Karakterisasi Antena Elemen Tuggal

Gambar 3.5. Smith Chart elemen tunggal Dapat dilihat dari grafik nilai VSWR dan return loss belum sesuai dengan nilai yang diinginkan. Frekuensi kerja yang diinginkan adalah 2,4 GHz dengan nilai VSWR ≤ 2 dan nilai return loss sebesar -9,54 dB. Tetapi dari hasil simulasi pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4, frekuensi kerja bergeser ke frekuensi 2,35 GHz pada marker 1 m1 dengan nilai VSWR = 2,05 dan nilai return loss sebesar -9,22 dB, sedangkan pada marker 2 m2 untuk frekuensi 2,4 GHz mempunyai nilai VSWR = 2,3 dan nilai return loss sebesar -8,07 dB. Hal tersebut disebabkan ketidaksesuaian antara perhitungan dimensi patch persegi panjang dengan teknik pencatuan microstrip line feed. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil rancangan yang optimal perlu dilakukan pengkarakterisasian antena.

3.3.6. Karakterisasi Antena Elemen Tuggal

VSWR dan return loss yang diperoleh dari rancangan awal elemen tunggal belum sesuai dengan nilai yang diinginkan. Nilai impedansi antena tidak sesuai yang diinginkan, dan frekuensi kerja bergeser dari frekuensi yang diinginkan. Oleh karena itu nilai VSWR harus diperbaiki dan digeser ke frekuensi 2,4 GHz. Pada hasil simulasi elemen tunggal nilai impedansi antena mempunyai hasil yang berbeda dari impedansi masukan yang diinginkan yaitu 50 Ω. Sehingga antara impedansi masukan dan impedansi antena tidak matching, yang mengakibatkan transfer daya yang kurang baik. Hal ini akan mempengaruhi nilai VSWR. Untuk mendapatkan nilai impedansi antena yang mendekati nilai impedansi masukan digunakan metode insert feed pada saluran pencatu. Untuk mendapatkan nilai insert feed digunakan Persamaan 2.24 pada Bab II. 5.00 2.00 1.00 0.50 0.20 0.00 5.00 -5.00 2.00 -2.00 1.00 -1.00 0.50 -0.50 0.20 -0.20 0.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 -170 -160 -150 -140 -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 Smith Chart HFSSDesign1 Smith Plot 1 m1 Curve Info Name Freq Ang Mag RX m1 2.3500 157.3637 0.3458 0.5008 + 0.1514i Sehingga diharapkan adanya matching impedance karena pengaruh insert feed yang akan memperbaiki nilai VSWR dan return loss dari antena yang dirancang. Dengan nilai permitivitas relatif substrat sebesar 4,65 maka didapatkan panjang insert feed = 8,78 mm. Gambar 3.6 menunjukkan bentuk hasil perancangan awal antena elemen tunggal dengan insert feed. Gambar 3.6. Bentuk hasil perancangan awal antena elemen tunggal dengan insert feed a b 5.00 2.00 1.00 0.50 0.20 0.00 5.00 -5.00 2.00 -2.00 1.00 -1.00 0.50 -0.50 0.20 -0.20 0.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 -170 -160 -150 -140 -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 Smith Chart HFSSDesign1 Smith Plot 1 m1 Curve Info Name Freq Ang Mag RX m1 2.3600 -158.7184 0.0339 0.9385 - 0.0231i 5.00 2.00 1.00 0.50 0.20 0.00 5.00 -5.00 2.00 -2.00 1.00 -1.00 0.50 -0.50 0.20 -0.20 0.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 -170 -160 -150 -140 -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 Smith Chart HFSSDesign1 Smith Plot 1 m2 Name Freq Ang Mag RX m2 2.3800 -73.1058 0.1752 1.0435 - 0.3610i Curve Info c Gambar 3.7. Smith Chart elemen tunggal a. panjang insert feed = 5 mm, b. panjang insert feed = 8.78 mm, c. panjang insert feed = 10 mm Gambar 3.7 memperlihatkan karakteristik perancangan antena dengan mengubah panjang insert feed saluran pencatu. Panjang insert feet saluran pencatu divariasikan mulai 5 mm sampai 10 mm dengan perubahan tiap 0,5 mm dan lebar saluran pencatu dibuat 1,8 mm. Data karakterisasi insert feed saluran pencatu elemen tunggal dapat dilihat pada Lampiran B. Dari Gambar 3.7 dapat dilihat bahwa dengan melakukan karakterisasi pada insert feed saluran pencatu akan mempengaruhi impedansi antena. Pada marker 1 m1 diatur insert feed sepanjang 5 mm, maka diperoleh impedansi antena sebesar 46,92- j1,155 pada frekuensi 2,36 GHz yang mendekati nilai impedansi masukan yaitu 50 Ω. Sedangkan pada marker 2 m2 diatur insert feed sepanjang 8,78 mm, maka diperoleh impedansi antena sebesar 52,17-j18,05 pada frekuensi 2,38 GHz. Pada marker 3 m3 diatur insert feed sepanjang 10 mm, maka diperoleh impedansi antena sebesar 48,78- j22,15 pada frekuensi 2,37 GHz. Secara umum frekuensi kerja dipengaruhi oleh dimensi patch antena. Semakin kecil dimensi antena akan berbanding terbalik dengan frekuensi kerjanya. Dengan insert feed sepanjang 5 mm didapatkan frekuensi kerja 2,36 GHz. Maka untuk menggeser frekuensi kerja menjadi frekuensi yang diinginkan yaitu 2,4 GHz harus mengatur dimensi patch. Dengan demikian parameter yang digunakan untuk pengkarakterisasian antena adalah dimensi patch, dan dalam hal ini dilakukan dengan cara mengubah panjang patch. 5.00 2.00 1.00 0.50 0.20 0.00 5.00 -5.00 2.00 -2.00 1.00 -1.00 0.50 -0.50 0.20 -0.20 0.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 -170 -160 -150 -140 -130 -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 Smith Chart HFSSDesign1 Smith Plot 1 m3 Curve Info Name Freq Ang Mag RX m3 2.3700 -80.5131 0.2191 0.9756 - 0.4430i Karakterisasi pada simulasi dilakukan dengan cara mengubah-ubah ukuran panjang patch mulai dari 26 mm sampai 29 mm dengan perubahan tiap 0,05 mm. Dari Gambar 3.8 dan Gambar 3.9 dapat dilihat bahwa dengan memperkecil panjang patch maka frekuensi kerja antena semakin tinggi, dan demikian sebaliknya. Data karakterisasi panjang patch elemen tunggal dapat dilihat pada Lampiran B. Gambar 3.8. Grafik nilai VSWR elemen tunggal Gambar 3.9. Grafik nilai return loss elemen tunggal Gambar 3.8 dan Gambar 3.9 memperlihatkan grafik nilai VSWR dan return loss. Pada marker 1 m1 dengan panjang patch sebesar 26 mm, maka didapatkan nilai VSWR = 1,115 dan return loss sebesar -25,225 dB pada frekuensi 2,55 GHz. Pada marker 2 m2 dengan panjang patch sebesar 28 mm, maka didapatkan nilai VSWR = 1,072 dan return loss sebesar -29,149 dB pada frekuensi 2,38 GHz. Pada marker 3 m3 dengan panjang patch sebesar 29 mm, maka didapatkan nilai VSWR = 1,035 dan return 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 Freq [GHz] 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 VS W R Grafik VSWR HFSSDesign1 XY Plot 1 m1 m2 m3 m4 Curve Info patch_length=26mm patch_length=27.1mm patch_length=28mm patch_length=29mm Name X Y m1 2.5500 1.1159 m2 2.3700 1.0517 m3 2.2900 1.0363 m4 2.4500 1.0348 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 Freq [GHz] -40.00 -35.00 -30.00 -25.00 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00 R e tu rn L o ss d B Grafik Return Loss HFSSDesign1 XY Plot 2 m1 m2 m3 m4 Curve Info patch_length=26mm patch_length=27.1mm patch_length=28mm patch_length=29mm Name X Y m1 2.5500 -25.2252 m2 2.3700 -31.9740 m3 2.2900 -34.9755 m4 2.4500 -35.3319 loss sebesar -34,975 dB pada frekuensi 2,29 GHz, sedangkan pada marker 4 m4 dengan panjang patch sebesar 27,1 mm, maka didapatkan nilai VSWR = 1,034 dan return loss sebesar -35,331 dB pada frekuensi 2,45 GHz yang merupakan frekuensi resonansi yang diinginkan pada skripsi ini.

3.3.7. Hasil Simulasi Elemen Tunggal