Prinsip tata laksana toksisitas ARV

Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak 24 XI.1.3. Toksisitas berat pada bayi dan anak yang dihubungkan dengan ARV lini pertama dan obat potensial pengganinya ARV lini pertama Toksisitas yang paling sering ditemukan Penggani ABC Reaksi hipersensiivitas AZT atau d4T AZT Anemia atau neutropenia berat a d4T ,ABC, atau TDF Asidosis laktat ABC Gani NRTI dengan PI + NNRTI jika ABC idak tersedia Intoleransi saluran cerna berat b d4T atau ABC d4T Asidosis laktat ABC c Neuropai perifer AZT atau ABC Pankreaiis Lipoatroisindrom metabolik d 3TC Pankreaiis e ABC atau AZT TDF Toksisitas renal tubulopai AZT atau ABC EFV Toksisitas sistem saraf pusat berat dan permanen f NVP Potensial teratogenik bagi remaja putri hamil pada trimester 1 atau yang mungkin hamil dan idak memakai kontrasepsi yang memadai NVP Hepaiis simtomaik akut g EFV h Reaksi hipersensiivitas Diperimbangkan untuk digani dengan NRTI yaitu: • NRTI keiga kerugian: mungkin jadi kurang poten atau • PI kerugian: terlalu cepat dipilih obat lini kedua j Lesi kulit yang mengancam jiwa Stevens-Johnson Syndrome i a. Anemia berat adalah Hb 7,5 gdl dan neutropenia berat dengan hitung neutroil 500mm3. Singkirkan kemungkinan malaria pada daerah endemis. b. Batasannya adalah intoleransi saluran cerna refrakter dan berat yang dapat menghalangi minum obat ARV mual dan muntah persisten. c. ABC dipilih pada kondisi ini, tetapi bila ABC idak tersedia boleh digunakan AZT. d. Subsitusi d4T umumnya idak akan menghilangkan lipoatroi. Pada anak ABC atau AZT dapat dianggap sebagai alternaif. e. Pankreaiis yang dikaitkan dengan 3TCemtricitabineFTC dilaporkan pada orang dewasa, namun sangat jarang pada anak. Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak 25 f. Batasannya adalah toksisitas SSP yang berat seperi halusinasi persisten atau psikosis. g. Toksisitas hai yang dihubungkan dengan pemakaian NVP jarang terjadi pada anak terinfeksi HIV yang belum mencapai usia remaja. h. EFV saat ini belum direkomendasikan pada anak 3 tahun, dan sebaiknya idak boleh diberikan pada remaja putri yang hamil trimester I atau akif secara seksual tanpa dilindungi oleh kontrasepsi yang memadai. i. Lesi kulit yang berat dideinisikan sebagai lesi luas dengan deskuamasi, angioedema, atau reaksi mirip serum sickness, atau lesi disertai gejala konsitusional seperi demam, lesi oral, melepuh, edema fasial, konjungiviis. Sindrom Stevens-Johnson dapat mengancam jiwa, oleh karena itu henikan NVP, 2 obat lainnya diteruskan hingga 2 minggu keika ditetapkan paduan ART berikutnya Untuk SSJ pengganinya idak boleh dari golongan NNRTI lagi. j. Introduksi PI dalam paduan lini pertama mengakibatkan menyempitnya pilihan obat berikutnya bila sudah terjadi kegagalan terapi. Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak 26 i Robertson J, Meier, M, Wall J, Ying J, Fichtenbaum C. Immune Reconsituion Syndrome in HIV: Validaing a Case Deiniion and Idenifying Clinical Predictors in Persons Iniiaing Aniretroviral Therapy IRIS. Clin Infect Dis 2000;42:1639-46. ii French MA, Lenzo N, John M, et al. Immune restoraion disease ater the treatment of immunodeicient HIV infected paients with highly acive aniretroviral therapy. HIV Med 2000; 1:107–15. iii Breen RAM, Smith CJ, Beinson H, et al. Paradoxical reacions during tuberculosis treatment in paients with and without HIV co-infecion. Thorax 2004; 59:704–707. iv McComsey G, Whalen C, Mawhorter S, et al. Placebo-controlled trial of prednisone in advanced HIV-1 infecion. AIDS 2001;15:321-7.

XI.2. Immune Reconsituion Inlammatory Syndrome IRIS

Deinisi • Kumpulan tanda dan gejala akibat kemampuan meningginya respon imun terhadap anigen atau organisme yang dikaitkan dengan pemulihan imun dengan pemberian ARV i Frekuensi • 10 dari semua pasien dalam inisiasi ARV • 25 pada pasien dalam inisiasi ARV dengan hitung CD4 50 sel mm3 atau penyakit klinis berat stadium WHO 3 atau 4 ii, iii Waktu • Biasanya dalam 2-12 minggu pada inisiasi ARV, namun dapat juga muncul setelahnya Tanda dan gejala • Status klinis deteriorasi iba-iba segera setelah memulai ARV • Infeksi subklinis yang idak tampak seperi TB, yang muncul sebagai penyakit akif baru, munculnya abses pada tempat vaksinasi BCG atau limfadeniis BCG • Memburuknya infeksi yang sudah ada, seperi hepaiis B atau C Pemeriksaan penunjang • Jumlah CD4 bertambah 5 dari dasar misal dari 1 menjadi 6 danatau penurunan VL 1 log dari dasar Kondisi IRIS paling umum • Infeksi M. tuberculosis, limfadeniis BCG, infeksi M. avium complex MAC dan penyakit kriptokokus Tata laksana • Lanjutkan ARV jika pasien dapat mentoleransinya • Obai infeksi oportunisik yang muncul • Pada sebagian besar kasus, gejala IRIS menghilang setelah beberapa minggu, namun beberapa reaksi dapat menjadi berat dan mengancam jiwa dan memerlukan korikosteroid jangka pendek untuk menekan respon inlamasi yang berlebihan • Prednison 0,5-1 mgkgBBhari selama 5-10 hari disarankan untuk kasus yang sedang sampai berat iv Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak 27 XI.3. Diagnosis diferensial kejadian klinis umum yang terjadi selama 6 bulan pertama pemberian ARV Gejala Efek samping ARV atau proilaksis infeksi oportunisik OI IRIS Mual Muntah ARV : AZT, self-limiing dalam 2 minggu Proilaksis IO : Kotrimoksazol atau INH • Hepaiis B dan C yang imbul karena IRIS • Dicurigai bila mual, muntah disertai ikterus Nyeri abdominal atau pinggang danatau ikterus ARV : • d4T atau ddI dapat menyebabkan pankreaiis • NVP EFV lebih jarang menyebabkan disfungsi hai yang membutuhkan penghenian obat Proilaksis IO : Kotrimoksazol atau INH • Hepaiis B dan C yang imbul karena IRIS • Dicurigai bila mual, muntah disertai ikterus Diare ARV: • Jarang disebabkan oleh ARV lini pertama • ddI dapat menyebabkan diare IRIS yang berasal dari MAC atau CMV dapat menyebabkan diare Sakit kepala ARV : AZT atau EFV, biasanya self-limiing, atau dapat bertahan dalam 4-8 minggu Nilai untuk meningiis kriptokokus dan toksoplasmosis Demam ARV : Reaksi hipersensiivitas ABC atau reaksi simpang NVP IRIS yang disebabkan beberapa organisme, seperi MAC, TB, CMV, kriptokokus, herpes zoster Pedoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak 28 Gejala Efek samping ARV atau proilaksis infeksi oportunisik OI IRIS Batuk Kesulitan bernafas ARV : NRTI dikaitkan dengan asidosis metabolik IRIS yang dikaitkan dengan PCP, TB, pneumonia bakteri atau fungal Faigue Pucat ARV : AZT, biasanya imbul dalam 4-6 minggu setelah inisiasi Dicurigai IRIS MAC bila faigue, demam dan anemia Ruam kulit Gatal ART : • NVP atau ABC • Harus dinilai secara seksama dan dapat diperimbangkan penghenian obat pada reaksi berat. Ruam EFV bersifat self-limiing Proilaksis OI : Kotrimoksazol atau INH ART : • NVP atau ABC • Harus dinilai secara seksama dan dapat diperimbangkan penghenian obat pada reaksi berat. Ruam EFV bersifat self- limiing Proilaksis OI : Kotrimoksazol atau INH Kegagalan terapi ARV dinilai dari klinis, imunologis dan virologis. Parameter yang lebih dahulu muncul adalah kegagalan virologis bila VL kembali mencapai 5000 copieRNAml, diperiksa dalam 2 kali pemeriksaan pada saat yang berbeda, diikui dengan kegagalan imunologis bila nilai CD4 turun pada 2 kali pemeriksaan yang dilakukan dengan jarak 3 bulanan dan terakhir muncul kegagalan klinis berupa munculnya penyakit baru yang tergolong pada stadium 3 atau 4. Pada anak yang patuh minum obat, kriteria gagal imunologis adalah: Pada anak 2 tahun- 5 tahun, nilai CD4 200 selmm3 atau CD4 10 Pada anak 5 tahun hitung CD4 100 selmm3 XII. TATA LAKSANA KEGAGALAN PENGOBATAN ARV LINI PERTAMA