Pengaruh Teman Sebaya Peer Group

sehingga pada wanita keterlibatan emosional mempengaruhi tingkat penerimaan keintiman fisik yang dilakukan pasangannya.

2.8.6 Pengaruh Teman Sebaya Peer Group

Pengaruh lingkungan pada tahap yang pertama diawali oleh pergaulan dengan teman. Pada usia 9-15 tahun hubungan pertemanan merupakan hubungan yang akrab yang diikat oleh minat yang sama, kepentingan yang sama dan saling membagi perasaan, saling tolong menolong untuk memecahkan masalah bersama. Pada usia ini mereka juga bisa mendengar pendapat pihak ketiga. Pada usia yang agak lebih tinggi, dua belas tahun keatas, ikatan emosi bertambah kuat dan mereka akan saling membutuhkan. Akan tetapi, mereka juga saling memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadiannya masing–masing hal tersebut merupakan pendapat Selman yang dikutip oleh Sarwono 2007. Hadi 2010, menyatakan bahwa bagi remaja, teman sebaya mendapat perhatian dan prioritas utama lebih dari perhatian dan prioritas bagi keluarga. Hal tersebut dapat terjadi karena, remaja menganggap teman–teman mereka lebih memberikan pengertian, dukungan dan penampungan. Dengan teman, remaja dapat lebih mudah untuk membagi perasaan ataupun kesulitan–kesulitannya. Teman selalu siap menampung masalah karena merasa senasib. Dalam hal ini remaja juga sering mendapat persetujuan approval dan penerimaan acceptance dari teman sebayanya. Itulah sebabnya banyak remaja yang lebih terbuka pada teman sebaya. Dalam hal ini teman sebaya berfungsi sebagai suatu sumber informasi yang paling disukai oleh para remaja. Dengan hubungan yang erat seperti ini, dalam berperilaku remaja cenderung mengamati perilaku kelompok, mencari bantuan yang potensial kemudian juga saling menukar informasi untuk memperkecil persepsi. Teman sebaya merupakan bagian terkecil dalam kehidupan remaja yang sangat penting peranannya bagi mereka. Informasi mengenai hubungan seksual banyak diminati atau dibicarakan oleh remaja yaitu diantaranya ialah mengenai cara berhubungan seks, akibat berhubungan seksual, perkembangan alat reproduksi serta perilaku seks pranikah. Mengenai pengaruh kelompok sebaya terhadap masa remaja, Hurlock 2003, mengutip pernyataan Horrocks Benimof mengenai pengaruh kelompok sebaya pada masa remaja yaitu sebagai berikut : “Kelompok sebaya merupakan dunia nyata kawula muda, yang menyiapkan panggung dimana ia dapat menguji diri sendiri dan orang lain. Di dalam kelompok sebaya ia merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya; disinilah ia dinilai oleh orang lain yang sejajar dengan dirinya dan tidak dapat memaksakan sanksi – sanksi dunia dewasa yang justru ingin di hindari. Kelompok sebaya memberikan sebuah dunia tempat kawula muda dapat melakukan sosialisasi dalam suasana di mana nilai – nilai yang berlaku.” Keterikatan pada teman sebaya seringkali menjerumuskan para remaja ke hal negatif. Demi alasan solidaritas, sebuah “geng” sering kali memberikan tantangan atau tekanan–tekanan kepada anggota kelompoknya peer pressure yang terkadang berlawanan dengan hukum atau tatanan sosial yang ada. Tekanan itu bisa saja berupa paksaan untuk menggunakan narkoba, mencium pacar, melakukan hubungan seks dan sebagainya. Saifuddin 2008, berpendapat bahwa konsep pacaran, ciuman bibir secara intens, disertaitidak merabamenempelkan alat vital merupakan standar peer group, yang kemudian bervariasi secara individual.

2.8.7 Tempat Tinggal