Evaluasi TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

6

2.5.2 Keadaan Iklim

Menurut data curah hujan yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika pada beberapa stasiun curah hujan yang tersebar di berbagai wilayah, Propinsi Kalimantan Selatan memiliki rata-rata curah hujan sekitar 2000 mmtahun dengan jumlah bulan kering 100 mmbulan dan bulan basah 100 mmbulan yang jelas. Artinya, curah hujan di wilayah ini tidak merata sepanjang tahun, curah hujan tinggi pada bulan Oktober hingga Februari dan menurun pada bulan Juni hingga Agustus musim kemarau. Penyebaran hujan sendiri pada wilayah Propinsi Kalimantan Selatan ini dibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, dan Pulau Laut dengan jumlah curah hujan rata- rata lebih dari 2500 mmtahun dan curah hujan antara 2000 mmtahun hingga 2.500 mmtahun yang tersebar di Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Barito Kuala, Balangan, dan Tabalong. Sedangkan untuk temperatur udara rata-rata tahunan, Propinsi Kalimantan Selatan memiliki suhu berkisar antara 17,96 – 26,50 o C dengan suhu terendah terukur pada ketinggian 1400 mdpl.

2.5.3 Fisiografi dan Bentuk Wilayah

Secara fisiografi Propinsi Kalimantan Selatan dapat dibedakan menjadi 8 grup fisiografi, yaitu gambut, marin, aluvial, dataran, karst, vulkanik, perbukitan, dan pegunungan. Kedelapan grup fisiografi ini terbentuk dari berbagai macam aktivitas bumi yang berbeda, sehingga menghasilkan suatu bahan yang dapat digunakan sesuai dengan sifat dari permukaan tanahnya. Grup yang sampai saat ini paling banyak digunakan untuk perkebunan dan pertanian adalah grup dataran, vulkanik, dan karst. Hal ini dikarenakan sifat tanah pada ketiga grup ini yang subur dan juga kemiringan lereng yang sesuai untuk ditanami baik oleh tanaman pertanian maupun perkebunan Departemen Pertanian 2006. Adapun kemiringan lereng yang dimiliki oleh propinsi ini sebagian besar berkisar antara 0-2 sedangkan untuk ketinggian Propinsi Kalimantan Selatan sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian antara 25 – 100 m diatas permukaan laut dengan tempat tertinggi hanya mencapai 500 m diatas permukaan laut. Rincian luas wilayah menurut kemiringan dapat dilihat pada Tabel 1 BPS 2008.

2.5.4 Keadaan Penduduk

Hasil perhitungan lengkap sensus penduduk pada tahun 2000, penduduk Kalimantan Selatan tercatat berjumlah 2.970.244 jiwa yang terdiri atas 1.484.945 penduduk laki-laki dan perempuan sebanyak 1.485.299 jiwa. Pada tahun 2007 dilakukan lagi Susenas untuk mengetahui perkembangan penduduk tiap tahunnya, dan pada saat itu jumlah penduduk propinsi ini bertambah menjadi 3.396.680 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.700.790 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 1.695.890 jiwa BPS 2008. Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Kabupaten Banjarmasin dengan jumlah 615.570 jiwa. Jumlah penduduk produktif dengan usia antara 20 sampai 34 tahun yang cukup besar dapat menjadi dasar bagi pertumbuhan perekonomian propinsi ini terutama perkembangan dalam bidang perkebunan.

2.6 Evaluasi

Kesesuaian Lahan dan Pewilayahan Tanaman Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu, contohnya saja seperti untuk budidaya tanaman pangan dan juga komoditas yang lainnya. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung daripada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Tabel 1 Persentase Kemiringan Lereng di Kalimantan Selatan Kemiringan Luas Ha Persentase 0-2 1.625.384 43,31 2-15 1.182.346 31,50 15-40 714.127 19,02 40 231.195 6,16 7 Penilaian kelas yang dilakukan, didasari pada pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan menginterpretasikan peta tanah dalam kaitannya dengan kesesuaiannya untuk berbagai tanaman dan tindakan pengelolaan yang diperlukan. Adapun tujuan dari evaluasi lahan adalah untuk mengetahui potensi nilai dari suatu areal untuk penggunaan tertentu. Evaluasi tidak terbatas hanya pada penilaian karakteristik lingkungan, tetapi dapat juga mencakup analisis-analisis ekonomi, konsekuensi sosial, dan dampak lingkungannya Sitorus 1985. FAO membagi sistem klasifikasi kesesuaian lahan menjadi empat kategori yang merupakan generalisasi yang bersifat menurun, diantaranya adalah ordo, kelas, sub- kelas, dan unit. Kesuaian lahan pada tingkat ordo hanya menunjukkan sebatas apakah lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Oleh karena itu ordo kesesuaian lahan hanya dibagi dua, yaitu Ordo S sesuai dan Ordo N tidak sesuai. Sedangkan kategori yang lebih spesifik lagi dalam pembagian klasifikasi kesesuaian lahan adalah kategori kelas yang terdiri dari 5 jenis tingkatan Sitorus 1985. Tingkatan-tingkatan tersebut diantaranya adalah : 1. S1 : Sesuai Highly Suitable Lahan yang termasuk ordo ini adalah lahan yang dapat digunakan untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau dengan sedikit resiko kerusakan terhadap sumberadya lainnya. Keuntungan yang diharapkan dari hasil pemanfaatan lahan ini akan melebihi masukan yang diberikan. 2. S2 : Cukup sesuai Moderately Suitable Lahan yang mempunyai pembatas- pembatas agak berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukkan yang diperlukan. 3. S3 : Sesuai marjinal Marginally suitable Lahan yang mempunyai pembatas- pembatas agak berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas atau keuntungan dan perlu menaikkan masukan yang diperlukan. 4. N1 : Tidak sesuai pada saat ini Currently not Suitable Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. 5. N2 : Tidak sesuai permanen Permanently not Suitable Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari. Adapun kelas kesesuaian lahan untuk tanaman tebu Saccharum officinarum L adalah sebagai berikut : Tabel 2 Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Persyaratan Penggunaan Karakteristik Lahan Kelas Kesesuaian Lahan S1 S2 S3 N Suhu udara rata-rata o C 24-30 30-32 32-34 34 22-24 21-22 21 Curah hujan tahunan mmthn 1500-1700 1700-2000 2000-2500 2500 1250-1500 1000-1250 1000 pH tanah 5,5 – 7,5 5,0 – 5,5 5,0 - 7,5 – 8,0 8,0 Sinar matahari jamthn 1800 1400-1800 1200-1400 1200 Ketersediaan oksigen Baik, agak baik Agak terhambat Terhambat, agak cepat Sangat terhambat cepat Kedalaman tanah cm 75 50 – 75 25 – 50 25 Sumber : Djaenudin et al 2000 8

2.7 Sistem Informasi Geografis