HUKUM PIDANA TERTENTU

(1)

BAHAN KULIAH HUKUM

PIDANA

OLEH

AIRI SAFRIJAL, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM


(2)

BAHANASAN

TENTANG

TINDAK PIDANA


(3)

PENGERTIAN

Pengertian

Kjhtan kesusilaan adl suatu tinpid yg brhbungan dg mslh kesusilaan,

dimna kesusilaan disini berkaitan dg nafsu seksual atau prbtan

mngnai khdpan seksual yg tdk senonoh srt dpt menyinggung rasa

malu seksual ssorg ataupun sklompok.

Pengertian mnrut Psl 1 angka 1 uu no 44/2008 ttg pornografi 

Pornografi adl gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi,

gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau

bentuk pesan lainnya mllui brbgai bntk media komunikasi dan/atau

prtnjukan di muka umum, yg mmuat kecabulan atau eksploitasi

seksual yg mlnggar norma kesusilaan dlm masy.


(4)

Dlm KUHP

A. TINPID MNYRANG RSA KESUSILAAN UMUM

Kjhtan yg mlnggar kesusilaan dirumuskan dlm Psl 281 KUHP yg berbunyi: Diancam dg pid pnjra pling lma dua thn dlpan blan atau pid denda pling bnyk Rp.

4.500,-1e. Barangsiapa dg sngja scra trbka mlnggar kesusilaan;

2e. Barangsiapa dg sngja dihdpan org lain yg ada disitu brtntangan dg khndaknya, melanggar kesusilaan.

Dlm rmsan Psl 281 di atas, ada dua bntk kjhtan mlnggar kesusilaan umum, yaitu:

1. Kjhtan yg prtma dirumuskan pd butir 1e trdiri dr unsur2 sbb:


(5)

Lnjtan....,

Perbuatan melanggar kesusilaan;

Secara terbuka

b. Unsur subjektif:

Sengaja

2. Kejahatan yang kedua dirumuskan pada butir 2e

.

Dlm butir ini pd dasarnya sama dg kjhtan yg dirumuskan pertama. Hny pd

kjhtan mlnggar kesusilaan yg kedua ini, unsur dimuka umum tdk

disebutkan, dan sbg penggantinya dirumuskan unsur “

di depan orang lain

yang ada disitu bertentangan dengan kehendaknya melannggar

kesusilaan

”.


(6)

PORNOGRAFI

Pengertian mnrut Psl 1 angka 1 uu no 44/2008 ttg pornografi 

Pornografi adl gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya mllui brbgai bntk media komunikasi dan/atau prtnjukan di muka umum, yg mmuat kecabulan atau eksploitasi seksual yg mlnggar norma kesusilaan dlm masy.

LARANGAN DAN PEMBATASAN (Pasal 4)

(1)Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat:

a. persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang; b. kekerasan seksual;

c. masturbasi atau onani;


(7)

Pornografi dlm KUHP Psl (282

ayat (1, 2&3)

Rumusan kjhtan pd ayat (1)&ayat (2) sdngkan pd ayat (3) dirumuskan ttg

alasan pemberatan pid dr kjhtan pornografi dlm ayat (1).

Ada 2 bntuk kjhtan pornografi pd ayat (1) Psl 282 KUHP, yaitu:

1. Perbuatan menyiarkan, mem-pertunjukkan atau menempelkan di muka

umum tulisan, gambar atau benda, mmsukkanya ke-dlm ngri/mnruskannya dr ngri yg dikthuinya mlnggar kesusilaan;

2. Prbuatan mnyiarkan, mptnjukkan atau ditmpelkan di muka umum,

menawarkan, atau menunjuk sbg bs diprleh sbgmna dkmsud pd butir ke-1, jk ada alsan kuat bginya utk mndga bhw mlnggar kesusilaan;

Kjhtan pornografi pd ayat (2) Psl 282 jg terdiri dr 2 mcm yg prbtannya sm dg

ayat (1). Hny sj unsur kslhannya ada perbedaan, yakni pd kslahan bntk

kjhtan pornografi yg prtma adl “kesengajaan” atau “dolus”. Sdngkan unsur kslahan pd dua bntk kjhatan pornografi pd ayat (2), mengandung unsur


(8)

B. TINDAK PIDANA

PERSETUBUHAN

Kjhtan kesusilaan dlm hal persetubuhan dimuat dlm 5 Psl,

yaitu:

Psl 284 ttg perzinahan (

adultery

)

Psl 285 ttg perkosaan (

rape

)

Psl 286 ttg bersetubuh dg prmpuan bkn isterinya dlm kdaan

pingsan

Psl 287 ttg bersetubuh dg prmpuan yg blm berumur 15 thn

yg bkn isterinya

Psl 288 ttg bersetubuh dlm perkawinan dg prmpuan yg blm

waktunya dikawini.


(9)

Lnjtan....,

Kejahatan Perzinaan

Kjhatan zina dirumuskan dlm Psl 284 ayat (1) trdiri dr empat mcm larangan:

1. Seorang lki2 yg tlh kawin mlkkan zina;

2. Seorang prmpuan yg tlh kawin mlkkan zina;

3. Seorang lki2 turut berzina dg seorang prmpuan yg diketahuinya tlh kawin; 4. Seorang prmpuan yg turut berzina dg seorang lki2 yg diketahuinya.

Jd seorang lki2 atau prmpuan diktakan mlkkan kjhtan zina mnrut Psl 284

KUHP apbla mmnuhi tiga syarat pokok, yaitu:

1. Mlkkan persetubuhan dg prmpuan atau lki2 bkn suami atau bukan isterinya;

2. Bagi dirinya berlaku Pasal 27 BW; 3. Dirinya sdg berada dlm perkawinan.


(10)

Psl 282 ayat (2) KUHP

(2) Tdk dilkkan penuntutan melainkan atas pengaduan suami/istri yg tercemar, dan blmna bg mrka brlaku Psl 27 BW, dlm tenggang wktu tiga blan diikuti dg permintaan bercerai atau pisah-meja dan ranjang karena alasan itu juga.

Kejahatan Perkosaan

• Kjhtan perkosaan (verkrachting) dirumuskan dlm Psl 285 KUHP yg rumusannya adl sbb: ”Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang perempuan bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam

karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”.

• unsur-unsur rumusan Psl 285 KUHP sbb: 1. Perbuatannya memaksa

2. Caranya: 1) dengan kekerasan 2) ancaman kekerasan

3. Objeknya: seorang perempuan bukan istrinya 4. bersetubuh dengan dia


(11)

Prstubuhan dg Prmpuan dlm Keadaan Bukan Isterinya

dlm Keadaan Pingsan

Prstubuhan ini diatur dlm Psl 286 yg berbunyi ”Barangsiapa brstubuh dg

prmpuan yg bkn istrinya, sdg diketahuinya bhw prmpuan itu pingsan atau tdk berdaya dihukum pnjra slma2nya 9 tahun.”

Unsur2 dlm Psl 286 KUHP adl sbb:

a. Unsur-unsur Objektif:

1. Perbuatannya: bersetubuh

2. Objeknya: seorang perempuan bukan istrinya 3. Dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya

b. Unsur Subjektif

4. Diketahuinya prmpuan itu dlm keadaan pingsan atau tidak berdaya 5. Persetubuhan itu tlh terwujud pd atau dg prmpuan korban, pd saat

korban dlm keadaan tidak berdaya.


(12)

Prstubuhan dg Prmpuan yg Umurnya Blm 15 Thn

• Kjhtan yg dimksudkan di ats dirmuskan dlm Psl 287, yg berbunya sbb:

(1)Barang siapa bersetubuh dengan seorang perempuan di luar perkawinan, padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduga bahwa umur belum 15 tahun, atau kalau umurna tidak jelas, bahwa ia belum waktunya untuk dikawin, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

(2)Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umur perempuan itu belum sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal berdasarkan Pasal 291 dan Pasal 294.

• Unsur2 Rmusan Psl 287 KUHP sbb:

1. Unsur-unsur Objektif:

a. Perbuatannya: bersetubuh;

b. Objek: dg perempuan di luar kawin;

c. Yg umurnya blm 15 thn; atau jk umurnya tdk jls blm waktunya dikawin.

2. Unsur Subjektif


(13)

Prstubuhan dg Wnta yg Blm Wktunya utk Dikawini

Kjhtan prstbuhan ini, dirumuskan dlm Psl 288 KUHP pd ayat

(1), sdngkan ayat (2) dan ayat (3) merumuskan dasar

pemberatan pidananya. Kjhtan pd ayat (1) trdpt unsur2 sbb:

Unsur-unsur Objektif:

1. Perbuatannya: bersetubuh

2. Objek: dg perempuan yg blm waktunya dikawin;

3. Menimbulkan akibat luka2

Unsur-unsur Subjektif

4. Diketahuinya atau sepatutnya hrs diduga bhw prmpuan itu

blm wktunya utk dikawin


(14)

C. KJHTAN KESUSILAAN MNGNAI

PRBTAN CABUL

Tinpid kesusilaan mngnai prbtan cabul dirumuskan dlm

Psl: 289, 290, 292, 293, 294, 295 dan 296, yg semuanya

mrpkan kjhtan.

Psl 289, mngtur ttg prbtan yg mnyerang kehormatan atau

kesusilaan yg unsu2 sbb:

o

Perbuatannya: memaksa

o

Caranya: dengan 1) kekerasan

2) ancaman kekerasan

o

Objeknya: seorang untuk: 1) melakukan; atau

2) membiarkan dilakukan


(15)

Lnjtan...,

Psl 290 mngatur ttg kjhtan prbtan cabul pd org pingsan atau tdk berdaya, dan

umurnya belum 15 tahun. Dlm Psl 290 ada tiga bntk kjhtan yg dirumuskan pd butir 1, 2, dan 3.

Kejahatan butir 1, mempunyai unsur-unsur:

a. Unsur-unsur Objektif

Perbuatannya: perbuatan cabulObjeknya: dengan seorang

• Dalam keadaan: 1) pingsan, atau 2) tidak berdaya

b. Unsur subjektif

Diketahunya bhw org itu dlm keadaan pingsan atau tidak berdaya

Kejahatan butir 2, mempunyai unsur-unsur:

a. Unsur-unsur objektif

• Perbuatannya: perbuatan cabul

Objeknya: dengan seorang yg: 1) umurnya belum 15 tahun


(16)

b. Unsur subjektif

• Diketahuinya atau sepatutnya harus diduga bhw umurnya belum 15 tahun

Kejahatan burir 3: mempunyai unsur-unsur:

a. Unsur objektif

• Perbuatannya: membujuk

• Objeknya: orang yang 1) umurnya belum 15 tahun 2) jk umurnya tdk jls blm wktunya utk dikawin

• Untuk: 1) melakukan perbuatan cabul 2) dilakukan perbuatan cabul, atau 3) bersetubuh di luar perkawinan.

b. Unsur subjektif

• Yg diketahuinya umurnya belum 15 tahun, atau jk tdk jls umurnya yg besangkutan belum waktunya utk dikawin


(17)

Psl 292 mngtur ttg perbuatan cabul sesama kelamin (

homo

seksual)

dg unsur2 sbb:

a. Unsur-unsur objektif

Perbuatannya: perbuatan cabul

Si pembuatnya: oleh orang dewasa

Objeknya: pada orang sesame jenis kelamin yang belum dewasa

b. Unsur Subjektif

1) yg diketahuinya blm dewasa

2) yg seharusnya patut diduganya blm dewasa

Psl 293 mngtur ttg menggerakkan org blm dewasa utk mlkkan

atau dilkkan prbtan cabul. Rumusan ttg kjhtan menggerakkan org

yg blm dewasa utk berbuat cabul, trdpt dlm ayat (1), dg unsur2

sbb:


(18)

a. Unsur-unsur objektif

Perbuatannya: menggerakkan

Cara-Caranya: 1) memberi uang atau barang

2) menjanjikan memberi uang atau barang

3) penyesatan

objeknya: org yg blm dewasa yg baik tingkah lakunya

untuk: 1) mlkkan prbtan cabul

2) dilkkan prbtan cabul dengannya

b. Unsur subjektif

diketahuinya atau selayaknya hrs diduganya ttg blm


(19)

Lnjtan...,

Pasal 294 mengatur tentang perbuatan cabul dengan

anaknya, anak tirinya, anak di bawah pengawasannya

yang belum dewasa, dan lain-lain.

Pasal 295 mengatur tentang memudahkan perbuatan

cabul oleh anaknya, anak tirinya, anak angkatnya yang

belum dewasa, dan lain-lain.

Pasal 296 mengatur tentang memudahkan perbuatan

cabul oleh orang lain dengan orang lain sebagai

pencarian atau kebiasaan.


(20)

BAHASAN KEJAHATAN

TENTANG


(21)

A. MENISTA

Menista diatur dan diancam oleh Pasal 310 ayat (1) KUHP

yang bunyinya:

“Barang siapa dg sngja mnyrang kehormatan atau nm baik org dg

jln mnduh dia mlkkan sstu prbtan tttu, dn mksd yg nyata utk

menyiarkan tdhan itu spy diketahui umum, dihkm krn slahnya

menista, dg hkman pnjra slma2nya smbilan bln atau denda

sbnyak2nyaRp. 4.500,-”.

Rmusan kjhtan Psl 310 ayat (1) KUHP, tdpt unsur2nya sbb:

Dg sengaja;

Menyerang kehormatan atau nama baik orang lain;

Menuduh mlkkan suatu prbtan tttu;


(22)

Ad.1. dengan sengaja

Mnrut doktrin, sngja trmsuk unsur subjektif yg ditujukan thdp

prbtan. Artinya plku mngthui prbtannya&plku mnydari

mngcapkan kata2nya yg mngndung plnggaran thdp

kehormatan atau nama baik org lain.

Ad.2. Menyerang kehormatan atau nama baik orang lain

Kata “menyerang” brti mlnggar. Sbgian ahli mprgunakan

“memperkosa” kehormatan dan nama baik. Atau Menista

sama dg menghina yaitu “menyerang kehormatan dan nama

baik ssorg, yg diserang itu biasanya mrsa mlu. Kehormatan yg

disrang dsni hny mngnai khrmatan ttg nama baik bkn


(23)

Ad. 3.Menuduh Melakukan Suatu Perbuatan Tertentu

Kata “perbuatan tertentu” sbg trjmahan dr kata Bhsa Blnda

bepaald feit

dlm arti bhw prbtan yg ditduhkan tsb dinytakan dg

jls, baik tmp maupun waktunya. Jk tdk jls disbt wkt dan tmp

prbtan tsb mka prbtan pelaku tsb adl penghinaan biasa

misalnya engkau bohong, kau pencuri, kau pemeras dan

lain-lain.

Ad.4. Dengan Maksud yang Nyata Supaya Diketahui Oleh

Umum

Unsur ini dlm penerapannya mmrlukan kecermatan krn hrs dpt

dibktikan “maksud nyata utk menyiarkan…”, misalnya :

• Diberitakan kepada satu orang di hadapan umum dengan suara yang dapat didengar oleh orang lain;

• X dan Y bertengkar, dimana Y dengan suara lantang yang dapat

didengar oleh banyak orang, menuduh X telah melakukan pencurian di rumah B pada hari senin yang lalu.


(24)

B. MENISTA SECARA TERTULIS

Penistaan tertulis diatur dan diancam oleh Pasal 310 ayat (2)

KUHP yg bunyinya sbb:

“Kalau hal itu tjd dg surat atau gmbar, yg disiarkan, diprtnjukkan/ditmpelkan, mk pmbuat krn slahnya mnista dg surat, dihkm dg hkman pnjra slma2nya stu thun empat blan atau dnda sbnyak2nya Rp. 4.500,-”.

Brdsarkan rumusan Pasal 310 ayat (2) mk menista dan menista dg tulisan bedanya adl bhw menista dg tulisan dilkkan dg tulisan atau gambar, sdng unsur2 lainnya tidak berbeda.

Thdp plnggaran Pasal 310 ayat (1) dan ayat (2) KUHP dimuat pengecualian sbg “alasan utk tdk dpt dihukum” mskipun tlh brbuat suatu prbtan menista atau menista dg surat. Hal ini diatur pd ayat (3) Pasal 310 KUHP yg bunyinya sbb: “tdk dpt diktakan mnista/mnista dg surat jk nyta prbtan itu dilkkan prbtan itu utk mmprthnkan kpntingan umum atau krn trpksa utk mmprthankan diri”.


(25)

Lnjtan...,

• Persepsi “membela diri krn trpksa”, tdk jauh brbda dg pngrtian noodweer yg diatur Pasal 49 ayat (1) KUHP; bdanya adl bhw pd rumusan Pasal 310 ayat (3), hny brlku utk “diri sendiri”. Dg dmkian, mk hrs mmnuhi syarat2 noodweer yakni:

• Adanya serangan terhadap diri sendiri;

• Terhadap serangan perlu diadakan pembelaan diri;

C. MEMFITNAH (DEFAMATION)

Kata “fitnah” diartikan sbg ”perkataan yg dimaksud menjelekkan orang…”.

• Fitnah diatur dalam Pasal 311 ayat (1) KUHP yg bunyinya sbb:

“Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan surat, dalam hal ia diizinkan membuktikan kebenaran tuduhannya itu dihukum karena salahnya fitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun, jika ia tidak dapat membuktikan kebenaran itu dan jika tuduhan itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar”.


(26)

Lnjtan....,

Brdsarkan ktntuan Pasal 311, jk apa yg ditduhkan trnyta tdk benar, mk

tdk dpt disalahkan menista lg akn ttpi dikenakan prbtan memfitnah.

Hal ini diatur dalam Pasal 312 KUHP yg bunyinya sbb:

pembuktian kebenaran tuduhan itu hanya diizinkan dlm hal:

1. kalau hakim mmndang prl utk mmriksa kebenaran itu spy dpt menimbang perkataan terdakwa bhw ia mlkkan prbtan itu utk

mprthankan kepentingan umum atau krn trpksa utk mprtahankan diri; 2. kalau seorg pegawai negeri dituduh mlkkan prbtan dlm mnjlankan

jbtannya.

Brdsarkan Pasal 312, izin utk mmbuktikan ditetapkan oleh hakim dlm

hal :

• untuk kepentingan umum;

• untuk mempertahankan diri;

• yang difitnah adalah pegawai dalam menjalankan


(27)

D. PENGHINAAN RINGAN

Menurut doktrin, penghinaan ringan adl bntk ke-4 dr tinpid trhdp

kehormatan. Perbedaan penghinaan ringan dg menista atau menista

dg surat adl bhw pd penulisan (lisan/tertulis), dilkkan dg cra mnuduh

mlkkan prbtan tttu.

Brdsarkan rumusan Pasal 315 KUHP, mk unsur2nya adl sbb:

a. Penghinaan

b. Sengaja

c. Tidak bersifat menista atau menista dengan surat

d. Dimuka umum dimuka orang itu sendiri

E. FITNAH DENGAN PENGADUAN

Fitnah dg pengaduan sbgian pakar menerjemahkan dg “pemberitahuan


(28)

Lnjtan...,

• Fitnah dg pengaduan diatur Pasal 317 KUHP. Dlm rumusan Pasal 317 ayat (1) KUHP mrpkan terjemahan dr overheid (bahasa Belanda) yg artinya adl ”penguasa” yg jg diterjemahkan dg aparat negara atau aparat pemerintah. Utk lbh mmhami ”fitnah dg pengaduan” prl diamati unsur2nya yakni sbb: dg sngaja menyampaikan pengaduan atau laporan palsu disampaikan kpd penguasa, ttg org tttu dan menyerang kehormatan.

H. FITNAH DENGAN PERBUATAN

Fitnah dengan perbuatan diatur dalam Pasal 318 KUHP yang bunyinya sbb:

”barangsiapa sengaja dg suatu prbtan, mnybabkan org lain dg palsu tersangka

mmbuat tinpid dihkm, krn salahnya memfitnah dg prbtan dg hkman penjara selama-lamanya empat tahun.”

• Brdsarkan rumusan Pasal 318 KUHP mk unsur2nya sbb:

• dengan sengaja

• melakukan suatu perbuatan

• menyebabkan kesangkaan palsu


(29)

I. PENISTAAN THDP ORANG YANG MENINGGAL

Penistaan terhadap orang yang sudah meninggal diatur dalam

Pasal 320 dan 321 KUHP.

• Berdasarkan bunyi Pasal 320 KUHP, maka unsur-unsurnya sbb:

a. Mlkukan suatu prbtan yg dpt dianggap sbg menista atau menista dg surat atau tulisan;

b. Prbtan itu ditjukan kpd org yg tlh meninggal.

• Berdasarkan rumusan pasal 321 KUHP maka unsur2nya sbb:

a. Menyebarluaskan, menyiarkan, mmprtunjukkan kpd umum/menempelkan; b. Tulisan atau gambar/lukisan;

c. Dg mksud spy isi tulisan atau gambar itu diketahui oleh umum;


(30)

BAHASAN TENTANG

TINDAK PIDANA

TERHADAP HARTA

BENDA


(31)

A. PENCURIAN BIASA

PENCURIAN BIASA

Kjhtan thdp harta benda adl brpa

perkosaan/penyerangan

thdp kpntingan hkm org ats harta benda milik org lain (bukan

milik petindak), dimuat dalam Buku II KUHP yaitu:

Pencurian (

diefstal

), diatur dalam Bab XXII

Pemerasan dan pengancaman (

afpersing dan afdreiging

),

diatur dalam Bab XXIII.

Penggelapan (

verduistering),

diatur dalam Bab XXIV

Penipuan (

bedrog

), diatur dalam Bab XXV.

Penghancuran dan perusahan benda (

versieling og

beschadiging van goederen

), diatur dalam Bab XXVII.


(32)

Pengertian pencurian menurut hukum beserta unsur-unsurnya dirumuskan

dalam pasal 362 KUHP, adalah berupa rumusan pencurian dalam bentuk pokoknya yang berbunyi:

“Barang siapa mngambil sstu bnda yg slruhnya atau sbgian milik org lain, dg

mksud utk dimlki scra mlwan hkm, diancam krn pncrian, dg pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 900,00”

Rumusan kjhtan pncrian dr Psl 362 tdpt unsur-unsur yakni:

• Unsur-unsur objektif, terdiri dari: a. Perbuatan mengambil

b. Objeknya suatu barang/benda

c. Unsur keadaan yg menyertai/melekat pd benda, yaitu benda tsb sbgian atau seluruhnya milik orang lain.

• Unsur-unsur subjektif, terdiri dari: a. Adanya maksud

b. Yang ditujukan untuk memiliki c. Dengan melawan hukum


(33)

B. PENCURIAN YANG DIPERBERAT

Pencurian dlm bentuk diperberat (

gequalificeerde

diefstal

) dirumuskan diatur dlm Pasal 363 dan Pasal 365

KUHP. Bentuk pencurian yang diperberat pertama ialah:

Pasal 363 ayat (1) KUHP merumuskan: Diancam dg pidana

penjara paling lama 7 tahun:

1.

Pencuri ternak

2.

Pencurian pd wkt bencana

3.

Pencurian pd wkt mlm dlm suatu tmp kediaman atau

perkarangan yg tttup yg dilkkan olh org yg ada di situ tdk

dikthui/tdk dikhndaki olh yg berhak;

4.

Pencurian yg dilkkan olh dua org atau lbh dg bersekutu, dan;

5.

Pencurian yg dilkkan dg merusak.


(34)

Dilihat dr ancaman pidananya, pencurian yg dipbrat sbgmna

dirumuskan dlm Pasal 363 KUHP ada 2 golongan, yaitu:

Pertama, pencurian dipbrat yg diancam dg pidana penjara pling lm 7

thn, sbgmna diatur dlm ayat pertama, yg trdri dri lima bntuk pncrian, dg dasar pemberatan pd unsur-unsur:

Objeknya, ternak: Mngenai arti ternak, mnrut Pasal 101 KUHP tbtas pd 3

jenis/rumpun hewan, yaitu:

a. Binatang yg berkuku satu, spti kuda, keledai, dsb. b. Binatang yg memamah biak, spti sapi, kerbau, dsb. c. Dan Babi

Kedua; Faktor pd saat atau kdaan2 tttu atau dlm prstiwa2 tttu yg brsfat mmbratkan, hkman ktka pencurian itu dilkkan. Sprti pd saat ada

kebakaran, letusan, banjir dan lainnya sbgmana dsbtkan dlm Pasal 363 ayat (1) sub 2.


(35)

ketiga: Ada 3 faktor kumulatif yg brsifat memberatkan pidana, yaitu: a) saatnya mlkkan pncrian: malam hari;

b) tmp mlkkan pncrian (alternative):

(1) dlm sbuah tmp kediaman (woning),

(2) di pekarangan yg tttup yg di dlmnya ada tmp kediamannya; c) petindaknya berada di tmp itu (alternative)

(1) dg tdk diketahui atau,

(2) dg tdk dikehendaki olh yg berhak

Keempat: Pemberatan yg didsarkan pd faktor pelakunya lbh dr sorg dg bersekutu.

Yg dimksud dg dua org atau lbh dg bersekutu ialah bhw org2 yg trlibat dan brtnggungjwab ats timbulnya pencurian itu adl di antara org2 yg berkualitas sbgmna dimksud dlm Pasal 55 (1) KUHP, dsb petindak perserta (mededader) yg trdri dr pelaku pelaksana, pelaku penyuruh, pelaku peserta, dan pelaku penganjur, dan bkn yg stu pelaku pelaksana dan yg lain pelaku pembantu.


(36)

Kelima: Pemberatan yg didsarkan pd faktor caranya utk

masuk atau smpai pd tmp mlkkan kjhtan atau tmp

beradanya objek kejahatan, yakni dg cara:

a) membongkar

b) merusak

c) memanjat

d) memakai anak kunci palsu

e) dengan memakai perintah palsu, dan

f) dengan memakai pakaian jabatan palsu


(37)

C. PENCURIAN RINGAN

Pencurian ringan (

gepriviligeerde diefstal)

diatur dlm Pasal 364

KUHP yg rumusannya sebagai berikut:

• Prbtan2 yg ditrangkan dlm Pasal 362 dan 363 butir 4&5 apbla tdk dilkkan dlm sbuah tmp kediaman atau pekarangan yg tttup yg ada kediamannya, jk hrga barang yg dicuri tdk lbh dr Rp. 250,00 diancam krn pncrian ringan dg pidana penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 900,00.

• Hanya ada 3 kemungkinan tjdinya pencurian ringan, yaitu:

a. Pencurian biasa yakni nilai benda yg dicuri tdk lbh dr Rp. 250,00;

b. Pencurian yg dilkkan olh dua org atau lbh dg bersekutu yg unsur nilai objeknya tdk lbh dr Rp. 250,00;dan

c. Pencurian yg dilkkan dg cra masuk ke tmp mlkkan kjhtan dg jln:

mmbongkar, mrsak, mmanjat, mmakai kunci palsu, penrintah palsu atau pakaian jabatan palsu, yg nilainya benda yg dicuri tdk lbh dr Rp. 250,00


(38)

D. PENCURIAN DALAM KALANGAN KELUARGA

Dlm Pasal 367 KUHP dpt dikthui bhw ada 2 bentuk pncrian dlm klrga, yaitu:

Bentuk pertama sebagaimana yang diatur dalam ayat(1) yaitu apabila

terdapatnya unsur-unsur sebagai berikut: a. semua unsur pencurian pokok (Pasal 362) b. adanya unsur khusus, yakni:

1) adanya hub antara petindak atau pelaku pembantu-nya dg korban sbg suami atau istri yg tdk terpisah meja dan tmp tidur atau tdk trpsah

hrta kekayaannya;

2) Unsur benda objeknya adl benda2 milik suami atau istri tersebut.

Pencurian dlm keluarga mrpkan delik aduan yg artinya tdk dpt dituntut


(39)

E. PEMERASAN DAN PENGANCAMAN

A. PEMERASAN

Dari rumusan Psl 368 ayat (1) pengertian pmrasan itu tdpt

unsur2:

Unsur-unsur objektif: a. perbuatan memaksa

b. yang dipaksa:seseorang c. upaya memaksa dengan:

• kekerasan, atau

• ancaman kekerasan

d. Tujuan:

• orang menyerahkan benda

• orang memberi hutang


(40)

Unsur-unsur subjektif

Dengan maksud untuk menguntungkan:

diri sendiri, atauorang lain

Dengan melawan hukum.

Pasal 368

(1)Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang

dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan

barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah

kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat

hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena

pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.

(2)Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat berlaku


(41)

B. PENGANCAMAN

Ada dua bntk pengancaman (afdreiging), yaitu prtma bntk pokoknya

(pasal 369) dan yg kedua pengancaman dlm klngan keluarga (pasal

370).

Pasal 369, bentuk pokok pengancaman merumuskan:

(1)Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum dengan ancaman

penceramaran dengan lisan maupun tulisan atau dengan ancaman

akan membuka rahasia, memaksa seseorang supaya memberikan

suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik orang itu atau

orang lain, atau supaya memberikan hutang atau menghapuskan

piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama 4 tahun.

(2)Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang

terkena kejahatan.


(42)

Pengancaman bnyk persamaannya dg pemerasan, pengancaman trdiri dro

unsur-unsurnya:

Unsur-unsur objektif, terdiri dari:

1. perbuatan memaksa 2. yang dipaksa, orang

a. Cara2 mmksa dg mmakai: ancaman pencemaran nama baik, baik tertulis maupun lisan

b. ancaman akan membuka rahasia

3. unsur tujuan yang sekaligus merupakan akibat

a) org mnyrahkan suatu benda yg sbgian atau seluruhnya milik org lain b) org memberi hutang

c) org meniadakan piutang

Unsur-unsur subjektif, yaitu:

1. maksud yang ditujukan pada:

a. menguntungkan dirinya sendiri b. menguntungkan orang lain


(43)

Persamaanya pemerasan dg pengancaman terletak pada:

• perbuatan materiilnya masing-masing berupa memaksa

• perbuatan memaksa ditujukan pada: orang tertentu

• tujuan yang sekaligus merupakan akibat dari perbuatan memaksa: agar orang menyerahkan benda, memberi hutang dan atau menghapuskan piutang

• unsur kesalahan masing-masing berupa maksud yang ditujukan pada menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum.

Persamaannya adalah

• cara-cara digunakan dalam melaksanakan perbuatan materiilnya, yaitu:

• pada pemerasan, dengan menggunakan kekerasan dan ancaman kekerasan

• pada pengancaman, dengan menggunakan ancaman pencemaran dan akan membuka rahasia.

• pemerasan merupakan tindak pidana biasa. Pengancaman merupakan tindak pidana aduan absolute

• mengenai ancaman pidananya.

Pemerasan dan Pengancaman dalam Kalangan Keluarga (Lht Psl 369


(44)

F. PENGGELAPAN

Mngenai Penggelapan (verduistering) diatur dlm Bab XXIV (buku II) KUHP

yg trdri dr 6 pasal (372 s/d 377).

Ada beberapa bentuk penggelapan, yaitu:

a. penggelapan dalam bentuk pokok (pasal 372)

b. penggelapan dalam bentuk-bentuk yang diperberat (gequalificeerdpe verduistering, pasal 374 dan 375)

c. penggelapan ringan (lichte verduistering, pasal 373) d. penggelapan dalam kalangan keluarga (pasal 376).

1. Penggelapan Biasa

rumusan penggelapan trdpt dlm Pasal 372, dg unsur2nya sbb:

Unsur-unsur objektif, adalah:

• perbuatan memiliki (zinc toeeigenen)

• sesuatu benda (eening goed)

• yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain


(45)

Unsur-unsur subjektif, yaitu: • dengan sengaja (opzettelijk)

• dan melawan hukum (wederrechtelijk)

2. Pengelapan dlm bntuk diperberat

Penggelapan diperberat pertama, diatur dlm Pasal 374 KUHP sbb:

“penggelapan yang dilakukan oleh orang yang pengausaannya terhadap benda disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena suatu pencaharian atau karena pendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun”.

Rmusan Psl 374 trdpt unsur2 sbb:

a. semua unsur penggelapan dlm bentuk pokok (Pasal 372)

b. Unsur2 khusus yg memberatkan, yakni beradanya benda dlm kekuasaan petindak disebabkan oleh:

• karena adanya hubungan kerjaan

• karena mata pencaharian


(46)

Penggelapan bentuk yang diperberat kedua, diatur dlm pasal 375 yg

rmusannya sbb:

“Penggelepan yg dilkkan olh org yg krn terpaksa diberi benda utk disimpan atau yg dilkkan olh wali, pengampu, kuasa, atau pelaksana surat wasiat, pengurus lembaga sosial atau yayasan, thdp benda yg dikuasainya selaku demikian, diancam dg pidana paling lama 6 tahun”.

Adpun rumusan Psl tsb terdiri dari unsur-unsur:

a. Unsur2 penggelapan bentuk pokok (Pasal 372)

b. Unsur2 khusus yg sifatnya memberatkan, yakni beradanya benda objek penggelapan di dlm pengusaan petindak disebabkan oleh:

1) suatu keadaan yang terpaksa untuk dititipkan 2) kedudukan sebagai wali (voogd)

3) kedudukan sebagai pengampu (curator)

4) kedudukan sebagai seorang kuasa (bewindvoerder) 5) kedudukan sebagai pelaksana surat wasiat


(1)

B. PENGANCAMAN

Ada dua bntk pengancaman (afdreiging), yaitu prtma bntk pokoknya

(pasal 369) dan yg kedua pengancaman dlm klngan keluarga (pasal

370).

Pasal 369, bentuk pokok pengancaman merumuskan:

(1)Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum dengan ancaman

penceramaran dengan lisan maupun tulisan atau dengan ancaman

akan membuka rahasia, memaksa seseorang supaya memberikan

suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik orang itu atau

orang lain, atau supaya memberikan hutang atau menghapuskan

piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama 4 tahun.

(2)Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang

terkena kejahatan.


(2)

Pengancaman bnyk persamaannya dg pemerasan, pengancaman trdiri dro unsur-unsurnya:

Unsur-unsur objektif, terdiri dari: 1. perbuatan memaksa

2. yang dipaksa, orang

a. Cara2 mmksa dg mmakai: ancaman pencemaran nama baik, baik tertulis maupun lisan

b. ancaman akan membuka rahasia

3. unsur tujuan yang sekaligus merupakan akibat

a) org mnyrahkan suatu benda yg sbgian atau seluruhnya milik org lain b) org memberi hutang

c) org meniadakan piutang Unsur-unsur subjektif, yaitu: 1. maksud yang ditujukan pada:

a. menguntungkan dirinya sendiri b. menguntungkan orang lain


(3)

Persamaanya pemerasan dg pengancaman terletak pada:

• perbuatan materiilnya masing-masing berupa memaksa

• perbuatan memaksa ditujukan pada: orang tertentu

• tujuan yang sekaligus merupakan akibat dari perbuatan memaksa: agar orang menyerahkan benda, memberi hutang dan atau menghapuskan piutang

• unsur kesalahan masing-masing berupa maksud yang ditujukan pada menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum. Persamaannya adalah

• cara-cara digunakan dalam melaksanakan perbuatan materiilnya, yaitu:

• pada pemerasan, dengan menggunakan kekerasan dan ancaman kekerasan

• pada pengancaman, dengan menggunakan ancaman pencemaran dan akan membuka rahasia.

• pemerasan merupakan tindak pidana biasa. Pengancaman merupakan tindak pidana aduan absolute

• mengenai ancaman pidananya.

Pemerasan dan Pengancaman dalam Kalangan Keluarga (Lht Psl 369 KUHP, br dpt dituntut jk ada aduan dr phk terkena)


(4)

F. PENGGELAPAN

Mngenai Penggelapan (verduistering) diatur dlm Bab XXIV (buku II) KUHP

yg trdri dr 6 pasal (372 s/d 377).

Ada beberapa bentuk penggelapan, yaitu:

a. penggelapan dalam bentuk pokok (pasal 372)

b. penggelapan dalam bentuk-bentuk yang diperberat (gequalificeerdpe verduistering, pasal 374 dan 375)

c. penggelapan ringan (lichte verduistering, pasal 373) d. penggelapan dalam kalangan keluarga (pasal 376).

1. Penggelapan Biasa

rumusan penggelapan trdpt dlm Pasal 372, dg unsur2nya sbb:

Unsur-unsur objektif, adalah:

• perbuatan memiliki (zinc toeeigenen)

• sesuatu benda (eening goed)

• yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain


(5)

Unsur-unsur subjektif, yaitu:

• dengan sengaja (opzettelijk)

• dan melawan hukum (wederrechtelijk)

2. Pengelapan dlm bntuk diperberat

Penggelapan diperberat pertama

, diatur dlm Pasal 374 KUHP sbb:

“penggelapan yang dilakukan oleh orang yang pengausaannya terhadap

benda disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena suatu

pencaharian atau karena pendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana

penjara paling lama 5 tahun”.

Rmusan Psl 374 trdpt unsur2 sbb:

a. semua unsur penggelapan dlm bentuk pokok (Pasal 372)

b. Unsur2 khusus yg memberatkan, yakni beradanya benda dlm kekuasaan

petindak disebabkan oleh:

• karena adanya hubungan kerjaan

• karena mata pencaharian


(6)

Penggelapan bentuk yang diperberat kedua,

diatur dlm pasal 375 yg

rmusannya sbb:

“Penggelepan yg dilkkan olh org yg krn terpaksa diberi benda utk disimpan

atau yg dilkkan olh wali, pengampu, kuasa, atau pelaksana surat wasiat,

pengurus lembaga sosial atau yayasan, thdp benda yg dikuasainya selaku

demikian, diancam dg pidana paling lama 6 tahun”.

Adpun rumusan Psl tsb terdiri dari unsur-unsur:

a. Unsur2 penggelapan bentuk pokok (Pasal 372)

b. Unsur2 khusus yg sifatnya memberatkan, yakni beradanya benda objek

penggelapan di dlm pengusaan petindak disebabkan oleh:

1) suatu keadaan yang terpaksa untuk dititipkan

2) kedudukan sebagai wali (voogd)

3) kedudukan sebagai pengampu (curator)

4) kedudukan sebagai seorang kuasa (bewindvoerder)

5) kedudukan sebagai pelaksana surat wasiat