Waktu dan Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Analisis Contoh

11

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2011, merupakan kegiatan dari pemantauan kadar logam berat yang dilakukan oleh P2O-LIPI. Lokasi pengambilan contoh sedimen berada di sekitar muara sungai Cilincing dan pelabuhan Tanjung Priuk, Teluk Jakarta Gambar 3. Analisis sampel sedimen dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia P2O-LIPI, Jakarta Utara. Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian dan Titik Pengambilan Contoh di Perairan Teluk Jakarta

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah contoh sedimen. Alat yang digunakan terdiri dari GPS garmin, Ekman grab, kotak es, timbangan digital BP 210 S, oven Memmert Model 100-800, Spectra AA 20 plus dan ayakan bertingkat ukuran 63 μm, 250 μm, dan 1000 μm stainless steel. Bahan yang digunakan terdiri atas sedimen. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Penentuan Lokasi Penelitian Posisi stasiun diketahui dengan menggunakan Global Positioning System GPS Lampiran 3. Lokasi pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan transek garis yang diambil tegak lurus dengan garis pantai. Pengambilan sedimen dilakukan pada 4 stasiun, Stasiun 1 terletak paling jauh dari daratan, Stasiun 2, 3, dan 4 semakin mendekati wilayah daratan. Pemilihan 4 stasiun didasarkan pada asumsi bahwa tingkat pencemaran sedimen dan komposisi pasir di sedimen relatif meningkat ke arah tepi pantai. Lokasi Stasiun 4 berada dekat dengan muara sungai Cilincing dimana daerah ini terdapat berbagai aktivitas penduduk seperti adanya pasar ikan dan tempat kapal berlabuh. Jarak antara stasiun satu dengan stasiun lainnya ±1 km, dan jarak antara Stasiun 4 ke pantai ±1 km. Kedalaman perairan di Stasiun 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut adalah 24 m, 20 m, 11 m dan 3 m.

3.3.2 Prosedur Pengambilan Contoh Sedimen

Sedimen diambil dengan menggunakan Ekman Grab. Sedimen dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari polietilen yang terlebih dahulu direndam dalam larutan asam HNO 3 selama 24 jam kemudian dibilas dengan menggunakan aquades. Pemindahan sedimen dari Ekman Grab ke dalam wadah polietilen dengan menggunakan sendok sesuai kebutuhan, selanjutnya sampel sedimen disimpan dalam kotak es. Sampel sedimen kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

3.4 Analisis Contoh

Sedimen 3.4.1 Analisis Fraksi Sedimen Analisis fraksi sedimen dilakukan dengan menggunakan ayakan mekanik yang masing-masing memiliki ukuran bukaan 1000 µm, 250 µm, dan 63 µm. Metode yang digunakan yaitu metode pengayakan basah Lampiran 2, dalam metode ini butiran sedimen diklasifikasikan berdasarkan Wentworth Scale Wibisono, 2005. Tahapan awal analisis ukuran butiran sedimen ini adalah sampel sedimen dipindahkan dalam wadah untuk dipanaskan. Sedimen yang telah kering ditimbang beratnya dan direndam dengan aquades hingga air menyatu dengan sampel. Sampel sedimen selanjutnya dituangkan ke dalam ayakan dan hasil dari ayakan ini dipisahkan berdasarkan fraksi butiran yang berbeda yaitu pasir kasar 250-1000 µm, pasir halus 63-250 µm, dan lumpur 63 µm. Fraksi butiran sedimen yang telah dipisahkan dipindah ke dalam suatu wadah untuk dikeringkan kembali. Sampel yang kering kemudian ditimbang sesuai dengan bukaan ayakan lampiran 6. 3.4.2 Analisis Logam Berat Analisis Logam Berat dilakukan dengan menggunakan prosedur US EPA Methods 3050B Lampiran 1. Sampel sedimen yang telah dikeringkan berdasarkan ukuran 250-1000 µm, 63-250 µm, 63 µm digerus dan ditumbuk hingga halus dan ditimbang seberat 1.3-1.5 gram. Tahapan berikutnya yaitu proses destruksi, dalam proses ini sedimen kering ditambahkan larutan HNO3 1:1 dan dipanaskan pada suhu 95 C direfluks selama 10 sampai 15 menit, kemudian dinginkan pada suhu ruang dan ditambahkan 5 ml HNO 3 pekat. Sedimen dipanaskan 2 jam kemudian didinginkan pada suhu ruang, ditambahkan 2 ml air suling, 5 ml H 2 O 2 30 dan dilanjutkan pemanasan kembali selama 2 jam. Sedimen kemudian ditambahkan HCl pekat sebanyak 10 ml. Hasil destruksi ini disaring dengan kertas Whatman No 41 dan ditepatkan dalam labu ukur 100 ml, selanjutnya dilakukan pengukuran konsentrasi logam berat dengan menggunakan AAS Spectra 20 plus Lampiran 7. Logam Cd dapat diukur pada panjang gelombang 228 nm dan Cu pada panjang gelombang 324.8 nm.

3.5 Analisis Data