TEORI EULER TINJAUAN PUSTAKA

2.7 TEORI EULER

Teori tekuk kolom pertama dikemukakan oleh Leonhardt Euler pada tahun 1759. Batang dengan beban konsentris yang semula lurus dan semua seratnya tetap elastis hingga tekuk terjadi akan mengalami lengkungan yang kecil seperti pada gambar 2.8 Gambar 2.8 Perilaku Kolom Yang Dibebani Walaupun Euler hanya menyelidiki batang yang dijepit di salah satu ujung dan bertumpu sederhana simply supprted di ujung yang lainnya, logika yang sama dapat diterapkan pada kolom yang berpeletakan sendi, yang tidak memiliki pengekangan rotasi dan merupakan batang dengan kekuatan tekuk terkecil. Kita akan mendapatkan rumus-rumus gaya kritis yang dapat diterima oleh suatu batang sebelum tekuk terjadi. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.9 Kolom Euler Di suatu titik sejarak x, momen lentur � � terhadap sumbu x pada batang yang sedikit melengkung adalah � � = �. � 2.7.1 dan karena � 2 � �� 2 = − � � EI 2.7.2 Persamaan diferensialnya menjadi � 2 � �� 2 = − � EI � 2.7.3 Harga � �� digantikan oleh k � 2 � �� 2 = −� 2 � 2.7.4 2 Persamaan umum : � = � �� 2.7.5 �� �� = � � �� 2.7.6 � 2 � �� 2 = � 2 � �� 2.7.7 � 2 � �� + � 2 � �� = 0 2.7.8 Universitas Sumatera Utara � 2 + � 2 = 0 ������ � ± � � Persamaan umum : � = � 1 � ��� + � 2 � −��� 2.7.9 Seperti diketahui : sin � = � �� + � −�� 2 � 2.7.10 cos � = � �� −� −�� 2 2.7.11 Persamaan umum : � = � sin �� + � sin �� 2.7.12 Syarat batas : Pada � = 0 … … … … … � = 0 … … … … … � = 0 � = � sin �� 2.7.13 Pada � = � … … … … � = 0 0 = � sin �� 2.7.14 � ≠ 0 , sin �� = 0 2.7.15 �� = 0 + �� 2.7.16 � = �� � , ������ � = 1,2,3 … … … Untuk n=1, maka : � = � � 2.7.17 � �� �� = � 2 2.7.18 � �� = � 2 �� � 2 2.7.19 Universitas Sumatera Utara atau apabila dinyatakan dalam tegangan tekan rata-rata dan � = � � � 2 � �� = � �� � � = � 2 � � � ⁄ 2 2.7.20 Pendekatan Euler umumnya tidak digunakan untuk perencanaan karena tidak sesuai dengan hasil percobaan; dalam praktek, kolom dengan panjang yang umum tidak sekuat seperti yang dinyatakan oleh Persamaan 2.7.19. Considere dan Esengger pada tahun 1889 secara terpisah menemukan bahwa sebagian dari kolom dengan panjang yang umum menjadi inelastis sebelum tekuk terjadi dan harga regangan diatas batas proporsional. Jadi mereka menyadari bahwa sesungguhnya kolom dengan panjang yang umum akan hancur akibat tekuk inelastis dan bukan akibat tekuk elastis. Akan tetapi pengertian yang menyeluruh tentang kolom dengan beban konsentris baru tercapai pada tahun 1946 ketika Shaneey menjabarkan teorinya yang ternyata sekarang benar. Ia menemukan bahwa hakekatnya kolom masih mampu memikul beban aksial yang lebih besar walaupun telah melentur, tetapi kolom mulai melentur pada saat mencapai beban yang disebut beban tekuk, yang menyertakan pengaruh inelastis pada sejumlah atau sama serat penampang melintang. Elemen struktur tekan dan perilakunya terhadap beban tekan dapat diilustrasikan seperti gambar 2.8 apabila bebannya kecil elemen masih dapat mempertahankan bentuk linearnya, begitu pula jika bebannya bertambah. Pada saat beban mencapai linearnya, begitu pula jika bebannya bertambah. Pada saat beban mencapai taraf tertentu, elemen tersebut tiba-tiba mengalami perubahan Universitas Sumatera Utara seperti gambar 2.8. Hal inilah yang disebut fenomena tekuk buckling. Tekuk adalah suatu ragam kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakstabilan suatu elemen struktur yang dipengaruhi oleh aksi beban. Pada saat tekuk terjadi, taraf gaya internal dapat sangat rendah. Fenomena tekuk berkaitan dengan kekuatan elemen struktur. Suatu elemen yang mempunyai kekakuan yang kecil lebih mudah mengalami tekuk dibandingkan elemen yang mempunyai kekakuan yang besar. Semakin langsing suatu elemen struktur, semakin kecil kekakuannya. Apabila suatu elemen struktur tekan mulai tidak stabil, seperti halnya kolom yang mengalami beban tekuk, maka elemen tersebut tidak dapat memberikan gaya tahanan internal lagi untuk mempertahankan konfigurasi linearnya. Gaya tahanannya lebih kecil daripada beban tekuk. Pada gambar 2.8 diperlihatkan sistem yang stabil, yang tidak stabil dan berada dalam keseimbangan netral. Kolom yang tepat berada dalam keadan mengalami beban tekuk sama saja dengan sistem yang berada dalam keadaan keseimbangan netral. Sistem dalam keadaan demikian tidak mempunyai kecenderungan mempertahankan konfigurasi semula. Banyak faktor yang mempengaruhi beban tekuk beban ini disebut P cr antara lain panjang kolom, perletakan kedua ujung kolom, ukuran dan bentuk penampang kolom. Kapasitas pikul beban kolom berbanding terbalik dengan kuadrat panjang kolom. Selain itu, faktor lain yang menentukan besarnya P cr adalah yang berhubungan dengan karakteristik kekakuan elemen struktur jenis material, bentuk serta ukuran penampang. Kolom cenderung menekuk ke arah sumbu terlemah. Akan tetapi, elemen tersebut dapat juga mempunyai kekakuan Universitas Sumatera Utara cukup pada sumbu lainnya untuk menahan tekuk. Dengan demikian, kapasitas pikul beban elemen tekan bergantung juga pada bentuk dan ukuran penampang. Ukuran penampang ini pada umumnya dapat dinyatakan dengan momen inersi I. Faktor lain yang sangat penting dalam mempengaruhi besarnya beban tekuk P cr Kolom yang dibebani gaya tekan eksentris : adaah kondisi ujung elemen struktur. Apabila ujung-ujung suatu kolom bebas berotasi, kolom tersebut mempunyai kemampuan pikul beban yang lebih kecil dibandingkan dengan kolom yang sama yang kedua ujungnya dalam kondisi dijepit. Gambar 2.10 Kolom yang dibebani gaya tekan eksentris Lendutan di tengah bentang = y Pada jarak x dari ujung, lendutan = y � � = �. � �� � 2 � �� 2 = −� � = −�. � o Universitas Sumatera Utara �� � 2 � �� 2 + �. � = 0 � 2 � �� 2 + � �� . � = 0 Dimana � �� = � 2 Maka: � 2 � �� 2 + � 2 . � = 0 Persamaan differensial � = � cos �� + � sin �� Syarat batas : 1. Pada � = 0 � = � � = � Maka � = � cos �� + � sin �� 2. Pada � = � � = � � = � cos �� + � sin �� � = �1−cos �� sin �� = �.2 ��� 2 �� 2 sin �� Universitas Sumatera Utara = �.2 ��� 2 �� 2 2 sin �� 2 cos �� 2 = � �� �� 2 Maka : � = � cos �� + �� �� �� 2 � sin �� 3. Pada � = 1 2 ⁄ � � = � � = � ��� �� 2 + �� �� 2 . ��� �� 2 = � ��� �� 2 + ��� 2 �� 2 ��� �� 2 = � ��� �� 2 = � sec �� 2 = � sec � 1 2 � � �� � ����� �������� = �. � = �. � sec � 1 2 � � �� � � ��� = � � + � � = � � + �.� sec � 1 2 � � �� � � � � � Dimana : � � = � 2 Universitas Sumatera Utara Maka : � ��� = � � + �. � sec � 1 2 � � ��� � 2 . � � � ⁄ = � � 1 + �. � � . sec � 1 2 � � �� � � 2

2.8 BATAS BERLAKUNYA PERSAMAAN EULER