sejak tahun 2007 setelah diterbitkannya peraturan menteri Perdagangan
Nomor: 43M-DAGPER102007 pada tanggal 22 Oktober 2007 hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh staff Daglu. Penerbitan surat keterangan asal dengan sistem
otomasi dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi dalam proses penyimpanan dan pengisian SKA serta kegiatan lainnya yang terkait dalam proses
penerbitan SKA. Sesuai dengan hasil wawancara dengan staff Daglu Disperindag, sistem otomasi dapat dilakukan dengan tiga cara.
Yang pertama dengan menggunakan media penyimpanan elektronik yaitu permohonan penerbitan SKA
dengan menyampaikan data SKA dan dokumen pendukung melalui media penyimpanan elektronik, seperti CD atau flash disk.
Kemudian penerbitan dengan menggunakan e-mail, yaitu permohonan penerbitan SKA dengan menyampaikan data SKA dan dokumen pendukung melalui
e-mail. Selanjutnya, dengan menggunakan sistem jaringan on line yang dapat digunakan dengan mengisi dan menyampaikan data SKA serta dokumen pendukung
melalui situs website pelayanan penerbitan SKA on line.www.skaservice.com. Menurut staff Disperindag, tujuan dari diterapkannya sistem ini adalah untuk
membangun database serta melakukan penelusuran asal barang yang diekspor dari Indonesia.
Penerbitan SKA dengan sistem otomasi tidak dapat dilaksanakan apabila terjadi keadaan yang tidak diinginkan seperti bencana alam, kebakaran, pemadaman
listrik, dan terjadi kerusakan atau pencurian atas sarana maupun prasarana pendukung sistem otomasi hal tersebut seperti yang telah dikemukakan oleh salah satu staff
Daglu. Keadaan tersebut pastinya akan mengakibatkan penerbitan SKA dengan menggunakan sistem otomasi pada Instansi Penerbit SKA tidak dapat dilaksanakan,
maka penerbitan SKA dapat dilakukan dengan menggunakan cara manual sampai keadaan tersebut dapat diatasi. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan salah satu
staff Daglu, penerbitan SKA dengan sistem otomasi sebenarnya lebih praktis dibandingkan dengan cara manual, akan tetapi banyak eksportir yang memerlukan
commit to user
34
SKA masih merasa kebingungan apabila menggunakan sistem ini. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai sistem penerbitan dengan
menggunakan teknologi oleh para eksportir. Berdasarkan dokumen yang ada di disperindag ada beberapa tahapan dalam penerbitan SKA dengan sistem otomasi,
yaitu : a Memperoleh Formulir SKA
Eksportir yang memerlukan SKA datang ke Disperindag dengan membawa data SKA dan dokumen pendukung yang telah disimpan dalam media penyimpanan
elektronik. Media penyimpanan tersebut dapat berupa CD atau flash disk yang kemudian diserahkan kepada surveyor, dokumen pendukung harus disesuaikan
dengan ketentuan barang yang akan diekspor. Untuk barang yang dikenakan ketentuan ekspor, dokumen yang dilampirkan dapat berupa fotocopy PEB
Pemberitahuan Ekspor Barang yang telah disahkan oleh petugas kantor pelayanan Bea dan Cukai di pelabuhan muat atau lembar cetak PEB yang dibuat dengan cara
pertukaran data elektronik dengan dilampiri lembar asli persetujuan ekspor, lembar asli BL Bill of Lading dan fotocopy AWB Air Way Bill atau fotocopy Cargo
Receipt, Invoice, dan Packing List. U Untuk barang yang dibebaskan dari ketentuan ekspor dapat menggunakan
dokumen berupa kuitnasi pembelian, fotocopy Kartu Tanda Penduduk KTP dan paspor untuk warga negara asing atau surat kuasa apabila pelaksanaannya
menggunakan perusahaan jasa titipan. Apabila barang yang akan diekspor menggunakan SKA Form A maka menggunakan dokumen khusus berupa fotocopy
PEB Pemberitahuan Ekspor Barang yang telah disahkan oleh petugas kantor pelayanan Bea dan Cukai di pelabuhan muat atau lembar cetak PEB yang dibuat
dengan cara pertukaran data elektronik dengan dilampiri dengan lembar asli persetujuan ekpsor, lembar asli BL Bill of Lading dan AWB Air Way Bill atau
fotocopy Cargo Receipt, Invoice, Packing List, Struktur biaya per Unit dalam Dollar Amerika Serikat, surat penegasan bila jenis barang yang akan diekspor sama dengan
sebelumnya, pernyataan permohonan SKA Form A bila pemohon SKA adalah
commit to user
35
eksportir produsen eksportir yang menangani barang ekspor hasil produksinya, pernyataan permohonan SKA Form A dan pernyataan produsen bila pemohon SKA
bukan eksportir produsen. Apabila pengekspor menggunakan SKA Form D, E, dan GSTP Global System of Trade Preference maka dokumen harus dilengkapi dengan
struktur biaya per Unit dalam Dollar Amerika Serikat. Barang tertentu yang tidak disertai SKA preferensi atau SKA yang
dipersyaratkan secara khusus berdasarkan kesepakatan internasional, maka wajib disertai dengan SKA Form B dengan dilampiri dokumen berupa fotocopy PEB
Pemberitahuan Ekspor Barang yang telah disahkan oleh petugas pelayanan Bea dan Cukai di pelabuhan muat atau lembar cetak PEB yang dibuat dengan cara pertukaran
data elektronik dengan dilampiri persetujuan asli ekspor, lembar asli BL Bill of Lading dan AWB Air Way Bill atau fotocopy Cargo Receipt, surat pernyataan
permohonan SKA, Invoice, Packing List. b Pemeriksaan Formulir SKA
Setelah kelengkapan dokumen sesuai dengan ketentuan barang dilengkapi selanjutnya akan diproses oleh surveyor. Petugas surveyor kemudian akan
memproses data yang ada dalam media penyimpanan elektronik dan meneliti kelengkapan SKA tersebut.
c Pencetakan Formulir SKA Bila data yang diserahkan oleh eksportir telah lengkap dan benar, maka
surveyor dapat mengisi formulir SKA. Setelah melakukan pengisian formulir surveyor akan mencetaknya dan menyerahkan formulir SKA tersebut kepada petugas
penerimaan dan pengurusan SKA di Disperindag. Surveyor akan memberitahukan kepada eksportir via phone mengenai kelengkapan data tersebut, apabila data yang
diserahkan oleh eksportir belum lengkap dan benar. d Penyerahan Kepada Kasi Daglu
Petugas penerimaan pengurusan SKA di Disperindag kemudian melakukan pemeriksaan ulang dan mencatatnya di kartu kendali. Pencatatan di kartu kendali
tersebut dengan maksud agar barang yang diekspor memenuhi ketentuan asal barang.
commit to user
36
Pelaksaan ekspornya juga harus didukung dengan dokumen yang benar, pengisian mengenai uraian barang sesuai dengan dokumen yang diserahkan. Bila formulir SKA
telah sempurna, maka data tersebut diberikan kepada kepala seksi perdagangan luar negeri Kasi Daglu untuk dinyatakan bahwa formulir tersebut benar dan lengkap.
e Pemberian Paraf Formulir SKA yang telah benar, akan diserahkan kepada Kepala Sub Dinas
Perdagangan Kasubdin Perdagangan. Untuk formulir yang sudah benar
kelengkapannya akan mendapatkan paraf persetujuan. f Penandatanganan Formulir SKA
Formulir SKA yang telah mendapatkan paraf persetujuan tersebut kemudian disahkan dengan ditandatangani dan diberi cap atau stempel oleh pejabat yang diberi
wewenang dan tanggung jawab untuk menandatangi SKA pada masing-masing instansi. Pejabat yang dimaksud adalah pejabat yang menangani perdagangan luar
negeri, yang terdiri dari pejabat penandatanganan SKA yaitu pejabat yang diberi kekuasaan penuh dalam melakukan penandatanganan SKA, biasanya kepala dari
instansi penerbit. Selanjutnya pejabat penandatanganan pengganti I yaitu pejabat yang diberi
kekuasaan untuk menandatangani SKA bila pejabat penandatanganan SKA berhalangan dalam menandatangani SKA yaitu Kasubdin. Bila Kasubdin
perdagangan juga berhalangan dalam menandatangani formulir SKA tersebut, maka penandatanganan formulir SKA akan diserahkan kepada kepala Pejabat
penandatangan Pengganti II yaitu Kasi Daglu. g Penerbitan SKA
Permohonan SKA yang telah memenuhi persyaratan dan telah memperoleh pengesahan dari Kadisperindag, maka SKA-nya dapat diterbitkan selambat-
lambatnya dalam satu hari kerja. Satu hari kerja disini maksudnya adalah dimulainya jam kerja mulai pukul 07.30 sampai dengan 15.30, sebagai contoh apabila
permohonan diajukan pada pukul 07.30 maka dapat diterbitkan selambat-lambatnya pukul 15.30. Namun, bila permohonan diajukan pukul 10.00 maka dapat diterbitkan
commit to user
37
selambat-lambatnya pada pukul 10.00 pada hari kerja berikutnya. Namun bagi permohonan yang tidak memenuhi persyaratan, maka Disperindag akan memberikan
tanggapan dengan pemberitahuan secara tertulis mengenai penolakan penerbitan SKA dengan disertai alasan penolakan tersebut, selambat-lambatnya satu hari kerja sejak
tanggal diterimanya permohonan dari eksportir yang memerlukan SKA. Berdasarkan hasil wawancara dengan staff Daglu di Disperindag, penerbitan
surat keterangan asal dengan sistem otomasi yang melalui e-mail dan jaringan on line akan lebih memudahkan bagi para eksportir yang memerlukan penerbitan SKA
karena lebih praktis. Selain itu, juga memberi manfaat yang lebih kepada petugas penerbitan dalam melakukan penelusuran mengenai asal barang yang diekspor dari
Indonesia, serta untuk memenuhi permintaan penerbitan SKA yang cukup banyak setiap harinya. Namun, seperti yang telah diungkapkan oleh staff Daglu hal tersebut
masih saja terkendala dengan pengetahuan para eksportir yang terkadang kurang mengerti tentang teknologi dalam menunjang pelaksanaan penerbitan SKA. Untuk
lebih jelasnya mengenai penerbitan SKA dengan sistem otomasi dapat digambarkan sebagai berikut :
commit to user
38
Gambar 6 Skema Penerbitan SKA dengan Sistem otomasi
Sumber : Data Disperindag yang telah dikelola oleh penulis Berdasarkan hasil wawancara dengan staff Daglu di disperindag, penerbitan
surat keterangan asal dengan cara manual dan dengan sistem otomasi yang menggunakan media penyimpanan media elektronik terdapat suatu perbedaan. Pada
dasarnya tahapan pada kedua penerbitan tersebut sama. Perbedaan antara kedua
Surveyor
b
Memproses Data
c Petugas Penerimaan
Pengurusan SKA
d
KASI DAGLU
e Kasubdin Perdagangan
f Kadisperindag
g Diterbitkan
f a
Eksportir yang memerlukan
SKA
commit to user
39
penerbitan tersebut tidak begitu mencolok, tapi ada beberapa perbedaan yang dapat dilihat antara lain :
Tabel 3 Perbedaan Penerbitan dengan Cara Manual dan Sistem Otomasi
Penerbitan Surat Keterangan Asal Cara Manual
Sistem otomasi Dokumen diserahkan tanpa
menggunakan media
penyimpanan elektronik Dokumen
diserahkan dengan
menggunakan media
penyimpanan elektronik
Dokumen diserahan
bersamaan dengan formulir SKA
Dokumen diserahkan pada awal proses penerbitan SKA
Formulir SKA
diisi oleh
pemohon Formulir SKA diisi oleh surveyor
Sumber : Data Disperindag yang telah dikelola oleh penulis
C. Hambatan dalam Penerbitan SKA