Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga

17 Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa di lingkungan sekolah terutama guru memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena guru merupakan orang yang paling dekat dengan peserta didik, sehingga peserta didik akan melakukan sesuatu bukan karena disuruh atau mengikuti perintah dari guru. Akan tetapi, peserta didik melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dilihat dan apa yang dilakukan oleh guru. Menjadi seorang guru juga harus memiliki 5 peran utama sebagai demonstrator, pengelola kelas, fasilitator, motivator, dan evaluator.

3. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga

Kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak Usman, 2006: 14. Kompetensi guru merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Menurut Sardiman 2006, 164-181 ada sepuluh macam kompetensi guru yang meliputi: a. Menguasai bahan. b. Mengelola program belajar mengajar. c. Mengelola kelas. d. Menggunakan mediasumber. e. Menguasai landasan kependidikan. f. Mengelola interaksi belajar mengajar. g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. h. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan. i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. j. Memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Menurut Usman 2006, 16-20 menerangkan jenis-jenis kompetensi antara lain: 18 a. Kompetensi Pribadi Kemampuan pribadi ini meliputi hal-hal berikut: 1 Mengembangkan kepribadian. 2 Berinteraksi dan berkomunikasi. 3 Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan. 4 Melaksanakan administrasi sekolah. 5 Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. b. Kemampuan Profesional Kemampuan profesional ini meliputi hal-hal berikut: 1 Menguasai landasan kependidikan. 2 Menguasai bahan pengajaran. 3 Menyusun program pengajaran. 4 Melaksanakan program pengajaran. 5 Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. UU No. 14 tahun 2005 Pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya Pasal 10 ayat 1 menyatakan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Menurut Sagala 2009, 31-41 ada empat kompentensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu: a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik, meliputi 1 pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan; 2 guru memahaman potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik; 3 guru mampu mengembangkan kurikulumsilabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar; 4 guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; 5 mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan 19 menyenangkan; 6 mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan; 7 mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi Kepribadian Kompetensi pribadi menurut Usman dalam Sagala 2009, 34 meliputi 1 kemampuan mengembangkan kepribadian, 2 kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, dan 3 kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan. Kompetensi kepribadian terkait dengan penampilan sosok guru sebagai individu yang memiliki kedisiplinan, berpenampilan baik, bertanggung jawab, memiliki komitmen, dan menjadi teladan. c. Kompetensi Sosial Artinya kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain. Kompetensi sosial mencakup perangkat perilaku yang menyangkut: Kemampuan interaktif adalah kemampuan yang menunjang efektivitas interaksi dengan orang lain seperti keterampilan ekspresi diri, berbicara efektif, memahami pengaruh orang lain terhadap diri sendiri, menafsirkan motif orang lain, mencapai rasa aman bersama orang lain; Keterampilan memecahkan masalah kehidupan seperti mengatur waktu, uang, kehidupan berkeluarga, memahami nilai kehidupan dan sebagainya. d. Kompetensi Profesional Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar pendidikan yang ditetapkan. Kompetensi profesional menurut Usman dalam Sagala 2009, 41 meliputi 1 penguasaan terhadap landasan kependidikan, dalam kompetensi ini termasuk a memahami tujuan pendidikan, b mengetahui fungsi sekolah di masyarakat, c mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan; 2 menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami dengan baik materi pelajaran yang diajarkan. Penguasaan terhadap materi pokok yang ada pada kurikulum maupun bahan pengayaan; 3 kemampuan menyusun program pengajaran, mencakup kemampuan menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan pengajaran, dan mengembangkan strategi pembelajaran; dan 4 kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran. 20 Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan dua istilah yang berkaitan dan berdampak sangat kuat terhadap perkembangan dan keberfungsian nilai-nilai sosial olahraga, yaitu istilah pendidikan jasmani sudah tidak asing lagi bagi siswa dan guru di lingkungan persekolahan dan istilah olahraga telah dikenal lebih luas yaitu disamping di sekolah juga di masyarakat. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional Rosdiani, 2014: 137. Berdasarkan ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan didalam menjalankan tugas profesionalnya dituntut untuk memiliki keempat kompetensi sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, hal tersebut dikarenakan seorang guru harus memiliki kualitas dan kapabilitas yang memadai di dalam proses mentransmisikan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan serta keterampilan kepada para peserta didiknya.

4. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENINGKATKAN JENJANG PENDIDIKAN FORMAL DI KABUPATEN TABANAN

0 17 7

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN PADA SAAT BENCANA ALAM (Studi kasus pada Daerah Bencana Alam Meletusnya Gunung Merapi di Kabupaten Sleman)

0 3 113

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARANSUB-SUB MATERI TIPE-TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS Pengembangan Bahan Ajar Suplemen Pembelajaran Sub-sub Materi Tipe-Tipe Gunung Berapi Untuk Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama.

0 5 16

PENDAHULUAN Pengembangan Bahan Ajar Suplemen Pembelajaran Sub-sub Materi Tipe-Tipe Gunung Berapi Untuk Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama.

0 2 6

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAJELIS Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pembinaan Karakter Siswa Sekolah Menengah Pertama Majelis Tafsir Al-Quran (Smp Mta) Gemolong Islamic Boarding Scho

0 2 18

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAJELIS Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pembinaan Karakter Siswa Sekolah Menengah Pertama Majelis Tafsir Al-Quran (Smp Mta) Gemolong Islamic Boarding Scho

0 2 18

KEJUJURAN AKADEMIK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Kejujuran Akademik Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama.

0 2 17

BENCANA GUNUNG BERAPI Diajukan untuk mem

0 1 16

SISTEM MONITORING GAS BERACUN PADA AREA BENCANA ALAM AKIBAT AKTIFITAS VULKANIK GUNUNG BERAPI

0 0 116

SISTEM MONITORING GAS BERACUN PADA AREA BENCANA ALAM AKIBAT AKTIFITAS VULKANIK GUNUNG BERAPI SISTEM MONITORING GAS BERACUN PADA AREA BENCANA ALAM AKIBAT AKTIFITAS VULKANIK GUNUNG BERAPI Vina Ulfa Royanti

0 0 5