DI KAB. KEBUMEN DENGAN KONSEP EKOWISATA
IBTA ANUGRAHADI I 0205009 17
II.2 PENGERTIAN PARIWISATA
Sampai saat ini pengertian pariwisata belumlah begitu jelas karena belum adanya konsep atau batasan definisi yang jelas mengenai bidang, bentuk
ataupun jenis pariwisata. Pariwisata dan perkembangannya di Indonesia, menyebutkan bahwa pariwisata merupakan suatu fenomena yang ditimbulkan
oleh salah satu bentuk kegiatan manusia yaitu kegiatan yang disebut perjalanan karena dorongan rasa ingin tahu, ingin berrekreasi dan perjalanan yang bersifat
edukatif. Kata pariwisata berasal dari Sansekerta, yaitu “Pari” yang berarti
banyak, berkali-kali, berputar –putar, lengkap dengan kata “travel “ dalam bahasa
Inggris. Dengan demikian pariwisata dapat diartikan perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar - putar dari satu tempat ke tempat lain. Pariwisata
menurut Robeert Mcltonsh dan Shashikant Gupta didefinisikan sebagai : “ gabungan gejala dan hubungan timbul dari interaksi wisatawan, bisnis
pemerintah tuan rumah serta masyarakat, tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan
– wisatawan ini serta para pengunjung lainnya.”
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan jauh dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dalam lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya , alam dan ilmu. Dalam Instruksi Presiden
Republik Indonesia nomor 9 tahun 1969 dinyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat
lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan itu. Menurut E. Guyer dan Freuler di dalam bukunya yang berjudul Handbuch
des Schweizerischen Volkswirtchaft, mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : “ pariwisata dalam
arti modern adalah merupakan gejala jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatn alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya
pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan, industry dan perdagangan serta penyepurnaan alat-
alat pengangkutan.”
DI KAB. KEBUMEN DENGAN KONSEP EKOWISATA
IBTA ANUGRAHADI I 0205009 18
Batasan – batasan lain mengenai pariwisata yang diberikan oleh beberapa orang
ahli antara lain : II.2.1 Prof. Hans Buchli
Kepariwisataan adalah suatu peralihan ke tempat – tempat yang bersifat
sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga
– lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.
Dalam batasan ini Prof. Hans Buchli menekankan bahwa setiap perjalanan untuk pariwisata adalah merupakan peralihan tempat untuk sementara waktu
dan mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaan
– perusahaan yang begerak dalam industry kepariwisataan. II.2.2 Prof. Kurt Morgenroth
Kepariwisataan dalam arti sempit adalah lalu lintas orang – orang yang
meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar ditempat lain semata- mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian
dan kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.
II.2.3 Dr.Hulbert Gulden Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, dimana manusia-
manusia berdiam disuatu tempat untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan untuk tinggal menetap untuk
melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan.
II.2.4 Dr.R. Gluckman Dengan kepariwisataan kita artikan keseluruhan hubungan antara manusia
yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia
–manusia yang tinggal ditempat itu. II.2.5 Ketetapan MPRS No.I-II tahun 1960
Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dan memberikan hiburan rukhani dan jasmani
setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-melihat
DI KAB. KEBUMEN DENGAN KONSEP EKOWISATA
IBTA ANUGRAHADI I 0205009 19
daerah lain pariwisata dalam negeri atau Negara-negara lain pariwisata luar negeri.
Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pariwisata adalah apabila perjalanan tersebut memenuhi syarat
– syarat antara lain :
Dilakukan untuk sementara waktu Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Harus berfikir sukarela, artinya hal ini tidak terjadi karena adanya paksaan
, dan dilakukan untuk bersenang – senang untuk keperluan pribadi , untuk
keperluan kesehatan dan lainnya. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah tempat yang dikunkunjunginya dan
seemata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.
II.3 BENTUK – BENTUK PARIWISATA