���� =
� �
� yang timbul dalam luas tampang disebut tegangan kritis �
������
. -
Batang c, ditekan dengan P
3
, dimana P
3
P
2
tetapi masih dalam batas batang belum patah. Dari samping ditekan Q bahkan lebih kecil daripada
Q pada keadaan a. Lengkung f
3
2.3.5 JENIS-JENIS KEGAGALAN BATANG TEKAN
yang timbul akan menjalar terus sampai batang itu patah. Peristiwa ini disebut “Labil”.
Dari mekanika bahan telah diketahui bahwa batang tekan yang pendek dapat dibebani sampai batang meleleh sedang batang tekan yang panjang akan
runtuh akibat tekuk. Pada keadaan yang umum keruntuhan akibat tekan terjadi antara keruntuhan akibat kelelehan bahan dan akibat tekuk elastis, setelah bagian
penampang lintang meleleh, keadaan ini disebut tekuk inelastis inelastic buckling.
Ada tiga macam keruntuhan batang, yaitu: 1.
Keruntuhan akibat tegangan yang terjadi pada penampang yang telah melampaui kekuatan materialnya.
2. Keruntuhan akibat batang tertekuk elastis elastic buckling, ini terjadi
pada bagian konstruksi yang langsing. Disini Hukum Hooke masih berlahu bagi serat penampang dan tegangan yang terjadi tidak melebihi batas
proporsional. 3.
Keruntuhan akibat melelehnya sebagian serat yang disebut tekuk tak elastis. Keruntuhan semacam ini berada diantara kasus 1 dan 2 dimana
Universitas Sumatera Utara
pada saat menekuk sejumlah serat menjadi inelastis maka modulus elastis ketika tertekuk lebih kecil dari harga awalnya.
Apabila sebagian penampang tegangannya menjadi
�
1
, gaya tekuk batang inelastis ini ditentukan dengan interpolasi linier dari pola keruntuhan yang diakibatkan
oleh dilampauinya tegangan leleh dan pola keruntuhan yang diakibatkan oleh terjadinya tekuk.
Keberadaan tegangan residu dalam profil sangat mempengaruhi kekuatan tekuknya.
2.3.6 BENTUK-BENTUK PENAMPANG MELINTANG BATANG TEKAN
Batang tekan dapat dirancang dengan profil tunggal maupun profil tersusun. Jika beban yang didukung relatif kecil dan kapasitas profil tunggal yang
tersedia memenuhi, umumnya dipilih profil tunggal yang tersedia tidak memenuhi, dapat digunakan profil tersusun.
Penggunaan profil tersusun sangat tepat untuk sebuah penampang batang tekan, terutama untuk memikul beban besar, karena selain untuk memperbesar
penampang menambah luas potongan melintang kita dapat mengatur profil sedemikian rupa sehingga radius girasi jari-jari inersia terhadap sumbu x-x dan
sumbu y-y bertambah besar atau daya pikul semakin besar. Secara umum penampang-penampang melintang batang tekan untuk
konstruksi baja dapat ditunjukkan pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Bentuk-Bentuk Penampang Melintang Batang Tekan 2.4
DESAIN KOLOM
Secara umum luas penampang kolom selain balok pendek haruslah mempunyai jari-jari girasi yang sebesar mungkin. Ini memberikan perbandingan
Lr yang lebih kecil, sehingga memungkinkan penggunaan tegangan yang lebih tinggi. Tabung membentuk kolom yang baik sekali. Irisan flens-lebar yang
kadang-kadang disebut irisan H adalah lebih baik dari irisan I. Dalam kolom yang dibangun dari bentuk rol atau ekstrusi, tiap-tiap potongan direntangkan
untuk memperoleh efek yang dikehendaki. Apabila suatu bahan memiliki r yang besar melampaui titik berat suatu
luas maka bahan akan menjadi sangat tipis dan kisut secara setempat. Sifat ini disebut ketidak-stabilan lokal. Bila kegagalan disebabkan oleh ketidak-stabilan
lokal terjadi dalam flens atau pelat komponen suatu batang, maka batang tersebut akan menjadi tidak berguna.
2.5 TEGANGAN SISA TEGANGAN RESIDU
Tegangan sisa residual sress adalah tegangan yang masih tertinggal tetap dalam profil setelah profil selesai dibentuk, meskipun belum ada beban luar yang
bekerja pada profil tersebut.
Universitas Sumatera Utara