1
dunia ini. Oleh karena itu apabila ada yang menunda-nunda pernikahan itu bisa menghalangi fitrah sendiri.
Menurut hukum islam terdapat beberapa definisi “perkawinan menurut syara’ yaitu akad yang ditetapkan syara’ untuk membolehkan bersenang-senang
antara laki-laki dengan perempuan dan menghalalkan bersenang-senangnya perempuan dengan laki-laki”.
2
Dalam pengertian diatas perkawinan ini mengandung aspek akibat hukum dan apabila melakukan pernikahan kita akan
mendapatkan hak dan kewajiban dan bertujuan mengadakaan hubungan pergaulan yang saling tolong menolong. Karena perkawinan merupakan pelaksanaan agama
maka di dalamnya terdapat maksud dan tujuan untuk mengharapkan kerihoan Allah SWT.
3
Pemerintah juga sekarang menganjurkan usia baik untuk menikah pada wanita 21 tahun sedangkan pria 25 tahun. Itu untuk menekan angka
pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak. Dan untuk terciptanya sebuah keluarga kecil yang sejahtera.
Dalam hal ini media adalah salah satu sumber informasi yang menyajikan berita mengenai penikahan muda yaitu Tabloid Ibadah yang kontennya islami dan
Tabloid ini dibuat sebagai media yang menyuarakan bagaimana orang islam menjalankan syariat dengan baik, berkaitan dengan ekonomi syariah bagaimana
kita berdagang secara syariah. Dengan semangat islami, Tabloid Ibadah mengajak para pembaca untuk berprilaku islami dan menjalankan syariat islam
dengan baik, dan begitu pula bisa berdagang secara syariah. Nilai-nilai Islam yang universal rahmatan lil alamin membawa pesan untuk menghindari perselisihan
2
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, Jakarta:Kencana 2010 h. 8
3
Ibid., h. 10
1
yang disebabkan oleh masalah yang kecil, yang justru menjadi khazanah dalam keberagaman. Tabloid ini disajikan dalam bentuk cetak, dan hadir menyapa
masyarakat dan komunitas yang berlangganan dalam frekuensi 2 minggu sekali. Dan dalam Tabloid ini terdapat rubrik yang berjudul Plus-Minus nikah muda.
Penulis mengambil wacana ini karena sekarang banyak yang melaksanakan nikah diusia muda, jadi penulis rasa fenomena ini bisa menjadi menarik untuk di teliti
lebih lanjut. Oleh karena itu, melihat pentingnya isi rubrik di media massa ini terhadap
masyarakat, maka penulis mencoba mengangkat judul sripsi “Analisis Wacana Plus-Minus Nikah Muda dalam Tabloid Ibadah”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah Penelitian ini di batasi pada Rubrik Islamika yang berjudul “Plus-
Minus Nikah Muda” ini adalah fenomena sosial yang banyak terjadi di kalangan masyarakat yang perlu dijelaskan kembali dan memberikan
solusi yang ada dalam Tabloid Ibadah pada edisi Minggu I-II Maret 2012 adalah “Plus-Minus Nikah Muda”.
2. Perumusan Masalah Sedangkan perumusan masalah yang akan diangkat oleh penulis
adalah: a. Bagaimana konstruksi wacana yang disajikan oleh Rubrik Islamika di
Tabloid Ibadah?
1
b. Bagaimana kognisi sosial dari Rubrik Islamika Plus-Minus Nikah Muda di Tabloid Ibadah?
c. Bagaimana konteks sosial dari Rubrik Islamika Plus-Minus Nikah Muda?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitaian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui konstruksi wacana yang disajikan oleh Tabloid Ibadah. b. Untuk mengetahui kognisi sosial dari Rubrik Islamika Plus-Minus Nikah
Muda c. Untuk mengetahui konteks sosial dari Plus-Minus Nikah Muda.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
a. Manfaat Akademis Untuk memperkaya Ilmu Komunikasi di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi tentang dakwah melalui media massa Islam serta mengembangkan kajian dakwah tentang media, serta memberikan
pengetahuan yaitu analisis wacana sebagai sebuah metode penelitian dalam analisis teks media khususnya majalah.
b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah pilihan
kepada pembaca muslim dalam memilih bacaan yang bermanfaat dan informasi yang penting kepada masyarakat. Agar lebih mengerti dan bisa
mengambil keputusan dengan baik. Selain itu, penelitian ini juga
1
menggabungkan antara teori dan praktek secara analisis, sehingga didapat kesimpulan bahwa analisis wacana mampu menjadi praktek penelitian
media massa.
D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada wacana “Plus-Minus Nikah Muda” di Rubrik Islamika yang ada di Tabloid Ibadah. Dalam penelitian ini bukan hanya
ingin mengetahui bagaimana isi teks media, tapi juga bagaimana pesan tersebut disampaikan. Maka penelitian ini lebih pada pendekatan kualitatif, dengan
menggunakan analisis wacana yang merupakan salah satu alternatif lain akibat keterbatasan dari analisis isi. Jika analisis isi konvensional pada umumnya hanya
dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat nyata manifest, sedangkan analisis wacana lebih memfokuskan pada pesan yang
tersembunyi laten. Yang menjadi titik perhatian bukan pesan massage tetapi juga makna.
4
Jika analisis isi hanya dapat mempertimbangkan “apa” what tetapi tidak dapat menyelidiki “bagaimana seseorang mengatakannya how. Dalam
konteks ini, yang penting bukan hanya yang diucapkan atau dianggap penting oleh komunikator, melainkan bagaimana cara komunikator mengungkapkannya.
5
Analis wacana secara teoritis memiliki prinsip yang hampir sama dengan beberapa pendekatan metodologis, seperti analisis struktural. Dapat dilihat dari
beberapa ciri analisis struktural yang ada kesamaan tujuan dengan analisis
4
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang, 2001, h. 20-21
5
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif:Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi,Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, hlm
151-152