Bahan Bakar TINJAUAN PUSTAKA

37 Pada perancangan ketel uap ini ditetapkan memakai jenis ketel pipa air, dan berbahan bakar minyak residu. Untuk ketel jenis pipa air, air ketel mengalir di dalam pipa–pipa, sedangkan pemanas air dilakukan oleh gas-gas asap panas yang beredar disekitar pipa-pipa tersebut. Untuk persyaratan-persyaratan perencanaan harus dipenuhi antara lain: 1. Harus hemat dalam pemakaian bahan bakar. 2. Berat ketel relativ kecil dibandingkan dengan kapasitas ketel. 3. Dapat distart dengan cepat dan dalam waktu singkat telah dapat memproduksi uap. 4. Kerangka konstruksi harus memenuhi syarat-syarat dari Dinas Tenaga Kerja 5. Memenuhi peraturan dan undang-undang uap steam ordonante tahun 1930

3.1 Bahan Bakar

Untuk menghasilkanuap dari instalasi ketel,maka dibutuhkansejumlahpanas. Dalam hal ini panas diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar didalam ruang bakar.Dalam perencanaan ketel ini jenis bahan bakaryang digunakandalam wujud cair yaitu minyak bekas atau residu oil 3.1.1 Nilai Pembakaran Dari hasil survey dilaboratorium bahanbakarPTPN II Kwala Madudiperolehkomposisi minyak residu sebagai berikut Tabel 3.1 Komposisi Minyak Residu No Komposisi Minyak Residu Persentase Kandungan 1 Carbon C 85,1 Universitas Sumatera Utara 38 2 Hidrogen H 2 10,8 3 Sulfur S 3,3 4 Oksigen 0 2 0,4 5 Nitrogen N 2 0,20 6 Air H 2 O 0,16 7 Abu ash 0,04 Total 100 Sumber: PTPN II Kwala Madu Dari komposisi Minyak Residu tersebut diatas, maka dapat dihitung nilai kalor pembakarannya dengan memakai rumus Dulong, yaitu: HHV = 33.950C + 144.200 H-O 2 8 + 9400 SkJkg = 33.950 0,851 + 144.200 0,108- 0,004 8 + 9400 0,033 = 44.703,15 kJkg LHV = HHV- 2400 H 2 O + 9 H 2 kJkg = 44.703,15 – 2400 0,0016 + 9 0,018kJkg = 42.366,51 kJkg Analisa Nilai Kalor Pembakaran dengan Bom Kalorimeter Nilai kalor pembakaran suatu bahan bakar dapat juga dicari nilainya dengan menganalisa bahan bakartersebut dengan menggunakan alat yang dinamakan Kalorimeter Bom Oksigen. Nilai kalor pembakaran yang dapat diukur dengan alat ini adalah nilai kalor pembakaran atas atau high heating value HHV. Untuk nilaikalor pembakaran bahwa atau Low Heating Value LHV dapat dicari dengan persamaan berikut: a. Prosedur Percobaan 1. Membersihkan tabung bom dari sisa pengujian sebelumnya 2. Menimbang bahan yang akan diukur dengan timbangan seberat 0,15 gram Universitas Sumatera Utara 39 3. Mengukur volume bahan bakar 4. Menyiapkankawatuntukpenyala dengan menggulungnyadanmemasangnya pada tangki penyala yang terpaang pada penutup bom 5. Menempatkan cawan yang berisi bahan bakar pada ujung tangkai penyala 6. Menutupbom dengan kuat setelah dipasang ring dengan memutar penutup tersebut 7. Mengisi oksigen kedalam bom dengan tekanan 30 Bar 8. Menempatkan bom yang telah terpasang kedalam kalori meter 9. Memasukkan air pedingin sebanyak 1250 ml 10. Menutup kalorimeter dengan penutupnya 11. Menghidupkan pengaduk air pendingin selama 5 lima menit sebelum penyalaan dilakukan 12. Membaca dan mencatat kembali suhu air pendingin 13. Menghidupkan penyalaan 14. Mengaduk air pendingin selama5 lima menkit setelah penyalaan berlangsung 15. Membaca dan mencatat kembali suhu air pendingin 16. Mematikan pengaduk 17. Mempersiapkan kembali peralatan untuk pengujian selanjutnya Hasil analisa percobaan dapat diselesaikan dengan Awaludin Thayab. M.Sc. Ir,2003: HHV = T 2 - T 1 -T KP x CvkJkg 3-1 LHV = HHV – 3240kJkg HHV rata-rata = ∑ HHV i=15 j=1 15 kJkg LHV rata-rata = HHV rata-rata – 3240kJkg dimana: T 1 = Suhu air pendingin sebelum dinyalakan C Universitas Sumatera Utara 40 T 2 = Suhu air pendingin sesudah dinyalakan C T 2 = Kenaikan temperatur kawat penyala = 0,05 C Cv = Panas jenis bom calorimeter = 73.529,6 kjkg C Gambar 3.1 Penampang Bomb Kalorimeter Tabel 3.2 Hasil Percobaan Bahan Bakar Bahan No. T 1 T 1 T 1 Cv HHV Universitas Sumatera Utara 41 Bakar Percobaan C C C kjkg C kjkg Minyak Residu 1 26,32 26,984 0,05 73.529,6 45.122,368 2 27,65 28,302 0,05 73.529,6 44.234,718 3 27,43 28,049 0,05 73.529,6 41.853,694 4 28,56 29,197 0,05 73.529,6 43.149,825 5 28,2 28,861 0,05 73.529,6 44.925,753 6 26,32 26,945 0,05 73.529,6 42.258,352 7 27,65 28,257 0,05 73.529,6 40.921,648 8 28,67 29,33 0,05 73.529,6 44.853,056 9 27,31 27,95 0,05 73.529,6 43.348,536 10 28,83 29,477 0,05 73.529,6 43.889,832 11 26,57 27,203 0,05 73.529,6 46.514,915 12 28,71 29,292 0,05 73.529,6 42.842,748 13 28,79 29,359 0,05 73.529,6 46.275,129 14 27,54 28,169 0,05 73.529,6 44.937,847 15 28,73 29,341 0,05 73.529,6 44.937,847 Total HHV 656.927,116 Sumber: Lab Penelitian PTPN II Kwala Madu Selanjutnyadalam perhitungan perencanaanketeluapini,nilaikalorpembakaranatasHHVdannilaikalor pembakaranbawahLHVyangdigunakan,adalah nilai kalor dari hasil percobaan diatas, yaitu: HHV rata-rata = 656.927,116 15 = 43.795,141 kJkg LHV rata-rata = 4.3795,141– 3240 = 40.555,141 kJkg 3.1.2 Kebutuhan Bahan Bakar Dalam pengoperasian ketelbanyaknya bahan bakar dibutuhkan untuk dapatmenghasilkan uap dengan kapasitas 121.042,62 kgjam, yaitu Muin, Syamsir A, 1988, h 223: m bb = Q k η k . LHV 3-2 = m u h HSH -h HPH η k . LHV Universitas Sumatera Utara 42 dimana: O k = kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan air pada ketel m u = massa uap yang dibutuhkan turbin = 121.042,62 kgjam h HSH = enthalpy uap keluar HSH pada tekanan 78 bar temperatur 480 o C =3.350,428 kJkg h HPH = entalpi uap keluarHPH 2 =873,04 kJkg � � =efisiensi ketel uap = 0,7 - 0,9 = 0,8 direncanakan LHV = 40.555,141 kJkg maka: m bb = 121.042,62 x 3350,428-873,04 0,8 x 40.555,141 kJkg = 9.242,65 kgjam 3.1.3 Kebutuhan Udara Salahsatu faktor terjadinyapembakaranadalahudara.Agarterjadipembakaranyang sempurna diperlukan udara pembakaran yang cukup.Prosespembakaran ini merupakan reaksikimia antarabahanbakar dengan udara dalamperbandingan tertentu. Kebutuhan udara teoritis atauberatminimumyangdibutuhkanuntukpembakaran1 kg bahan bakar dapat dihitung dengan menghitungkomposisi kimiadari bahanbakar.Dalam pembakaran bahan bakar,unsur kimia yangterbakaradalah Carbon C, Hidrogen H 2 dan Sulfur S Universitas Sumatera Utara 43 Maka dalam hal ini dapat dianalisa sebagai berikut: 1. Untuk unsur Carbon C terbakar sempurna menjadi CO 2 yaitu: C + O 2 CO 2 12 kg C + 32 kg O 2 44 kg CO 2 1 kg C + 3212 kg O 2 4412 kg CO 2 1 kg C + 2,67 kg O 2 3,67 kg CO 2 Jadi unsur 1kgCterbakarsempurnamembutuhkan2,67kgO2danmenghasilkan 3,67 CO 2 2. Untuk unsur Hidrogen H terbakarsempurna menjadi H 2 O, yaitu: 2 H 2 + O 2 2H 2 O 4 kg H 2 + 32 kg O 2 36 kgH 2 O 1 kg H 2 + 324 kg O 2 364 kg H 2 O 1 kg H 2 + 8 kg O 2 9 kg H 2 O Jadi unsur 1kgH 2 terbakarsempurnamembutuhkan8kgO2danmenghasilkan9 kg H 2 O 3. Untukunsur Sulfur S terbakar sempurna menjadi SO 2 , yaitu: S+ O 2 SO 2 32 kg S + 32 kg O 2 64 kgSO 2 1 kg S + 3232 kg O 2 6432 kg SO 2 1 kg S + 1kg O 2 2 kg SO 2 Jadi unsur1kg Sterbakarsempurna membutuhkan1kgO 2 dan menghasilkan2 kg SO 2 . Untukmendapatkanpembakaransempurnadaribahan bakar dibutuhkan udara pembakaran terlebih yang disebut exces air, maka kebutuhan udara yang dibutuhkan untukpembakaran sempurna setiap 1kg bahan bakar dapat dihitungdenganpersamaandibawah ini, yaitu Muin, Syamsir A, 1988, h 163 dan 196: W udactual = 1 + W udexcess x 2,67W C + 8 .W H 2 + 1 .W S -W O 2 0,23 3-3 Universitas Sumatera Utara 44 dimana: W udactual = jumlah udara yang dibutuhkan untuk 1 kg bahan bakar WC = komposisi karbon dalam 1 kg bahan bakar = 0,851 kgkg bahan bakar WH 2 = komposisi hidrogen dalam 1 kg bahan bakar = 0,108 kgkg bahan bakar W S = komposisi sulfur dalam 1 kg bahan bakar = 0,033 kgkg bahan bakar WO 2 = komposisi oksigen dalam 1 kg bahan bakar = 0,004 kgkg bahan bakar W udexcess = udara lebih excess air, besarnya yaitu 0,25-0,35 Babcock and Wilcox Company, 1969, h 6-10 = 0,30 direncanakan maka: W udactual = 1 + 0,30 x 2,67 .0,851 + 8 . 0,108 + 1 . 0,033 -0,004 0,23 = 17,875 kg udara kg bahan bakar maka untuk pembakaran 9.242,65kg bahanbakar jamakan membutuhkan udara sebanyak: M ud = 9.242,65 x 17,875 kgjam = 165.212,37 kgjam 3.1.4 Analisa Gas Asap Jumlahgas asap yang terbentuk dari pembakaran 1 kg bahan bakar adalah Muin, Syamsir A, 1988,h 196 dan 197: W g = WCO 2 + WSO 2 + WH 2 O + WO 2 + WN 2 3-4 Berat CO 2 , SO 2 , H 2 O, O 2 dan N 2 dari hasil pembakaran adalah: • Karbon dioksida CO 2 WCO 2 = 11 3 x C Universitas Sumatera Utara 45 = 11 3 x 0,851 = 3,12 kgkg bahan bakar • Belerang dioksida SO 2 WSO 2 = 2 x S = 2 x 0,033 = 0,066 kgkg bahan bakar • Air H 2 O WH 2 O = 9 x H 2 = 9 x 0,108 = 9 x 0108 = 0,972 kgkg bahanbakar • Oksigen O 2 WO 2 = WO 2 ekses + O 2 = 0,3 x 0,23 W udtheori + 0,04kgkg bahan bakar dimana: W udteori = 2,67 W c + 8 . W H2 + 1 . W s - W 02 0,23 = 2,67 .0,851 + 8 . 0,108 + 1 . 0,033 -0,004 0,23 = 13,75 kg udara kg bahan bakar WO 2 = 0,3 x 0,23 x 13,75 kg udara kg bahan bakar = 0,945 + 0,004 kgkg bahan bakar = 0,95kgkg bahan bakar • Nitrogen N 2 WN 2 = 0,768 x W ud actual = 0,768 x 17, 875 kg udara kg bahan bakar = 13,728 kgkg bahan bakar Jadi berat gas asap yang terbentuk adalah: W g = WCO 2 + WSO 2 + WH 2 O + WO 2 + WN 2 = 3,12 + 0,066 + 0,972 + 0,95 + 13,728 = 18,835kgkg bahan bakar Universitas Sumatera Utara 46 Gas asap yang terbentuk dari pembakaran 9.242,65 kg bahan bakar jam adalah: m g = 9.242,65 x 18,835 kgjam = 174.085,313 kgjam Analisa gas asap adalah sebagai berikut: CO 2 = 3,12 18,835 x 100 = 16,5 H 2 O = 0,972 18,835 x 100 = 5,2 SO 2 = 0,066 18,835 x 100 = 0,35 O 2 = 0,95 18,835 x 100 = 5,04 N 2 = 13,728 18,835 x 100 = 72,8 Volume gasasapyang terbentukdapat dihitungdengan persamaan Muin, Syamsir A, 1988, h 198 dan 199: V g = VCO 2 + VSO 2 + VO 2 + VN 2 + VH 2 O 3-5 dimana: V g = volume gas asap terbentuk VCO 2 = volume CO 2 dalam gas asap = 5,6 3 x 0,851 = 1,588 m 3 kg VSO 2 = volume SO 2 dalam gas asap = 5,6 8 x 0,033 = 0,0231 m 3 kg VO 2 = Volume oksigen dalam gas asap = V0 2excess + V0 2blm bakar = 0,3 x 5,6 3 x 0,851 + 5,6 8 x 0,033 + � 0,004 32 x 22,4 � = 0,5025 m 3 kg VN 2 = volume N 2 dalam gas asap Universitas Sumatera Utara 47 = 79 21 x 3 x VO 2 excess = 79 21 x 3 x 0,4997 = 5,64 m 3 kg VH 2 O= volume H 2 O dalam gas asap = 18 22,4 x 9H = 0,781 m3kg maka: Vg = 1,588 + 0,0231 + 0,5025 + 5,64 + 0,7811 =8,535 m 3 kg Analisa volume gas asap adalah: CO 2 V = 1,588 8,535 x 100 = 18,605 SO 2 V = 0,0231 8,535 x100 =0,27 O 2 V = 5,64 8,535 x100 = 5,88 N 2 V = 5,64 8,535 x 100 =66,08 H 2 OV = 0,7811 8,535 x 100 = 9,1.5 3.1.5 Tekanan Parsial GasAsap Tekanan parsial komponengas asap yaitu CO 2 , SO 2 , O 2 , N 2 , dan H 2 O dalamdapur diestimasikan sama dengan tekanan atmosfir, yaitu Holman. J. P, 1993,h 386: PCO 2 = persentase volume CO2dalam ruangbakar padatekanan 1 atm = 0,18605 PSO 2 = persentase volume SO2dalam ruangbakar padatekanan 1 atm = 0,0027 PO 2 = persentase volume O2dalam ruangbakar padatekanan 1 atm = 0,0588 PN 2 = persentase volume N2dalam ruangbakar padatekanan 1 atm Universitas Sumatera Utara 48 = 0,6608 PH 2 O = persentase volume H2Odalam ruangbakar padatekanan 1 atm = 0,091

3.2 Spesifikasi Ketel Uap