Unsur – Unsur Kredit Pengertian Kredit

kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang”. Sedangkan menurut undang-undang pokok perbankan No. 7 tahun 1922, pengertian kredit adalah “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”

2.2.1. Unsur – Unsur Kredit

Suatu hal yang mendasar dalam suatu pemberian kredit perbankan adalah, bahwa setiap orang atau badan usaha yang mendapatkan fasilitas kredit dari bank, berarti bahwa orang atau badan usaha tersebut telah mendapatkan kepercayaan terhadap “capacity dan willingness”nya. Sebelum seseorang atau badan usaha mendapatkan fasilitas kredit, oleh bank telah dilakukan penelitian yang mendalam terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan kondisi atau prospek usaha yang bersangkutan. Kredit yang diberikan kepada debitur harus didasarkan atas kepercayaan sehingga demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa kreditur akan memberikan kredit kalau ia betul – betul yakin bahwa debitur akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat – syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Unsur – unsur yang terdapat dalam pemberian kredit adalah : a. Kepercayaan : Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit, bahwa kredit yang diberikan berupa uang, barang, atau jasa akan benar – benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. b. Kesepakatan : Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing – masing. c. Tingkat resiko degree of risk : Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnyamacet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadinya bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa adan unsur kesengjangan lainnya. d. Jangka waktu : Setiap waktu yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka panjang, jangka menengah atau jangka pendek. e. Balas jasa : Merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

2.2.2. Prinsip – Prinsip Perkreditan