26 bencana, peserta didik mampu menentukan keputusan dengan tepat apa
yang harus dilakukan.
6. Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana
Menurut Suharwoto dkk 2015: 6 menjelaskan Pengurangan Resiko Bencana adalah suatu kegiatan jangka panjang, sebagai bagian
dari pembangunan berkelanjutan. Melalui pendidikan diharapkan agar upaya pengurangan risiko bencana dapat mencapai sasaran yang lebih
luas dan dapat dikenalkan secara lebih dini kepada seluruh peserta didik, yang akhirnya dapat berkontribusi terhadap kesiapsiagaan individu
maupun masyarakat terhadap bencana. Pengurangan resiko bencana yang berkaitan dengan pendidikan, perlu menjadi program prioritas dalam
sektor pendidikan yang diwujudkan dalam pendidikan pengurangan resiko di sekolahmadrasah.
Konsep pengintegrasian materi pembelajaran pendidikan PRB ke dalam mata pelajaran bisa dilakukan terhadap mata pelajaran yang ada
dalam struktur kurikulum Standar Isi yang wajib dilaksanakan di sekolah ataupun mata pelajaran tambahan sebagai mata pelajaran pokok.
Mata pelajaran pokok yang wajib adalah 1 Pendidikan Agama, 2 Pendidikan Kewarganegaraan, 3 Matematika, 4 Bahasa Indonesia, 5
Ilmu Pengetahuan Alam, 6 Ilmu Pengetahuan Sosial, 7 Seni Budaya dan Keterampilan, dan 8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Ariantoni, dkk. 2009: 53. Menurut Ariantoni dkk 2009: 28, tujuan pendidikan untuk pengurangan resiko bencana antara lain mencakup:
27 a.
Menumbuhkembangkan nilai dan sikap kemanusiaan. b.
Menumbuhkembangkan sikap dan kepedulian terhadap resiko bencana.
c. Mengembangkan
pemahaman tentang
resiko bencana,
pemahaman tentang kerentanan sosial, pemahaman tentang kerentanan fisik, serta kerentanan perilaku dan motivasi.
d. Meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan untuk
pencegahan dan pengurangan resiko bencana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang bertanggungjawab dan
adaptasi terhadap resiko bencana.
e. Mengembangkan upaya untuk pengurangan resiko bencana
diatas, baik secara individu maupun kolektif. f.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siaga bencana. g.
Meningkatkan kemampuan tangga darurat bencana. h.
Mengembangkan kesiapan untuk mendukung pembangunan kembali komunitas saat bencana terjadi dan mengurangi
dampak yang disebabkan karena terjadinya bencana.
i. Meningkatkan
kemampuan untuk
beradaptasi dengan
perubahan besar dan mendadak. Pendidikan kesiapsiagaan menghadapi bencana di sekolah
diartikan sebagai pemikiran dan upaya praktis untuk mengurangi atau menghilangkan segala bentuk risiko bencana dengan mengedepankan
danatau mengutamakan proses pembelajaran atau kegiatan edukatif lainnya agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan budaya
kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bahaya dari suatu bencana Suharwoto, dkk. 2015: 17. Melalui langkah ini akan tercipta budaya
aman dan siaga terhadap bencana yang melalui pengurangan kerentanan di sektor pendidikan.
Berdasarkan ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan PRB ini diharapkan agar guru dan peserta didik dapat berperan aktif dalam
usaha mengurangi dan menanggulangi bencana terutama bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat di lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan PRB
28 dapat dilakukan dengan melalui berbagai media dan cara. Salah satunya
dapat disosialisasikan melalui integrasi ke dalam kurikulum sekolah dan pembelajaran di kelas.
7. Hakikat PreventifPencegahan Bencana Alam