Latar Belakang Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Tablet Produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Derivat amino fenol yaitu fenasetin dan parasetamol. Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang telah digunakan sejak tahun 1893. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus amino-benzen. Parasetamol di Indonesia dikenal sebagai antipiretik, dan tersedia sebagai obat bebas. Efek anti-inflamasi parasetamol hampir tidak ada Ganiswarna S.G dkk, 1995 Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam. Analgetik adalah obat yang menghilangkan rasa nyeri dengan cara meningkatkan nilai ambang nyeri di sistem syaraf pusat tanpa menekan kesadaran. Analgetik-antipiretik adalah kelompok non narkotika, artinya obat ini tidak menimbulkan adiksi pada penggunaan jangka panjang Djamhuri, 1990. Analgetik non narkotik sering pula disebut analgetik-antipiretik atau non steroidal anti-inflamantory Druds NSAID. Analgetik non narkotik bekerja pada perifer dan sentral sistem syaraf pusat. Obat golongan ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang ringan sampai moderat, untuk menurunkan suhu badan pada keadaan panas badan yang tinggi dan sebagai anti radang untuk pengobatan rematik. Analgetik-antipiretik digunakan untuk pengobatan simptomatik, yaitu hanya meringankan gejala penyakit,tidak menyembuhkan atau menghilangkan penyebab penyakit. Antipiretik non narkotik menimbulkan kerja antipiretik dengan meningkatkan eliminasi panas, pada penderita dengan suhu badan tinggi, dengan cara menimbulkan dilatasi pembuluh darah perifer dan mobilisasi air hingga terjadi pengenceran darah dan pengeluaran keringat. Pengaruh obat pada suhu badan normal relatif kecil Siswandono, 2000. Parasetamol merupakan salah satu obat golongan analgetik-antipiretik yang digunakan sangat luas di kalangan masyarakat Indonesia, selain karena harganya yang cukup terjangkau, juga memiliki aktivitas yang mampu menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif dan relatif aman dengan penggunaan dosis terapi. Parasetamol yang ada di pasaran tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, antara lain bentuk tablet, kaplet, maupun sirup. Setiap bentuk sediaan memiliki kadar parasetamol yang berbeda-beda. Pada industri Farmasi, salah satu pengawasan Mutu merupakan bagian dari CPOB untuk memberikan kepastian bahwa produk mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya, agar hasil produksi yang dipasarkan memenuhi persyaratan CPOB. Salah satu persyaratan CPOB ini perlu dilakukan penetapan kadar parasetamol dalam tablet, menurut persyaratan Farmakope Indonesia FI Edisi IV tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0. Kiranya Tugas Akhir ini dapat berguna untuk menentukan kadar tablet parasetamol secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan.

1.2 Tujuan dan Manfaat