Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

commit to user 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Roni Komarudin 2010 menjelaskan bahwa permasalahan yang sering dihadapi dalam operasional jaringan irigasi yang dapat dijadikan indikasi atas rendahnya kinerja jaringan tersebut antara lain: efisiensi distribusi air masih rendah terutama di tingkat jaringan tersier, manajemen operasional irigasi kurang tepat penerapannya sehingga dapat menimbulkan konflik, biaya operasi dan pemeliharan tidak mencukupi sehingga fungsi jaringan cepat menurun. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan evaluasi manajemen operasional irigasi yang meliputi prosedur penentuan alokasi air, metoda alokasi air ke jaringan tersier, metoda distribusi air pada jaringan utama dan sistem kontrol aliran yang diterapkan pada daerah studi telah tepat dan konsisten, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja sistem jaringan irigasi yang telah dibangun. Jika belum tidak sesuai bagaimana mestinya yang harus diterapkan agar kinerjanya dapat ditingkatkan. Damar dkk 2005 melakukan kajian mengenai kinerja pengelolaan sistem DI di beberapa DI di Pulau Jawa dan Lampung berdasarkan indikator kondisi, kendala air, jaringan irigasi, kelembagaan usaha tani dan implementasi operasi atau pemeliharaan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah interview, angket dan observasi lapangan. Tujuan penelitian Damar dkk 2005 adalah untuk mengetahui keberhasilan penyertaan masyarakat dalam pengelolaan DI. Dari hasil pengolahan data DI tentang pengelolaan irigasi yang baik, dapat diketahui bahwa: 1. Kondisi keandalan air menurun, karena menurunnya kondisi fisik jaringan irigasi tersier. 2. Kondisi fisik jaringan irigasi primer dan sekunder pada umumnya pada kondisi baik. commit to user 3. Implementasi pengelolaan sistem irigasi menurun karena kurangnya dana pengelolaan irigasi, baik di pemerintah maupun P3A. 4. Kondisi kelembagaan menurun yang akan berpengaruh terhadap pengelolaan irigasi di lapangan. 5. Kondisi usaha tani menurun akibat pelaksanaan pengelolaan irigasi yang berdampak pada tingkat pelayanan air irigasi. Dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan P3A dalam pengelolaan sistem irigasi akan meningkatkan implementasi pengelolaan irigasi. Fanani 2005 juga melakukan kajian mengenai peranan organisasi perkumpulan petani pada pengelolaan DI yang berkaitan dengan PP No. 77 Tahun 2001 tentang Irigasi di DI Belitang Propinsi Sumatra Selatan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan pihak terkait dalam pemeliharaan dan pengelolaan irigasi di Pemda Propinsi dan Pemda Kabupaten serta organisasi pengelola irigasi pada tingkat petani yang penekanannya dalam aspek kelembagaan, keuangan dan teknis pengelolaan. Hasil dari kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Keberadaan P3A dan GP3A sebagian besar sudah berbadan hukum. 2. Pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawab antara lembaga P3A dan GP3A sudah jelas. 3. Dinas PU Propinsi dan Dinas PU Kabupaten sangat menyadari pemberdayaan dan kepengurusan P3A dan GP3A sangatlah penting. 4. Kesadaran anggota P3A untuk melakukan iuran dalam pengelolaan irigasi masih kurang maksimal. 5. Administrasi pengelolaan dan penggunaan iuran irigasi telah dilakukan secara tertib dan transparan. 6. Kemampuan teknis yang dimiliki lembaga ini terbatas pada penelusuran jaringan irigasi. 7. Perbaikan jaringan irigasi selalu dimintakan bantuan kepada pemerintah kabupatenkota karena terbatas pada iuran anggota yang tersedia. Berdasarkan hasil kajian tersebut diatas dapat diketahui bahwa pengelolaan dan pengembangan irigasi tidak mungkin dilakukan oleh lembaga P3A dan GP3A, tetapi harus ada koordinasi dengan Dinas terkait. commit to user Endah Aryuningsih TR 2012 melakukan evaluasi kinerja sistem irigasi DI Krisak dengan menggunakan Rasio Pelaksanaan Pemberian Air RPPA. Penilaian dilakukan dengan metode observasi lapangan penelusuran jaringan irigasi, wawancara dan analisis data sekunder. Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja sistem irigasi dapat disimpulkan bahwa aspek yang tidak berhubungan langsung dengan personilkelompok berupa prasarana fisik, sarana penunjang dan dokumentasi lebih sensitif dari aspek yang berhubungan langsung dengan personilkelompok berupa produktivitas tanam, organisasi personalia dan P3A. Penelitian ini mengkaji kinerja sistem daerah irigasi di daerah irigasi Nepen dengan tolok ukur berkelanjutan. Tolok ukur irigasi yang digunakan di Propinsi Jawa Tengah adalah faktor k. Oleh karena itu penelitian ini akan mengambil tolok ukur berupa faktor k dan tambahan tolok ukur yang lain berupa indeks keandalan reliability dan indeks kelentingan resiliency dalam menjamin pasokan air suatu DI sehingga keberlanjutan suatu kinerja suatu DI dapat terwujud.

2.2 Landasan Teori