63
Δɛ = Δα = 0,048 Dengan demikian diperoleh:
ɛ
g
= [1 x 0,126 + 1,1 x 0,11] - 0,048 = 0,2 α
g
=[1x0,126 x1.954,65588,06
0,45
]+[1,1x0,11x1.954,65 588,06
0,65
]- 0,048 α
g
= 0,432
Maka panas radiasi persatuan luas yang mengenai pipa waterwall adalah:
Q
wt
A
w
tot
= ɛx σ x ��ɛ
g
x T
g 4
� − �α
g
x T
g 4
�� Q
wt
A
w
tot = 0,93 x 5,669. 10
−8
x ��0,2 x 1.954, 65
4
� − �0,432 x 588,06
4
��
Q
wt
A
w
tot
= 165.623,7 Wm
2 Q
wt
A
w
tot
= 596.127,79 kJjam m
2
Q
wt
= 179.851.754,2 kJjam
4.6 Panas yang Meninggalkan Ruang Bakar
Besarnya panas yang meninggalkan ruang bakar Q
q1
dapat dihitung dengan persamaan Muin. Syamsir A, 1988, h48:
Q
q1
= Qrb - Q
wt
4-12 Dimana
Q
rb
= panas yang tersedia dalamruang bakar = 354.739.464,8 kJjam
Q
wt
= panas yang diserap oleh pipa water wall = 179.851.754,2 kJjam
Q
gt
= 174.887.710,6 kJjam Entalpi gas asap meninggalkan ruang bakar 4-10
h
g1
=
Q
gt
m
g
h
g1
=
174 .887.710,6
174 .085,313
h
g1
= 1.004,6 kJkg = 432,882 Btulb
Temperature gasasap meninggalkan ruang bakardari lampiran8dengan kelembaban gas asap 5,20 adalah 1.663
F = 909,3 C
Universitas Sumatera Utara
64
4.7 Superheater
Superheater adalah alat yang digunakanuntuk memanaskan uap saturasi menjadi uap kering.
Adapun tujuan penggunaan superheater ini adalah: • Untuk mencegah adanya uap basah yang masuk ke sudu-sudu turbin
• Menaikkan entalpi uap sehingga kemampuan kerja uap akan lebih besar • Panas dari gas asap dimanfaatkan untuk membentuk uap kering sehingga
kerugian panas akan semakin kecil yang mana hal ini meningkatkan efisiensi ketel
Suatu pemanas lanjut atau superheatermerupakan pipa-pipayang berbanding tipis,dimana uap saturasi dari pipa-pipawaterwallmasuk ke pipa-pipa superheater.
Pipa-pipa superheater ini menyerap panas dari gas asap atau flue gas dari hal pembakaran bahan bakar di ruang bakar.
Uap saturasi dalam pipa superheater tersebut akan naik temperaturnya akibat penyerapan panas dari gas asap tersebut, sehinggauap saturasi akan berubah
menjadi uap panas lanjut. Panas yang diserap pipa superheater dapat dihitung dengan persamaan berikut
Morse F.T, 1974, h 366: Q
sh
= m
u
x h
sh out
-h
sh in
4-13 dimana:
m
u
= massa uap kapasitas uap pada ketel uap =121.042,62 kgjam
h
sh in
= entalpi uap masuk superheater pada P = 80 bar dan T= 295,06 C
= 2.758 kJkg h
shout
= entalpi uap masuk superheater pada P = 80 bar dan T= 480 C
= 3.347,78 kJkg maka:
Q
sh
= 121.042,62 x 3.347,78 - 2.758 = 71.388.516,42 kJjam
Temperatur gas asap meninggalkansuperheater dapatdihitungdenganpersamaan Graffert Gustaf A, Fourth Edition, h 228.
Universitas Sumatera Utara
65
Q
sh
=m
g
xC
p
T
g1
- T
g2
4-14 dimana:
T
g1
= Temperatur gas asap meninggalkan ruang bakar = 909,3
C Q
sh
= Panas yang diserap oleh pipa superheater = 71.388.516,42 kJkg
m
g
= laju aliran gas asap = 174.085,313 kJkg
C
p
= panas jenis gas asap pada suhu 909,3 C disamakan dengan udara,
menurut Syamsir Muin = 1,174 kJkg
C maka:
T
g2
=T
g1
−
Q
sh
Cp x m
g
T
g2
= 909,3
−
71 .388.516,42
1 ,174
174.085,313
T
g2
=560 C
Bahan pipa superheater direncanakan dari bahan seamless carbonsteel A106- Grade B pada temperature 20-650
F diperolehallowable stress bahan pipa S
a
= 15.000 psi Nomor schedule NS, dihitung dengan persamaan 4-3
NS =
1000 . P
S
a
dimana: P
= Tekanan kerja ketel = 80 bar= 1.160 psi
S
a
= Allowable stress = 15.000 psi maka :
NS =
1000 x 1.160
15 .000
= 77,3
Universitas Sumatera Utara
66
Berdasarkan dimensi pipamenurutstandartANSIlampiran 7 untuk
nomorschedule NS = 77,3 direncanakan diameter nominal pipa sebesar 40 mm, maka:
Diameter luar pipa D
= 48,3mm
Tebal pipa t = 5,8 mm
Tebal pipa superheater yang mampu menahan tekanan kerja ketel dapat dihitung dengan persamaan 4-4
t
m
=
D x P
2 S+ 0,8 P
+C dimana:
P = 1,5 tekanan kerja ketel uap
= 120 bar = 1.740 psi
S = Tegangantarik izinuntuk bahanyang dipergunakan
= 15.000 psi D
= Diameterluar pipa = 48,3
= 1,9in C = Konstantapenambah untuk bahan baja
= D 1 in digunakan C=0,065 dan D
1in digunakan C= 0,05 maka:
t
m
=
1.740 2 x 15.000+ 0,8 x 1.740
+ 0,065 t
m
= 0,133 in t
m
= 3,368 mm Dari perhitungan diatas,tebal yang direncanakansangat aman
dimanatebalminimum pipalebih kecildaritebal pipa yang direncanakan yaitusebesar5,8 mm
4.7.1 Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh Koefisienperpindahanpanasmenyeluruhdapat dihitung dengan persamaan
Holman. J. P, 1993, h482:
Universitas Sumatera Utara
67
U =
1
Do Di
x
1 hi
+ �
r0 K
x In
r0 ri
�+
1 h0
4-15 dimana:
D
o
= diameter luar pipa= 0,0483 m D
i
= diameter dalam pipa = 0,0425 m
r
o
=jari-jari luar pipa = 0,02415 m
D
o
= jari-jaridalam pipa = 0,02125 m
D
o
=
koefisien perpindahan panas di luar pipa h
i
=
koefisien perpindahan panas di dalam pipa K
=konduktifitasbahanpipa untukcarbonstell 0,5C,temperature 1.182,3
C = 30,825 Wm
2
C Temperatur uap rata-rata dalam pipa superheater
T �
u
=
T
sh out
+ T
sh in
2
dimana: T
sh out
= temperatur uap keluar superheater = 480
C T
sh in
= temperatur uap masuk superheater = 295,06
C maka:
T �
u
= 387,53 C
= 660,53 K Tipe pipa superheater yang digunakan dalam rancangan ini termasuk
tipe rangkuman tabung yang segaris Adapun jumlah seksi pipa superheater disesuaikan dengan panjang
bagian belakang dapur s dengan jarak antara seksi pipa direncanakan sebesar dua kali diameter luar pipaD
.Adapun pengertian seksi pipa dalam rancangan ini adalah pipa-pipa pemanas yang dihubungkan oleh elbow.
Jumlah seksi n
seksi
yang digunakan dapat diperoleh dengan:
Universitas Sumatera Utara
68
n
seksi
=
S 2
D
dimana: s
= panjang laluan gas asap setelah ruang bakar D
= diameter luar pipa n
seksi
=
1500 2
x 48,3
= 15 buah Kecepatan uap dalam pipa superheater Cengel. Yunus, 1994, h 180
ṁ
u
xv = n
seksi
xv x A
i
4-16 v
=
m x v n
seksi
x A
i
dimana: ṁ
u
= laju aliran massauap = 121.042,65 kJjam
v = volume spesifik uap padasuhu 387,53
C dan tekanan 80 bar = 0,03124 m
3
kg v
= kecepatan aliran uap dalam pipa superheater A
i
= luas pipa bagian dalam A
i
=
π 4
x D
i 2
= 0,00142 m
2
n
seksi
= jumlah seksi = 15 buah
maka: v
=
121.42,62 x 0,03124 15 x 0,00142
= 157.557,143 mjam = 43,766 ms
Masih dalam batas kecepatan maksimum untukkecepatan uapdalampipa superheater.
Bilangan Reynold untuk uap adalah Jack B. Evett, 1987, h 134 R
e
=
ρ x v x D
i
μ
4-17
Universitas Sumatera Utara
69
Dari table uap pada suhu diperolehsifat-sifatuap pada temperatur rata-rata=387,53 C = 660,53 K
= 22,84 x 10
-6
kgm.s k
= 0,0473 Wm C
v = kecepatan aliran uap dalam pipa superheater = 43,766 ms
= rapat massa uap =
1 v
=
1 ,03124
= 32,0101 kgm
3
maka: R
e
=
2 ,0101 x 43,766 x 0,0425
22 ,84.10
−6
R
e
= 2.606.854,052 Aliran dalam pipa superheateradalah aliran turbulen R
e
2.300 sehinggakoefisien perpindahan panas dalam pipa superheater dapat
dihitungdengan persamaan Holman. J. P, 1993, h 252: N
u
= 0,023 x R
e 0 8
x Pr
m
4-18 dimana:
R
e
= bilangan Reynold = 2.606.854,052
Pr = bilangan Prandlt = 0,996
m = 0,4 untuk pemanasan maka:
N
u
= 0,023 x 2.606.854,052
0,8
x 0,996
0,4
= 3.118,35 maka:
h
i
= N
u
x
k D
i
h
i
= 3.118,35 x
,0473 ,0425
h
i
= 3.470,54 Wm
2
℃ Temperatur rata-rata gas asap:
T �
g
=
T
g1 +
T
g2
2
Universitas Sumatera Utara
70
dimana: T
g1
= temperatur gas asap masuksuperheater = 909,3
C T
g2
=temperatur gas asap keluar superheater =560
C maka:
T �
g
=
909 ,3 + 560
2
T �
g
= 734,65 ℃
= 1007,65K Sifat-sifat gas asap pada temperature 1.007,65 K dari tabel gas lampiran
11 diperoleh = 0,3529 kgm
3
μ = 4,159.105 kgms k
= 0, 06758 Wm C
Pr = 0,702 Laluan gas asap pada superheater dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.7 Susunan Pipa Superheater
Bilangan Reynold untuk gas dengan persamaan4-17 R
e
=
ρ + v
g max
x D μ
S
p
v
g
T
g
D S
p
= 2 D S
n
= 2 D
Universitas Sumatera Utara
71
dimana: v
g max
=
S
p
S
p
− D
v
g
v
g max
= 2 x v
g
v
g max
=
m
g
ρ x A
Untuk memperoleh V
g
terlebih dahulu dicari luas laluan gas asap, yaitu Crocker. Sabin and, 1973, h 3-16:
A = L x s - n
seksi
x D x 1
pipa
4-19 dimana:
n
seksi
= jumlah seksipemanas = 15 buah L
= lebar dapur = 4 m s
= panjang bagian belakang laluan asap = 1,5 m 1
pipa
=panjang pipa pemanas Panjang pipa pemanas superheater yang bersentuhan langsungdengan gas
asap direncanakan tidaksama dengan lebar ruang bakar. Sisa dari lebar ruangbakar tersebut digunakan sebagai ruangsambungan antara pipa pemanas yang
direncanakan sambungan tersebut menggunakan elbow 180
o
, dimana panjang pipa pemanas dapat diperoleh dengan rumus:
1
pipa
= L- 2z z = panjang ruang untuk sambungan elbow
= 0,15 m direncanakan 1
pipa
= 4- 2 x 0,15 = 3,7 m
Maka luas laluan gasasap adalah: = 4 x 1,5 - 15 x 0,0783 x 3,7
= 3,32 m
2
Dari perhitungandiatas dapat diperoleh kecepatangas asap maksimum, yaitu: v
g
=
174.085,313 0,3529 x 3,32
= 148.584,118 mjam = 41,27 mdet
Universitas Sumatera Utara
72
V
g max
= 82,546 mdet Maka besar harga Reynold, yaitu:
R
ed max
=
ρ + v
g max
x D μ
R
ed max
=
,2732+ 82,546x 0,0483 4
,93.10
5
R
ed max
= 22 .048,58
Karena 2000 Red max 40.000, maka bilangan Nusselt menurut 4-18 N
ud
= C
1
x R
ed max m
x Pr
13
dimana: Nilai C
1
dan n diperoleh dari tabel untuk
S
p
D
= 2,
S
n
D
= 2 adalah C
1
= 0,254 m = 0,632
maka: N
ud
= 0,254x 22.048,58
0,632
x 0,7052
13
N
ud
= 125,7 SehinggaHolman. J. P , 1993, h 252
h = N
ud
x
k D
4-20 h
= 125,7 x
0,06758 ,0483
h = 175,46 Wm
2 0
C Sehingga koefisien perpindahan panas menyeluruhdapat diperoleh
U =
1
,0483 ,0425
x
1 3.470,54
+ �
,02415 30
,825
x 1 n
,02415 ,02125
�+
1 175
,46
U = 164,2 Wm
20
C = 591,12 kJjamm
20
C
4.7.2 Perbedaan Temperature Rata-rata Log LMTD
Perbedaan temperatur yang terjadi dapat ditentukan dengan persamaan Holman. J. P , 1993, h 264.
Universitas Sumatera Utara
73
LMTD =
�T
g1
− T
sh
� − �T
g2
− T
sat
� 1n
�
�Tg1− Tsh� �Tg2− Tsat�
�
4-21
dimana: T
g1
= temperatur gasasap masuk kesuperheater = 909,3
C T
g2
= temperatur gasasap keluarsuperheater = 560
C T
sh out
= temperatur uap keluarsuperheater= 480 C
T
sh in
= temperatur uap saturasi masuk superheater = 295,06
C maka:
LMTD =
909,3 − 480 − 560− 295,06
1n �
909,3 − 480
560 − 295,06
�
LMTD = 342,996 C
4.7.3 Faktor Koreksi Superheater Faktor koreksi untuk penukar kalor aliran silang dapatditentukan setelah
terlebih dahulu mengetahui harga-harga dibawah ini: R =
T
1
- T
2
t
2
- t
1
R =
909 ,3
− 560 480
– 295,06
= 1,88 P
=
t
2
− t
1
T
1
− t
1
P =
480 − 295,06
909 ,3 – 295,06
= 0,3 Dari grafik lampiran 12 diperoleh faktor koreksi F = 0,9
4.7.4 Tinggi Superheater Luas bidang pemanas superheater total Crocker. Sabin, 1973, h 3-16:
A
sh
=
Q
sh
U x F x LMTD
4-22
Universitas Sumatera Utara
74
A
sh
=
71 .388.516,42
591 ,12 x 0,91 x 342,996
A
sh
= 386,92 m
2
Luas permukaan tiap seksi: A
seksi
=
A
sh
n
seksi
=
386 ,92
15
= 25,795 m
2
Sehingga panjang pipa pemanas superheater dalam satu seksi: l
seksi
=
A
seksi
π. D
=
25 ,795
3 ,14. 0,0483
= 170,08 m Jumlah pipapemanas tiap seksi:
n
p
=
1
seksi
1
pipa
dimana: n
p
= jumlah pipa pemanas dalam satu seksi 1
seksi
= panjang pipauntuk satu seksi 1
pipa
= panjang pipa pemanas maka:
n
p
=
170 ,08
3 ,7
= 45,96 = 46 buah
Jumlah total seluruh pipa pemanas superheater n
pipa
= n
p
x n
seksi
dimana: n
seksi
= jumlah seksi = 15buah
n
p
= jumlah pipa tiap seksi = 46 buah
Universitas Sumatera Utara
75
maka: n
pipa
= 46 x 15 = 690 buah
Tinggi superheater: T
sh
= n
p
x s
n
dimana: n
p
= jumlah pipa pemanasdalam satu seksi s
n
= jarak tube maka:
T
sh
= 46 x 2 x 0,0483 = 4,4 m
4.8 Ekonomiser