commit to user
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan penelitian. Pendekatan historis historical approach dilakukan dengan menelaah latar
belakang apa yang dipelajari dan berkembang pengaturan isu yang dihadapi.
123
B. Lokasi Penelitian
Penlitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Dalam penelitian ini, penulis memakai tempat penelitian antara lain di Perpustakaan Pusat UNS,
Perpustakaan Fakultas Hukum UNS, Perpustakaan Pascasarjana UNS, Perpustakaan pusat UMS. Pemilihan lokasi berdasarkan kelengkapan data dan
kemudahan penulis dalam mengakses dan mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
Berkaitan dengan jenis penelitian yang merupakan penelitian normatif, maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan. Menurut Burhan Ashofa
124
kegunaan data sekunder adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencari data awalinformasi
2. Untuk mendapatkan landasan teorilandasan hukum
3. Untuk mendapatkan batasandefinisiarti suatu istilah
Data sekunder didapat dari sejumlah keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui studi kepustakaan yang terdiri
dari dokumen-dokumen, risalah sidang, buku-buku literatur, penelitian sebelumnya, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Menurut Soerjono Soekanto
125
data sekunder digunakan dalam penelitian meliputi tiga bahan hukum yaitu :
123
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cetakan ketiga, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 93-95
124
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, cetakan pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 103
125
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cetakan ketiga, UI Press, Jakarta, hal. 52
commit to user
1. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat. Bahan hukum primer dalam penelitian hukum ini adalah
peraturan perundang-undangan yaitu: a.
UUD : Meliputi UUD 1945 dan UUD 1945 yang sudah diamandemen tahun 1999-2002
b. UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah;
c. Tap MPR RI No XVMPR1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi
Daerah, Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; d.
ketetapan MPR No. IVMPR1999 tentang GBHN e.
Tap MPR Nomor IVMPR2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
f. UU No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah juncto UU No 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah g.
UU No 44 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh juncto UU No. 18 Tahun 2001 Tentang
Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh Sebagai Propinsi Naggroe Aceh Darussalam juncto UU No 11 Tahun 2006
Tentang Pemerintahan Aceh h.
UU No 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Provinsi Papua i.
UU No 34 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta jo UU No 29 Tahun 2007
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
j. Dan peraturan perundang-undangan lainnya
2. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder dalam
commit to user
penelitian ini meliputi : Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Daerah Istimewa Yogyakarta, Risalah Sidang Amandemen UUD
1945, Jurnal, buku, artikel, laporan penelitian dan lain sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
3. Bahan hukum tertier
Bahan hukum tertier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum
tertier dalam penelitian ini meliputi : Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, ensiklopedia.
D. Teknik Pengumpulan Data