Kadmium Cd Logam Berat

Hutagalung et al., 1997. Logam berat di perairan terdiri atas logam berat esensial dan non esensial. Logam berat yang sering mencemari lingkungan atau non esensial adalah Hg, Zn, Cd, As, dan Pb. Selain logam berat non esensial Hg, Zn, Cd, As, dan Pb terdapat juga logam berat yang bersifat esensial dimana logam berat ini dibutuhkan dalam pembentukan haemosianin dalam sistem darah dan enzimatik, misalnya Cr, Ni, Cu, dan Zn Sanusi, 2006. Menurut Sanusi 2006 daftar urutan toksisitas logam paling tinggi ke paling rendah terhadap manusia yang mengkonsumsi ikan adalah sebagai berikut: Hg 2+ Cd 2+ Ag 2+ Ni 2+ Pb 2+ As 2+ Cr 2+ Sn 2+ Zn 2+ . Menurut Hutagalung et al. 1997 faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat toksisitas antara lain suhu, salinitas, pH, dan kesadahan. Peningkatan suhu dan salinitas menyebabkan toksisitas logam berat meningkat. Penurunan pH dapat meningkatkan toksisitas logam berat, sedangkan perairan dengan tingkat kesadahan yang tinggi dapat mengurangi toksisitas logam berat, karena logam berat dalam air dengan kesadahan tinggi membentuk senyawa kompleks yang mengendap dalam air.

2.2.1 Kadmium Cd

Kadmium Cd adalah logam berwarna putih keperakan menyerupai alumunium Gambar 1 dengan berat atom 112.41 gmol dengan titik cair 321 C dan titik didih 765 C. Kadmium tergolong dalam logam berat dan memiliki afinitas yang tinggi terhadap sulfohidril dan kelarutannya akan meningkat dalam lemak. Kadmium akan mengalami hidrolisis, teradsorpsi oleh padatan tersuspensi dan membentuk ikatan kompleks dengan bahan organik di perairan alami yang bersifat basa. Pada kadar 0.01-0.1 mgl CdCl 2 dapat mereduksi ATP, klorofil dan mengurangi konsumsi O 2 oleh fitoplankton Sanusi, 2006. Kadmium bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, memiliki titik lebur rendah dan dapat dimanfaatkan untuk pencampur logam lain seperti nikel, perak, tembaga, dan besi. Sumber kadmium juga berasal dari pabrik peleburan besi, baja, produksi semen, pembakaran sampah, dan penggunaan logam yang berhubungan dengan hasil produksinya pabrik baterai, aki, pigmen warna, pestisida, gelas, dan keramik Darmono, 1995. Gambar 1. Contoh Logam Cd www.webelements.com Sifat racun kadmium terhadap ikan yang hidup dalam air laut berkisar antara 10-100 kali lebih rendah dari pada dalam air tawar yang memiliki tingkat kesadahan lebih rendah. Toksisitas kadmium meningkat dengan menurunnya kadar oksigen dan kesadahan, serta meningkatnya pH dan suhu. Toksisitas kadmium turun pada salinitas dengan kondisi dimana konsentrasi kadmium sama dengan cairan tubuh hewan bersangkutan Laws, 1993. Logam Cd belum diketahui perannya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Kadmium bersifat kumulatif dan sangat toksik bagi manusia karena dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal serta merusak lingkungan perairan. Konsentrasi kadmium di sedimen berada pada 2-7.5 ppm maka di kategorikan sebagai tercemar ringan. Konsentrasi kadmium antara 7.5-12 ppm maka di kategorikan sebagai tercemar sedang. Konsentrasi kadmium antara 12-30 ppm maka perairan termasuk ke dalam kategori bahaya dan harus segera dilakukan pembersihan sedimen IADCCEDA, 1997.

2.2.2 Tembaga Cu