Upaya Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Kabupaten Aceh Singkil
UPAYA PENGEMBANGAN PANTAI CEMARA INDAH GOSONG
TELAGA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA
DI KABUPATEN ACEH SINGKIL
KERTAS KARYA
O L E H
SARIPAH BERUTU
082204072
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI NON GELAR DIII PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
M E D A N
2 0 1 1
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN
UPAYA PENGEMBANGAN PANTAI CEMARA INDAH GOSONG
TELAGA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI
KABUPATEN ACEH SINGKIL
OLEH
SARIPAH BERUTU
082204072
Dosen Pembimbing
Dosen Pembaca
Dra. Nur cahaya Bangun, M.Si
Drs. Gustanto, M.Hum
NIP. 19600711 198903 2 001
NIP. 19630805 198903 1 004
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya
: UPAYA PENGEMBANGAN
PANTAI CEMARA INDAH
GOSONG TELAGA SEBAGAI
SALAH SATU OBJEK WISATA DI
KABUPATEN ACEH SINGKIL
Oleh
: Saripah Berutu
NIM
: 082204072
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A.
NIP. 19511013 197603 1 001
PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA
Ketua,
Arwina Sufika, SE., M.Si.
NIP. 19640821 199802 2 001
(4)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari Kertas Karya ini adalah “Upaya Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga Sebagai Salah Satu Objek Wisata di Kabupaten Aceh Singkil”.
Adapun maksud dari penulisan Kertas Karya ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan Kertas Karya ini penulis menyadari banyaknya bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak, baik berupa dorongan moril, masukan ataupun saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budayas Universitas Sumatera Utara.
2. Arwina Sufika, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi D III Pariwisata Universitas Sumatera Utara.
3. Dra. Nurcahaya Bangun, M.Si selaku Dosen Pembimbing. 4. Drs. Gustanto, M.Hum selaku Dosen Pembaca.
(5)
5. Kedua orang tua penulis tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa serta dukungan kepada penulis. Ayahanda Sallam Berutu serta Ibunda Nurminem Manik.
6. Seluruh teman-teman Usaha Wisata 2008, Shabrina, Liza, Lily dan yang lainnya yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan Kertas Karya ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna untuk perbaikan dan penyempurnaan Kertas Karya ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini. Semoga Kertas Karya ini dapat memberikan masukan serta manfaat bagi para pembaca.
Medan, Mei 2011 Penulis,
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
ABSTRAKSI... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1
1.2Rumusan Masalah... 7
1.3Tujuan Penulisan... 7
1.4Manfaat Penulisan... 8
1.5Metode Pengumpulan Data... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kepariwisataan... 10
2.2 Pengertian Wisatawan... 13
2.3 Pengertian Objek Wisata... 13
2.4 Jenis-Jenis Wisata Menurut Objeknya... 15
2.5 Upaya Pengembangan Kepariwisataan... 15
2.5.1 Pengertian Pengembangan Kepariwisataan... 15
2.5.2 Upaya-Upaya Pengembangan Kepariwisataan... 16
2.6 Motivasi Kunjungan Wisata... 17
2.7 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan... 18
(7)
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH SINGKIL
3.1 Kondisi umum Kabupaten Aceh Singkil... 21
3.2 Letak Geografis, Tofografi, dan Batas Administratif... 23
3.3 Iklim... 25
3.4 Penduduk dan Mata Pencaharian... 25
3.5 Sarana dan Prasarana... 28
3.6 Potensi-Potensi di Kabupaten Aceh Singkil... 30
3.6.1 Potensi Perkebunan... 30
3.6.2 Potensi Perikanan... 32
3.6.3 Potensi Pariwisata... 32
3.7 Potensi-Potensi Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil... 32
3.8Kunjungan Wisatawan... 39
BAB IV UPAYA PENGEMBANGAN PANTAI CEMARA INDAH GOSONG TELAGA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KABUPATEN ACEH SINGKIL 4.1 Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil... 41
4.1.1 Konsep Pengembangan Pariwisata Aceh Singkil... 42
4.2 Potensi Pantai Cemara Indah Gosong Telaga... 44
4.3 Upaya Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga... 46
4.4 Kendala-Kendala Dalam Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga... 51
BAB V PENUTUP... 52 DAFTAR PUSTAKA
(8)
ABSTRAKSI
Kabupaten Aceh Singkil memiliki banyak objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan dalam dunia kepariwisataan. Salah satu objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Pantai Cemara Indah Gosong Telaga yang terletak di Desa Gosong Telaga Kecamatan Singkil Utara, ini dapat dilihat dari potensi-potensi yang dimiliki dan keadaan alamnya yang masih alami. jika objek wisata ini dikembangkan dan dikelola dengan baik, diyakini dapat meningkatkan arus kunjungan wisatawan dan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, menambah pendapatan asli daerah (PAD) dan tentunya akan menambah Devisa negara. Untuk mewujudkan harapan tersebut, diperlukan suatu upaya pengembangan kawasan wisata. Dalam upaya pengembangan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga ini, harus ditangani dan dikelola dengan baik, serta kerja sama oleh beberapa pihak yang terkait, seperti Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Instansi lainnya guna mendapatkan hasil yang optimal. Dengan adanya pengembangan tersebut, maka akan membuka peluang kerja bagi masyarakat di daerah tersebut.
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi yang cukup besar di bidang kepariwisataan. Apabila diukur dari melimpahnya potensi sumber daya alam dan budaya yang ada, indonesia dengan core product wisata yang beragam mulai dari seni budaya yang melimpah, keaneka ragaman hayati dari laut hingga eksotisme daratan yang spektakuler tersebar diseluruh pulau-pulau Indonesia, maka layaklah Indonesia menyandang posisi sebagai negara terkaya dan terindah di seluruh dunia (Wikipedia,2004).
Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kehidupan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmmati oleh segelintir oleh orang-orang yang relatif kaya pada abad ke-20, kemudian seiring dengan berjalannya waktu pariwisata menjadi kebutuhan orang-orang banyak untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari dan sekarang kegiatan ini telah menjadi hak azasi manusia. Pariwisata dapat menciptakan suasana kehidupan yang bersifat aktif dan kehidupan yang sehat jasmani dan rohani. Melalui Pariwisata kita dapat menyelami kebudayaan, adat istiadat, cara hidup suku/bangsa lain, menikmati serta mengagumi keindahan objek wisata yang ada. Fungsi wisata pada saat ini tidak lagi terbatas pada kegiatan piknik/santai saja, akan tetapi dituntut untuk dapat menampung kegiatan lainnya, seperti rekresi
(10)
aktif, rekreasi pasif, hiburan, kontak sosial dan sebagainya. Kegiatan wisata ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi juga dirasakan pula di negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi kepariwisataan cukup besar.
Kepariwisataan itu sendiri menjadi salah satu sektor penting ketika pemerintah melihat bahwa pariwisata merupakan sektor yang dapat menambah pemasukan devisa Negara yang dapat diandalkan, akan tetapi hal ini tidak dapat diwujudkan dengan hanya mengandalkan keindahan alam atau pun keanekaragaman budayanya saja. Kerja sama antar pemeritah dengan masyarakat sangat diperlukan sehingga kepariwisataan tersebut dapat dipertahankan dan semakin maju. Pembinaan dari berbagai pihak dengan tujuan pemeliharaan dan pengembangan Daerah Tujuan Wisata (DTW) tentunya sangat diperlukan.
Industri pariwisata baru dikenal di Indonesia setelah dikeluarkannya Inpres (Instruksi Presiden) Republik Indonesia No. 9 tahun 1969 tanggal 6 Agustus 1969, Bab 2 Pasal 3 yang berbunyi bahwa : “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat pada suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.
Intruksi Presiden ini dengan jelas mengatakan bahwa pengembangan industri pariwisata Indonesia merupakan salah satu cara untuk mensejahterakan masyarakat dan negara melalui kunjungan para wisatawan sehingga dapat mwnghasilkan sekaligus dapat menambah devisa negara. Sekarang pemerintah telah mencanangkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan di Indonesia.
(11)
Sektor Pariwisata kini telah menjadi salah satu tumpuan dan andalan pembangunan Negara. Selain itu sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakkan ekonomi rakyat karena dianggap sektor yang paling lengkap sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development (Masterplan Aceh Singkil,2009).
Upaya pengembangan Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang berimplikasi pada perencanaan dan pengembangan suatu wilayah. Pengembangan sektor pariwisata akan menjangkau berbagai tingkat provinsi, tingkat kabupaten, tingkat kawasan atau cluster, ataupun tingkat objek wisata. Menurut UU No. 26 tahun 2007 tentang penataaan ruang, penentuan struktur ruang pariwisata harus disesuaikan dengan tata ruang kawasan atau cluster yang telah ditetapkan untuk pariwisata.
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terletak antara 20- 60 lintang utara dan 950- 980 lintang selatan dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan laut. Sampai dengan juli 2003 provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dibagi menjadi 16 kabupaten dan 4 kota terdiri dari 216 kecamatan, 642 mukim dan 5.750 desa serta 11 kelurahan. Luas wilayah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 57.365.57 km2 dengan hutan mempunyai lahan terluas yaitu mencapai 39.615.76 km2 diikuti lahan petanian kecil seluas 3.135,22 km2. sedangkan lahan pertambangan mempunyai luas terkecil yaitu 4,42 Km2. Lokasi kuasa alam/objek wisata alam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ada sepuluh lokasi. Taman Nasional Gunung Lauser mempunyai
(12)
kawasan terluas mencapai 7.926,75 km2. Yang hamparannya terletak di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Aceh Tenggara. Sedangkan kawasan terkecil adalah kawasan hutan dengan fungsi khusus pelatihan gajah. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah salah satu Provinsi yang memiliki banyak objek wisata yang berpotensi selain alamnya, Nanggroe Aceh Darussalam juga memiliki beberapa etnis suku, budaya, adat istiadat, dan kesenian dengan ciri khas tersendiri yang dapat dibanggakan serta dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Salah satu daerah yang memiliki potensi wisata yang cukup besar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Kabupaten Aceh Singkil.
Kabupaten Aceh Singkil adalah sebuah kabupaten yang berada di ujung barat daya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Indonesia. Aceh Singkil merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Letak geografis Kabupaten Aceh Singkil antara 2002’_ 2027’30”LU 970 dan 97004’_ 970 45’00” BT dengan luas daerah : 2.187Km2.
Batas-batas kabupaten Aceh Singkil adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Pemko Subulussalam b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Tapanuli Tengah/Pak-Pak Bharat d. Sebelah Barat berbatasan dengan Aceh Selatan
(13)
Kabupaten ini juga terdiri dari dua wilayah daratan dan kepulauan. Kepulauan yang menjadi bagian dari kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak. Ibu kota Aceh Singkil adalah Singkil.
Kabupaten Aceh singkil merupakan kabupaten yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata berkelas dunia. Lembah yang dialiri sungai bening pegunungan dan bukit menghijau dengan Air terjun, gugusan pulau-pulau dan terumbu karang dengan aneka biota laut. Hutan rawa yang menyimpan flora dan fauna yang langka, yang semuanya menjadikan Kabupaten ini sebagai Daerah Tujuan Wisata yang lengkap. Namun, kekayaan alam yang dimiliki ini ibarat permata yang agak memudar dan perlu diasah agar mengkilap, sehingga mengagumkan bagi setiap yang melihatnya. Polesan dari pemerintah sangat diharapkan agar layak dijual kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Pariwisata Kabupaten Aceh Singkil mengalami pertumbuhan akhir-akhir ini setelah sempat mengalami penurunan yang sangat jauh terkait dengan kebijakan pemerintah beberapa waktu lalu dengan keberadaan wilayah yang tidak kondusif.
Salah satu potensi wisata yang mulai dikembangkan adalah potensi wisata bahari Pantai Cemara Indah Gosong Telaga. Pantai Cemara Indah Gosong Telaga terletak di desa Gosong Telaga kecamatan Singkil Utara, lokasi pantai cemara adalah 19,5 Km, berjarak 3,5 Km dari lokasi bandara Syekh Hamzah Fansury. Akses jalan menuju lokasi objek wisata ini kurang baik, kondisi jalannya yang berbatu-batu dan berlubang-lubang sehingga jika tidak hati-hati dalam berkendaraan akan berakibat
(14)
fatal. Potensi Pantai Cemara ini adalah keindahan alamnya, hamparan pasir putih
yang cukup luas, pemandangan sunset, danau bakau yang unik dan menarik, di sepanjang pantai terdapat pepohonan cemara. Pada jalan masuk objek wisata ini
telah dibangun gerbang masuk. Tempat pembayaran retribusi bagi pengunjung yang masuk ke lokasi tersebut juga sudah ada, selain itu juga terdapat fasilitas pendukung seperti: panggung untuk kegiatan hiburan, area bermain anak, musholla, gazebo atau tempat berlindung dari panas matahari berupa gubuk, kantin dan tempat ganti pakaian yang kurang berfungsi secara baik. Fasilitas lain seperti listrik belum dibangun/masuk ke objek wisata ini, penyediaan kamar mandi/toilet juga belum ada dibangun bagi wisatawan untuk membersihkan badan setelah mandi-mandi di pantai. Pantai ini bersih dan indah, biasanya digunakan pengunjung bermain di pinggiran pantai dan ada juga yang santai sambil menikmati gelombang dan riak air laut. Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini masih wisatawan lokal dan luar daerah kabupaten Aceh Singkil, sedangkan untuk wisatawan mancanegara belum ada yang berkunjung ke objek wisata ini. Hal ini disebabkan minimnya fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata yang disediakan dan akses jalan menuju lokasi wisata ini masih kurang baik. Pengunjung pantai cemara biasanya ramai pada hari minggu dan puncak pengunjung paling banyak biasanya pada hari libur nasional atau liburan panjang (holiday). Maka, jika objek wisata ini dikembangkan dan dikelola secara maksimal diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mensejahterakan masyarakat sekitar serta tentunya akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
(15)
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas objek wisata di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil ini karena belum dikembangkan secara maksimal. Sehingga penulis membuat judul : “Upaya Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Aceh Singkil”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam kertas karya ini adalah :
1. Bagaimana potensi wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
2. Bagaimana upaya-upaya pengembangan Pantai cemara Indah Gosong Telaga
3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam upaya pengembangan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
a. Tujuan khusus adalah untuk menjawab masalah yang dipaparkan dalam rumusan masalah yaitu :
1. Untuk mengetahui potensi wisata Pantai cemara Indah Gosong Telaga
2. Untuk mengetahui upaya pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga 3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya pengembangan
(16)
b. Tujuan umum yaitu untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Ahli Madya Pariwisata Program Diploma III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dapat dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis.
a. Manfaat teoritis penulisan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kepariwisataan, khususnya wisata alam, baik dari segi bentuk maupun strategi pengembangan.
b. Manfaat praktis penulisan diharapkan bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan, bagi para pelaku pariwisata serta bagi masyarakat sebagai pemilik daerah objek wisata tersebut dalam pembangunan kepariwisataan di daerahnya. Dalam menghadapi persaingan yang ketat dalam dunia kepariwisataan baik di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional, diharapkan juga potensi-potensi kepariwisataan yang ada di suatu daerah yang menjadi suatu objek dan daya tarik wisata seperti ligkungan alam, budaya serta kehidupan masyarakat setempat dapat berjalan seimbang dan tetap terjaga keberlanjutannya dengan kualitas yang dapat dibanggakan dan pada akhirnya dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan.
(17)
Di atas semua itu, penulisan ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat karena keterlibatan masyarakat setempat dalam pengembangan kepariwisataan tidak hanya akan memberikan keuntungan secara ekonomis namun dapat meningkatkan kesadaran wisata dan kualitas hidup masyarakat. Perkembangan yang baik pasti akan memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat setempat dan bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam memberdayakan potensi kepariwisataannya yang sesuai dengan keadaan daerahnya masing-masing.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk keabsahan isi laporan ini, penulis mempersiapkan data dan keterangan yang akurat yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun tehnik yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data ini adalah:
1. Field Research, yaitu melaksanakan penelitian langsung ke lapangan dengan mengamati (foto) serta melakukan wawancara terhadap tokoh-tokoh masyarakat setempat.
2. Library Research, yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber tertulis yang relevan dengan objek penulisan baik berupa buku, majalah, surat kabar, brosur dan lain-lain.
(18)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kepariwisataan
Istilah pariwisata (tourism) baru muncul di masyarakat kiri-kira abad ke-18, khususnya setelah revolusi industri di Inggris. Istilah pariwisata berasal dari dilaksanakannya kegiatan wisata (tour), yaitu suatu aktivitas perubahan tempat tinggal sementara dari seseorang, di luar tempat tinggalnya sehari-hari dengan suatu alasan apapun selain melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan upah atau gaji. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata pariwisata dan kepariwisataan, kedua kata ini memiliki pengertian berbeda, yaitu :
Secara Etymologis, “Pariwisata” berasal dari bahasa Sansekerta terdiri dari dua suku kata yaitu masing-masing kata “Pari” dan “Wisata”.
1. Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. 2. Wisata, berarti perjalanan, atau dapat pila diartikan bepergian.
Atas dasar itu, maka kata “pariwisata” seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain. Pada hakikatnya pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya.
(19)
Ada beberapa definisi pariwisata menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :
1. Hunziker dan Kraft (1942)
Pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing dan perjalanannya itu tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah. 2. Prof. Hans. Buchi
Pariwisata adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.
3. Undang-undang No. 9 Tahun 1990
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang ini.
4. Undang-undang No. 10 Tahun 2009
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah (Bab I, Pasal I, Ayat 3).
5. World Tourism Organization (WTO)
Pariwisata adalah berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk dan tinggal di luar kebiasaan lingkungannya
dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk kesenangan, bisnis, dan keperluan lain.
(20)
6. Prof. Salah wahab (dalam Yoeti, 1987: 106)
Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang dalam suatu negara itu sendiri maupun di luar negeri, meliputi pendalaman orang-orang dan daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya di tempat memperoleh pekerjaan tetap.
7. Drs. A. Yoeti (1987: 103)
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Menurut Dr. R. Gluckmann kepariwisataan adalah :
“Keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu (dalam Yoeti, 1982: 117)”.
Sedangkan menurut Herman V. Schulalard seorang ahli ekonomi bangsa Austria, kepariwisataan adalah :
“Sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendalaman dan bergeraknya oarang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara (Yoeti, 1987: 105)”.
Jadi, kesimpulannya adalah pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan bersenang-senang. Sedangkan kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
(21)
2.2 Pengertian Wisatawan
“...Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist) jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang di kunjungi. Apabila kurang dari dari 24 jam maka mereka di sebut Pelancong (exutsionist) (yoeti,1982:134)”.
Pengertian-pegertian wisatawan menurut Forum Internasional Komisi Liga Bangsa-bangsa (Economic commission of the league of nations) pada tahun 1937 yaitu, sebagai berikut :
1. Wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan atau tugas-tugas tertentu (ilmu pengetahuan, agama, olahraga dan lain-lain).
2. Wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan keluarga, kesehatan dan lain-lain.
Definisi wisatawan menurut the International Union of office Travel Organization (IUOTO) pada tahun 1954 yaitu :
“Any person who travels to a country other than that in which she/he has his/her usual residence but outside his/her usual environment for period not exceeding 12 months and whose main purpose of visit is other than the axcersice of an activity remunerated from whitin the country visited”.
Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 2009 mengatakan , wisatawan adalah “...orang yang melakukan wisata/berwisata”.
2.3 Pengertian Objek Wisata
“Objek wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan (Yoeti, 1983: 16)”.
(22)
Daya tarik wisata (tourist attraction) adalah yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik orang untuk mengunjungi suatu daaerah tertentu.
Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan Bab I Pasal 1, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
Daya tarik wisata terdiri dari :
a. Daya tarik wisata merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna.
b. Daya tarik hasil karya manusia yaitu hasil karya manusia yang berwujud museum peninggalan bersejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Menurut Marioti (dalam Yoeti,1996: 172), ada tiga hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata yaitu :
1. Hasil ciptaan manusia (man-made supply)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah benda-benda bersejarah, keagamaan, dan kebudayaan (Historical, Religius, Cutural) misalnya monument berejarah, museuum, galeri, perpustakaan, handicraft, kesenian rakyat, acara tradisional, pameran, dan sebagainya.
2. Tata cara hidup masyarakat (The way of life)
Tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat merupakan salah satu sumber yang sangat penting untuk ditawarkan kepada wisatawan. Hal seperti ini terbukti dan dijadikan sebagai event-event yang dapat dijual kepada wisatawan melalui biro-biro perjalanan.
3. Benda-benda yang tersimpan di alam semesta yang dalam istilah pariwisata di sebut natural amenitis, yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
a. Bentuk tanah dan pemandangan (Land configuration and Land scape). Tanah yang datar (Plains), lembah pegunungan (Scenic mountain), pantai (Beaches), dan sebagainya.
b. Iklim, misalnya cuaca cerah (Clean air), cahaya matahari (Sunny day), kering (Dry), sejuk (Mild), panas (Hot), hujan (Wet), dan sebagainya. c. Hutan belukar (The sylvan elements), misalnya hutan yang luas (Large
forest), banyak pepohonan (Trees).
d. Fauna dan Flora, seperti tanaman-tanaman yang aneh (Uncommon vegetation), burung-burung (Birds), ikan (Fish), binatang buas (Wild life), cagar alam (National park), dan sebagainya.
e. Pusat-pusat kesehatan (Health center) yang termasuk klompok ini misalnya sumber air mineral (Natural spring of mineral water), mandi lumpur (Mud bath), sumber air panas (Hot springs) dan lainnya.
(23)
2.4 Jenis-jenis wisata menurut objeknya
Jenis-jenis objek wisata menurut Drs. A. Yoeti (1983) sebagai berikut : a. Wisata Budaya
Yaitu jenis wisata dimana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau daerah.
b. Wisata kesehatan
Yaitu jenis wisata kesehatan , tujuan orang-orang melakukan perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit atau berobat seperti mandi di sumber air panas.
c. Wisata olah raga
Yaitu jenis wisata olah raga, orang-orang melakukan perjalanan ini dengan tujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat atau negara tertentu.
d. wisata agama
Yaitu jenis wisata yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan, seperti kunjungan ke Lourdes bagi orang beragama Katolik, ke Mekah bagi orang beragama Islam untuk menunaikan Haji dan Umroh.
e. Wisata politik
Yaitu suatu perjalanan yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara, seperti Parade 1 Mei di Tiongkok, 1 Oktober di Rusia, 17 Agustus di Indonesia, dan sebagainya.
f. Wisata alam
Yaitu jenis wisata yang dilakukan untuk melihat atau menyaksikan dan menikmati keindahan alam, flora dan fauna yang beranekaragam.
2.5Upaya pengembangan kepariwisataan 2.5.1 Pengertian Pengembangan kepariwisataan
Beberapa pengertian pengembangan kepariwisataan, sebagai berikut: 1. MasterPlan Pengembagan Kawasan Wisata Aceh Singkil, (2009: 5-12).
Pengembangan kepariwisataan adalah salah satu kegiatan yang berimplikasi pada perencanaan dan pengembangan suatu wilayah.
(24)
2. Mink H. Stavenga (1997 : 27)
Pengembangan kepariwisataan adalah kegiatan dalam peningkatan mutu kepariwisataan dengan tujuan meningkatkan arus wisatawan ke suatu objek wisata yang dikembangkan itu.
3. Drs. A. Yoeti (1983:25)
Pengembangan kepariwisataan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pariwisata dengan cara membangun sarana dan prasarana pariwisata sebagai pendukung utama dalam peningkatan kualitas suatu objek wisata.
2.5.2 Upaya-upaya Pengembangan Kepariwisataan
Adapun upaya-upaya pengembangan kepariwisataan adalah sebagai berikut: 1. Membangun serta memugar objek-objek wisata yang ada dengan pendekatan
sosial budaya. Hal ini dilakukan karena kehadiran pariwisata mungkin merupakan sesuatu hal yang baru bagi masyarakat di sekitar objek wisata yang akan dikembangkan, sehingga masyarakat dapat turut terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan pariwisata.
2. Mengadakan pendekatan dibidang konservasi lingkungan hidup dan meningkatkan program sadar wisata pada masyarakat di sekitar objek wisata. 3. Meningkatkan pembangunan fisik, sarana dan prasarana serta
fasilitas-fasilitas di kawasan wisata.
4. Pemerintah mengadakan kebijaksanaandalam pembangunan kepariwisataan yaitu dengan menyelenggarakan pembinaan pariwisata dengan tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional.
(25)
5. Meningkatkan keterampilan sumber daya manusia dan manajemen serta meningktkan kreatifitas pengembangan ide usaha kawasan wisata.
6. Meningkatkan kegiatan promosi dan pendidikan kepariwisataan serta meningkatkan mutu dan kelancaran pelayanan.
2.6 Motivasi kunjungan Wisata
Menurut MacIntos (dalam yoeti, 1983: 85), motivasi kunjungan wisata dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Physical motivations
Hal ini banyak hubungannya dengan hasrat untuk mengembalikan kondisi fisik, beristirahat, santai, berolah raga, atau pemeliharaan kesehatan agar kegairahan bekerja timbul kembali.
b. Cultural motivations
Motivasi ini erat hubungannya dengan keinginan pribadi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata agar dapat melihat dan mengetahui negara lain, penduduknya, tata cara hidupnya serta adat istiadatnya yang berbeda dengan negara lainnya.
c. Interpersonal motivations
Disini motivasinya didorong oleh keinginan seseorang untuk mengunjungi sanak-keluarganya, kawan-kawan, atau ingin menghindarkan diri dari lingkungan kerja, ingin mencari teman-teman baru dan lain-lain.
Secara singkat motivasi ini erat hubungannya dengan keinginan untuk melarikan diri dari kesibukan rutin sehari-hari.
d. Status and presige motivations
Disini motivasinya suatu show, maksud seeseorang untuk memperlihatkan siapa dia, keduddukannya; statusnya dalam masyarakat tertentu demi prestige pribadinya. Jadi sifat perjalanan ini sangat emosional dan adakalanya dihubungkan dengan perjalanan business, dinas, pendidikan, profesi, hobi, dan lain-lain.
(26)
2.7Sarana dan Prasarana kepariwisataan
Menurut Prof. Salah Wahab (Yoeti, 1983: 194), Sarana kepariwisataan adalah semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan, tetapi hidup dan kehidupannya tidak selamanya tergantung pada wisatawan.
Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sarana pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstruktures)
Yang dimaksud dengan sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Biro perjalanan wisata - Perusahaan Angkutan umum - Hotel dan Akomodasi lainnya - Restauran, Bar dan Rumah Makan - Objek dan Atraksi wisata.
2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementary Tourism Superstruktures) Yang dimaksud dengan sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan yang menyediakan berbagai fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok sedemikian rupa sehingga berfungsi untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan di tempat yang dikunjungi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Lapangan golf - Lapangan tenis - Kolam renang - Daerah perburuan - Permainan Bowling - Selancar
- Berlayar
- Permainan bilyard
3. Sarana penunjang kepariwisataan ( Supporting Tourism Superstruktures)
Yang dimaksud dengan sarana penunjang kepariwisataan adalah semua fasilitas penunjang yang diperlukan wisatawan khususnya tourist bussiness, yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok juga membuat para wisatawan betah tinggal di daerah itu lebih lama. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Night club - Casino - Steambath
(27)
Prasarana kepariwisataan (Tourism Infrastruktures) adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya (Yoeti,1983: 186).
Prasarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Prasarana Umum ( General infrastruktures)
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi perekonomian, yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
- Sistem penyediaan air bersih - Pembangkit tenaga listrik
- Jaringan jalan raya dan jembatan - Airport, seaport, terminal dan stasiun - Alat angkutan
- Telekomunikasi
2. Kebutuhan Masyarakat Banyak ( Basic needs of civilized life)
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah:
- Rumah Sakit - Apotik - Bank - Kantor Pos
- Administration Office ( Pemerintahan Umum seperti : Polisi, Pengadilan, dan lain-lain).
2.8 Pengembangan Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Untuk meningkatkan potensi daya tarik wisata di suatu daerah diperlukan usaha untuk mengembangkan daya tarik wisata dan membangun objek wisata yang sudah ada, maupun usaha untuk menciptakan objek wisata dan daya tarik wisata baru. Misalnya dengan cara menggariskan kebijaksanaan pengembangan pariwisata jangka panjang dan jangka pendek, menyiapkan, memberi dan menyebarkan informasi kepariwisataan dengan ruang lingkup yang seluas-luasnya (Pendit, 1999:300).
(28)
Menurut Drs. Oka A. Yoeti (1996: 178), hal yang terpenting agar usaha pengembangan sekaligus pengelolaan obyek dan daya tarik wisata dapat menarik dan memotivasi untuk berkunjung adalah dengan terpenuhinya tiga syarat utama yang harus dimiliki objek wisata, yaitu:
a. Something to do, yaitu sesuatu kegiatan yang dapat dilakukan. b. Sometthing to see, yaitu sesuatu hal yang dapat dilihat. c. Something to buy, yaitu sesuatu yang dapat dibeli.
Terdapat beberapa hal yang merupakan prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam usaha pengembangan objek dandaya tarik wisata sesuai dengan UU No. 9 Tahun 1990, antara lain :
a. Mampu mendorong peningkatan dan perkembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya dalam masyarakat.
b. Memperhatikan nilai-nilai agama, adat-istiadat serta pandangan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.
c. Memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup. d. Memperhatikan kelestarian usaha pariwisata itu sendiri.
(29)
BAB III
GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH SINGKIL
3.1 Kondisi umum Kabupaten Aceh Singkil
Kabupaten Aceh Singkil merupakan sebuah kabupaten yang berada di ujung barat daya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Indonesia. Aceh Singkil merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten ini juga terdiri dari dua wilayah yaitu daratan dan kepulauan. Kepulauan yang menjadi bagian dari kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak. Ibu kota Aceh Singkil terletak di Singkil.
Kabupaten Aceh Singkil terletak di jalur barat Sumatera yang menghubungkan Banda Aceh, Medan dan Sibolga, namun demikian jalurnya sangat bergunung-gunung dan perlu dilakukan banyak perbaikan akses jalan agar keterisolasian wilayah dapat teratasi. Sebelum Kabupaten Aceh Singkil terbentuk, wilayah Singkil dahulu merupakan daerah yang sangat terpencil dikarenakan kondisi alamnya yang masih berupa rawa-rawa dan hutan belantara yang sangat sulit untuk didatangi karena keterbatasan jalur transportasinya.
Jalur transportasi yang dahulu ada hanya melalui jalur laut, itu pun harus ditempuh berhari-hari lamanya dari kota Sibolga untuk dapat mencapai kota Singkil. Sedangkan dari daerah pedalaman untuk sampai ke kota Singkil harus melalui jalur sungai yang juga memakan waktu yang lama pula. Keadaan ini berubah seiring
(30)
dengan terbentuknya Kabupaten Aceh Singkil yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999 (Unadang-undang No. 14 tahun1999), dan pelantikan Makmur Syah Putra, SH sebagai pejabat Bupati Kabupaten Aceh Singkil, tanggal 27 April 1999 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia, di Jakarta.
Pada awal pembentukannya, kabupaten Aceh Singkil terdiri dari 4 kecamatan yaitu: kecamatan Singkil, kecamatan Pulau Banyak, kecamatan Simpang Kiri, kecamatan Simpang Kanan. Peresmian Kabupaten Aceh Singkil pada tanggal 14 Mei 1999 oleh Gubernur Provinsi Daerah stimewa Aceh di Lapangan Sultan Daulat Singkil. Maka sejak saat itu lambat laun wilayah Aceh Singkil menjadi semakin berkembang seiring dengan terbentuknya Kabupaten Aceh singkil. Tahap demi tahap pembangunan di wilayah Aceh Singkil mulai berjalan dengan dibangunnya sarana transportasi jalan, perkantoran dan pelabuhan. Berbagai sarana dan prasarana mulai dibangun dan dibenahi, ini terlihat dengan dibangunnya jalan Singkil-Rimo-Subulussalam sehingga memudaahkan masyarakat untuk berhubungan ke kota Singkil sebagai ibu kota kabupaten.
Setelah jalan Singkil-Rimo-Subulussalam dibuka, maka tanah ini menjadi andalan mendatangkan uang. Daerah yang semulanya hutan belantara kini berubah menjadi daerah yang produktif dan berkembang, yang semula merupakan daerah buangan setelah dibuka menjadi daerah bilangan. Tata ruang masih merupakan kendala yang sangat berat dihadapi oleh kabupaten Aceh Singkil yang belum lama berdiri, akan tetapi hal ini tidak menjadi halangan berarti bagi pemerintah kabupaten
(31)
Aceh Singkil untuk mensejajarkan dirinya dengan kabupaten-kabupaten lain di provinsi Aceh. Berbagai fasilitas pendidikan dan kesehatan mulai banyak dibangun, begitu juga dengan fasilitas umum lainnya seperti jembatan dan jalan yang merupakan sarana vital bagi masyarakat umum. Beberapa sektor juga mulai dibenahi seperti sektor pariwisata dengan mengandalkan Pulau Banyak sebagai tujuan utama wisata dii Aceh Singkil.
Sektor perkebunan juga berkembang pesat, dengan banyaknya pembukaan lahan-lahan Perkebunan Kelapa Sawit oleh perusahaan-perusahaan swasta untuk menanamkan investasinya di wilayah Aceh Singkil. Bukan hanya lahan perkebunan yang dibuka, tetapi pabrik-pabrik pengolahan minyak kelapa sawit juga dibangun perusahaan-perusahaan swasta tersebut, diantaranya adalah PT Socfindo, PT Uber Traco, PT Astra, PT Asdal, PT Delima Makmur dan lain-lain. Sektor perikanan juga semakin digalakkan dengan memperbanyak kapal-kapal penangkap ikan bagi nelayan dimana merupakan mata pencaharian penduduk di sepanjang pesisir wilayah pantai Aceh Singkil. Ke semua sektor yang berhasil dibangun ini akhirnya semakin mempercepat gerak roda pembangunan di kabupaten Aceh Singkil.
3.2 Letak Geografis, Tofografi, dan Batas Administratif
Kabupaten Aceh Singkil merupakan pemekaran dari dari kabupaten induk, kabupaten Aceh Selatan dengan letak geografis 2002’ – 20 27’ 30” 970 dan 97004’- 970 45’ 00’ BT dengan luas daerah: 2.187 KM2.
(32)
Batas-batas administratif kabupaten Aceh Singkil adalah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Pemerintah Kota Subulussalam b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Tapanuli Tengah/ Pak – Pak Bharat d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kbupaten Aceh Selatan
Seiring perputaran waktu dan untuk pemenuhan aspirasi masyarakat kabupaten
Aceh Singkil terjadi beberapa kali pemekaran. Pada tahun 2000 kabupaten Aceh Singkil memiliki 6 kecamatan yang semula hanya memiliki 4 kecamatan, kecamatan Simpang Kanan dimekarkan menjadi kecamatan Simpang Kanan dan Gunung Meriah, kecamatan Simpang Kiri dimekarkan menjadi kecamatan Simpang Kiri dan Rundeng. Kemudian pada tahun 2001 dimekarkan lagi menjadi 11 kecamatan, pada tahun 2002 dimekarkan lagi menjadi 13 kecamatan, dan pada tahun 2006 kabupaten Aceh Singkil di mekarkan lagi menjadi 15 kecamatan.
Saat ini jumlah dan luas wilayah kabupaten Aceh Singkil telah berkurang disebabkan pemekaran Pemko Subulussalam pada tahun 2007. Sebanyak 5 kecamatan harus berpisah dengan kabupaten induk dan berada dalam wilayah Pemko Subulussalam yaitu: Kecamatan Simpang Kiri, Penanggalan, Rundeng, Longkip dan Sultan Daulat. Sekarang Kabupaten Aceh Singkil hanya memiliki 10 kecamatan yaitu: Kec. Singkil, Singkil Utara, Kuala Baru, Pulau Banyak, Gunung Meriah, Simpang Kanan, Kota Baharu, Suro Makmur, dan Danau Paris. Saat ini Kabupaten Aceh Singkil memiliki 15 Mukim dan 117 desa.
(33)
3.3Iklim
Berdasarkan data pengamatan temperatur yang tercatat di Singkil bahwa suhu/temperatur udara bulanan hampir merata dengan perbedaan tidak begitu besar, yaitu temperatur udara berkisar antara 29,60C – 33,20C. Kelembaban udara bulanan berkisar antara 97 – 100% dengan kelembaban maksimum terjadi pada bulan Juli – September dan November – Desember. Kecepatan angin bulanan berkisar antara 50,3 – 79,1 km/hari serta penyinaran matahari rata-rata bulanan berkisar antara 3 – 6 jam/hari.
3.4Penduduk dan Mata Pencaharian
Penduduk Kabupaten Aceh Singkil merupakan multi etnik karena berbagai suku hidup berbaur di kabupaten ini. Suku-suku yang mendominasi adalah suku Pak-pak, Aceh, Minang, Jawa dan Nias. Etnis Pak-pak merupakan etnis paling banyak di Kabupaten Aceh Singkil, etnis Pak-pak banyak terdapat di Kecamatan Suro Makmur, Simpang kanan, Gunung Meriah, Danau Paris. Bahkan bisa dikatakan di masing-masing kecamatan ini 90% penduduknya didominasi suku Pak-pak. Ada pun marga-marga Pak-pak yang pada umumnya di kabupaten Aceh Singkil yaitu marga Manik, Berutu, Bancin, Tumangger, Cibro, marga Berutu merupakan paling banyak jumlahnya dari pada marga lain. Etnis Aceh banyak terdapat di Kecamatan Kuala Baru, di kecamatan ini hampir keseluruhan didominasi etnis Aceh, sebagian kecil lagi etnis Aceh juga terdapat di kecamatan Singkil, Gunung Meriah, Singkil Utara. Etnis Jawa terdapat di kecamatan Kota Baharu, di kecamatan ini
(34)
rata-rata penduduknya merupakan suku Jawa yang bekerja sebagai pekerja perkebunan dan pedagang. Selain itu juga terdapat di kecamatan Gunung Meriah, Singkil dan Singkil Utara yang tak lain juga bekerja sebagai pedagang dan pekerja perkebunan. Etnis Minang pada umumnya terdapat di daerah pesisir kecamatan Singkil dan Singkil Utara. Sedangkan etnis Nias banyak terdapat di wilayah kepulauan kabupaten Aceh Singkil yaitu di Pulau Banyak, hampir keseluruhan masyarakatnya bersuku Nias. Selain etnis tadi ada juga etnis lain yang berdiam di kabupaten Aceh Singkil, separti Bugis dan Arab, tetapi populasinya relatif kecil.
Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Singkil adalah 102.213 jiwa, yang terdiri dari 51.638 orang laki-laki dan 50.575 orang perempuan. Dari hasil Sp 2010 tersebut terlihat bahwa persentase penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Gunung Meriah yaitu sebesar 29,7% dan diikuti oleh kecamatan Singkil sebesar 15,88%. Sedangkan kecamatan dengan persentase penduduk paling kecil adalah kecamatan Kuala Baru yaitu sebesar 2,13%. Dengan luas wilayah kabupaten Aceh Singkil sekitar 2.187 KM2 dan jumlah penduduk yang mendiami sebesar 102.213 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Aceh Singkil adalah sebanyak 46 orang per kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduuknya adalah kecamatan Gunung Meriah yaitu sebanyak 141 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Kuala Baru yaitu sebanyak 18 orang per kilo meter persegi.
(35)
Dilihat dari jumlah penduduk maupun angka kepadatan penduduk, maka kecamatan Gunung Meriah memiliki jumlah penduduk serta kepadatan
penduduk tertinngi di kabupaten Aceh Singkil. Hal ini tidak lepas oleh geografisnya yang berada di tengah kabupaten serta faktor ekonomi kecamatan Gunung Meriah yang merupakan pusat perdagangan.
Tabel 3.4.1
Luas wilayah dan penduduk Kabupaten Aceh Singkil per kecamatan Tahun 2010
Kecamatan
Luas wilayah (km2)
Total
penduduk Laki-laki Perempuan
Kepadatan penduduk (jiwa/km2) Pulau Banyak 135 6.496 3.320 3.176 48 Singkil 335 16.868 8.407 8.461 50 Singkil Utara 441 8.624 4.455 4.169 20 Kuala Baru 124 2.404 1.179 1.225 18 Simpang Kanan 237 13.776 6.828 6.946 58 Gunung Meriah 215 31.055 15.404 15.651 141 Danau Paris 338 5.599 2.855 2.744 20 Suro Makmur 140 7.734 3.848 3.886 55 Singkohor 104 5.026 2.550 2.476 48 Kota Baharu 118 5.223 2.586 2.637 44 Jumlah 2.187 102.213 51.638 50.575 46 Sumber: BPS, Kabupaten Aceh Singkil Dalam Angka,Tahun2010
(36)
Pada umumnya mata pencaharian warga Aceh Singkil adalah Petani dan Nelayan. Karena potensi hutan yang kaya, banyak para pemilik modal dari medan menanamkan modal untuk membuka Hak Pengelolaan Hutan (HPH). Gerak ekonomi semakin semarak dengan perkembangan pertokoan di beberapa tempat seperti kota Subulussalam, Rimo, Rundeng, dan Singkil sendiri. Menjamurnya pasar tradisional yang dibuka pada hari tertentu (disebutkan pekan atau onan) tumbuh di banyak tempat. Perkembangan ini menjadikan peralihan mata pencaharian yang digeluti warag Aceh Singkil menjadi pedagang.
3.5 Sarana dan Prasarana a. Pelabuhan Laut
Untuk angkutan laut, Kabupaten Aceh Singkil memiliki dua pelabuhan yaitu pelabuhan Singkil dan pelabuhan Pulau Banyak.
b. Pelabuhan Udara
Kabupaten Aceh Singkil memiliki satu Bandara yaitu Bandara Syekh Hamzah Fansyuri, penerbangan yang ada di Bandara ini dengan tujuan Banda Aceh dan Medan, masing-masing 2 penerbangan dalam satu minggu. Jenis pesawat yang melayani penerbangan ini adalah pesawat Cassa berkapasitas 20 seat.
c. Terminal dan Sarana Angkutan
Di Kabupaten Aceh Singkil terdapat Terminal yang ditujukan untuk melayani transportasi darat, saat ini terminal yang telah beroperasi dan sudah selesai dibangun ada 3 yaitu di Kecamatan Simpang Kanan, Gunung Meriah, dan Singkil.
(37)
d. Sarana Kesehatan
Pada tahun 2010, Sarana Kesehatan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Balai Pengobatan dan tempat praktek-praktek Dokter atau Bidan.
Tabel 3.5
Jumlah Sarana Kesehatan per Kecamatan Tahun 2010 Keca-matan Puskesmas (Unit) Puskesmas Pembantu (Unit) Puskesmas Keliling (Unit) Pos- yandu (Unit) Praktek Dokter (Unit) Rumah Sakit (Unit) Pulau
Banyak 1 3 0 7 0 0
Singkil 1 1 1 23 0 0
Singkil
Utara 1 2 1 16 1 0
Kuala
Baru 1 0 1 4 0 0
Simpang
Kanan 1 4 1 28 1 0
Gunung
Meriah 1 6 1 28 2 1
Danau
Paris 1 3 1 14 0 0
Suro
Makmur 1 3 1 14 3 0
Singkohor 1 3 1 7 1 0
Kota
Baharu 1 3 1 10 1 0
Jumlah 10 28 9 151 9 1
(38)
3.6Potensi-potensi di Kabupaten Aceh Singkil 3.6.1 Potensi Perkebunan
A. Kelapa Sawit
Perkembangan perkebunan rakyat khususnya kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil merupakan bagian dari usaha pengembangan PKS skala kecil di Provinsi (DAI, 2009). Perkembangan perkebunan kelapa sawit skala kecil ini telah diusahakan oleh rakyat sejak tahun1990-an yang tersebar di Kabupate Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, kota Langsa dan Subulussalam.
Di kabupaten Aceh Singkil terdapat 7 perusahaan perkebunan kelapa sawit, yaitu PT. Socfindo, PT. Telaga Zam-zam, PT. Lembah Bakti berlokasi di kecamatan Gunung Meriah/Singkil Utara, PT. Jaya Bahari Utama di kecamatan Danau Paris, dan PT. Uber Traco di kecamatan Kota baharu/Singkohor dengan luas konsesi/ ijin prinsip 40.843,30 Ha. Sedangkan luas yang sudah ditanami mencapai 28.021 Ha (68,72%) dengan produksi sebesar 64.617 ton minyak sawit (palm oil), 13,231 ton menjadi inti/biji sawit (palm kernel oil). Sebagian perusahaan perkebunan sawit ini merupakan usaha petungan antara investor dalam negeri dengan Malaysia. Selain usaha perkebunan sawit, terdapat usaha perkebunan rakyat seluas 13.869 Ha dengan produksi 96.210 ton TBS.
Perkebunan sawit saat ini tersebar di semua kecamatan di kabupaten Aceh Singkil. Perkebunan sawit yang terluas terdapat di kecamatan Suro makmur, Simpang Kanan, Gunung Meriah, Danau Paris dan Kota Baharu/Singkohor.
(39)
B. Kelapa
Perkebunan kelapa yang adadi kabupaten Aceh Singkil adalah kelapa hibrida dan kelapa dalam dengan luas 5.076 Ha dan perkebunan yang terluas terdapat di Kecamatan Pulau Banyak dengan luas 3.851 Ha (75.86% dari seluruh luas lahan kelapa di Kabupaten Aceh Singkil). Produksi kelapa yang tercatat di kabupaten Aceh Singkil adalah 2.308 ton atau produktivitas sebesar 0,45 ton/Ha.
C. Jenis Perkebunan Lainnya
Jenis Perkebunan yang lainnya di kabupaten Aceh Singkil adalah kemiri dengan luas tanam 48 Ha, coklat dengan luas 462 Ha, karet seluas 3.858 Ha, pinang seluas 785 Ha dan cengkeh seluas 535 Ha. Perkebunan kemiri yang terluas terdapat di kecamatan Suro Makmur dengan luas 15 Ha dan produksi sebanyak 7 ton. Perkebunan coklat (Cacao) yang terluas terdapat di Pulau Banyak dengan luas 160 Ha dan produksi 4 ton, di Suro Makmur seluas 88 Ha dengan produksi 18 ton. Perkebunan karet tersebar di kecamatan Kota Baharu seluas 968 Ha dengan produksi 799 ton, di kecamatan Simpang Kanan seluas 856 Ha dengan produksi 636 ton, Suro Makmur seluas 724 Ha dengan produksi 235 ton. Perkebunan pinang yang terluas terdapat di kecamatan Kota Baharu seluas 317 Ha dengan produksi 203 ton, di kecamatan Singkohor seluas 183 Ha dengan produksi 101 ton. Perkebunan cengkeh yang terluas terdapat di Singkil seluas 521 Ha dengan produksi 81 ton.
(40)
3.6.2 Potensi Perikanan
Kegiatan Perikanan di kabupten Aceh Singkil adalah tambak/kolam, budidaya laut dan penangkapan ika di perairan laut. Lahan-lahan budidaya tambak/kolam adalah 75.290 Ha dengan produksi sebanyak 24.070 ton atau produktivitas sebesar 0,51ton/Ha, bududaya ikan laut (ikan gurapu, kakap, lobster) sebanyak 0,71 ton, produksi ikan laut sebanyak 7.122,7 ton. Selain itu, di kabupaten Aceh Singkil terdapat budidaya rumput laut sebanyak 2,01 ton/Ha. Banyaknya pulau dan terumbu karang di Kabupaten Aceh Singkil sehingga memiliki potensi dalam ikan karang yang lebih berpotensi sebagai ikan hias.
3.6.3 Potensi Priwisata
Kabupaten Aceh Singkil termasuk salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang memiliki potensi cukup besar bagi pengembangan kawasan wisata. Kabupaten Aceh Singkil memiliki keindahan dan kekayaan alam seperti panoranma alam, air terjun, jeram sungai, danau, rawa, pantai dan laut serta kekayaan flora dan fauna. Potensi alam ini memberi dukungan untuk pengembangan kegiatan wisata seperti rekreasi (pasif dan aktif), penjelajah (Trail), studi dan riset tentang alam.
3.7 Potensi-Potensi Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil
Sesuai karakteristik wilayah, kabupaten Aceh Singkil kaya akan potensi pariwisata. Beberapa potensi pariwisata di kabupaten Aceh Singkil dapat dilihat pada Tabel berikut :
(41)
Tabel 3.6
Potensi Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil
No Kecamatan Objek Wisata Keterangan
1. Singkil Utara • Pantai Cemara Indah • Danau Anak Laut
Dekat Bandar Udara
2. Suro • Air Terjun Lae Petal 3. Simpang
Kanan
• Air Terjun Lae Munto 4. Kota Baharu • Danau Bungara 5. Kuala Baru • Rawa singkil
6. Singkil • Makam Syech Abdurra’uf dan Kampung Ujung
7. Danau Paris • Danau Paris Dekat Kantor
Camat 8. Pulau Banyak • Pulau Bangkaru
• Ujung Lolok • Pulau Tailana
• Pulau Palambak Besar dan Palambak Kecil
• Pulau Tuangku • Pulau Balai
Ada Pondok YPB Ada Pondok Ada akomodasi Ada akomodasi Ada akomodasi Merupakan Ibu kota kecamatan
Sumber: Dinas Pariwisata Aceh Singkil 2010
1. Pantai Cemara
Terletak di Desa Gosong Telaga Kecamatan Singkil Utara, lokasi Pantai Cemara adalah 19,5 Km arah timur ditempuh dengan kendaraan selama lebih kurang 25 menit dari kota Singkil dan berjarak 3,5 Km dari lokasi Bandara Udara Syekh Hamzah Fansury dan dapat ditempuh dengan kendaraan selama lebih kurang 10 menit. Kondisi pantai cemara terdiri atas hamparan pasir putih. Disepanjang tepi pantai dan terdapat pepohonan cemara pada jalan masuk objek wisata ini telah dibangun gerbang masuk.
(42)
Tempat pembayaran retribusi bagi pengunjung yang masuk ke lokasi tersebut juga sudah ada. Selain itu juga terdapat fasilitas pendukung seperti panggung untuk kegiatan hiburan, area bermain anak, mushalla, gazebo atau tempat berlindung dari panas berupa gubuk, kantin tempat makan atau minum yang dimiliki penduduk setempat dan tempat ganti pakaian. Pantai ini bersih dan indah dan biasanya digunakan pengunjung bermain di pinggiran pantai dan ada juga panggung santai sambil menikmati pemandangan gelombang dan riak air laut. Pengunjung Pantai Cemara biasanya ramai pada hari minggu dan puncak pengunjung paling banyak biasanya pada hari libur nasional atau libur panjang.
2. Danau Paris
Danau Paris teletak di Kecamatan Danau Paris, dan berjarak lebih kurang 75 Km dari kota Singkil dan dapat ditempuh dengan perjalanan kendaraan lebih kurang 1,5 jam. Objek wisata sedikit jauh ke jalan lintas 6 Km, dan dapat dicapai dari simpang kantor camat dengan kendaraan sepeda motor dan lama perjalanan 25 menit, kondisi sekitar Danau Paris ini terdapat pepohonan liar, ada rawa, keadaan airnya kurang jernih berwarna sedikit gelap dan biasanya pengunjung datang untuk memancing ikan, air danau ini tidak dapat dipergunakan untuk mandi. Pada objek wisata Danau Paris ini belum ada fasilitas pendukung, jalan akses ke lokasi objek wisata ini masih kurang baik dan sedikit terjal, berbukit-bukit dan jauh dari pemukiman penduduk.
(43)
3. Makam Syekh Abdurrauf As Singkil.
Syekh Abdurrauf As Singkili merupakan salah satu ulama besar pada zamannya. Kemansyuran namanya masih dikenang hingga saat ini. Di Bumi Aceh maupun Sumatera Barat. Makam Syekh Abddurrauf As Singkili terletak di Desa Kilangan, Kecamatan Singkil atau berjarak 2 Km dari kota Singkil. Makam ini terletak tepat disamping Sungai singkil yang sangat lebar. Makam ini banyak dikunjungi oleh peziarah, dari Aceh Singkil, bahkan dari luar Aceh dan mancanegara. 4. Danau Bungara
Danau Bungara terletak di Kecamatan Kota Baharu. Dan memiliki pemandangan cukup indah, dikelilingi oleh pohon-pohon dengan kondisi yang masih alami. Danau bungara ini sudah dikenal masyarakat sekitar, dan ramai dikunjungi terutama pada akhir minggu dan hari besar lainny. Kondisi Danau Bungara masih belum memiliki fasilitas penunjang pariwisata, sarana dan prasarana pariwisata masih kurang, dan kondisi jalan akses menuju daerah wisata ini masih rusak, dan melalui perkebunan rakyat.
5. Ujung Lolok
Ujung Lolok merupakan salah satu pulau kecil di Kecamatan Pulau Banyak dan terletak di sebelah tenggara Pulau Tuangku. Ujung Lolok memiliki potensi wisata yang tinggi seperti pemandangan alam yang indah dan masih alami. Kondisi pantai pasir putih sangat indah dan menarik, perairan pantai cukup luas serta landai sehingga sangat cocok untuk rekreasi pantai. Ujung Lolok juga selalu disinggahi kapal asing yang melayani penumpang bermain surfing karena ombaknya besar, tinggi dan indah
(44)
selain itu alam bawah lautnya juga menyimpan kekayaan alam yang besar, laut yang jernih dilengkapi dengan karang dan taman laut yang sangat indah serta cocok untuk melakukan kegiatan diving. Namun, saat ini sarana transportasi laut untuk mendukung olahraga pantai ke pulau-pulau sekitarnya dari dan ke Pulau Balai sebagai pusat pelayan kecamatan masih kurang memadai.
Amenitas (Akomodasi dan Restoran) masih sangat minim, yang ada hanya akomodasi Mr Dean/Friska. Dermaga yang khusus melayani kapal-kapal asing/pesiar yang akan berkunjung ke Ujung Lolok belum tersedia.
6. Pulau Palambak Besar dan Palambak Kecil
Pulau Palambak merupakan salah satu pulau di Kecamatan Pulau Banyak, memiliki pantai pasir putih yang terbentang luas dan panjang. Kondisi hutan alam di Pulau Palambak sangat terjaga (terkonservasi). Pulau Palambak menyimpan potensi taman laut berupa kekayaan bawah laut yang beraneka dan lestari. Kekayaan bawah laut Pulau Palambak kurang diinformasikan sehingga kunjungan wisatawan ke lokasi ini juga masih rendah. Fasilitas untuk wisatawan yang datang berkunjung ke Pulau Palambak sudah dipersiapkan oleh Pemda dan masyarakat.
7. Pulau Tuangku
Pulau Tuangku adalah Pulau terbesar yang terdapat di Kepulauan Banyak yang berhadapan dengan Samudera Hindia atau di sebelah barat Pulau Sumatera. Pulau Tuangku memiliki potensi keindahan alam yang indah dan mempesona dimana kondisi alamnya masih alami dan terjaga dengan baik. Namun fasilitas yang ada masih kurang memadai untuk wisatawan di pulau Tuangku ini.
(45)
8. Pulau Bangkaru
Pulau Bangkaru merupakan salah satu objek wisata yang sangat menakjubkan. Bahkan di pulau ini kita dapat melihat Penyu-penyu bertelur. Mungkin ini merupakan pengalaman tersendiri bagi pengunjung. Menurut buku “An Insigth Into Aceh
(2007), Bangkaru merupakan pulau Magic dimana setiap malam sepanjang tahun, kita dapat melihat penyu hijau menetaskan telur-telurnya. Panjang penyu ini lebih dari 1 meter dan beratnya sekitar 250 kg. Kadang-kadang pada akhir bulan dalam setahun terdapat juga penyu berbulu, beratnya melebihi 500 kg (Acehpedia,2007).
Hal lain yang dapat dinikmati disini ialah keindahan pantainya, snorkeling, dan tracking. Di pulau bangkaru tidak ada pemukiman penduduk, tetapi ada pemondokan milik Yayasan Pulau Banyak sebagai akomodasi untuk Konservasi Alam, dan diawasi oleh Mahmud Bangkaru sebagai pemerhati lingkungan.
9.Pulau Tailana
Pulau Tailana merupakan salah satu pulau di Kecamatan Pulau Banyak, memiliki pantai pasir putih yang indah dan jernih. Kondisi alam Pulau Tailana masih terjaga keasriannya, dan terisolasi dari pemukiman penduduk, terkondisi hanya untuk aktivis wisatawan. Pulau Tailana memiliki potensi laut yang tinggi, yaitu dengan taman laut dan terumbu karang yang indah, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kondisi pelayanan terhadap wisatawan masih sangat minim. Akomodasi sudah ada, namun Pulau Tailana masih jarang dikunjungi wisatawan, karena belum dikenal dan minimnya informasi terhadap potensi dan kegiatan di Pulau Tailana.
(46)
10. Rawa Singkil
Rawa Singkil terletak di desa Kuala Baru Kecamatan Kuala Baru. Rawa Singkil ini termasuk dalam kawasan konservasi bagian dari Taman Nasional
Gunung Leuser (TNGL), dengan luas sekitar 1.100 ha. Rawa ini banyak menyimpan binatang air dan melata, Pelestarian rawa Singkil ini perlu dijaga untuk keseimbangan dalam lingkungan hidup. Meskipun saat ini belum ada fasilitas yang memadai bagi wisatawan yang berkunjung masuk ke Rawa singkil ini, namun berbagai fauna seperti buaya,burung, ikan dan fauna lainnya yang hidup di sekitar objek wisata ini akan memberikan kepuasan bagi wisatawan minat khusus.
11. Danau Anak Laut
Danau Anak Laut terletak di Desa Gosong Telaga Timur Kecamatan Singkil Utara. Danau Anak Laut ini berada di kota Singkil dan dapat ditempuh dengan perjalanan kendaraan kurang lebih 50 m dari sisi jalan lintas, untuk menempuh objek wisata ini dengan berjalan kaki.
Kondisi sekitar anak laut ini terdapat pepohonan alami, ada rawa dan keadaan airnya berwarna sedikit gelap seperti halnya air danau rawa dan tidak digunakan untuk mandi. Memancing ikan adalah kegiatan yang sering dilakukan pengunjung. Pada pagi hari kita dapat melihat pemandangan sunrise dan sunset pada sore hari. Objek wisata Danau Anak Laut ini dapat juga terlihat dari tepi jalan lintas.
(47)
12. Air Terjun Lae Petal
Air Terjun Lae Petal terletak di Kecamatan Suro Makmur, lokasi objek wisata ini dekat ke jalan lintas Singkil-Subulussalam. Objek wisata ini dapat dicapai dari simpang Lae Petal dengan berjalan kaki selama 15 menit. Kondisi sekitar air terjun ini terdapat pepohonan liar yang tumbuh alami dan batu-batuan pada aliran sungai.
Pada objek wisata ini terdapat 3 titik air terjun yang bervariasi dengan ketinggian mencapai 6-15 meter. Keadaan airnya jernih, dingin dan suatu pemandangan yang menarik apabila dilihat dari bawah. Di objek wisata ini juga terdapat bunga raflesia.
Di lokasi objek wisata ini belum ada fasilitas pendukung dan jalan menuju lokasi ini masih kurang baik.
13. Air Terjun Lae Munto
Air Terjun Lae Munto terletak di desa Kuta Tinggi kecamata Simpang Kanan, Objek wisata ini dekat ke jalan raya. Keadaan airnya sangat jernih berwarna biru kehijau-hijauan, pada objek wisata ini belum terdapat fasilitas pendukung yang memadai dan jalan menuju ke lokasi ini kurang baik dan terjal. Melihat kondisi jalan seprti ini, objek wisata ini dikemas untuk wiatawan minat khusus.
3.8 Kunjungan Wisatawan
Objek wisata Kabupaten Aceh Singkil banyak dikunjungi wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Aceh Singkil diantaranya berasal dari Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. Biasanya rata-rata lama perjalanan atau tinggal di Kabupaten
(48)
Aceh Singkil selama 7 (tujuh) Hari. Jumlah kunjungan wisatawan akhir-akhir ini mengalami pertumbuhan, setelah sempat mengalami penurunan akibat adanya kebijakan pemerintah dengan keberadaan wilayah yang tidak kondusif (aman). Kunjungan wisatawan ke Objek Wisata di Kabupaten Aceh Singkil dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini :
DATA TERAKHIR PENERIMAAN DAERAH DARI OBJEK WISATA (WISNUS/LOKAL)
TAHUN 2008 – 2010
TAHUN WISNUS (Ribuan Orang) Perjalanan (Ribuan orang) Rata-rata Perjalanan (Hari) Total Retribusi
(Juta Rp) Keterangan
2008 6.000 7.000 7 12.000.000,- Lunas 2009 9.000 10.000 7 18.000.000,- Lunas 2010 10.150 11.000 7 25.000.000,- Lunas
JUMLAH 55.000.000,-
Sumber : Pengelola Pantai Cemara Indah 2010
DATA TERAKHIR PENERIMAAN DAERAH DARI OBJEK WISATA (WISMAN)
TAHUN 2007 – 2010 TAH UN Kunjungan Wisatawan Rata-rata Pengeluaran per Orang/Kunju ngan Rata-rata Pengeluaran Per Orang/Hari Rata-rata lama tinggal (U.S $)
2007 15 4.900 700 7 4.900
2008 105 514.500 700 7 514.500 2009 157 769.300 700 7 769.300 2010 300 1.470.000 700 7 1.470.000
Jumlah 9.758.700 9.758.700
(49)
BAB IV
UPAYA PENGEMBANGAN PANTAI CEMARA INDAH GOSONG TELAGA SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA
DI KABUPATEN ACEH SINGKIL 4.1 Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil
Program Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil harus ditetapkan agar asset atraksi alam dan budaya dapat dipertahankan keberadaannya dan kualitasnya. Ini dapat dilaksanakan dengan beberapa program yang dilandasi oleh konsep perencanaan sebagai berikut :
1. Penetapan progaram pengembangan Orientasi Daerah Tujuan Wisata (ODTW) kawasan Pulau Banyak, Kawasan Pantai, dan lain-lain, sebagai kawasan konservasi sangat membantu dalam mengembangkan wisata minat khusus dan ekowisata.
2. Mempertahankan daerah pedesaan dengan sosial, ekonomi, dan budaya dengan kondisi arsitektur terpadu dengan alamnya, pembangunan fasilitas sesuai dengan syariat islam, sehingga modernisasi yang berkembang tidak merusak nilai tatanan sosial budaya yang ada.
3. Mempertahankan karakter alami daerah dengan pertanian lahan kering, pola pertanian ini mempunyai daya tarik untuk wisatawan.
4. Mempertahankan daerah sungai dan area air terjun harus dilaksanakan
dengan memantapkan kawasan sempadan sungai yang lebarnya sekitar 5-15 meter dari tepi sungai atau area air terjun. Hal ini merupakan cara untuk mempertahankan public space, di samping melaksanakan program pelestarian alam (DISPARPORA, 2009: 3-11).
(50)
4.1.1 Konsep Pengembangan Pariwisata Aceh Singkil
Konsep Pengembangan Pariwisata Aceh Singkil yaitu melalui pembagian beberapa cluster atau ruang kawasan pengembangan, konsep cluster lebih pada pengembangan sub wilayah masing-masing ODTW yang relatif saling berdekatan dan memiliki akses atau jalur yang dapat dikelompokkan secara keruangan maupun secara tematik.
Pengembangan melalui konsep cluster merupakan upaya mengaitkan dan merangkai ODTW dalam satuan ruang yang disebut satuan kawasan, sehingga memberikan fokus perencanaan yang lebih memperlihatkan karakteristik, tema, dan dinamika pengembangan pariwisata masing-masing cluster. Pengembangan suatu cluster harus memperhatikan pertuumbuhan antar- cluster, sehingga dapat menghindari kecenderungan pengabaian pada kawasan pinggiran. Jika setiap cluster memiliki tema tertentu maka diharapkan dapat menarik kerja sama antar suatu instansi dan masyarakat untuk menggali potensi dan memecahkan masalah yang ada pada setiap cluster tersebut.
Masing-masing cluster memiliki pusat pelayanan di Ibukota Kecamatan yang dianggap dapat melayani kebutuhan pengembangan wisata dan wisatawan. Isu strategi pengembangan tiap-tiap cluster berdasarkan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi untuk pengelolaan dan pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity) di satu sisi, dan di sisi lain secara
(51)
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Setelah melalui analisis, terbentuklah beberapa cluster pengembangan pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil.
Adapun cluster yang ada di Kabupaten Aceh Singkil, yaitu : 1. Cluster : Pulau Banyak
Tema : Wisata Alam
Dukungan Tema : Wisata Surfing, Diving, dan Kayaking Pusat pelayanan : Kota Singkil
2. Cluster 2 : Pantai Cemara Indah, Pantai Anak Laot, dan Makam Syekh H.
Tema : Wisata Alam Dan Budaya
Dukungan Tema : Atraksi Wisata Pusat Pelayanan : Kota Singkil
3. Cluster 3 : Air Terjun dan Danau
Tema : Adventure
Dukungan Tema : Alam Petualangan Pusat Pelayanan : Kec. Simpang Kanan
Untuk mencapai sasaran pembangunan dan pengembangan pariwisata Aceh Singkil, maka arah kebijakan pembangunan dan pengembangan pariwisata oleh Departemen Pariwisata sebagai salah satu stakeholders/pemangku pembangunan kebudayaan dan pariwisata, maka diarahkan 4 (empat) kebijakan yaitu :
(52)
1. Mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi pembangunan pariwisata. 2. Meningkatkan efektivitas peran sebagai regulator dan fasilitator dalam
pembangunan dan pengembangan pariwisata.
3. Memantapkan kerjasama dalam dan luar negeri di bidang pariwisata. 4. Memantapkan manajemen pembangunan dan pengembangan pariwisata.
4.2 Potensi Pantai Cemara Indah Gosong Telaga di Kabupaten Aceh Singkil Pantai Cemara Indah Gosong Telaga adalah objek wisata hamparan pantai yang panjang, terletak di Desa Gosong Telaga Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Lokasi Pantai Cemara adalah 19,5 Km, berjarak 3,5 Km dari lokasi Bandara Syekh Hamzah Fansury. Potensi Pantai Cemara Indah ini adalah keindahan alamnya, hamparan pasir putih yang cukup luas, pemandangan sunset di sore hari, danau bakau yang unik dan menarik di sekitar pantai, di sepanjang pantai terdapat pepohonan cemara yang rindang. Pantai ini bersih dan indah, biasanya digunakan pengunjung bermain di pinggiran pantai dan ada juga yang bersantai sambil menikmati gelombang dan riak air laut.
Pada jalan masuk ke objek wisata ini telah dibangun gerbang masuk. Tempat pembayaran retribusi bagi penunjung yang masuk ke lokasi tersebut juga sudah ada, selain itu juga terdapat fasilitas pendukung seperti: panggung untuk kegiatan hiburan, area bermain anak-anak, musholla, gazebo atau tempat berlindung dari panas matahari berupa gubuk, kantin dan tempat ganti pakaian.
(53)
Fasilitas lain seperti listrik belum dibangun/masuk ke objek wisata ini, penyediaan kamar mandi/toilet juga belum ada dibangun bagi wisatawan untuk membersihkan badan setelah mandi-mandi di pantai. Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga ini masih terbilang wisatawan lokal dan dari luar daerah Kabupaten Aceh Singkil, sedangkan untuk wisatawan mancanegara masih sangat jarang berkunjung ke objek wisata ini. Hal ini disebabkan minimnya fasilitas-fasilitas pariwisata yang disediakan.
Akses jalan menuju lokasi objek wisata ini masih kurang baik, kondisi jalannya yang berbatu-batu liar, sehingga wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata ini mengalami kesulitan jika menggunakan kendaraan. Untuk saat ini, jalan yang sudah dibangun dan beraspal baru mencapai 500 Meter, dan pemerintah daerah akan terus melakukan pembenahan dan pembangunan secara bertahap.
. Pengunjung Pantai Cemara Indah biasanya ramai pada hari minggu dan puncak pengunjung paling banyak biasanya pada hari libur Nasional atau libur panjang (Holiday). Jika objek wisata ini dikembangkan dan dikelola secara maksimal diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mensejahterakan masyarakat sekitar serta tentunya menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada khususnya dan menambah devisa bagi negara pada umumnya. Sektor pariwisata merupakan salah satu tumpuan dan andalan pembangunan negara. Untuk mewujudkan itu, kerjasama
antar pemerintah dengan masyarakat sangat diperlukan sehingga pariwisata Aceh Singkil dapat ditingkatkan dan semakin maju.
(54)
4.3 Upaya Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
Pantai Cemara Indah Gosong Telaga memiliki potensi yang yang cukup besar dalam bidang kepariwisataan Kabupaten Aceh Singkil. Ini dilihat dari potensi yang dimiliki objek wisata ini yang masih alami dan asri, tetapi kurangnya perhatian pemerintah dalam pengembangan objek wisata ini mengakibatkan objek wisata ini masih kurang pengunjungnya. Padahal, jika objek wisata ini dikembangkan akan memberikan dampak pada perekonomian masyarakat setempat dan sebagai sumber penghasilan asli daerah.
Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga bertujuan untuk meningkatkan arus wisatawan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya pengembangan. Upaya-upaya pengembangan tersebut antara lain:
1. Meningkatkan pembangunan fisik, Sarana dan Prasarana serta fasilitas wisata seperti: Hotel atau Akomodasi, Restoran, Air bersih, Musholla, listrik, telekomunikasi, jalan raya, jembatan, tempat parkir, pos keamanan, klinik kesehatan dan lain-lainnya.
2. Melakukan pemugaran dan penataan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga berdasarkan tata ruang kawasan wisata dengan membuat taman rekreasi dan taman bunga.
3. Pemerintah mengadakan kebijaksanaan dalam pembangunan kawasan wisata yaitu dengan menyelenggarakan pembinaan pariwisata dengan tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan berdasarkan Syariah Islam.
(55)
4. Mengadakan pendekatan peran serta masyarakat (Community base tourism), yang artinya keterlibatan dan peran masyarakat menjadi ujung tombak keberhasilan pengembangan pariwisata.
5. Mengadakan pendekatan dibidang konservasi lingkungan hidup berkelanjutan dan meningkatkan sadar wisata pada masyarakat melalui pendidikan, sosialisasi dan pelatihan kegiatan pariwisata untuk melestarikan hutan cemara dan ekosistem yang terdapat di kawasan objek wisata.
6. Melakukan kegiatan promosi pariwisata. kegiatan ini dapat dilakukan dengan membuat brosur-brosur secara berkala sesuai perkembangan fasilitas dan objek wisata, melakukan kerjasama promosi dengan BPW dan lembaga pariwisata yang terkait.
7. Meningkatkan keterampilan sumber daya manusia dan manajemen serta meningkatkan kretifitas pengembangan ide usaha kawasan wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga.
8. Memberikan dorongan dan pelatihan kepada masyarakat untuk membuat kerajinan tangan (souvenir) yang akan dijual sebagai usaha yang bergerak dibidang pariwisata.
Dalam upaya-upaya pengembangan tersebut, perlu dibuat suatu rencana-rencana pelaksanaan yang menyangkut kebijakan pengendalian dan pengelolaan objek wisata yang mengarah kepada aspek legalitas sesuai dengan perundang-undangan dan aspek kelembagaan yang akan melaksanakannya.
(56)
a. Aspek Legalitas
Aspek Legalitas merupakan landasan penting dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) sebagai kebijakan pokok bagi pengembangan pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata ini perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kewenangan kelembagaan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil.
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang akan disusun, harus dibahas dan disempurnakan dengan melibatkan institusi vertikal dan dinas terkiait di daerah, serta wakil masyarakat. Kehadiran instansi dan dinas terkait dalam penyempurnaan RIPPDA Kabupaten Aceh Singkil dimaksud untuk mencapai kesepakatan dan sinkronisasi dalam pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Aceh Singkil dengan rencana sektor yang sudah ada, atau dengan konsep dan kegiatan proyek usulan yang diajukan. Namun demikian, manfaat formal RIPPDA Kabupaten Aceh Singkil tidak dapat dirasakan dan efektif sebelum RIPPDA Kabupaten Aceh Singkil tersebut memiliki kekuatan hukum untuk dilaksanakan.
Penetapan RIPPDA Aceh Singkil sebagai Perda merupakan langkah pertama yang harus dilaksanakan setelah selesai disusun. Aspek Legalitas ini sebagai prasyarat mendasar mendasar dalam proses implementasi RIPPDA Aceh Singkil sebagai produk rencana yang secara hukum akan mengikat. Dalam hubungan ini, faktor koordinator dalam antar instansi di daerah menjadi
(57)
bagian penting yang menentukan apakah mekanisme pengelolaan pariwisata dapat dilaksanakan dengan konsisten atau tidak. Setelah ditetapkan sebagai Perda, RIPPDA Aceh Singkil perlu disosialisasikan, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana teknis pada objek-objek wisata yang dianggap perlu dilakukan pelaksanaan teknis.
b. Aspek Kelembagaan
1. Tugas dan Tanggung jawab para-stakeholder
Dalam bidang pariwisata banyak pihak yang terlibat dalam perencanaan dan banyak kepentingan yang perlu diakomodasikan, namun masing-masing pihak tidak memiliki tanggung hawab yang sama. Hal terpenting adalah tugas dan tanggung jawab harus didefinisikan dengan jelas dan diberikan sesuai dengan kapasitas, kemampuan, dan kompetisinya. Di dalam rencana perlu ditentukan dengan jelas, kegiatan “apa” yang seharusnya dikerjakan dan oleh “siapa” dan dengan cara “bagaimana”, tergantung dari kondisi jelasnya masing-masing ODTW.
Dalam pengembangan pariwisata, Pemda sebagai institusi penyedia pelayanan publik, bisa saja hanya menyediakan sarana dan prasarana dasar penunjang pariwisata, sedangkan pengelola kawasan wisata diberikan pada otoritas khusus bahkan instansi swasta.
(58)
2. Peran serta masyarakat Aceh Singkil dalam Pengembngan Pariwisata Agar pembangunan dan pengembangan Pariwisata Aceh Singkil dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan peran serta masyarakat dan pelaku usaha Pariwisata dalam proses pembangunan dan pengembangan pariwisata. Peran serta masyarakat tidak hanya terdiri dari individu-individu saja, tetapi juga berupa kumpulan orang-orang, sebagaimana yang telah dikkemukakan Menbudpar Republik Indonesia bahwa CBT (Community Based Tourism), Ecotourism, dan Sustainable tourism merupakan orientasi setiap rencana pengembangan pariwisata, sehingga masyarakat harus terlibat dalam setiap kegiatan pariwisata karena masyarakat menjadi dasar dan penentu keberhasilan pembangunan pariwisata. Tujuan utama pembangunan dan pengembangan pariwisata adalah untuk mensejahterakan masyarakat. Pemerintah sebagai regulator dan leader stakeholder pariwisata harus berupaya memberdayakan masyarakat dengan cara memberikan pelatihan dan peran serta. Dengan demikian secara bertahap masyarakat akan dikondisikan dengan perubahan dan pembangunan pariwisata.
(59)
4.4 Kendala-kendala Dalam Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga Dalam pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Aceh Singkil, terdapat kendala-kendala yang dihadapi, antara lain :
1. Adanya keterbatasan anggaran dana pembangunan dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
2. Kurangnya Perhatian pemerintah dalam pengembangan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga, ini dapat dilihat dari minimnya sarana dan prasarana wisata, seperti: Jalan raya, Akomodasi, penyediaan air bersih, dan lain-lain.
3. Masih minimnya aksesibilitas pendukung seperti angkutan umum untuk mencapai objek wisata tersebut.
4. Minimnya promosi yang dilakukan pemerintah daerah sehingga belum ada investor yang menanamkan modalnya untuk mengembangkan objek wisata tersebut.
5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengembangan kawasan wisata tersebut.
(60)
BAB V
PENUTUP
Objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga merupakan salah ssatu objek wisata yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam kepariwisataan Aceh Singkil. Pantai Cemara Indah Gosong Telaga memiliki potensi alam yang indah dan masih bersifat alami. Pengembangan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga tidak dapat berjalan dengan baik, karena terdapat kendala-kendala yang harus ditangani oleh beberapa pihak, seperti pemerintah daerah, masyarakat dan instansi lainnya.
Adapun hambatan atau kendala-kendala yang dihadapi seperti minimnya pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Untuk itu diharapkan pemerintah dan pihak yang terkait lainnya agar melakukan upaya pengembangan baik sarana maupun prasarana di kawasan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga.
(61)
DAFTAR PUSTAKA
A. J, Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Singkil. 2009. “10 Tahun Kabupaten Aceh Singkil”
Disbudparpora. 2009. Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata Kabupaten Aceh Singkil
Pendit, Nyoman S. 1999, Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta : Pradnya Paramita Stavenga, Mink H. 1977. Ekonomi Pariwisata, Jakarta : Gramedia
Suwantoro, Gamal. 1997.Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andy Yoeti, Oka A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung : Angkasa Yoeti, Oka A. 1980. Pemasaran Pariwisata, Bandung : Angkasa http://www.acehpedia.com
(62)
LAMPIRAN
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil,2010 Objek Wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010
(63)
Sumber: Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010 Pantai Cemara Indah Gosong Telaga yang bersih
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010 Pohon Cemara yang rindang di sepanjang pantai
(64)
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010
Pengunjung sedang menikmati Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010
(1)
4.4 Kendala-kendala Dalam Pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
Dalam pengembangan Pantai Cemara Indah Gosong Telaga sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Aceh Singkil, terdapat kendala-kendala yang dihadapi, antara lain :
1. Adanya keterbatasan anggaran dana pembangunan dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
2. Kurangnya Perhatian pemerintah dalam pengembangan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga, ini dapat dilihat dari minimnya sarana dan prasarana wisata, seperti: Jalan raya, Akomodasi, penyediaan air bersih, dan lain-lain.
3. Masih minimnya aksesibilitas pendukung seperti angkutan umum untuk mencapai objek wisata tersebut.
4. Minimnya promosi yang dilakukan pemerintah daerah sehingga belum ada investor yang menanamkan modalnya untuk mengembangkan objek wisata tersebut.
5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengembangan kawasan wisata tersebut.
(2)
BAB V
PENUTUP
Objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga merupakan salah ssatu objek wisata yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam kepariwisataan Aceh Singkil. Pantai Cemara Indah Gosong Telaga memiliki potensi alam yang indah dan masih bersifat alami. Pengembangan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga tidak dapat berjalan dengan baik, karena terdapat kendala-kendala yang harus ditangani oleh beberapa pihak, seperti pemerintah daerah, masyarakat dan instansi lainnya.
Adapun hambatan atau kendala-kendala yang dihadapi seperti minimnya pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Untuk itu diharapkan pemerintah dan pihak yang terkait lainnya agar melakukan upaya pengembangan baik sarana maupun prasarana di kawasan objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
A. J, Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Singkil. 2009. “10 Tahun Kabupaten Aceh Singkil”
Disbudparpora. 2009. Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata Kabupaten Aceh Singkil
Pendit, Nyoman S. 1999, Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta : Pradnya Paramita Stavenga, Mink H. 1977. Ekonomi Pariwisata, Jakarta : Gramedia
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andy Yoeti, Oka A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung : Angkasa Yoeti, Oka A. 1980. Pemasaran Pariwisata, Bandung : Angkasa http://www.acehpedia.com
(4)
LAMPIRAN
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil,2010 Objek Wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010
(5)
Sumber: Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010 Pantai Cemara Indah Gosong Telaga yang bersih
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010 Pohon Cemara yang rindang di sepanjang pantai
(6)
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010
Pengunjung sedang menikmati Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
Sumber : Dinas Pariwisata Aceh Singkil, 2010