2
pengapuran atau penambahan bahan lain yang bersifat mengapur atau menaikkan pH tanah. Pengapuran dapat dilakukan dengan kapur pertanian, sedang bahan lain
yang diharapkan berfungsi sebagai bahan pengapur dan diharapkan dapat berfungsi sebagai pembenah tanah contohnya adalah “Neutralizer” yang digunakan dalam
penelitian ini. Namun, Neutralizer perlu di uji lanjut bila dibandingkan dengan Kapur Pertanian.
Tanaman yang peka terhadap pengapuran salah satunya tanaman Caisin yang merupakan tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik apabila diberi pupuk agar dapat memenuhi kebutuhan Caisin akan unsur hara. Pemupukan yang biasa dilakukan yaitu dengan
pupuk urea karena pada tanaman Caisin memerlukan unsur N dalam jumlah yang relatif banyak.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Neutralizer, Kaptan dan Urea terhadap produksi dan serapan hara Caisin serta perubahan sifat kimia
tanah podsolik Jasinga.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Tanah Podsolik
Podsolik merupakan tanah yang mempunyai horison B argilik, Kb 30 sekurang-kurangnya pada beberapa bagian horison B didalam penampang 125 cm
dari permukaan dan tidak mempunyai horison albik yang berbatasan langsung dengan horison argilik atau fragipan Rachim, 2009. Di Indonesia Podsolik
banyak ditemukan di daerah dengan bahan induk batuan liat. Tanah ini merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia yang belum dipergunakan untuk
pertanian yang tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Tanah ini hanya ditemukan di daerah-daerah dengan suhu tanah rata-rata lebih dari
8 C Hardjowigeno, 1993.
Ditinjau dari sifat-sifat umum tanahnya, maka Podsolik merupakan tanah yang mempunyai perkembangan profil dengan batas horison yang jelas, berwarna
merah hingga kuning, konsistensi teguh sampai gembur, kemasaman tanahnya termasuk masam hingga sangat masam, kejenuhan basa rendah, kepekaan erosi
besar, tersebar pada daerah dengan curah hujan 2500-3500 per tahun tanpa bulan kering Soepraptohardjo, 1961.
Menurut Hardjowigeno 1993, UltisolPodsolik merupakan tanah mineral yang bereaksi masam, mengalami pencucian yang intensif, pada lapisan atas
berwarna abu-abu muda sampai kekuningan, lapisan bawah merah atau kuning, terdapat akumulasi liat hingga tekstur relatif berat kadar liat tinggi, struktur
gumpal, permeabilitas rendah, stabilitas agregat rendah, bahan organik rendah, kejenuhan basa rendah, pH rendah sekitar 4.2-4.8. Kemudian ditambahkan oleh
Leiwakabessy 1988 bahwa tanah ini mengandung kadar K, Na, Ca, dan Mg yang rendah, kapasitas tukar kation sedang dan daya fiksasi P yang tinggi sehingga
ketersediaan P rendah. Podsolik merah kuning mempunyai beberapa kelemahan untuk digunakan
sebagai media pertumbuhan. Pada umumnya tanah ini mengandung bahan organik yang sedikit. Keadaan ini menyebabkan aerasi tanah kurang baik sehingga
perkecambahan akar tanaman kurang sempurna. Pada medium yang sangat masam,
4
kandungan N dan P biasanya kurang tersedia bagi tanaman dan yang paling penting unsur seperti Aluminium Al, Besi Fe, dan Mangan Mn dapat bersifat racun
bagi tanaman Soepardi, 1983. Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab kerusakan pada tanaman
akibat kemasaman tanah, yaitu 1 kerusakan langsung oleh ion H
+
, 2 kelebihan Al, Fe, dan Mn, 3 kekurangan P, dan 4 kekurangan Ca dan Mg. Kendala yang
menyebabkan produksi tanaman rendah pada tanah podsolik merah kuning adalah karena rendahnya pH, tingginya Al, Fe, dan Mn, serta kepekaannya yang tinggi
terhadap erosi Buckman and Brady, 1990.
2.2 Kapur dan Pengapuran