Pengertian Tabloid dan Rubrik

20 An-nisa : 3 Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim bilamana kamu mengawininya, maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” An- Nur : 32 Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak berkawin dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba sahyamu yang perempuan.” Adapun hadis Nabi Muhammad SAW yang menerangkan masalah ini adalah hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.: “Wahai para pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah maka menikahlah, karena sesungguhnya menikah itu dapat menundukan pandangan dan menjaga kemaluan dari perbuatan zina dan barang siapa yang tidak mampu 21 maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa itu adalah sebuah penawar.” HR. al- Bukhairi dan Muslim Hukum asal suatu pernikahan adalah mubah, namun bisa berubah menjadi sunnah, wajib, makruh dan haram. Perinciannya sebagai mana dibawah ini: a Wajib hukumnya menurut jumhur ulama bagi orang yang mampu untuk menikah dan kuatir akan melakukan perbuatan zina. Alasannya, dia wajib menjaga dirinya agar terhindar dari perbuatan haram. b Haram hukumnya bagi orang yang yakin akan menzalimi dan membawa mudarat kepada istrinya karna ketidak mampuan memberi nafkah lahir batin. c Sunnah hukumnya menurut jumhur ulama bagi yang, apabila tidak menikah, sanggup menjaga diri untuk tidak melakukan perbuatan haram dan, apabila menikah, ia yakin tidak menzalimi dan membawa mudarat kepada istrinya. 16 Sayyid Sabiq mengomentari “perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku pada semua mahluk Tuhan, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Perkawinan merupakan cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak-pinak, berkembang biak, melestarikan hidupnya setelah masing-masing pasangan siap melakukan peranannya yang positif dalam mewujudkan tujuan perkawinan. 17 16 Asrorun Ni’am Sholeh, Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, Jakarta:Graha Paramuda, 2008, h. 3-6. 17 Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat,Jakarta:Kencana, 2010, h. 10-11.