Efisiensi irigasi IE Landasan Teori

commit to user panjang time series sedangkan tidak semua curah hujan yang jatuh digunakan oleh tanaman. Hujan efektif digunakan untuk memperhitungkan kehilangan karena limpasan permukaan run off atau karena perkolasi yang jauh di luar daerah akar tanaman. Hujan efektif dideskripsikan sebagai hujan dengan probabilitas terlampaui 80 kering Susi Susilowati, 2004.

2.2.3 Efisiensi irigasi IE

Efisiensi irigasi terdiri atas efisiensi pengaliran yang pada umumnya terjadi di jaringan utama dan efisiensi di jaringan sekunder dari bangunan pembagi sampai petak sawah. Efisiensi irigasi didasarkan asumsi bahwa sebagian dari jumlah air yang diambil akan hilang baik di saluran maupun di petak sawah. Kehilangan ini disebabkan oleh kegiatan eksploitasi, evaporasi dan rembesan. Kehilangan air akibat evaporasi dan rembesan pada umumnya relatif kecil jika dibandingkan dengan kehilangan air akibat eksploitasi, sehingga pemberian air di bangunan pengambilan harus lebih besar dari kebutuhan air disawah. Berdasarkan hasil survey ICID ILRI International Livestock Research Institute, USDA United States Department of Agriculture, dan USSCS United States Soil Conservation Service terdapat beragam nilai efisiensi irigasi, kisaran nilai efisiensi adalah sebagai berikut: E a = 0,32-0,80, E b = 0,70-0,90 dan E c = 0,65-0,90. Khusus untuk tanaman padi, ICIDILRI menetapkan efisiensi penggunaan air di sawah sebesar E a = 0,32. Menurut Ditjen Irigasi 1986b, nilai efisiensi irigasi sebesar 16 - 22,50 di petak tersier antara bangunan sadap tersier ke bawah, 7,50 - 12,50 di saluran sekunder dan 7,50 - 12,50 di saluran utama. Efisiensi irigasi secara keseluruhan sebesar 59 - 73 dan untuk upland crops berkisar 50 - 60. Kajian ini menggunakan koefisien irigasi dari Ditjen Irigasi karena nilai tersebut digunakan dalam praktek di lapangan. Menurut Mamok Soeprapto 2008, faktor efisiensi dibagi menjadi dua macam, yaitu: a Efisiensi saluran, E d , yang terdiri dari: a. efisiensi saluran utama, E c dan pintu-pintu pengamatan, b. efisiensi saluran petak sawah, E b . commit to user b Efisiensi penggunaan air di sawah, E a . Perhitungan faktor efisiensi dapat dihitung dengan Persamaan 2.45 sebagai berikut: c b a d E E E E 2.46 dengan: E d = Efisiensi saluran, E c = Efisiensi saluran utama, E b = Efisiensi saluran petak sawah, E a = Efisiensi penggunaan air di sawah. Kajian ini menggunakan koefisien irigasi sebagai berikut E a = 0,75, E b = 0,70 dan E c = 0,65. 2.2.4 Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan Suroso, dkk 2007 menjelaskan bahwa kebutuhan air di pintu pengambilan atau bangunan utama dipengaruhi oleh luas areal tanam, kebutuhan air untuk tanaman di lahan dan efisiensi, sebagaimana diperlihatkan dalam Persamaan 2.46 berikut ini: f R R E A I D . 2.47 dengan: D R = kebutuhan air irigasi di pintu pengambilan, dalam literdetik, I R = kebutuhan air irigasi, dalam literdetikha, A = luas areal irigasi, dalam luas ha, E f = Efisiensi jaringan irigasi total ,

2.2.5 Imbangan Air Residu Debit