Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

commit to user

C. Kerangka Berfikir

Bagan I Kerangka Pemikiran Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum dan demokrasi. Prinsip negara hukum yang demokratis dirumuskan dalam konstitusi UUD 1945 setelah diamandemen khususnya pada pasal 1 ayat 2 dan 3. 107 Adanya prinsip negara hukum yang demokratis maka akan memunculkan asas desntralisasi pemerintahan daerah. Adanya desentralisasi dan otonomi daerah dapat dipandang sebagai bagian penting dari prinsip negara hukum sebab dengan desentralisasi dan otonomi dengan sendirinya ada pembatasan kekuasaan seperti yang dituntut di dalam negara hukum dan penganut konstitualisme. Hal ini dapat dikonfirmasikan dengan ciri-ciri negara hukum yang ada, antara lain, menyebut adanya tiga prinsip pokok yakni adanya undang-undang dasar sebagai hukum yang tertulis yang mengatur hubungan 107 Prinsip demokrasi terletak pada Pasal 1 ayat 2 Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Dan prinsip Negara hukum tercantum dalam Pasal 1 ayat 3 yaitu Negara Indonesia adalah negara hukum. Prinsip Negara Hukum Demokratis Desentralisasi Kebijakan Otonomi Daerah Pasal 18 UUD 1945 Pasca Amandemen Politik Hukum Di Indonesia Otonomi Istimewa Otonomi Khusus Otonomi Luas commit to user antara pemerintah dan rakyatnya, adanya pembagian kekuasaan yang dapat menjamin kemerdekaan kekuasaan kehakiman, dan adanya pemencaran kekuasaan negara dan pemerintahan. 108 Prinsip otonomi daerah dan desentralisasi dalam hubungan kekuasaan gezagverhouding antara pemerintah pusat dan daerah merupakan salah satu cara untuk mengimplementasikan prinsip demokrasi. Artinya prinsip demokrasi itu harus diimplementasikan melalui pemencaran kekuasaan baik baik secara horizontal maupun secara vertikal. Suatu kekuasaan yang tidak dipencar bukan kekuasaan yang dapat diterima di negara demokrasi, melainkan merupakan model kekuasaan yang terjadi di negara-negara dengan sistem politik absolut atau otoriter. Pada era orde baru, pemerintahan yang dijalankan bersifat sentralistis sehingga kurang memberikan peluang berkembangnya demokrasi dan desentralisasi otonomi daerah. Sejak runtuhnya rezim orde baru atau lebih dikenal dengan era reformasi membuat titik balik perubahan konfigurasi politik dari pemerintah otoriter menuju pemerintahan yang demokratis atau lebih dikenal dengan pemerintahan transisi demokrasi. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan politik hukum pemerintahan daerah di Indonesia. Pada era reformasi, perubahan konfigurasi politik menghantarkan terjadinya perubahan UUD 1945, salah satunya terjadi perubahan perumusan Pasal 18 lama UUD 1945 pasca amandemen menjadi tiga pasal 18, 18A dan 18 B. Adanya perubahan rumusan pemerintahan daerah tersebut mengakibatkan terjadi perubahan kebijakan otonomi daerah di Indonesia. Berdasarkan rumusan ketiga pasal tersebut maka kebijakan otonomi daerah di Indonesia dirumuskan menjadi otonomi seluas-luasnya, otonomi daerah istimewa dan otonomi khusus. Terjadinya perubahan kebijakan otonomi daerah tersebut merupakan pilihan politik hukum di Indonesia dalam mengkaji dan mengevaluasi pelaksanaan otonomi daerah di masa lalu dan untuk menerapkan politik hukum di masa sekarang dan masa yang akan datang. 108 Bagir manan, Hubungan kewenangan…, Op Cit, hal. 39 commit to user This document was created with Win2PDF available at http:www.win2pdf.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF. commit to user

BAB III METODE PENELITIAN